Tag:

Sampah

Infrastruktur Sampah Kebutuhan Vital Jangan Serahkan pada Kapital!

Oleh Uqie Nai Member Menulis Kreatif Persoalan sampah di negeri ini khususnya Jawa Barat, memang belum tersolusikan secara optimal. Tumpukan sampah kerap ditemukan di area pemukiman, pasar, di pinggir jalan, bahkan di bantaran sungai. Penyebabnya bukan semata masih kurangnya tempat pembuangan akhir (TPA) sampah tapi juga karena rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan. Kedua […]

UNRWA Peringatkan Risiko Akumulasi 330,000 Ton Sampah di Gaza

GAZA (Arrahmah.id) – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) memperingatkan adanya risiko bencana terhadap lingkungan dan kesehatan di Jalur Gaza di tengah penumpukan sampah di daerah berpenduduk di wilayah kantong yang terkepung tersebut. “Pada 9 Juni, lebih dari 330.000 ton sampah telah terakumulasi di atau dekat daerah berpenduduk di seluruh Gaza, menimbulkan risiko lingkungan dan […]

Petugas Pemungut Sampah Paris Ancam Mogok Kerja Saat Olimpiade

Hidayatullah.com– Kota Paris terancam akan dikotori dengan sampah menumpuk selama masa penyelenggaraan Olimpiade, setelah pemberitahuan aksi mogok para petugas pemungut sampah dikeluarkan hari Rabu (1/5/2024) oleh serikat pekerja terbesar di Prancis. Kurang dari tiga bulan sebelum Olimpiade, serikat pekerja CGT FTD NEEA menuntut berbagai konsesi, termasuk bonus €1.900 bagi petugas yang bekerja selama Olimpiade serta kenaikan €400 gaji bulanannya. Tuntutan lain termasuk kenaikan tunjangan bulanan €300 bagi petugas pemungut sampah yang menggunakan kendaraan kecil, serta kenaikan gaji tambahan bagi pemulung sampah, pekerja saluran pembuangan, dan penggali kubur.  Petugas pemungut sampah di Paris melakukan aksi mogok bergantian pada bulan Maret dan April tahun lalu, termasuk memblokade tiga fasilitas insenerator kota, guna memprotes perubahan skema pensiun yang dilakukan oleh pemerintah. Alsi mogok dijadwalkan berlangsung selama musim panas, dari 1 Juli sampai 8 September – mencakup masa Olimpiade dan Paralimpiade, acara yang akan menarik kedatangan banyak pengunjung ke ibu kota Prancis itu. Pemberitahuan itu juga menyebutkan jadwal mogok enam hari di bulan Mei, bulan di mana terdapat beberapa hari libur publik. “Kami tidak bermaksud untuk mengacaukan Olimpiade,” kata Christophe Farinet, bos CGT FTD NEEA, dalam wawancara dengan stasiun radio RMC, seraya menegaskan bahwa aksi mogok itu dilakukan disebabkan tekanan pemerintah yang tidak bersedia memenuhi tuntutan buruh. Pemberitahuan mogok itu berlaku bagi pekerja yang digaji Direktorat Kebersihan dan Air, termasuk petugas pemungut sampah, serta pekerja di Angkutan Mobil Kota Paris.Dakwah Media BCA - GreenYuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Pihak otoritas belum merespon hal itu, tetapi negosiasi masih akan berlanjut selama beberapa hari mendatang. Sementara itu di tingkat nasional, serikat pekerja CGT juga sudah mengeluarkan pemberitahuan mogok bagi pekerja di tiga sektor publik, di lingkungan pemerintahan tingkat regional, pemerintahan lokal dan rumah sakit. Mogok dijadwalkan berlangsung sampai 15 September.*

