Tag:

Ramadhan 1445 H

Imam Palestina Apresiasi Kepedulian Rakyat Indonesia Terhadap Gaza

Hidayatullah.com– Di tengah bulan suci Ramadhan, rakyat Palestina masih terus ditindas, diteror, dan digenosida oleh Zionis-Israel. Pada saat yang sama, kaum Muslimin di belahan bumi lainnya menunjukkan kepedulian terhadap Palestina. Begitu pula yang dilakukan rakyat Indonesia yang sebagaimana diketahui begitu bergairah menunjukkan kepedulian terhadap Palestina. Dalam acara Silaturahim bersama Imam Palestina (Siraman Manis) Ramadhan 1445 H yang diinisiasi Sahabat Al-Aqsha, Syeikh Aisar Khalaf menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas kepeduliannya terhadap Baitul Maqdis. “Sungguh kalian semua telah memperbanyak infaqnya, semoga berkah dan bermanfaat untuk mereka di sana,” ucapnya pada aksi lelang infaq untuk Gaza, Palestina, di Masjid Ar-Riyadh Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak, bakda shalat Jumat, 19 Ramadhan 1445 H (29/3/2023). Secara khusus, imam Palestina ini mengapresiasi warga Hidayatullah yang begitu bergairah dalam berinfaq. Karena sebelum lelang usai shalat Jumat siang itu, warga Hidayatullah juga ramai-ramai berinfaq untuk Palestina setelah shalat subuh pada hari yang sama. Bahkan, Muslimat Hidayatullah dan santri putri juga melakukan aksi lelang infaq serupa pada Jumat itu di gedung terpisah. “Tentu di waktu subuh kita sudah berinfaq, siang ini kita berinfaq lagi. Sesungguhnya saudara-saudara kita di Palestina sangat membutuhkan infaq kita,” sebut Syeikh kelahiran Yordania itu sebagaimana disampaikan penerjemahnya. Pantauan hidayatullah.com, ia pun mendoakan kebaikan untuk segenap rakyat Indonesia dan warga Hidayatullah pada khususnya. Terutama, ia mendoakan Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad, sebab, meskipun kondisi kesehatannya tak pulih total, tapi tetap bersemangat menunjukkan kepedulian atas Palestina. “(Syeikh) mendoakan Pemimpin Umum (diberikan) kesehatan, diberikan keberkahan umurnya, bertambah umurnya bertambah kebaikannya,” sebutnya. Kata penerjemah, Syeikh Aisar Khalaf mengapresiasi khatib Jumat hari itu karena telah mengajak jamaah untuk membantu Palestina. “Terima kasih kepada khatib yang telah mengingatkan tentang Palestina pada khutbahnya. Meskipun syeikh tidak bisa berbahasa Indonesia, tapi dengan ayat-ayat yang disampaikan ia yakin bahwasanya khatib mengingatkan untuk membantu saudara-saudara di Palestina,* ujarnya di hadapan jamaah. Sebelumnya, khatib Jumat Masjid Ar-Riyadh hari itu, Sholeh Usman (pengurus DPP Hidayatullah) dengan berapi-api menyerukan kaum Muslimin untuk terus peduli terhadap Palestina. “Kita bersyukur, karena dengan ini kita bisa menikmati bulan suci Ramadhan, (sementara) banyak masih saudara-saudara kita sehat fisiknya, sehat jiwanya, tapi kurangnya keimanan sehingga tidak bisa menikmati bulan Ramadhan,” ucapnya di hadapan ratusan jamaah.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Selain itu, kata khatib, ada juga kaum Muslimin yang kuat iman dan fisiknya tapi tak bisa menikmati Ramadhan dengan tenang karena berada di bawah tekanan. Sebagaimana yang dialami warga Palestina khususnya di Gaza yang saat sedang digenosida oleh Zionis-Israel. Dengan berapi-api, khatib menyampaikan bagaimana kondisi warga Palestina dalam ber-Ramadhan. Mereka berpuasa namun dalam keadaan tertekan akibat gempuran Zionis ini. “Ada yang memiliki iman yang kuat, fisiknya kuat, namun mereka melakukan puasa, melaksanakan Ramadhan di bawah tekanan yang sangat dahsyat, saudara-saudara kita di Palestina, kuat imannya, kuat fisiknya, namun mereka tidak bisa menikmati itu karena dalam keadaan tekanan,” ujarnya.* (Abana/MCU)

