Tag:

roti

Ada Unsur Natirium, BPOM Perintahkan Tarik Roti Okko dari Pasaran

Hidayatullah.com—Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memerintahkan penarikan produk roti bermerek Okko dari pasaran usai temuan unsur natrium dehidroasetat sebagai bahan tambahan pangan pada produk tersebut. BPOM melalui keterangan resmi yang dikonfirmasi kepada Biro Kerja Sama dan Humas BPOM di Jakarta, Rabu, menyebut kandungan natrium dehidroasetat sebagai asam dehidroasetat itu terdeteksi melalui uji laboratorium terhadap sampel roti yang diproduksi PT Abadi Rasa Food, Bandung. “Terhadap temuan ini, BPOM memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran, memusnahkan, dan melaporkan hasilnya kepada BPOM,” demikian petikan keterangan resmi BPOM dikutip laman Antara. Temuan kandungan pangan berbahaya bagi kesehatan itu berawal saat BPOM melakukan inspeksi ke sarana produksi roti Okko pada 2 Juli 2024, dan menemukan bahwa produsen tidak menerapkan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten. Terhadap temuan tersebut, BPOM telah melakukan penghentian kegiatan produksi dan peredaran produk roti Okko dari pasaran. Sebagai tindak lanjut, BPOM juga melakukan sampling dan pengujian di laboratorium. “Hasil pengujian terhadap sampel roti Okko dari sarana produksi dan peredaran menunjukkan adanya natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat) yang tidak sesuai dengan komposisi pada saat pendaftaran produk dan tidak termasuk bahan tambahan pangan yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan,” katanya. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 17 Tahun 2022, menyebut bahwa natrium dehidroasetat merupakan unsur kimia yang ditambahkan dalam produk kosmetik, dengan batasan takaran maksimum 0,6 persen sebagai asam.*

Ada Unsur Natrium, BPOM Perintahkan Tarik Roti Okko dari Pasaran

Hidayatullah.com—Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memerintahkan penarikan produk roti bermerek Okko dari pasaran usai temuan unsur natrium dehidroasetat sebagai bahan tambahan pangan pada produk tersebut. BPOM melalui keterangan resmi yang dikonfirmasi kepada Biro Kerja Sama dan Humas BPOM di Jakarta, Rabu, menyebut kandungan natrium dehidroasetat sebagai asam dehidroasetat itu terdeteksi melalui uji laboratorium terhadap sampel roti yang diproduksi PT Abadi Rasa Food, Bandung. “Terhadap temuan ini, BPOM memerintahkan produsen roti Okko untuk menarik produk dari peredaran, memusnahkan, dan melaporkan hasilnya kepada BPOM,” demikian petikan keterangan resmi BPOM dikutip laman Antara. Temuan kandungan pangan berbahaya bagi kesehatan itu berawal saat BPOM melakukan inspeksi ke sarana produksi roti Okko pada 2 Juli 2024, dan menemukan bahwa produsen tidak menerapkan cara produksi pangan olahan yang baik (CPPOB) dengan benar dan konsisten. Terhadap temuan tersebut, BPOM telah melakukan penghentian kegiatan produksi dan peredaran produk roti Okko dari pasaran. Sebagai tindak lanjut, BPOM juga melakukan sampling dan pengujian di laboratorium. “Hasil pengujian terhadap sampel roti Okko dari sarana produksi dan peredaran menunjukkan adanya natrium dehidroasetat (sebagai asam dehidroasetat) yang tidak sesuai dengan komposisi pada saat pendaftaran produk dan tidak termasuk bahan tambahan pangan yang diizinkan berdasarkan Peraturan BPOM Nomor 11 Tahun 2019 tentang Bahan Tambahan Pangan,” katanya. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 17 Tahun 2022, menyebut bahwa natrium dehidroasetat merupakan unsur kimia yang ditambahkan dalam produk kosmetik, dengan batasan takaran maksimum 0,6 persen sebagai asam.*

‘Israel’ Diprediksi Akan Perang Lain Melawan Turki, Apa Itu?

