Tag:

Ramadhan 2024

1 Juta Jamaah Padati Makkah dan Madinah pada 10 Hari Terakhir Ramadhan

Hidayatullah.com – Lebih dari satu juta umat Islam dari dalam Kerajaan dan seluruh dunia memadati Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah untuk menghabiskan 10 malam terakhir di bulan Ramadhan tahun ini. Kepadatan mulai terjadi pada Sabtu, hari ke-20 Ramadhan. Para jamaah berbondong-bondong melaksanakan umrah serta melaksanakan shalat tarawih dan tahajud. Menurut pantauan Saudi Gazette, seluruh area Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dipenuhi oleh kerumunan jamaah untuk melaksanakan shalat malam dalam suasana spiritual dan tenang di tengah sistem layanan terpadu yang disediakan oleh pemerintah Arab Saudi demi kenyamanan para jamaah. Sejak pagi para jamaah dan pengunjung telah membanjiri mataf (area sekeliling Ka’bah), halaman Masjidil Haram, dan jalan-jalan yang menuju ke Dua Masjid Suci. Otoritas Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berkoordinasi dengan berbagai departemen dan lembaga, telah membuat pengaturan rumit dengan tujuan agar semua jamaah dapat beribadah dengan nyaman dan mudah. Otoritas mulai hari Sabtu mengimplementasikan rencana operasionalnya untuk sepuluh hari terakhir bulan suci, di tengah integrasi sistem layanan yang disediakan dan memanfaatkan kemampuan manusia dan mekanik untuk kenyamanan mereka yang mengunjungi Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama bulan suci. Pengaturan yang rumit telah dibuat di bawah pengawasan dan pemantauan ketat dari kepala berbagai departemen pemerintah dan lembaga keamanan untuk memastikan kelancaran arus jamaah. Baca juga: Jamaah Umroh Diminta Fokus Beribadah, Jangan Malah Asyik Foto Pengelola Dua Masjid Suci telah mengerahkan lebih dari 4.000 pekerja pria dan wanita, diawasi oleh 200 pejabat Saudi, yang bekerja sepanjang waktu, untuk membersihkan Masjidil Haram dan halamannya serta 3.516 toilet, di samping merawat 9.155 wadah Zamzam, lebih dari 35.000 karpet baru di seluruh aula dan halaman Masjidil Haram, serta 3.000 gerobak tangan serta 2.000 kendaraan listrik dan 6.000 pendorong kendaraan. Sementara, i’tikaf di Dua Masjid Suci hanya diikuti ribuan jamaah lantaran mereka yang ingin i’tikaf harus melakukan pendaftara secara daring. Sementara itu, Kepresidenan Urusan Agama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah mengintensifkan sesi dan program untuk menghafal Al-Qur’an di Dua Masjid Suci selama sepuluh hari terakhir Ramadhan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Ini termasuk ‘program tetap’ untuk menghafal Al-Qur’an bagi pria dan wanita selama 24 jam sehari. Sebanyak 1.230 siswa laki-laki dan perempuan mengikuti program ini dengan 102 guru laki-laki dan perempuan. Ada juga ‘program untuk memperbaiki bacaan’ untuk pengunjung pria dan wanita, dibagi menjadi enam periode, dan 1.300 pengunjung pria dan wanita akan mendapatkan manfaat dari program ini setiap harinya.* Baca juga: Saudi Buka Pendaftaran I’tikaf di Masjidil Haram, Syaratnya Harus 18 Tahun