Dakwah di Timor Leste: “Ustadz Pergi, Siapa Lagi yang Mengajari Kami Islam?” [2]

Sambungan dari Kisah Pertama Hidayatullah.com | KEGIATAN kami di sini diawal dengan bertaaruf di hadapan pengurus Masjid Nurul Huda. Kami menyampaikan maksud dan tujuan kami datang ke tempat ini. Yaitu, tidak lain sebagai guru mengaji yang diutus membawakan risalah Islam. Tuan rumah menyambut kami dengan begitu antusias. Selanjutnya, kami membagi jamaah masjid menjadi dua kelompok, yaitu kelompok belajar Al-Qur’an dan kelompok belajar Iqro. Pola dakwah Hidayatullah tentunya terus membersamai kami, yaitu menyapa umat dengan gerakan tarbiyah dan dakwah. Kami juga membawa titipan ormas Hidayatullah dan Sahabat Al-Aqsha berupa bingkisan sembako dan kebutuhan santri. Semoga menjadi amal jariyah bagi muhsinin yang menitipkan sebahagian dari rezekinya. Amin! Dari banyak hal yang dilalui selama berdakwah di Viqueque, kami melihat kondisi kaum Muslim setempat yang memerlukan perhatian lebih banyak lagi. Misalnya, secara fisik, mereka masih sangat membutuhkan baju shalat, mukena, sarung, dan sajadah. Selain itu, menurut hemat kami, yang paling dibutuhkan kaum Muslim di tempat dakwah tersebut adalah sosok guru/pengajar atau dai. Sungguh mengesankan menjalani dakwah di Viqueque. Namun, karena keterbatasan yang ada, kehadiran kami di sini tidak bisa lama, cuma lima hari. Kami harus berpindah ke lokasi dakwah lainnya di Timor Leste. Meskipun tak sampai sepekan, rupanya kehadiran kami di tempat ini sangat membekas bagi kaum Muslimin setempat. Kepergian kami dari Viqueque membuat kesedihan yang tak terhingga oleh mereka. Sebut saja Jamilah, salah seorang di antaranya. Saat mengantarkan makan sahur pada hari terakhir kami di situ, Jamilah bertanya, “Ustadz, pagi ini Ustadz pulang ke Dili ya?” Saya mengangguk. Ia pun berbisik lirih, “Terus kami siapa yang mengajari tentang Islam lagi? Siapa yang mengajari kami bahasa Arab lagi? Siapa yang mau menyimak bacaan (Al-Qur’an) kami.”Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Yaa Rabb! Mendengar ungkapan tulus itu, saya hanya bisa mengelus dada dengan mata berkaca-kaca mende. Mereka mungkin tak memakai gamis yang layak. Baju mereka pun sobek sana-sini. Tapi semangat berhijrah mereka luar biasa. Sayangnya, keterbatasan yang ada membuat kondisi mereka stagnan di negeri minoritas Muslim itu. Bahkan, konon menurut orang-orang, mereka shalat berjamaah kalau ada ustadz atau dai yang datang ke situ. Ya Allah, kuatkanlah mereka dan ampunilah ketidakberdayaan kami!* (Imam Muhammad/Kadep Dakwah dan Pembinaan Anggota Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah)