Dinas LH: Volumen Sampah di Jakpus selama Cuti Idul Fitri sebanyak 886 Ton

Hidayatullah.com—Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Pusat mencatat,  selama sepekan libur Lebaran dan cuti bersama Idul Fitri 1445 H, 8 hingga 15 April 2024, volume sampah yang berhasil terkumpul mencapai 886,65 ton. Kepala Seksi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Suku Dinas LH Jakarta Pusat, Aditya Pratama mengatakan, jumlah rata-rata volume sampah setiap pekan dari delapan wilayah kecamatan  berkisar antara 800-900 ton. “Volumenya bisa dikatakan standar. Jadi meski angka harian menurun, tapi momen malam takbiran dan saat Idul Fitri meningkat,” katanya, Senin (16/4/2024). Dijelaskan Aditya, untuk mengatasi sampah malam takbiran pihaknya menyiagakan petugas hingga dini hari sampai pagi setelah pelaksanaan salat Idul Fitri 45 H. Kepala Suku Dinas LH Jakarta Pusat, Slamet Riyadi mengatakan, selama masa cuti bersama dan libur Idulfiti 1445 H, jajarannya tetap menyiagakan petugas guna antisipasi terjadinya penumpukan sampah.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Setiap satpel minimal menyiagakan 70 petugas. Di wilayah tertentu bisa lebih sesuai kebutuhan,” tandasnya.*

Sampah Kian Meningkat, Masyarakat Butuh Solusi Tepat

Oleh Nazwa Hasna Humaira Aktivis Dakwah Meningkatnya tumpukan sampah selama Ramadhan kemarin membuat TPA Kabupaten Bandung melakukan penambahan kuota ritasi untuk menanganinya. Pemprov Jabar telah melakukan pengedaran surat terkait hal tersebut dan berlaku bagi wilayah barat di zona dua TPA Sarimukti. Selain itu juga dilakukan larangan bagi masyarakat agar tidak membuang sampah organik di tempat […]

Islam, Tata Kelola Sampah dan Lingkungan

Oleh: Azhar Nasywa Hidayatullah.com | HIDUP di lingkungan yang bersih dan sehat adalah harapan semua orang. Namun saat ini Impian untuk menciptakan lingkungan bersih tidaklah mudah. Sebagian orang seringkali kurang peduli dengan kondisi lingkungan. Tumpukan sampah yang menggunung, polusi udara dan polusi tanah tidak terelakkan. sampah menjadi salah satu permasalahan yang tak kunjung terselesaikan. Belum lama ini, Dirjen PSLB3 KLHK Rosa Vivien Ratnawati (Biro Humas KLHK) mengatakan, Indonesia menghasilkan 12,87 juta ton sampah plastik pada 2023. Rosa mengatakan sampah plastik masih menjadi isu serius yang dihadapi Indonesia. Kondisi tersebut menyebabkan penanganan sampah plastik menjadi fokus dalam Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 yang diperingati 21 Februari. Belum lagi adanya penyelenggaraan Ptahun ini juga cukup berkontribusi dalam menyumbang sampah. Seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Dirjen Vivien bahwa terkait dengan penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak di tahun 2024 ini, KLHK mengajak seluruh pihak untuk ikut menangani sampah yang berasal dari bekas alat peraga kampanye, seperti poster, baliho, spanduk, bendera, tiang-tiang bambu dan lain sebagianya. *** Kondisi sampah yang memprihatinkan ini tentu tidak diinginkan oleh masyarakat dan ingin segera terselesaikan. Selain bau busuk yang menyengat, tumpukan yang mengganggu pemandangan, juga rawan menjadi sarang penyakit yang berbahaya. Solusi yang dicanangkan oleh pemerintah hari ini adalah program mengelola sampah secara mandiri dengan program TPS 3R; Reduce (kurangi), Reuse (memanfaatkan), Recycle (mendaur ulang) atau mengadakan bank sampah. Apabila program ini berjalan diharapkan penumpukan sampah disekitar masyarakat akan hilang. Sayangnya, program inipun ternyata kurang mensolusikan permasalahan sampah di Indonesia, karena program pencegahan ini ada setelah problem sampah sudah terlanjur menyebar dan kurang pengawalan dalam memastikan berjalannya program. Namun apabila kita kulik lebih dalam asal muasal dari permasalahan ini, akan kita temukan bahwa ternyata manajemen pengelolaan sampah tidak sekedar masalah teknis belaka. Namun hal ini sangat berhubungan dengan pandangan hidup atau ideologi suatu negara. Penggunaan plastik yang amat dekat dengan masyarakat karena biayanya lebih murah, ini tentu berkaitan dengan banyaknya beban hidup yang mahal sehingga ketika membeli kebutuhan, masyarakat akan mengutamakan yang praktis dan murah saja tanpa memikirkan efek kedepannya. Sehingga rasanya kurang tepat bila kita menyalahkan individu saja terkait permasalahan sampah ini, sebab permasalahan sampah harusnya bukan sekedar tanggung jawab individu. Mesti ditelusuri apakah hal ini terjadi karena semata-mata ketidakdisiplinan masyarakat, atau memang negara yang belum optimal dalam memberikan edukasi, memfasilitasi produk ramah lingkungan serta menyediakan tempat pengolahan sampah. Islam dan Menjaga Lingkungan Islam mengajarkan sikap disiplin menjaga lingkungan akan muncul secara intrinsik setelah masyarakat dibina oleh negara, mereka merasa selalu diawasi oleh Allah SWT terhadap segala perbuatan mereka. Syariat Islam mengajarkan batasan syariat apa yang boleh dan apa yang tidak boleh membuat kerusakan di bumi, serta ajaran memanfaatkan alam secukupnya. Seperti firman Allah SWT yang artinya, “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya…” (TQS. Al-Araf: 56). Untuk itu selain mengedukasi rakyatnya akan bahaya limbah sampah plastik,  syariat mengajarkan manusia berfikir (mengembangkan riset terpadu). Saat ini kita mengenalistilah teknologi baru yang ramah lingkungan, mulai dari kemasan alternatif hingga teknologi pengolahan sampah yang efisien.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Dalam pemerintahan Islam, negara juga harus memberikan bantuan khusus untuk inovasi penyediaan alternatif plastik yang didanai oleh negara sebagai bentuk periayahan negara untuk rakyat. Ini sesuai dengan seruan hadist Rasulullah ﷺ, yang artinya; “Imam adalah raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya.” (HR. al-Bukhari). Upaya ini memang membutuhkan biaya besar, namun bagi pemerintah hal ini bukan masalah besar karena imam dan kepimpinan Islam akan menggunakan sumber dana dari Baitul Maal. Dana ini akan dialokasikan untuk membantu pendanaan inovasi penyediaan bahan alternatif pengganti plastik, dengan begitu rakyat tetap dapat menikmati kemudahan teknologi plastik yang ramah lingkungan. Sehingga impian kehidupan bersih, asri dan nyaman dapat terwujud. Wallahu a’lam.* Aktivis Mahasiswa Muslimah