Kakek Xing Hua, Menerima Hidayah Islam di Usia 89 Tahun

Hidayatullah.com—Ramadhan tahun ini membawa kegembiraan bagi Shi Xing Hua yang akhirnya mendapat hidayah Islam di usia 89 tahun.  Kisah Xing Hua mendapat perhatian setelah putranya, Ahmad Shi Rong Xuan, 56, mengunggah video tentang kisah masuknya Islam sang ayah di TikTok. Banyak netizen yang menonton video tersebut tersentuh dan bersyukur atas kisah Xing Hua yang mendapat hidayah Islam di bulan Ramadhan. Tekad Xing Hua untuk memperdalam Islam juga bisa dilihat melalui videonya saat berwudhu sebelum menunaikan shalat.Xing Hua yang lahir di Nanjing, China, mengatakan dia telah lama berkeinginan untuk masuk Islam dan bersyukur atas takdirnya. “Keinginan tumbuh setelah datang ke Malaysia beberapa hari yang lalu, “ ujarnya dikutip Harian Metro, Malaysia. “Setelah datang ke sini, setiap hari saya pergi ke masjid dan teman anak saya, Imam Ma Peng mengajari saya banyak tentang ilmu agama, “ tambah dia. Imam Ma Peng kemudian membantu membimbingnya mengucapkan dua kata syahadat. “Pada pukul 4.50 sore kemarin, Imam Ma Peng membantu saya mengucapkan dua kata syahadat,” katanya ketika ditemui di Restoran Muslim China Kui Guang Ge. Ahmad Shi Rong Xuan (kanan), membaca Quran dengan ayahnya, Xing Hua, (kiri). FOTO Aiman Danial Mohd Hood Aktha Menurut Xing Hua, dia belum berpuasa tetapi akan belajar dan melakukan kewajiban seperti yang disyaratkan oleh Islam. “Tidak sekarang tetapi perlahan-lahan akan mencoba karena tidak mungkin saya bisa berpuasa secara tiba-tiba,” ujarnya. “Tapi karena saya melihat keluarga anak-anak saya berpuasa setiap hari, jadi saya memberi tahu mereka untuk tidak menyiapkan makanan untuk saya karena saya ingin menghormati mereka,” katanya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Putranya Ahmad mengatakan dia sangat senang dengan kabar ini, sekaligus mengaku terkejut mengetahui ayahnya ingin masuk Islam. Bagaimanapun,  Ahmad mendukung keinginan sang ayah dan menganggap hidayah ini bagian dari hadiah Allah SWT untuk ayahnya di bulan Ramadhan. Ayah mengatakan kepada saya bahwa dia telah belajar shalat di sebuah masjid di Nanjing, China dan ketika dating ke Malaysia dia mengutarakan keinginannya masuk Islam. Mengenai dirinya, Ahmad mengatakan, sudah memeluk Islam pada 5 Maret 2000 setelah menikahi istrinya. “Banyak yang saya pelajari setelah masuk Islam dan bahkan saya berhenti merokok, tidak minum alkohol setelahnya (dalam pelukan Islam),” katanya. “Saya bahkan biasa berkhotbah di sejumlah besar etnis Han dan Hui di kota Nanjing, China sebelum datang ke negara ini,” ujar Ahmad. “Di sini saya ingin menyebarkan ajaran Islam agar masyarakat, khususnya orang China di negara ini tahu tentang agama Islam,” katanya.*

Wantim MUI: Membangunkan Sahur yang Menggangu Ketenangan Tidak Dibenarkan

Hidayatullah.com— Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) MUI Pusat Zainut Tauhid Sa’adi mengecam tindakan masyarakat yang membangunkan sahur dengan cara mengganggu kenyamanan masyarakat. “Maksud membangunkan orang sahur memang baik tapi harus dengan cara yang baik pula. Tidak boleh dengan cara yang mengganggu ketertiban dan ketenangan masyarakat,” demikian pernyataan Dr Zainut Tauhid Sa’adi kepada wartawan hari Rabu (27/3/2024). Menurutnya, kita hidup di tengah masyarakat yang majemuk, baik suku, adat, budaya dan agama. Untuk itu semua harus mengembangkan sikap toleransi, tepo seliro, arif dan bijaksana dalam hidup bersama. “Kita harus berlaku adil kepada orang lain. Tidak semua orang memiliki kewajiban berpuasa. Boleh jadi ada saudara kita yang tidak berpuasa karena berbeda agama, ada yang sedang sakit, ada bayi, anak-anak atau ada orang yang perlu istirahat karena seharian bekerja dan masih banyak yang orang memiliki kebutuhan lain sehingga membutuhkan suasana yang tenang untuk istirahat pada malam hari,” ujarnya lagi. Penyataan ini ia sampaikan sehubungan dengan adanya video viral terkait aktivitas sekelompok masyarakat yang membangunkan sahur dengan cara yang justru mengganggu ketenangan masyarakat di Depok, Jawa Barat baru-baru ini. Menurutnya,  membangun sahur dengan cara yang konvensional sudah tidak tepat lagi, dan sudah saatnya ditertibkan. “Sekarang hampir setiap orang sudah punya alat pengingat waktu atau alarm untuk membangunkan orang tidur. Apakah alarm itu dari jam atau pun hp,” kata dia. Menurutnya, membangunkan sahus model konvensional zaman dulu mungkin cara tepat, di saat belum ada alat yang canggih untuk membangunkan orang, tapi untuk zaman sekarang sebaiknya cara-cara seperti itu sudah harus ditinggalkan. Di sisi lain dia juga  Wakil Menteri Agama Indonesia Kabinet Indonesia Maju ini mengatakan, tidak boleh atas nama tradisi tapi dalam praktiknya dapat menimbulkan perselisihan di masyarakat bahkan mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat. “Agama melarang setiap hal yang dapat menimbulkan mudharat, menderitakan dan merugikan orang lain,” katanya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Kami mengimbau kepada tokoh agama, ustadz, kyai untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meninggalkan cara membangunkan sahur seperti itu. Lebih baik diganti dengan kegiatan yang lebih maslahat dan tidak merugikan masyarakat,” tambah dia. Sebelumnya viral di media sosial pemuda yang tersinggung kepada pemilik kontrakan di Kecamatan Sawangan, Depok gara-gara terganggu dengan cara membangunkan sahur yang dinilai mengganggu. Kesalahpahaman yang terjadi di lingkungan RT. 01/02 Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan ini akhirnya bisa diselesaikan kedua belah pihak.*