TEL AVIV (Arrahmah.id) — Media Ibrani memperingatkan kalau Israel segera menghadapi medan perang lainnya, yang diwakili oleh kekurangan roti karena pembatasan yang diberlakukan oleh Turki terhadap ekspor ke negara pendudukan itu. Dilansir Hayom (2/6/2024), alasan di balik kekurangan roti adalah karena sebagian besar ragi basah yang digunakan untuk membuat roti dan kue kering diimpor dari […]

Oven Tanah Liat Jadi Penyambung Hidup Warga Gaza

Hidayatullah.com – Gumpalan asap mengepul di langit Gaza yang berkabut. Di sebuah kamp tenda yang berlokasi di dekat sekolah PBB, sejumlah orang sibuk menyiapkan roti tradisional ‘taboon’ di atas oven tanah liat berbahan bakar kayu. Empat bulan sudah agresi militer penjajah “Israel” di Gaza, sarapan tidak lagi menjadi kegiatan menyenangkan bagi keluarga-keluarga Palestina yang berkumpul untuk memulai dan merencanakan hari. Kini, sarapan hanya menjadi pengingat akan kehidupan jutaan warga Palestina, yang terancam kematian dan kekurangan akibat salah satu serangan paling brutal terhadap masyarakat modern. Membuat roti juga telah menjadi tugas yang sulit – sebuah tantangan bagi para ibu yang kelelahan dan para ayah yang putus asa untuk menafkahi anak-anak mereka. Dengan hampir semua toko roti di Gaza berhenti beroperasi, oven tanah liat tradisional telah muncul sebagai penyelamat bagi warga Palestina yang terjebak dalam perang – diusir dari rumah mereka dan dipaksa mencari perlindungan di rumah sakit dan sekolah. “Oven tanah liat tidak cocok untuk saya karena saya menderita asma. Asap yang keluar dari pembakaran kayu bakar memperparah sakit dada saya. Sayangnya, saya tidak punya pilihan lain,” kata Um Firas, seorang ibu dari tujuh anak, yang terpaksa meninggalkan rumahnya di perbatasan timur Rafah menuju sekolah yang dikelola UNRWA di lingkungan Al Zuhur di kota itu. “Saya mengunjungi apotek untuk membeli obat untuk mengatasi sesak di dada, tetapi tidak tersedia karena pengepungan Israel,” katanya kepada TRT World. Tradisi Palestina Warga Palestina telah menggunakan oven tanah liat selama beberapa generasi, namun tidak dalam skala yang sama dengan yang digunakan di tengah perang. Pada masa damai di Gaza – meskipun perdamaian selalu menjadi istilah yang tidak jelas di sini – sebagian besar warga Palestina lebih suka membeli roti dari toko roti di sekitar mereka. Dari sekitar 130 toko roti di Gaza sebelum dimulainya perang, semuanya yang berada di bagian utara telah berhenti beroperasi, sementara hanya enam yang masih beroperasi di bagian selatan, menurut Program Pangan Dunia. Sejumlah besar toko roti dibom, dan yang lainnya harus menutup toko setelah Israel memutus pasokan bahan bakar. Dengan “Israel” yang hanya mengizinkan sedikit bantuan masuk ke Gaza, PBB dan lembaga-lembaga lain mengatakan bahwa kelaparan mengintai jutaan warga Palestina, dengan laporan bahwa orang-orang bahkan beralih ke pakan ternak untuk bertahan hidup. Beberapa orang makan sayuran mentah karena kurangnya kayu bakar atau bahan bakar untuk memasak. Bagi mereka yang mencoba memanggang roti, perjuangan untuk menemukan tepung dan kayu bakar adalah hal yang biasa. Hanaa, 65 tahun, yang mengidentifikasi dirinya hanya dengan nama depannya, mengatakan bahwa mereka “menghadapi banyak kesulitan… Bahkan untuk mendapatkan kebutuhan dasar roti saja sudah merupakan perjuangan yang berat bagi kami.” Sebagai ibu dari tujuh anak, Hanaa dan keluarganya pindah dari kota asalnya, Khan Younis, untuk berlindung di Rafah. Baca juga: Al-Azhar Peringatkan Agresi ‘Israel’ di Rafah Ancam Kemanusiaan “Kami menghadapi banyak kesulitan … Bahkan untuk mendapatkan kebutuhan dasar seperti roti saja merupakan perjuangan yang berat bagi kami,” katanya kepada TRT World. Terpaksa menggunakan oven tanah liat di tempat penampungan, Hanaa mengatakan bahwa anak-anaknya membantunya menyalakan kayu bakar – yang juga menjadi “sangat mahal dan semakin langka” – untuk membuat roti dengan jumlah tepung yang terbatas.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Tugas ini sangat menantang, terutama karena ruang hidup kami yang terbatas dan banyaknya orang di tempat penampungan kami… Proses memanggang roti dalam oven tanah liat memakan waktu lama. Hal ini sangat mengganggu cucu-cucu saya, karena mereka merasa bau asapnya tak tertahankan,” tambahnya kepada Aseel Mousa, jurnalis TRT World. Banyak orang, seperti Hanaa, telah melihat kehidupan mereka menjadi kacau karena gangguan yang disebabkan oleh perang – pemadaman listrik yang sering terjadi dan kekurangan gas untuk memasak. “Sebelum perang, saya tidak pernah merasakan beratnya beban mencuci pakaian atau tanggung jawab menyediakan roti. Saya mengandalkan kenyamanan mesin cuci otomatis dan membeli roti dari toko roti,” katanya. “Namun, karena pemadaman listrik dan kurangnya gas untuk memasak, saya terpaksa mencuci pakaian dengan tangan dan memanggang roti dengan oven tanah liat.” Baca juga: “Pahlawan Khan Younis”  Amira al-Assouli yang Tak Takut Mati