Pemimpin Umum Hidayatullah Menangis Sesenggukan saat Lelang Infaq Palestina

Hidayatullah.com– Pemimpin Umum Hidayatullah, KH Abdurrahman Muhammad, tiba-tiba menangis sesenggukan di atas mimbar Masjid Ar-Riyadh, Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia menangis pada aksi pelelangan infaq untuk Palestina. Pantauan hidayatullah.com, momen haru itu terjadi di depan ratusan jamaah usai shalat Jumat, 19 Ramadhan 1445 H (29/3/2023). Saat itu, Ustadz Abdurrahman naik ke atas mimbar untuk memberikan pengantar sebelum lelang infaq Palestina dimulai. Ia menyampaikan rasa senang dan semangatnya atas kehadiran Syeikh Aisar Khalaf pada program Siraman Manis (Silahturahim bersama Imam Palestina)) 1445 H di Gunung Tembak. Semangatnya semakin menggebu-gebu setelah sang khatib Jumat di Masjid Ar-Riyadh itu, salah seorang ustadz dari DPP Hidayatullah, Shaleh Usman, menyampaikan khutbah seputar Palestina. “Hampir saya berteriak tadi pagi,” ucap Pemimpin Umum Hidayatullah dengan suara bergetar. Sesaat kemudian, keadaan di masjid menjadi hening. Jamaah tampaknya penasaran melihat Pemimpin Umum Hidayatullah terdiam beberapa waktu. Hingga keheningan itu pecah dengan suara tangisnya. Ia menangis tampaknya karena tak mampu menahan kegetirannya atas penindasan yang dilakukan Zionis-Israel di tanah suci Baitul Maqdis. “Sepertinya perang di Gaza, Palestina, untuk menghapuskan Palestina sebagai markas kaum Muslimin,” demikian kurang lebih ucapnya yang terdengar samar-samar karena sambil menahan tangis. Ia juga berpesan bahwa kaum Muslimin harus selalu melihat Palestina karena indikator keimanan. “Bukan hanya melihat saudara kita seperti ini, tapi juga karena indikator keimanan, karena kita umat Islam ini masih bersaudara dan mereka masih di bawah penindasan Zionis,” ujarnya. Ia mengatakan, kenikmatan sebagai Muslim adalah adanya persaudaraan karena keimanan yang lebih kuat daripada persaudaraan karena nasab. “Persaudaraan iman itulah lebih tinggi dari persaudaraan nasab,” tegasnya. Di akhir penyampaiannya, Pemimpin Umum mengingatkan agar selalu memberikan yang terbaik termasuk harta untuk kaum Muslimin di Palestina. Ia pun mengingatkan jamaah agar jangan sampai meninggalkan Ramadhan tanpa berinfaq untuk Palestina. “Sehingga saya mengatakan tidak ada infaq yang lebih baik daripada infaq membebaskan tanah suci Palestina. Jangan sampai kita melepaskan momen ini, di bulan yang mulia ini (dengan tidak berinfaq untuk Palestina). Kalau tidak ada uang, kita niatkan nanti bawa uang,” tegasnya mewanti-wanti. Gairah Berinfaq Santri Jumat (29/3/2024) itu, setidaknya dua kali dilakukan pelelangan infaq untuk Palestina di Masjid Ar-Riyadh. Pelelangan pertama digelar pada Jumat pagi bakda subuh langsung. Saat itu, panitia Ramadhan 1445 H Hidayatullah Gunung Tembak mengumpulkan infaq hampir 20 juta. “Update infaq (Palestina) pagi ini Rp 19.307.000,- + 1 tabungan penuh uang koin (belum dibuka),” ujar Muhammad Dinul Haq selaku pembawa acara pelelangan bakda subuh. Pelelangan kedua dilakukan bakda Jumat langsung. Dipimpin oleh Sholeh Usman. “Update lelang zohir (di luar transfer) untuk Gaza bakda Jumat ini, 29 Maret 2024, berjumlah Rp 23.939.500 + 1 lembar uang 20 dolar,” ujar salah seorang kru takmir Masjid Ar-Riyadh, Fathun Qorib, kepada hidayatullah.com. Dari kedua pelelangan itu, terkumpul lebih 40 juta rupiah infaq untuk Palestina dari warga Gunung Tembak.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Kurang lebih (terkumpul) Rp 43 juta, di luar transferan. Sampai saat ini masih banyak yang transfer,” ujar Fathun menambahkan. Donasi itu dikumpulkan secara sukarela oleh jamaah masjid, yang terdiri dari anak-anak, santri Sekolah Menengah Hidayatullah, mahasiswa, warga, guru, ustadz, serta kiai dan pengurus pesantren. Nilai donasi mereka beragam. Pemimpin Umum Hidayatullah bersama keluarga (anak, istri, dan cucunya), misalnya, berdonasi sebesar Rp 5 juta untuk Palestina. Ia menyerahkan uang tunai dalam satu amplop putih. Ada juga warga yang berdonasi Rp 2 juta, Rp 1 juta, ratusan ribu, dan lain-lain. Baik yang secara terang-terangan di depan mimbar maupun di belakang mimbar setelah acara berakhir. Diketahui, Siraman Manis 1445 H merupakan program yang diinisiasi oleh Sahabat Al-Aqsha. Adapun Syeikh Aisar Khalaf sudah berada di Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak sejak Kamis (28/3/2024). Selain berceramah, hafizh Qur’an kelahiran Jordania ini juga beberapa kali didaulat mengimami shalat, baik fardhu maupun tarawih di Masjid Ar-Riyadh.* (Abana/MCU)