Maqali, Menu Sederhana Pengungsi Suriah selama Ramadhan

Hidayatullah.com—Bayan al-Jassem, 32 tahun, yang selama lima tahun terakhir tinggal di kamp pengungsi Suriah mendapat ide di menit-menit terakhir untuk menyiapkan ‘maqali’ sebagai hidangan berbuka puasa. Menurutnya, menu tersebut merupakan santapan sederhana, sesuai dengan namanya yang berarti ‘gorengan’ yang mudah disiapkan dengan biaya yang sangat murah. “Kami sekeluarga suka sayur goreng,” kata ibu lima anak yang menggunakan beberapa bahan antara lain kentang, kembang kol, dan terong. Ia mengatakan hanya menggunakan bahan-bahan pokok dan tidak mempunyai uang untuk membeli sambal karena keluarganya juga mengalami nasib yang sama dengan ribuan pengungsi lainnya yang hidup dalam kemiskinan akibat konflik yang tiada henti di Suriah. Wanita tersebut hanya menaburkan sedikit garam sebagai bumbu ‘maqali’ yang disajikan bersama potongan rujak tersebut. Hidangan berbuka puasa yang sederhana memang bisa membuat para pengungsi di Damaskus bahagia dan kenyang. Perang saudara selama 13 tahun akibat kezaliman Bashar al Assad telah menyebabkan harga pangan melonjak lebih dari dua kali lipat, sehingga keluarga berpenghasilan rendah hanya mampu membeli seperlima dari kebutuhan mereka.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Program Pangan Dunia (WFP), memperkirakan sekitar 12,9 juta pengungsi Suriah menghadapi kerawanan pangan, yang merupakan lebih dari setengah dari 23,4 juta penduduk di negara yang bermasalah tersebut. *

Jamaah Umroh Diminta Fokus Beribadah, Jangan Malah Asyik Foto

Hidayatullah.com – Otoritas Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi menghimbau para jamaah umroh untuk sepenuhnya beribadah saat melakukan tawaf (mengelilingi Ka’bah) di Masjidil Haram. “Jamaah harus mencurahkan perhatian penuh untuk berdoa kepada Allah dalam keheningan tanpa mengeraskan suara, menghormati kesucian dan status Ka’bah, serta mematuhi etika Masjidil Haram saat melakukan tawaf. Tidak boleh ada perilaku yang tidak pantas di pihak mereka seperti berdesak-desakan atau berdesak-desakan atau keasyikan dengan berfoto, “otoritas menginstruksikan sambil mendesak para jamaah untuk menjaga kedamaian dan ketenangan saat melakukan tawaf. Otoritas menyatakan bahwa jamaah umroh dapat mencium Hajar Aswad hanya pada saat-saat ketika tidak ada kepadatan, dan mereka juga dapat melakukan dua rakaat shalat sunnah setelah tawaf di mana saja di Masjidil Haram. Pihaknya mendesak para jamaah untuk menghindari tindakan yang dapat menyebabkan orang lain terancam bahaya, seperti kemungkinan berdesak-desakan. “Para jamaah umrah harus melakukan ritual dengan cara yang benar dan mereka dapat pergi ke kantor fatwa yang terletak di seluruh Masjidil Haram untuk mendapatkan klarifikasi atas keraguan mereka sehubungan dengan masalah agama apa pun. Para jamaah juga harus bekerja sama dengan para pekerja yang ditunjuk untuk melayani mereka serta memastikan keselamatan mereka di mataf,” kata otoritas tersebut sambil menekankan bahwa kepatuhan terhadap arahan mereka berkontribusi pada keselamatan dan kenyamanan para jamaah dan jamaah di Masjidil Haram.*Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Baca juga: Saudi Buka Pendaftaran I’tikaf di Masjidil Haram, Syaratnya Harus 18 Tahun

Jangan Sampai Puasa Hanya Jadi Formalitas

Hidayatullah.com – Syaikh Ali Jum’ah dalam sebuah forum yang disiarkan televisi memperingatkan umat Islam agar menjaga lisan dan perkataan selama bulan Ramadan. Selain agar tidak membuat amal puasa mereka sia-sia, namun juga sebagai momen latihan dalam beretika. Beliau menyampaikan peringatan itu berdasarkan sejumlah hadits, yakni: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan terlarang maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan dahaga yang dia tahan.” (HR Bukhari) Dalam riwayat lain: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan terlarang serta kebodohan maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan dahaga yang dia tahan.” Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah RA., bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Puasa adalah tameng selama ia tidak merusaknya dengan kebohongan dan umpatan.” (HR Thabarani) Menurut Syaikh Ali Jum’ah, dalam hadits pertama Rasulullah SAW menjelaskan tujuan berpuasa kepada kita adalah tujuan pendidikan dan etika. Ketentuannya, kita didorong untuk menjaga lisan, tidak berkata bohong, tidak mengumpat, tidak berdusta, dan tidak bersaksi palsu di bulan Ramadan. “Dan hendaknya Ramadan menjadi latihan praktik bagi kita untuk meninggalkan ucapan palsu dan perbuatan terlarang. Tinggalkanlah!” kata ulama Mesir itu.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Jika kamu tidak meninggalkan ucapan palsu dan perbuatan terlarang pada siang hari Ramadan maka puasamu sebatas formalitas dan lahiriah belaka. Kamu tidak berhak atas pahalanya di sisi Allah SWT,” lanjut Syaikh Ali Jum’ah.*

