Tag:
sandera Israel
Arrahmah.id
Hamas: 2 Sandera “Israel” Tewas dalam Pengeboman di Gaza
GAZA (Arrahmah.id) – Hamas mengatakan pada Senin (15/1/2024) bahwa dua sandera “Israel” yang ditahan oleh mereka tewas dalam pengeboman “Israel” di Jalur Gaza. Sayap bersenjata kelompok tersebut, Brigade Al-Qassam, merilis sebuah video yang menunjukkan tiga sandera memohon kepada pemerintah “Israel” untuk mengakhiri perang Gaza dan menjamin pembebasan mereka. Dua sandera tampak tewas di akhir video, […]
Hidayatullah.com
Warganya Tak Kunjung Bebas, Menteri ‘Israel’ Usul Eksekusi Satu Tahanan Palestina Per Hari
Hidayatullah.com – Menteri Keamanan Nasional Zionis, Itamar Ben-Gvir, kembali mengeluarkan pernyataan rasis pada hari Senin, dengan menyerukan eksekusi satu tahanan Palestina yang paling lama mendekam di penjara yang berafiliasi dengan Hamas untuk setiap hari tawanan “Israel” tidak dibebaskan.
Ben-Gvir menyerukan diakhirinya negosiasi dengan Hamas, dan menganjurkan pendekatan yang tegas. Dia menyatakan bahwa jika sandera “Israel” tidak dibebaskan setiap hari, seorang “anggota elit” akan dieksekusi.
Dalam konteks lain, Ben-Gvir mengakui bahwa “Hamas belum dikalahkan setelah 73 hari pertempuran, dan tidak jera pada tanggal 7 Oktober.”
Ben-Gvir menyatakan bahwa untuk mengalahkan Hamas, tidak boleh ada transfer dana atas nama Otoritas Palestina atau entitas lain, dan masuknya truk-truk bantuan ke Jalur Gaza harus dilarang.
Pernyataan Ben-Gvir muncul tak lama setelah ia menginstruksikan Komisioner Layanan Penjara “Israel” untuk menyiapkan fasilitas bawah tanah, yang tidak digunakan selama bertahun-tahun dan dianggap tidak layak, untuk para pejuang Perlawanan Palestina yang ditahan selama Operasi Taufan Al-Aqsha Flood.
Baca juga: Dikira Musuh, Israel Tembak Mati 3 Warganya yang Jadi Sandera Hamas
Lokasi yang diusulkan adalah sayap bawah tanah yang jarang digunakan di “penjara Nitzan” di pusat kota “Ramle”, seperti yang dilaporkan oleh media Israel.
Menurut Ynet, sekitar 100 orang Palestina dapat ditempatkan di bagian bawah tanah tersebut, sesuai dengan penilaian.
Pada tanggal 17 Oktober, Komisioner Layanan Penjara penjajah “Israel”, Katy Perry, menyatakan bahwa pihaknya memiliki sekitar 118 “pejuang yang melanggar hukum” dari Gaza, yang mengacu pada pejuang Palestina, dalam tahanan. Namun, angka yang lebih baru belum diungkapkan.
Pada saat itu, penjajah “Israel” dilaporkan melakukan kampanye penculikan yang menargetkan warga Gaza yang ditampung di tempat penampungan PBB, di mana para pria ditelanjangi di jalanan dalam cuaca dingin dan kemudian dibawa ke lokasi yang tidak diketahui. Pada saat yang sama, ketua Pemantau Hak Asasi Manusia EuroMed Rami Abdu juga melaporkan adanya eksekusi massal terhadap puluhan pria Palestina di Gaza utara.*
Baca juga: Sandera ‘Israel’ yang Dibunuh Tentaranya Sendiri Sempat Kibarkan Bendera Putih
Hidayatullah.com
Sandera ‘Israel’ yang Dibunuh Tentaranya Sendiri Sempat Kibarkan Bendera Putih
Hidayatullah.com – Tiga sandera ‘Israel’ yang dibunuh oleh tentaranya sendiri mengibarkan bendera putih, menurut penyelidikan awal atas insiden tersebut, kata seorang pejabat militer Zionis.
Pejabat tersebut mengungkapkan kesaksian seorang tentara yang melihat para sandera muncul hanya puluhan meter dari pasukan ‘Israel’ di daerah Shejaiya.
“Mereka semua tidak mengenakan baju dan membawa tongkat dengan kain putih di atasnya. Tentara itu merasa terancam dan melepaskan tembakan. Dia menyatakan bahwa mereka adalah teroris, mereka (pasukan) melepaskan tembakan, dan dua orang tewas seketika,” kata pejabat militer tersebut pada Sabtu (16/12/2023).
