Tag:

serangan jantung

Tidur Lebih Lama di Akhir Pekan Kurangi Risiko Serangan Jantung

Hidayatullah.com—Sebuah penelitian menemukan bahwa kesehatan jantung seseorang akan membaik jika ia tidur lebih lama di akhir pekan, demikian yang dilaporkan surat kabar New York Post. Para peneliti dari Universitas Kedokteran Nanjing di Tiongkok menganalisis data dari Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi Nasional (NHANES). Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Sleep Health ini mengumpulkan informasi dari 3.400 orang dewasa di Amerika Serikat (AS) berusia 20 tahun ke atas antara tahun 2017 hingga 2018. Individu yang tidur setidaknya satu jam lebih lama di akhir pekan dibandingkan pada hari kerja ditemukan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular. Risiko penyakit jantung yang lebih rendah ditemukan pada mereka yang tidur kurang dari enam jam pada hari kerja, namun bangun setidaknya dua jam lebih lambat pada akhir pekan. “Studi ini menemukan bahwa Anda dapat menebus hutang tidur dan istirahat dengan tidur dua jam lebih banyak di akhir pekan, sehingga mengurangi risiko serangan jantung,” kata profesor kedokteran klinis di NYU Langone Medical Center, Dr. Marc Siegel. *

Politisi Turki Meninggal Usai Teriak ‘Israel Akan Menderita Karena Murka Allah’

ANKARA (Arrahmah.id) — Seorang anggota parlemen Turki meninggal dunia pasaca terkena serangan jantung dan terjatuh di Parlemen setelah menyatakan bahwa Israel tidak akan bisa lepas dari murka Tuhan, menurut laporan Reuters (14/12/2023). Video menunjukkan Wakil Kocaeli Partai Saadet Hasan Bitmez yang berusia 53 tahun, menyampaikan pidato, yang diselenggarkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki, di Majelis […]

Mengapa Olahraga Bisa Terserang Jantung? Ini Penjelasan Dokter

Hidayatullah.com—Olahraga banyak bermanfaat bagi kesehatan. Tapi tahukah Anda, bahwa olahraga kurang tepat justru berdampak pada serangan jantung. Kok bisa? Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), dr. Dedy Irawan, Sp.JP. menjelaskan bahwa olahraga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan serangan jantung. Hal tersebut lantaran olahraga adalah aktivitas fisik yang menyebabkan aktivitas jantung meningkat. Meski demikian, tidak bisa dikatakan bahwa olahraga yang menyebabkan kematian. “Perlu diperhatikan, tidak semua olahraga yang dilakukan itu sudah benar. Jenis olahraga orang yang sehat dengan dengan yang tidak sehat pasti berbeda. Maka dari itu ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan saat ingin berolahraga,” ucap Dedy, dikutip laman resmi UMM belum lama ini. Karena itu, dia menyarankan beberapa hal, agar tidak menjadikan olahraga yang seharusnya orang jadi sehat, malah terkena serangan jantung. Pertama, ketika berolahraga harus memilih yang sesuai dengan kemampuan. Bagi individu yang masih muda serta memiliki fisik yang kuat dan sehat bisa melakukan olahraga apapun. Berbeda dengan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Kedua, olahraga rutin dan bertahap. Saat pertama kali berolahraga, kita tidak boleh langsung melakukan olahraga yang berat. “Jika kita memaksakan berolahraga di luar kemampuan, maka jantung tidak akan kuat dan hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya serangan jantung,” tambahnya. Ketiga, penuhi cairan dan nutrisi. Saat berolahraga, seseorang pasti akan kehilangan banyak cairan sehingga menyebabkan dehidrasi dan gangguan elektrolit. Jika terjadi gangguan elektrolit, maka akan terjadi gangguan irama jantung dan dapat menyebabkan serangan jantung. Gangguan irama jantung ialah kondisi dimana ritme jantung tidak teratur. “Terakhir yang mungkin terjadi adalah, memiliki faktor resiko lainnya sehingga menyebabkan orang tersebut meninggal saat berolahraga,” tambahnya. Dedy mengatakan bahwa belum dapat dipastikan dengan baik penyebab serangan jantung di Indonesia, dikarenakan kurangnya data. Tidak seperti di luar negeri yang memiliki data lengkap pasiennya, terutama data kematian pada atlet. “Memang ada atlet yang meninggal dikarenakan serangan jantung, namun tidak banyak. Penyebabnya bisa karena gangguan irama jantung, gangguan di struktur jantung, serta kelainan lain seperti konsumsi obat-obatan secara berlebih,” jelas Dedy. Gangguan struktur jantung menurutnya, bisa berupa; jantung bocor, otot jantung menebal, atau pembengkakkan otot jantung. Gangguan struktur jantung ini dapat karena faktor bawaan dari lahir maupun karena faktor umur. Kelainan lain yang menyebabkan serangan jantung ialah mengonsumsi obat-obatan melebihi dosis  yang diresepkan, merokok, serta karena pola hidup tidak sehat. Dedy menjelaskan, mereka yang memiliki penyakit jantung dan ingin memilih olahraga, harus melakukan medical check up dan melakukan pemeriksaan yang dilakukan denga treadmill test sembari dipasangkan alat-alat. Misalnya seperti Elektrokardiogram (EKG). Setelah itu akan muncul resep yang disingkat dengan FITT (Frequency, Intensity, Type, Time). Frekuensi (frequency) ialah idealnya kita harus berolahraga berapa kali dalam seminggu. Intensitas (intensity) yang di maksud ialah berapa target detak jantung yang harus dicapai pada saat berolaharaga. Lalu, tipe (type) olahraga apa yang cocok dengan kondisi kita. Semisal memiliki penyakit jantung, maka olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang agak aerobik untuk meningkatkan detak jantung. Kemudian, waktu (time) ialah seberapa lama idealnya kita berolaharaga. Olahraga dilakukan secara rutin, yang awalnya dilakukan sekitar 30 menit maka ditingkatkan lagi menjadi 40 menit. Treadmill test ini untuk penilaian kemampuan awal. Hal ini berkelanjutan dan rutin sembari ditingkatkan pelan-pelan intensitasnya. Di akhir, Dedy menyampaikan bahwa penyakit jantung tidak bisa diprediksi dan dapat terjadi dimana saja.  “Karenanya, masyarakat Indonesia harus bisa menguasai dan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD.red), agar tidak bingung saat mengahadapi orang yang tiba-tiba terkena serangan jantung,” pungkasnya.*