20 Keutamaan Bulan Ramadhan yang Tidak Ada di Hari Biasa

Barangsiapa berpuasa penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu, ini fadhilah dan keutamaan bulan Ramadhan dibanding hari biasa Hidayatullah.com |  BULAN Ramadhan ada penghulunya bulan. Keutamaan dan kemuliaan bulan Ramadhan tidak ada di bulan lain. Berikut ini 20 keutamaan bulan Ramadhan berdasarkan hadist dan Al-Quran;Dibukanya Pintu Surga, Ditutupnya NerakaRamadhan adalah bulan yang penuh barakah karena Allah memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada umat Islam untuk melakukan segala bentuk kebaikan. Suasana pada bulan Ramadhan dibuat sedemikian rupa sehingga setiap muslim bisa mengerjakan kebaikan dengan mudah. Dalam sebuah hadits disebutkan: إذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَصفدتِ الشَّيَاطِينُ “Jika datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan diikatlah para setan.” (HR Bukhari dan Muslim).Bulan Ramadhan Bulan SedekahBulan Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk bersedekah, karena pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Rasulullah ﷺ sendiri telah memberikan contoh yang baik, karena beliau paling banyak sedekahnya pada bulan Ramadhan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dijelaskan: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فََرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawaan beliau akan bertambah pada bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Jibril. Beliau bertemu dengan Jibril setiap malam Ramadhan untuk mempelajari Al-Qur’an, dan  Rasulullah ﷺ lebih dermawan dari angin yang bertiup kencang.” (HR Bukhari).Bulan Ramadhan Bulan Al-Qur’anAl-Qur’an diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan maka sangat tepat sekali kalau bulan ini kita manfaatkan untuk banyak membaca Al-Qur’an. Allah berfirman: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Al-Baqarah, ayat 185). Dalam hal ini, Rasulullah ﷺ sendiri telah memberikan contoh kepada umatnya. Beliau mempelajari Al-Qur’an tiap malam bersama Jibril as, sebagaimana yang tersebut dalam hadits Ibnu Abbas di atas: وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ “Rasulullah ﷺ bertemu dengan Jibril setiap malam Ramadhan untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR Bukhari).Bulan Ramadhan adalah Bulan KemenanganPada bulan Ramadhan, umat Islam banyak meraih kemenangan atas orang-orang kafir dalam berbagai medan pertempuran. Pada tahun 2 H kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan kafir Quraisy dalam  Perang Badar.  Pada tahun 8 H, kaum muslimin mampu menaklukkan Kota Makkah. Pada tahun 479 H pasukan Islam mampu mengalahkan Pasukan Salib dalam Perang “Az Zalaqah” di Andalus, dan pada 658 H pasukan Islam mampu mengalahkan Pasukan Tartar dalam  Perang Ainul Jalut di Palestina. Hal itu dikarenakan umat Islam pada bulan Ramadhan sangat dekat dengan Allah SWT.   Mereka masih dalam suasana ibadah, mengekang jiwa untuk tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Tidak diragukan lagi bahwa umat yang dekat dengan Allah dan menjauhi maksiat akan selalu meraih kemenangan karena Allah SWT akan membantu mereka.Ramadhan Bulan Taubat dan AmpunanBanyak umat Islam yang mendapatkan ampunan pada bulan Ramadhan karena bersungguh-sungguh dalam beribadah, sebagaimana sabda Rasulullah: مَن صام رمضان إيمانا واحتسابا غُفِر له ما تقدم من ذنبه “Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR Bukhari Muslim). الصلوات الخمس ، والجمعة إلى الجمعة ، ورمضان إلى رمضان ، مكفرات لما بينهن إذا اجتنبت الكبائر “Shalat lima waktu, hari Jumat sampai hari Jumat berikutnya, bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berikutnya  merupakan penghapus dosa antara waktu-waktu tersebut, selama tidak mengerjakan dosa-dosa besar.” (HR Muslim).Bulan Diselamatkan dari NerakaPada bulan Ramadhan banyak orang yang diselamatkan dari api neraka. Itu terjadi setiap malam, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: إن لله تبارك وتعالى عتقاء من النار وذلك كل يوم  ليلة “Sesungguhnya Allah swt menyelamatkan oang-orang dari api neraka,dan itu terjadi pada tiap malam pada bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi).Bulan KesabaranBulan Ramadhan disebut bulan kesabaran karena orang-orang yang berpuasa harus banyak menahan diri dari hal-hal yang dilarang seperti makan, minum, dan lainnya. Oleh karena itu, sebagian ulama mengartikan “sabar” dalam beberapa ayat Al-Qur’an dengan puasa, mengingat  pahala puasa setara dengan pahala sabar. Allah berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10). Dalam suatu hadits Qudsi