Sandera ketiga terluka dan mundur ke sebuah bangunan di dekatnya di mana ia meminta bantuan dalam bahasa Ibrani, kata pejabat itu.
“Komandan batalion segera mengeluarkan perintah gencatan senjata, tapi sekali lagi terjadi lagi tembakan ke arah orang ketiga dan dia juga tewas,” kata pejabat itu. “Ini bertentangan dengan aturan keterlibatan kami,” tambahnya.
Baca juga: Dikira Musuh, Israel Tembak Mati 3 Warganya yang Jadi Sandera Hamas
Pihak militer pada hari Jumat mengidentifikasi ketiga sandera tersebut sebagai Yotam Haim, Alon Shamriz, dan Samer Talalka, yang ditawan Gerakan Perlawanan Islam Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Sebelumnya, pejuang Palestina telah membebaskan sejumlah sandera sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara dengan ‘Israel’. Menurut pengakuan para sandera, selama berada di bawah tahanan Hamas mereka diperlakukan dengan baik meski kesulitan mendapat makanan seperti halnya kebanyakan warga Gaza karena blokade ‘Israel’.*
Baca juga: Mantan Sandera Hamas: Pejuang Al-Qassam Memperlakukan Keluarganya dengan Hormat
Arrahmah.id
Tentara “Israel” Bunuh Tiga Sandera yang Keliru Diidentifikasi sebagai Ancaman
GAZA (Arrahmah.id) – Militer “Israel” mengatakan pada Jumat (15/12/2023) bahwa mereka secara keliru menembak dan membunuh tiga sandera “Israel” di Gaza, lansir Haaretz. “Selama pertempuran di Shuja’iya, pasukan IDF secara keliru mengidentifikasi tiga sandera “Israel” sebagai ancaman. Akibatnya pasukan menembaki mereka dan mereka terbunuh,” kata juru bicara IDF Daniel Hagari dalam sebuah pernyataan. Hagari mengatakan […]
Hidayatullah.com
(Video): Kesaksian Tahanan Hamas: Diperlakukan Baik, Seperti Tinggal di Rumah, Bukan di Terowongan
Hidayatullah.com—Sebuah pemandangan menarik saat pelepasan 17 sandera pihak ‘Israel’ oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) selama pelepasan kedua hari Sabtu (26/11/2023), sebagaimana yang telah disepakati dalam gencatan senjata antara penjajah dan Hamas yang ditengahi Qatar dan Mesir.
Dalam video yang ditayangkan di televisi Al-Jazeera, para sandera itu dibawa menuju perbatasan Rafah sisi Mesir setelah meninggalkan Gaza. Anggota Al-Qassam menyerahkan para sandera tersebut kepada Komite Palang Merah Internasional.Gambaran yang luar biasa namun tidak mengejutkan bagaimana sandera "Israel" melambaikan tangan pada pejuang #AlQassam Palestina. Ini 1000% alasan mengapa zionis tak akan membiarkan sandera berbicara kepada pers. Krn akan ketahuan mereka diperlakukan dg baik, kata @jennineak pic.twitter.com/yY2AW7Onje— Hidayatullah.com (@hidcom) November 26, 2023Dalam video yang beredar, seorang tawanan wanita menggunakan alat bantu jalan diapit 4 pejuang Al-Qassam bersenjata. Saat perempuan ini masuk di salah satu kendaraan Palang Merah Internasional, sandera itu melambaikan tangan tanda perpisahan dengan pejuang Brigade Izzudin Al-Qassam dengan senyuman di wajahnya.
Begitu pula saat 4 tawanan Hamas asal Thailand dilepaskan. Para sandera tersenyum, mengacungkan jempol dan melambaikan tangan usai naik ke ambulans.
Tinggal di Rumah, Bukan di Terowongan
Adalah Roongarun Wichanguen, saudara perempuan Vetoon Phoome, seorang sandera asal Thailand berusia 33 tahun yang telah dibebaskan pihak Hamas. Semula ia tidak menyangka saudara kandungnya itu masih hidup.Roongarun Wichanguen, salah satu saudara perempuan dari tahanan Hamas asal Thailand yang telah dibebaskan: “Dia (saudaranya) mengatakan tidak disiksa, atau diserang, dan telah diberi makanan yang baik. Dia dirawat (mujahidin Al-Qassam, red) dengan sangat baik.”@HosamYahiaAJ pic.twitter.com/f5lO16GrDB— Hidayatullah.com (@hidcom) November 26, 2023Roongarun mengungkapkan rasa gembira dan ketidakpercayaannya bahwa saudara laki-lakinya, yang ditahan para mujahidin Al-Qassam selama berminggu-minggu, akhirnya akan kembali ke rumah.