Dakwah di Timor Leste: “Ustadz Pergi, Siapa Lagi yang Mengajari Kami Islam?” [1]

Hidayatullah.com– Pada Ramadhan 1445 H, kami diutus untuk berangkat ke Timor Leste pada Jumat (15/3/2024) dalam rangka berdakwah. Ini bagian dari Program South East Asia (SEA) Loves al-Quran yang diinisiasi Departemen Hubungan Antarbangsa Dewan Pengurus Pusat (DPP) Hidayatullah. Perjalanan yang cukup menyita waktu dan tidak sedikit dana. Terbang dari Kota Beriman, Balikpapan, Kalimantan Timur, menuju Surabaya (Jawa Timur), lanjut ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Saya tak sendirian. Ada Ustadz Fathun Qorib putra Allahyarham Pendiri Hidayatullah KH Abdullah Said, Ustadz Willy, dan Ustadz Mir Fahry dari Solo. Kami berempat mendarat di Kupang pukul 19.30 waktu setempat, lalu bermalam di salah satu sekolah Rumah Qur’an Hidayatullah Kupang sekaligus santap sahur. Kemudian melanjutkan perjalanan darat menuju Dili, Timor Leste, kurang lebih 12 jam lamanya. Tepat pukul 06.30 pagi kami meninggalkan Kupang, memulai perjalanan bersama para penumpang bus Bagong, demikian namanya. Cuaca yang cukup panas menemani perjalanan keluar negeri yang dulunya masuk wilayah Republik Indonesia itu. Sang supir sempat memberhentikan kendaraannya untuk santap siang di salah satu warung makan masakan khas Padang. Sementara kami pribadi turun untuk mandi dan bersih-bersih diri persiapan shalat zuhur jamak ashar. Karena saat itu belum waktu shalat, kami memilih untuk nantinya shalat sambil duduk di dalam bus saja. Hamparan pohon jagung dan banyaknya hewan berkaki empat (sapi, kambing, anjing, dan sesekali babi) menjadi pemandangan di kanan kiri kami. Seakan tak terasa, pada sore hari bus tiba di perbatasan RI – Timor Leste untuk cek berkas dan lain-lain. Kami sempat tertahan karena alasan paspor baru, tapi hal itu tidak membuat kami patah semangat untuk memasuki Timor Leste, negeri yang dulunya Islam pernah tumbuh subur di sini. Sekitar pukul 19 waktu setempat, kami sampai kota di Dili, tepatnya di sekitaran Plaza Timor sebagai tempat pemberhentian akhir bus. Alhamdulillah. Perjalanan selanjutnya, kami meminta supir taksi untuk mengantarkan kami ke Masjid Agung An Nur. Upahnya USD 10. “Muaach! Assalamualaikum, Ustadz!” Butuh waktu dua hari bagi kami untuk persiapan, beristirahat sekaligus memulihkan kondisi fisik dan psikis usai perjalanan dari Kalimantan ke Timor Leste. Kemudian kami membagi tugas dakwah ke titik-titik yang telah ditentukan. Tercatat ada 6 wilayah di Timor Leste yang menjadi basis Muslim (para muallaf), yaitu Dili, Baucau, Lospalos, Viqueque, Maliana, dan Same. Saya dan Ustadz Mir Fahry ke Viqueque, Ustadz Fathun menuju Same, dan Ustadz Willy tetap di Dili untuk pembinaan muallaf di Masjid Agung Dili An Nur. Dari Dili menuju Viqueque, saya menumpang bus umum milik pengusaha lokal. Di dalam bus, kami berbaur dengan penumpang lain. Bukan hanya manusia, tapi juga hewan ternak, kasur, lemari, bahkan kayu bakar dinaikkan ke mobil. Perjalan Dili – Viqueque memakan waktu kurang lebih 11 jam lamanya. Tujuan kami Masjid Nurul Huda. Berkat petolongan Allah, kami sampai di Viqueque dengan selamat dan aman. Perjalanan yang cukup melelahkan. Bus kami sempat menyeberangi sungai karena jalan yang biasa dilalui tertimbun longsor. Lelah kami terobati setelah bertemu dengan kaum Muslim di Masjid Nurul Huda, Viqueque. Masjid itu sekaligus tempat penampungan anak yatim piatu atau anak-anak yang dititip orang tuanya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Para mualaf kecil ini ditampung pihak pengelola dalam bangunan sederhana dan sangat ala kadarnya. Tidak sedikit orang tua mereka masih beragama Katolik atau Protestan. Anak-anak itu berlari menyapa dan menghampiri kami dengan salam. Seorang di antaranya mengecup punggung tangan kami sembari berkata, “Muaach! Assalamualaikum, Ustadz!” Puluhan anak yang lain berdatangan dan melakukan hal yang sama.* (BERSAMBUNG/Imam Muhammad/Kadep Dakwah dan Pembinaan Anggota Pengurus Pusat Pemuda Hidayatullah)