Ponpes Lirboyo Luncurkan Outlet Baru Usaha Roti

Hidayatullah.com—Pondok Pesantren Lirboyo Kediri baru saja meresmikan outlet Lirboyo Bakery barunya di Jl. Dr. Saharjo, Campurejo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Acara Grand Opening Outlet Lirboyo Bakery berlangsung meriah ditandai dengan pemotongan pita, oleh KH. Abdullah Kafabihi Mahrus. Kegiatan ini dihadiri oleh Segenap sesepuh dan dzuriyah Lirboyo, di antaranya; KH. Abdul Karim, para pengurus Pondok Lirboyo dan para tamu undangan.Lirboyo Bakery adalah salah satu unit usaha roti yang diproduksi para santri yang telah dan memiliki ketrampilan. Meski masih tingkat pemula, para santri sudah mampu membuat roti dengan tekstur yang lembut, dan tak kalah dengan roti buatan pabrikan yang terkemuka. Di tengah keseharian para santri berkutat dengan kitab kuning dan ilmu keagamaan, namun tidak menyurutkan para santri untuk mengeksplor jiwa usaha sebagai bekal untuk membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat. “Lirboyo Bakery adalah unit usaha murni, semuanya beranggotakan santri, karena tujuannya adalah untuk memberikan mereka bekal agar bisa mengembangkan usaha di kemudian hari, sehingga selain pintar dalam ilmu agama tetapi juga bisa memberikan sumbangsih kepada negara dengan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat, demi menurunkan angka kemiskinan,” demikian keterangan dalam laman resmi ponpes tersebut. Semua roti produksi Lirboyo Bakery murni tanpa menggunakan bahan pengawet. Makanan ini dibuat secara homemade dengan menggunakan metode yang tepat dan higienis, serta diproduksi setiap hari sehingga kemurnian cita rasa yang tetap terjaga. Lirboyo Bakery merupakan usaha yang secara struktural berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) Pondok Lirboyo.*