disebutkan: والصيام لى وأنا أجزي به “Dan puasa adalah untuk–Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya.” (HR Bukhari).Bulan Dikabulkannya DoaBulan Ramadhan adalah bulan orang berpuasa, sedangkan orang yang berpuasa doanya mustajab. Allah SWT sendiri telah menganjurkan orang–orang yang sedang bepuasa untuk banyak berdo’a kepada-Nya karena Dia sangat dekat dengan para hamba-Nya yang sedang berpuasa. Sebagaimana firman Allah: وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS: Al Baqarah: 186). Selain itu, Rasulullah ﷺ telah menjelaskan bahwa doa orang yang sedang berpuasa itu tidak tertolak, sebagaimana yang termaktub dalam salah satu haditsnya: ثلاثة لا ترد دعوتهم : الصائم حتى يفطر ، والإمام العادل ، ودعوة المظلوم “Tiga golongan yang tidak tertolak do’anya: Orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang terzalimi.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad).Dalam bulan Ramadhan ada Lailatul QadarYakni, bulan yang ibadah di dalamnya lebih baik dari pada ibadah seribu bulan, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: إن هذا الشهر قد حضركم ، وفيه ليلة خير من ألف شهر، من حرمها فقد حرم الخير كله “Sesungguhnya bulan ini (yaitu bulan Ramadhan) telah datang kepada kamu, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkannya, berarti dia tidak mendapatkan seluruh kebaikan.” (HR Ibnu Majah).Ramadhan Bulan BerkahRamadhan bulan yang penuh dengan barakah dan kebaikan. Siapa saja yang mau berbuat baik, Allah akan membantunya karena suasana dan kondisi sangat mendukung untuk itu. Kita lihat umpamanya umat Islam berbondong-bondong ke masjid untuk melakukan shalat tarawih, ramai-ramai bangun sebelum Subuh untuk sahur, setelah itu beramai-ramai juga untuk melakukan shalat Subuh berjamaah di masjid. Kita lihat banyak orang yang bersedekah, baik berupa uang ataupun makanan untuk orang yang berbuka. Itu semua, karena kondisi yang diatur oleh Allah pada bulan Ramadhan.Puasa Ramadhan Benteng dari Api Neraka Dalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : الصيام جنة وحصن حصين من النار “Puasa adalah perisai dan benteng dari api neraka.”(Hadits Hasan Riwayat Ahmad) Maksud hadits di atas bahwa orang yang berpuasa selalu menahan diri dari syahwat-syahwat yang mengelilinginya, sedang api neraka sendiri dipenuhi dengan syahwat-syahwat tersebut. Dengan demikian, orang yang berpuasa secara tidak langsung telah membentengi dirinya dari amalan-amalan yang menyebabkan masuk neraka.Puasa Ramadhan Menekan Syahwat yang BergeloraSiapa saja yang ingin menjauhi perbuatan haram, khususnya para pemuda yang belum mampu menikah, hendaknya berpuasa, karena dengan puasa gelora syahwat seseorang mampu ditekan. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج ، فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ، ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء “Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah mampu untuk menikah, maka hendaknya ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu menikah hendaknya dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa tersebut merupakan obat baginya.”(HR Bukhari dan Muslim).Berpuasa  Ramadhan Miliki Dua KegembiraanDalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : للصائم فرحتان : فرحة عند فطره ، وفرحة عند لقاء ربه “Orang yang berpuasa itu akan mendapatkan dua kegembiraan: kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika bertemu dengan Robb-nya.” (HR Bukhari dan Muslim). Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.  Kebahagiaan di dunia ini akan dirasakan saat berbuka puasa, karena Allah telah memberinya kekuatan sehingga bisa melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan dan mengijinkan baginya untuk makan dan minum serta hal-hal lain yang sebelumnya dilarang waktu dia berpuasa. Dan kebahagian di akhirat, ketika dia bertemu dengan  Allah swt, karena dia akan mendapatkan pahala puasanya selama di dunia dengan lengkap tanpa dikuranginya sedikitpun.Doa Orang yang Puasa Ramadhan Tidak akan DitolakHendaknya orang yang berpuasa Ramadhan memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya untuk banyak berdoa, karena mereka tidak tertolak. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : ثلاثة لا ترد دعوتهم : الصائم حتى يفطر ، والإمام العادل ، ودعوة المظلوم “Tiga golongan yang tidak tertolak doanya: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan do’anya orang yang terzalimi.” (Hadits Hasan Riwayat Ahmad). Hadits di atas menjelaskan bahwa sepanjang orang tersebut berpuasa, sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, doanya tidak tertolak. Tidak hanya itu saja, bahkan dalam hadits lain Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa ketika sedang berbuka puasa pun, doanya tidak tertolak. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : ثلاثة لا ترد دعوتهم : الصائم حين  يفطر ، والإمام العادل ، ودعوة المظلوم “Tiga golongan yang tidak tertolak do’anya: orang yang berpuasa ketika  berbuka, pemimpin yang adil, dan do’anya orang yang terdzalimi.” (HR At-Tirmidzi)Orang yang Berpuasa Ramadhan Masuk Surga dari pintu “Ar-Rayyan”Dalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : إن في الجنة بابا يقال له الريَّان ، يدخل منه الصائمون يوم القيامة ، لا يدخل منه أحد غيرهم ، يقال : أين الصائمون ؟ فيقومون ، لا يدخل منه أحد غيرهم ، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama ” Ar Royyan.” Orang-orang yang berpuasa masuk surga dari pintu tersebut pada hari kiamat, dan tidak ada seorang pun yang bisa masuk dari pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Segera mereka berdiri. Tidak ada yang bisa masuk darinya kecuali mereka. Jika mereka semuanya telah masuk, maka pintu tersebut ditutup kembali, dan setelah itu, tidak ada lagi yang bisa masuk dari pintu tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Puasa Ramadhan Memberi Syafaat PelakunyaDalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة ، يقول الصيام : أي رب منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه ، ويقول القرآن : منعته النوم بالليل فشفعني فيه ، قال فيُشَفَّعان “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaatnya kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat pada siang hari, maka berilah ijin kepadaku untuk memberikan syafa’at kepadanya.’ Al-Qur’an berkata, ‘Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah saya ijin untuk memberikan syafaat kepadanya.’ Keduanya dapat ijin untuk memberikan syafa’atnya.” (HR:  Ahmad). Maksud dari hadits di atas bahwa Allah telah memberikan ijin kepada puasa untuk memberikan syafaat kepada orang yang berpuasa sehingga Allah memasukkannya ke dalam surga.Bau Mulut Orang Berpuasa lebih MuliaBau mulut orang berpuasa Ramadhan pada hari kiamat lebih wangi dari pada bau minyak wangi.  Rasulullah ﷺ bersabda: لخلوف فم الصائم أطيب عند الله يوم القيامة من ريح المسك “Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari pada bau minyak wangi.” (HR Bukhari dan Muslim) Maksud dari “khuluf” dalam hadits di atas adalah bau mulut yang berasal dari perut yang kosong.  Bau ini lebih dicintai oleh Allah dari pada bau minyak wangi, karena merupakan bekas ibadah.Puasa Ramadhan akan Menghapus Dosa-DosaRasulullah ﷺ bersabda: فتنة الرجل في أهله وماله وولده وجاره تكفرها الصلاة والصوم والصدقة “Fitnah yang dialami seseorang dalam keluarga, harta, anak dan tetangganya akan terhapus dengan salat, puasa dan sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud  “Fitnah” dalam hadits di atas adalah hal-hal yang membuatnya berpaling dari ibadah karena kesibukannya mengurusi keluarga, harta , anak dan tetangga, yang kadang-kadang membuatnya berbuat dosa. Dosa-dosa seperti itu bisa terhapus dengan salat, puasa dan sedekah. Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah ﷺ : من صام رمضان إيمانا واحتسابا غُفِر له ما تقدم من ذنبه “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR Bukhari Muslim)Puasa Ramadhan Ibadah Tiada BandingannyaRasulullah ﷺ bersabda: عليك بالصوم فإنه لا مثل له “Hendaknya engkau berpuasa, karena puasa itu merupakan ibadah yang tiada bandingannya.” (HR: Nasai dan Ibnu Hibban).Pahala Puasa Ramadhan tidak TerhitungSetiap amal sholeh, Allah telah menentukan pahalanya masing-masing, kecuali puasa, Allah swt akan membalas orang yang berpuasa dengan pahala yang tidak terhitung, sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya: إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas .” (QS Az Zumar : 10) Maksud dari orang-orang yang bersabar dalam ayat di atas menurut mayoritas ulama adalah orang-orang yang berpuasa, karena puasa merupakan salah satu bentuk kesabaran yang luar biasa.  Hal ini dikuatkan dengan hadits Qudsi yang menyebutkan  : كل عمل ابن آدم يضاعف ، الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف ، قال الله عز وجل : إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به، يدع شهوته وطعامه من أجلي “Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan bisa dilipatgandakan dari sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya dia adalah milik-Ku, dan Aku yang akan membalasnya sendiri, karena dia meninggalkan syahwat dan makannya  demi mencari ridha-Ku.” (HR Bukhari dan Muslim).*/Dr Ahmad Zain an-Najah, LC, MA, Pusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