Kisah ODGJ Berbagi Makanan

Hidayatullah.com | “ASSALAMUALAIKUM, ini kurma dan apel….” Suara itu terdengar jelas dan sangat tidak asing. Jika biasanya penghuni rumah antusias menyambut pemberian seseorang, namun kali ini suaraku tercekat, tak sanggup menjawab salam. Kedua kakiku terasa kaku, jantung berdetak kencang, dan tangan mulai terasa dingin. Lelaki yang baru saja salam itu adalah lelaki istimewa karena diangkatnya pena (pencatat amal dan dosa) darinya. Ia tergolong orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Ia tinggal di dekat rumah sudah beberapa tahun. Hidup seorang diri, namun mendapat banyak perhatian dan kepedulian dari orang-orang di sekitarnya. Mungkin karena banyaknya perhatian dari orang-orang, membuatnya terpancing juga untuk bisa turut peduli pada orang lain. Apalagi di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah ini. Contohnya pemberian yang ia letakkan di beranda rumahku bakda isya tadi berupa kurma, apel, dan dua biji kue jalangkote. Berhubung suami saya sedang tugas dakwah di luar kota, maka tak ada setitik keberanian pun untuk sekadar keluar dan mengucapkan terima kasih kepada ODGJ itu. Sebenarnya ini bukan pertama kalinya ia datang ke rumah. Ia pernah juga datang membawakan satu kotak makanan ringan untuk anak-anak kami. Atau meminjam motor. Atau meminjam korek pada pukul dua malam sembari membawa anaknya yang sekarang diasuh oleh warga lain di kampung kami. ALLAH! Aku menatap pemberian ODGJ itu sambil merenung dan menarik nafas panjang. Menyadari bahwa betapa manusia jika semasa sehatnya punya bibit kebaikan, maka walaupun akhirnya Allah takdirkan ia menderita gangguan jiwa, kebiasaan itu seringkali tetap ia lakukan. Sebab bibit dan habit kebaikan itu telah mengakar dalam dirinya. ODGJ itu pun demikian. Seringkali kami mendapati ia shalat di pinggir jalan dan di halaman rumah, mengumandangkan azan, atau melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan suara melengking menembus lorong perumahan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Terlebih waktu ia masih “kambuh-kambuhan”. Cukup lama menjadi petugas kebersihan di masjid besar kampung kami, sampai akhirnya diberhentikan dengan terhormat karena seringnya mengumandangkan azan bukan pada waktunya. Astaghfirullah Wa atubu ilaih. Apa kabar diri kita yang sehat ini? Masih sanggup mengeluh? Enggan berbagi? Semoga Allah senantiasa menyehatkan jiwa dan raga kita, untuk terus berbuat dan berbagi kebaikan. Aamiin!* (Kiriman Mujtahidah/ibu rumah tangga)

