Tag:
Rumah Tangga
Islampos.com
Cara Ulama Mengatasi Konflik Rumah Tangga
COBALAH belajar dari ulama soal mengatasi konflik rumah tangga.Sebagian orang mengeluhkan di rumahnya selalu ada masalah bahkan keluarga sepertinya tidak bisa tentram kerena masalah yang semakin rumit dan tak kunjung selesai.Lalu apa yang salah sebenarnya? Dan apa yang harus kita lakukan untuk megatasi setiap konflik rumah tangga?Syaikh Muhammad bin Mukhtar Asy- Syinqithiy hafidzahullah, mengatakan bahwa,“Rumah yang banyak dilakukan shalat di dalamnya, maka Allah akan menjadikan didalamnya kebaikan yang banyak. Hal ini banyak diperbincangakan para ulama dan orang-orang shalih.”BACA JUGA: Akibat Istri Kurang Bersyukur, Rumah Tangga Akan HancurDia bercerita, “Kemudian aku mendatangi salah seorang ulama dan beliau bertanya kepadaku tentang shalat malam dan shalat rowatib (shalat sunnah yang dikerjakan sesudah atau sebelum shalat fardhu).”Ulama bertanya, “Apakah engkau termasuk orang yang menyia-nyiakan shalat sunnah rowatib?Jawab orang tadi, “Ya benar.”Ulama tersebut bertanya lagi, “Apakah engkau juga tidak shalat witir?”Jawabnya, “Benar aku juga tidak shalat witir.”Ulama tersebut berkata, “Kalau begitu rutinkan shalat sunnah rowatib dan tunaikan seperti Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menunaikan shalat tersebut di rumahmu. Begitupula rutinkan shalat witir jangan pernah engkau tinggalkan.”“Al-Witir itu adalah kebenaran. Barangsiapa yang tidak shalat witir maka bukan golongan kami,” (HR. Ahmad dan Abu Daawud. Dinilai shahih oleh Al-Hakim).“Wahai Ahlul Qur’an, shalat witirlah kalian karena sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla itu witir (Maha Esa) dan mencintai orang-orang yang melakukan shalat Witir.”Foto: Unsplash“Sungguh Allah telah melengkapi kalian dengan suatu shalat yang lebih baik dari unta merah.”Para sahabat bertanya, “Shalat apakah itu wahai Rasulullah?”Beliau shallallahu’alaihi wasallam menjawab, “Shalat Witir yang dikerjakan antara waktu ‘Isya dan terbit fajar.BACA JUGA: Kisah Para Ulama Salaf, Belajar di Pagi Hari setelah ShubuhKemudian subhanallah dalam waktu satu minggu, tiba-tiba di rumahnya keadaan berubah sempurna; akhlak istri berubah, anak-anak mudah diarahkan. Semua perkara telah berubah.Karena apa?“Maka Allah jadikan baginya di rumahnya banyak kebaikan dari shalat yang dia lakukan,” (HR. Muslim no.778).Khairan dalam hadis ini bentuknya nakiroh (umum) mencakup semua kebaikan.Jika Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengatakan bahwa didalmnya ada kebaikan pasti ada kebaikan.Sungguh apa yang beliau sabdakan adalah kebenaran. Dan tidaklah beliu berucap mengikuti hawa nafsu, sesungguhnya itu adalah wahyu yang diturunkan. Wallallahua’lam bishshowab. []
Arrahmah.id
Puasa dan Suami Istri #1
Oleh: Ustadz Farid Ahmad Okbah (Arrahmah.id) – Ketika orang itu bujangan akan merasakan hidupnya terasa gelisah, ada yang kurang dan tidak jarang kesepian. Ada penelitian yang dilakukan oleh Dr. Ali Albar bahwa umur menikah yang bagus itu 18 sampai 30 tahun, tapi terbagus umur 24 sampai 26. Hal itu ditinjau dari berbagai segi. Secara psikologis; […]
Mediaislam.id
Manajemen Rumah Tangga Rasulullah Saw
Nabi Muhammad Saw adalah contoh teladan yang luar biasa. Sisi kemanusiaannya tercermin dengan indahnya. Ia penuh kasih sayang terhadap semua makhluk. Ia terkenal karena cintanya terhadap anak kecil, belas kasihan terhadap hewan, dan kepeduliannya terhadap yang lemah. Juga, ia menghormati dan mengasihi kaum perempuan.
Rasulullah Saw membuktikan komitmennya melalui tindakannya, baik di dalam lingkup keluarga maupun masyarakat.
Saat menjalani kehidupan rumah tangga, ia tidak memandang dirinya sebagai penguasa dan anggota keluarganya sebagai hamba. Sebaliknya, ia menganggap semua orang sebagai bagian yang sama penting dari kesatuan. Ia turut serta dalam tugas-tugas rumah tangga, membantu para istrinya, dan bahkan ikut terlibat dalam pengasuhan anak dan cucunya.
Rasulullah Saw memperlakukan para istri beliau dengan penuh kemuliaan. Begitu pula, istri-istri beliau menunjukkan kesetiaan, rasa puas dengan apa yang ada, kesabaran, kerendahan hati, dan memenuhi hak-hak suami serta menjalankan kewajiban sebagai istri dengan sungguh-sungguh.
Berikut sejumlah sikap Nabi Muhammad Saw kepada para istrinya yang dapat dijadikan teladan umatnya:
Adil
Rasulullah Saw selalu bersikap adil kepada seluruh istrinya tanpa kecuali. Nabi Saw tidak mendahulukan sebagian dan mengakhirkan sebagian istri-istrinya. Seperti contoh dalam masalah menginap, beliau selalu mengelilingi istri-istrinya tanpa melihat yang tua ataupun yang muda, kecuali diantara istrinya merelakan jatah menginapnya karena ada uzur.
Lemah lembut
Nabi Muhammad Saw senantiasa berlemah lembut kepada istri-istrinya. Hal itu diketahui melalui cerita tentang kehidupan rumah tangga nabi yang disampaikan oleh istri-istrinya.
Dalam sebuah riwayat dari ibunda ‘Aisyah ra diceritakan. “Aku pernah minum di saat aku haid, lalu aku berikan kepada Nabi, maka nabi meletakkan mulutnya di bekas mulutku, lalu nabi minum. Aku juga pernah menggigit daging ketika aku sedang haid, lalu sisa daging aku berikan kepada nabi saw, maka nabi meletakkan mulutnya di tempat mulutku.”
Bersenda gurau
Nabi Muhammad Saw selalu bersenda gurau (bercanda) dengan istri-istrinya. Pernah suatu hari ketika bepergian, waktu itu ‘Aisyah masih kurus, nabi mengajak ‘Aisyah untuk lomba lari dan ‘Aisyah menang. Kemudian pada waktu yang lain, ‘Aisyah mulai gemuk dan luput (atas kenangan itu), bepergian lagi bersama Nabi dalam salah satu perjalanannya, kemudian Rasulullah Saw mengadakan lomba lari bersama istrinya, ‘Aisyah. Pada awalnya ‘Aisyah mendahului Nabi Saw, kemudian Nabi mendahului ‘Aisyah, sehingga hal itu membuat Nabi tertawa dan bertutur: “Kali ini aku menang sebagaimana dahulu kamu pernah menang dariku”.
More pages: 1 2