Kelomang Malang, Sampah Dijadikan Cangkang

Kamu tahu kelomang? Itu loh, semacam keong tapi di laut. Kalau zaman kecil dulu kita suka beli di abang-abang dengan menyebutnya keong. Kita tiup-tiup saat dia sembunyi, berharap dia akan keluar setelahnya. Nama lainnya umang-umang atau kepiting pertapa. Tahu gak kalau kelomang itu lahir tanpa cangkang? Perutnya yang lunak mengharuskan dia memiliki pelindung keras. Biasanya cangkang siput yang ukurannya sesuai akan digunakan. Jika kelomang tumbuh besar, ia akan melepas cangkang itu dan mencari yang lain. Sayangnya, kita bisa melihat dari banyak gambar di internet, kini kelomang bercangkang sampah. Mereka memakai tutup botol, gelas plastik, bola lampu sebagai cangkang mereka. Miris sekali. Di balik luas dan indahnya bumi Allah, masih ada makhluk yang harus beradaptasi dengan keserakahan manusia. Ngomong-ngomong soal sampah, 21 Februari adalah peringatan HPSN, lho! “Kita me-launching Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024, sebagai usaha bersama untuk memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, sebagai manifestasi prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan yang memaduserasikan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup,” ujar Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (Dirjen PSLB3) KLHK, Rosa Vivien Ratnawati. (Info Publik, 9/2/24) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengangkat tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”. Apa sih maksudnya cara produktif? Apakah setiap rumah diminta merombeng botol plastik dan tutupnya? Apakah dasa wisma diminta mengumpulkan kiloan minyak goreng jelantah? Kemudian dikemanakan? Dijual, lalu dapat uang? Begitukah yang dimaksud keserasian ekonomi, sosial dan lingkungan? Inilah watak negara kita hari ini. Penguasa hanya regulator, bukan pelayan masyarakat. Para pemimpin duduk di balik meja kerja dengan menata regulasi pengelolaan sampah. Ujung-ujungnya rakyat juga yang jadi subjek pengelola sampah, sekaligus jadi korban. Sebab jika ingin sampah rumah tangga diangkut, ada iuran tambahan yang harus “ikut”. Beginilah wajah asli sistem hidup bernama kapitalisme. Motivasi berkarya adalah keuntungan semata. Pemimpin tak mau ambil pusing. Rakyat didorong jual-jual rombeng. Untuk menambah pemasukan, katanya. Padahal, jika pemimpin serius mengelola sampah, mereka akan mengerahkan segala daya upaya. Hal itu bisa berupa dana, lahan, ilmuan, kebijakan, alat, untuk apa pun yang terbaik dalam pengelolaan sampah. Mari kita bercermin bagaimana Islam sangat aplikatif dalam menyelesaikan masalah ini. Pertama, sistem pendidikan dibangun negara berasaskan Islam. Rakyat ditanamkan tentang pentingnya menjaga kesehatan, lingkungan, dan hewan serta tumbuhan. Lahir sosok individu beriman yang paham tugasnya adalah khalifah fil ard, bukan perusak. Salah satunya adalah wawasan tentang pemisahan jenis sampah dan pengelolaan mandiri tingkat rumah tangga. Kedua, negara mengontrol industri. Industri tidak diizinkan menggunakan kemasan plastik berlebihan. Rakyat diedukasi tentang alat-alat yang bisa dipakai ulang dibandingkan plastik yang sekali pakai lalu buang. Industri diarahkan untuk menyesuaikan kondisi ini dengan visi yang sama. Sebisa mungkin, industri minimal limbah pabrik. Ketiga, negara mengontrol media dan iklan agar tidak memunculkan perasaan konsumerisme. Di sisi lain, rakyat juga ditanamkan sikap qanaah. Dari sini, rakyat akan selektif saat belanja. Membeli karena butuh, bukan ingin. Keempat, negara hadir dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan masyarakat. Penguasa menyediakan lahan pengumpulan sampah. Para ahli dikumpulkan untuk mencari solusi teknologi terbaik pengelolaan sampah. Biaya bukan masalah, sebab para penguasa paham hakikat kekuasaan dalam Islam adalah mengurusi urusan umat. More pages: 1 2