Wajah Ramadhan Kita; Sebuah Refleksi

Oleh : Muhammad Syafii Kudo* Hidayatullah.com – RAMADHAN 1445 Hijriah telah datang. Tidak ada kalimat yang lebih patut diucapkan melainkan ucapan syukur kepada Allah sebab tidak semua orang ditakdirkan mendapati bulan mulia ini. Kita lihat banyak saudara, kawan, tetangga, dan kenalan kita yang mungkin tahun lalu masih bersama-sama dengan kita melaksanakan tarawih, buka bersama dan anjangsana silaturahim saat lebaran, kini telah berpulang ke hadirat Ilahi. Oleh sebab itu sekali lagi agar kiranya nikmat Ramadhan tahun ini  harus lebih disyukuri. Kemudian terlepas daripada itu semua, Ramadhan tahun ini juga terlihat berbeda dengan beberapa Ramadhan sebelumnya. Bulan mulia ini datang saat negara ini masih “panas” dengan berbagai intrik politik nasional pasca pemilu yang masih belum selesai hingga kini. Dan ada lagi yang membedakan Ramadhan tahun ini yakni banyaknya bencana yang melanda berbagai daerah di tanah air. Mulai dari banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan beberapa bencana ekologis lainnya. Juga pada tahun ini bisa dikatakan pula sebagai  Ramadhan terberat yang harus dialami oleh saudara kita di Palestina yang masih dijajah dan dibunuhi oleh kaum Zionis dengan jumlah korban nyawa dan kerugian yang bisa dikatakan terbesar dalam sejarah perlawanan Bangsa Palestina menghadapi penjajah Zionis tersebut. Mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan  penuh keprihatinan bagi para orang beriman, meskipun  di saat yang sama bisa jadi hanyalah Ramadhan yang sama saja bagi para penikmat festival Ramadhan. Siapa mereka? Yakni kalangan yang memandang bulan Ramadhan bukan sebagai bulan suci untuk beribadah an sich tapi lebih sekedar sebagai bulan dimana festival jajanan, diskonan belanja dan hiburan khas Ramadhan bisa dirasakan. Bulan Ramadhan yang penuh obral pahala mereka rubah sebagai momentum bulan belanja semata. Kini esensi Ramadhan yang seharusnya menjadi kawah candradimuka untuk mendidik nafsu harus diakui mulai terkikis atau bahkan menghilang. Hal ini jauh-jauh hari sudah diwanti-wanti oleh Hujjatul Islam Imam Al Ghazali di dalam kitabnya, Ihya’ Ulumuddin. Beliau dengan keras menyindir mereka yang memperbanyak makanan (meskipun halal) pada waktu berbuka puasa untuk memenuhi perut mereka. Padahal tidak ada wadah yang lebih dibenci oleh Allah daripada perut yang penuh diisi dengan makanan yang (meskipun) halal, hal ini seperti yang tertera dalam Hadis Riwayat Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah. Menurut Imam Ghazali di dalam Ihya’ Ulumuddin bab Asrorus Shoum (Rahasia-rahasia dalam Ibadah Puasa), bagaimana bisa diperoleh manfaat (faedah) daripada ibadah puasa yaitu untuk mengalahkan musuh Allah (Setan) dan menundukkan syahwat jika pelaku puasa ‘melakukan pembalasan’ di waktu berbuka puasa mereka dengan memakan segala apa yang mereka tahan untuk tidak mengonsumsinya di siang hari saat bulan Ramadhan. Bahkan terkadang mereka juga menambahkan menu makanan dan minuman yang bervariasi di waktu berbuka puasa sehingga terus berlaku kebiasaan untuk menyimpan banyak makanan di bulan Ramadhan. Padahal tujuan utama daripada berpuasa adalah pengosongan dan mengalahkan nafsu. Menurut Imam Ghazali, ruh dan rahasia (sirr) dari ibadah puasa adalah melemahkan kekuatan (nafsu) lewat ‘laku berlapar diri’ yang mana kekuatan nafsu itu adalah wasilah daripada setan untuk menjerumuskan kepada keburukan-keburukan. Dan tidak akan tercapai pelemahan kepada wasilah-wasilah setan itu kecuali dengan mempersedikit atau melakukan pengurangan terhadap kegiatan makan (yakni dengan berpuasa). Karena melalui wasilah makanan inilah setan mengalir di dalam diri setiap anak Adam. Disebutkan di dalam hadis yang berbunyi, “Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia pada tempat jalannya darah. Maka sempitkanlah tempat jalannya itu dengan lapar.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). Di dalam khazanah sastra Nusantara, ada sebuah Gurindam masyhur yang disebut dengan Gurindam 12 karya Raja Ali Haji yang mana disebutkan di dalam Gurindam ketiga pada baris (pasal) kelima, “Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tiada senonoh. Yang maknanya kurang lebih adalah jika perut diisi penuh dengan makanan maka akan berpotensi membuat orang yang bersangkutan berbuat hal-hal yang tidak patut (buruk). Senada dengan hal ini, Sahabat Sahl Radiyallahu Anhu mengatakan, من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى “Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka akan bermaksiat anggota tubuhnya, mau ataupun tidak mau.” (Lihat: al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid 2, hal. 9) Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam juga bersabda, “Tidaklah yang baik itu mendatangkan sesuatu kecuali yang baik pula.