Padahal dia mengira sauadaranya itu mungkin telah disiksa atau terbunuh di terowongan. “Itu di luar dugaan saya. Saya pikir dia termasuk di antara 16 orang yang ditembak mati. Keluarga kami sangat sedih,” ujarnya.
Kepada media ia menceritakan pertemuan dengan saudaranya setelah dibebaskan. “Wajahnya sangat bahagia, dan dia tampak baik-baik saja. Dia mengatakan bahwa dia tidak disiksa, atau diserang, dan telah diberi makanan (mujahidin Al-Qassam, red) yang baik. Dia dirawat dengan sangat baik. Bahkan katanya seperti hanya tinggal di rumah, bukan di terowongan,” ujarnya dalam video yang diunggah presenter Jaringan TV Aljazeera Hosam Yahia di akun media X, hari Ahad, 26 November 2023.
Roongarun Wichanguen mendapatkan kabar Vetoon Phoome akan pulang Sabtu pagi. “Saya sangat senang karena harapan saya sangat redup, namun tiba-tiba ada harapan,” ujarnya kepada AFP.
Dia melihat foto Vetoon, yang pindah dari provinsi timur laut Nong Bua Lam Phu ke ‘Israel’ lima tahun lalu untuk bekerja di pertanian kentang, dan dia merasa tidak percaya. “Saya memperbesar (foto) dan menemukan saudara laki-laki saya di dalamnya,” katanya.
“Saya sempat video call dengan kakak saya dan wajahnya tampak bahagia,” imbuhnya.
Seorang pejabat Thailand mengkonfirmasi kepada AFP bahwa Vetoon dan Wichai termasuk di antara mereka yang dibebaskan mujahidin Al-Qassam.
Mirip Yochved Lifshitz
Sementara itu, Alon Ben David, koresponden khusus pertahanan dan militer di Channel 13 ‘Israel’, telah mengungkapkan kondisi sandera ‘Israel’ yang baru-baru ini dibebaskan oleh Hamas, meskipun ada larangan sensor pihak penjajah.Alon Ben David, wartawan senior pertahanan dan militer di Channel 13 Israel mengungkapkan kondisi sandera ‘Israel’ yang dibebaskan #AlQassam nya Hamas. Seperti tawanan2 sebelumnya; mereka dilayani dg baik, diberi makan layak, disediakan dokter@abierkhatib pic.twitter.com/ExMp5xCdHj— Hidayatullah.com (@hidcom) November 27, 2023Dalam sebuah dialog Alon Ben David menyatakan, para tahanan ‘Israel’ itu diperlukan sangat baik oleh mujuahidin Al-Qassam. “Mereka tidak menjadi sasaran penyiksaan atau perlakuan buruk,” ujarnya.
Meski makanan para tawanan sangat langka, penting dicatat, Hamas menyediakan obat-obatan pada tawanan setiap harinya. “Hamas berusaha menyediakan obat-obatan setiap hari, meskipun tidak selalu berhasil,” tambah dia.
Menurut reporter militer di Radio IDF – Galey Tzahal – ini, kegiatan sehari-hari tawanan atau para sandera adalah menjaga rasa kebersamaan, mengingatkan pada kejadian di Kibbutz pada 7 Oktober.
Mereka juga dilaporkan terlibat dalam kegiatan kelompok, pertemuan, dan ceramah, yang memberi mereka kekuatan dalam kondisi bawah tanah (terowongan. Red).
Selain itu, ia menegaskan bahwa pernyataan yang dibuat oleh sandera lansia yang dibebaskan oleh Al-Qassam sebelumnya, Yochved Lifshitz, tentang pengalamannya adalah akurat. Hal ini sekaligus membantah tuduhan media ‘Israel’ sebelumnya.BREAKING #Gaza #AlQassam syiarkan dokumentasi pembebasan dua tawanan, Nurit Yitzhak dan Yochved Lifshitz, karena alasan kemanusiaan meski Zionist ‘Israel’ menolak menerima. Zionist tuduh pembebasan ini mengandung agenda terselubung. Senin 23/10/2023 pic.twitter.com/QG4XKbjOi5— Sahabat Al-Aqsha (@sahabatalaqsha) October 23, 2023Padahal, sebelumnya, rezim teroris ‘Israel’ menuduh Hamas telah mencuci otak Yochved Levishz dan para tawanan. “Tapi kata- averi yang diucapkannya (Yochved Levishz, red) benar, dan orang-orang ini membuat pernyataan yang sama. Karena mereka semua berada dalam kelompok yang sama,” tambah pria yang pernah bergabung di ‘Israel’ Broadcasting Authority (IBA) media siaran milik penjajah ‘Israel’.*