PepsiCo Digugat New York Gegara Sampah Plastik

Hidayatullah.com– Perusahaan minuman ringan PepsiCo didugat oleh negara bagian New York, Amerika Serikat, atas sampah botol plastik yang berserakan di sepanjang Sungai Buffalo sehingga mencemari air dan habitat satwa liar. Menurut berkas gugatan, PepsiCo merupakan penyebab terbesar tunggal pencemaran tersebut yang dapat diidentifikasi, lapor BBC Kamis (16/11/2023). Jubir PepsiCo mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya selama ini sudah bersikap transparan perihal upayanya untuk mengurangi penggunaan plastik. Pekan lalu, Coca-Cola, Danone dan Nestle dituduh membuat klaim menyesatkan perihal botol-botol plastik produk mereka. PepsiCo adalah perusahaan makanan terbesar kedua di dunia dan banyak perusahaan besar lainnya yang menghadapi tuntutan hukum dari otoritas setempat terkait dampak produk mereka terhadap lingkungan. Berbagai perusahaan dituduh melakukan greenwashing ketika mereka mengklaim produknya sebagai sesuatu yang lebih ramah lingkungan atau berkelanjutan daripada kenyataan yang sebenarnya. Klaim ramah lingkungan seperti itu dapat menyesatkan konsumen, yang berharap dapat berpartisipasi dalam mengurangi polusi dengan cara memilih produk yang ramah lingkungan. Kepala Kejaksaan New York Letitia James mengatakan bahwa ketika pihaknya melakukan survei atas semua jenis sampah atau limbah yang dikumpulkan dari 13 tempat di sepanjang Sungai Buffalo tahun lalu, petugas mendapati kemasan plastik sekali pakai PepsiCo merupakan sampah yang paling signifikan. “Dari 1.916 sampah plastik yang dikumpulkan dengan merek yang dapat diidentifikasi, lebih dari 17% diproduksi oleh PepsiCo,” katanya. Merek lain yang dapat diidentifikasi antara lain McDonald’s dan produsen permen Hershey’s. Menurut negara bagian New York, PepsiCo membuat, memproduksi dan mengemas sedikitnya 85 merek minuman dan 25 merek makanan berbeda yang kebanyakan menggunakan kemasan plastik sekali pakai. Padahal PepsiCo pernah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya serius mengenai pengurangan plastik dan proses daur ulang yang efektif. Dalam gugatan disebutkan mikroplastik terdeteksi di suplai air minum Buffalo, yang artinya dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan bagi masyarakat luas, seperti gangguan reproduksi, radang usus dan gangguan saraf.*