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Dari penjabaran beberapa dalil di atas, penulis berasumsi bahwa berbagai kelakuan kelewat batas orang-orang saat ini baik di tengah masyarakat seperti tawuran antar remaja  yang belakangan terjadi di beberapa kota di Indonesia, maupun di dunia maya (media sosial) semisal dengan menyerang Privasi orang, ghibah lewat komentar, Tajassus dengan cara Stalking dsj, salah satu faktornya adalah ihwal berlebihan dalam perkara makanan. Penulis meyakininya berdasarkan beberapa dalil yang disebutkan di atas. Sebab perut yang dibiarkan terlalu kenyang justru akan menumpulkan akal sehat sehingga kelakuan serampangan tanpa pertimbangan akal sehat mudah dilakukan. Menjadi catatan juga dalam Ramadhan kali ini adalah kian  banyaknya terjadi aksi tawuran remaja baik antar Geng motor, kumpulan pemuda tidak jelas, antar oknum perguruan bela diri dll. Ironis, para pemuda yang merupakan tulang punggung bangsa kini malah menjadi biang kerok keonaran di tengah masyarakat yang jika tidak ditindaklanjuti akan berpotensi menjadi sampah masyarakat di kemudian hari. Miris, kala terdengar di negeri Muslim terbesar dunia para pemudanya saling bantai antar sesamanya dimana di saat yang sama para pemuda di negeri Muslim yang lain melakukan jihad fi Sabilillah membela agama dan negeri mereka dari para musuh Allah seperti yang terjadi di Palestina. Dan yang lebih miris lagi adalah bahkan tawuran itu juga dilakukan di bulan Ramadhan dengan berbagai kamuflase seperti tarung sarung maupun sahur on the road yang ujung-ujungnya juga ke arah tawuran antar pemuda. Padahal Allah memuji setinggi langit kepada para pemuda yang beriman dan beramal Soleh di dalam Al Qur’an dan Hadis. Di dalam tafsir Ibnu Katsir saat menjelaskan mengenai surah Al Kahfi ayat 13-16 disebutkan bahwa Allah mengisahkan para Ashabul Kahfi yang melarikan diri dari kaumnya demi menjaga Tauhid adalah sekumpulan para pemuda. Dimana para pemuda itu lebih bisa menerima kebenaran dan lebih mendapatkan petunjuk daripada para generasi tua yang lebih getol dalam mempertahankan kepercayaan lama nenek moyang mereka. Dan kisah Ashabul Kahfi ini adalah penguat bagi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bahwa mayoritas yang akan lebih menerima seruan dakwah dan menjadi penyokong dakwah beliau adalah para pemuda. (Lihat Tafsir Al Qur’anil Adzim Ibnu Katsir, Juz 5 Surah Al Kahfi ayat 13-16). Imam Ghazali menyebutkan di dalam Asrorus Shoum min kitabil Ihya’ Ulumuddin bahwa sungguh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam telah memadukan kedudukan kebanggaan antara laku Zuhud di dunia dan puasa dengan sabda beliau,Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/إن الله تعالى يباهي ملائكته بالشاب العابد فيقول : أيها الشاب التارك الشهوته لأجلي ، المبذل شبابه لي ، أنت عندي كبعض ملائكتي “Sesungguhnya Allah SWT menyombongkan diri (membanggakan) kepada para malaikat-Nya tentang pemuda yang taat beribadah, dengan berfirman: Wahai pemuda yang meninggalkan syahwatnya demi Aku, yang menyerahkan masa mudanya demi Aku, kamu di sisi Ku seperti sebagian malaikatku.” (Riwayat Ibnu Ady di dalam Al Kamil (3/347) dan Abu Naim di Al Hilyah (4/139)) Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam juga bersabda, وقال صلى الله عليه وسلم في الصائم : يقول الله تعلى : يا ملائكتي ؛ انظروا إلى عبدي ! ترك شهوته ولذته وطعامه وشرابه من أجلي “Berkata Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam mengenai orang yang berpuasa, bahwa Berkata Allah SWT; “Wahai para malaikat Ku, lihatlah oleh kalian kepada hamba Ku! Mereka meninggalkan kesenangannya, keinginannya, makanannya, dan minumannya karena Aku.” (Lihat Qutul Qulub (1/73) riwayat Ibnu Abi Dunya dalam Al Juu’ (39)) Walhasil inilah wajah Ramadhan kita hari ini, selain masih didominasi oleh gambaran aktivitas para Sho’imin level awam dalam trilogi klasifikasi puasa ala Al Ghazali yang berciri khas berpuasa hanya berkutat pada seputar perut dan kelamin, juga masih jauh dari tujuan hakiki daripada dilakukannya ibadah itu sendiri yaitu untuk mengalahkan setan dan mendidik nafsu. Ramadhan adalah barometer tahunan, momen dimana kita dapat mengukur diri nanti selepas dari Ramadhan apakah kita lebih dominan menjadi hamba Allah ataukah hamba syahwat. Lebih patuh syariat ataukah pada ajakan setan si laknat. Dan apakah lebih berakhlak Karimah baik kepada Allah dan hamba Nya ataukah masih apatis kepada sesama terlebih kepada pencipta Nya. Semoga kita selamat mengarungi bulan mulia ini dengan berbagai ibadah dan layak lulus menjadi hamba-hamba yang bertakwa selepas Ramadhan nanti seperti pesan Tuhan dalam Al Baqarah ayat 183 tersebut. Wallahu A’lam Bis Showab. Murid Kulliyah Dirosah Islamiyah Pandaan Pasuruan