Ramadhan, Emak-emak di Kalimantan Gelar Lomba Kebersihan Kampung

Hidayatullah.com- Selalu ada cara unik dan positif untuk menyambut dan menyemarakkan bulan suci Ramadhan 1445 H. Seperti yang dilakukan emak-emak di Kalimantan Timur ini, tepatnya di Kota Balikpapan, salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Beberapa hari ini, para emak itu tampak sibuk menata halaman rumah. Mereka dibantu keluarga masing-masing. Selain itu, pada beberapa lorong perkampungan juga terpasang spanduk-spanduk Marhaban Yaa Ramadhan atas nama Halaqah Asyirah. Mereka adalah emak-emak yang berdomisili di lingkungan RT 25, RT 26, dan sekitarnya di Kelurahan Teritip, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan. Mereka sedang mengikuti lomba kebersihan rumah dan lingkungannya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, lomba tersebut digelar oleh para emak yang tergabung dalam Muslimat Hidayatullah Balikpapan. Ini program rutin tahunan. Penilaian kebersihan rumah itu digelar dalam rangka menyemarakkan Ramadhan. Adapun item-item yang dinilai yaitu: Keseragaman tempat sampah, pot bunga, adanya bunga hias minimal 5 pot, pengecatan rumah, memiliki asesoris khas Asyirah, serta kebersihan halaman dan parit. Asyirah adalah istilah kearifan lokal sebagai sebutan untuk kelompok gabungan rumah-rumah yang bertetangga berdasarkan blok-blok yang ditentukan.Visitasi dari tim penilai dilaksanakan sebelum Ramadhan (10/3/2024). Tim penilai terdiri dari 10 orang yang dibagi di beberapa titik. Total ada 26 Asyirah yang dikunjungi. Visitasi berlangsung mulai pagi hari sampai siang bakda Zuhur. “MasyaAllah, Asyirah ini kompak mengecat pot bunga, ada ikon Asyirahnya juga, tapi sayang ada rumah yang tidak membersihkan paritnya, mengurangi nilai,” ujar Ustadzah Lailatul Fitriani, Ketua Departemen Sosial Mushida, yang sejak malam sudah koar-koar mengingatkan pengurus untuk bisa on time turun ke lapangan. Ada hal-hal unik dan lucu yang didapati sepanjang kunjungan penilaian lomba tersebut. Seperti seorang bapak yang terlihat malu-malu karena baru memasang spanduk di depan rumahnya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Penilaiankah, Bu? Aduh, maaf telat pasang ini,” ucapnya sambil salah tingkah. Di lorong selanjutnya seorang bapak juga sibuk menyapu rumput yang baru saja dirintis saat tim penilai mendatangi rumahnya. MasyaAllah gak papa pak, biar lambat asal selamat, hehe…. Ada juga Asyirah yang menyiapkan wadah takjil gratis dengan tulisan “Boleh Ngambil, boleh ngisi”. MasyaAllah! Tampak menginspirasi sekali. Semoga para emak, keluarganya, serta masyarakat sekitarnya semakin solid dalam semua perkara kebaikan terutama soal kebersihan, karena kebersihan bagian dari peradaban Islam, manifestasi keimanan. Demikian harapan penyelenggara.* (Itha/Mushida/MCU)

Ramadhan, Mahasiswa STIS Hidayatullah Ditugaskan Berdakwah ke IKN – Sibolga

Hidayatullah.com– Menyongsong bulan suci Ramadhan 1445 H, mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah ditugaskan berdakwah di sejumlah daerah. Di antaranya di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur. Pada Ahad, 29 Sya’ban 1445 H, secara resmi dilakukan pelepasan keberangkatan para dai muda tersebut di Masjid Ar-Riyadh Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur. Kegiatan ini dirangkai dengan Tarhib Ramadhan 1445 H Ponpes Hidayatullah. Pada Sabtu, 28 Sya’ban 1445 H (9/3/2024), lima orang mahasiswi dari Hidayatullah berangkat menuju IKN untuk melaksanakan Praktik Kuliah Dakwah (PKD). Sebelumnya beberapa mahasiswi sudah lebih dulu berangkat bertugas di daerah yang lain. PKD ini adalah program rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh STIS Hidayatullah untuk mahasiswa semester 6. Tahun ini total 49 mahasiswi mendapat amanah PKD di 16 titik lokasi dakwah. Daerah terjauh yang menjadi tujuan dakwah PKD adalah Sibolga, Sumatera Utara. “Program ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu dan mematangkan mental, sebagai bagian dari kontribusi ilmu kepada masyarakat,” ungkap Siti Solekhah selaku PJ PKD Putri sekaligus Ketua Bidang Perkaderan dan Kemahasiswaan STIS Hidayatullah putri. Afifatus Saadah, mahasiswi semester 6 program studi Hukum Keluarga (HK), mengaku deg-degan menerima tantangan dakwah selama Ramadhan 1445 H. “Tapi berharap semoga lancar, bisa membawa perubahan di tempat PKD, dan betah,” ujarnya seraya diaminkan oleh keempat temannya. Rombongan lima mahasiswi tersebut dijemput di Gunung Tembak oleh Mursyid, Ketua Yayasan Hidayatullah Penajam Paser Utara (PPU). Keberangkatan mereka pun diiringi oleh adik-adik angkatan dengan penuh haru, bahkan beberapa pengiring sampai menangis sesegukan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“PKD ini seru, menambah pengalaman dan kepercayaan diri. Saya harus menyiapkan mental dan ilmu dari sekarang,” ungkap Soraya, mahasiswi semester 4 Prodi Hukum Ekonomi Syariah yang mengantar kakak angkatannya berangkat. Sebagai informasi, STIS Hidayatullah telah membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru tahun 2024-2025. Selain memiliki Program Studi Hukum Keluarga dan Hukum Ekonomi Syariah, STIS juga telah berproses menuju alih status sebagai Institut Agama Islam (IAI) Hidayatullah Balikpapan.* (Mujtahidah/MCU)

PBNU: 1 Ramadhan 1445 H Jatuh pada Selasa 12 Maret 2024

Jakarta (MediaIslam.id) – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Falakiyah (LF) PBNU mengumumkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah pada Selasa, 12 Maret 2024 Masehi. Keputusan tersebut diperoleh berdasarkan hasil rukyatul hilal pada Ahad petang di sejumlah tempat di Indonesia, di mana para perukyat di 38 dari sekitar 60 lokasi melaporkan tidak dapat melihat hilal. “Tim rukyat dari LF PBNU dari ke-38 titik tidak satupun yang dapat melihat hilal. Oleh karena itu, mengikuti pendapat dari al madzahib al-arba’ah (empat mazhab utama) maka mestinya besok, Senin tanggal 11 Maret 2024 belum masuk Ramadhan,” kata Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam konferensi pers di Jakarta. Karena para perukyat melaporkan tidak berhasil melihat hilal, sambungnya, sehingga umur bulan Sya’ban 1445 H adalah 30 hari atau ditetapkan secara istikmal (disempurnakan). “Dan tentunya akan menjadi pertimbangan di isbat Ramadhan 1445 H. Maka, kita bisa mengharapkan bahwa keputusan isbat Ramadhan akan menyatakan bahwa Ramadhan dimulai atau tanggal 1 Ramadhan 1445 H akan jatuh pada hari Selasa 12 Maret 2024,” ujarnya. Gus Yahya mewakili PBNU mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan kepada seluruh warga NU dan umat Islam, yang dimulai pada Selasa. “Mengajak seluruh umat Islam untuk mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh lahir batin dalam memasuki Ramadhan, insyaallah memulai puasa hari Selasa 12 Maret 2024 yang akan datang,” ucapnya.[] sumber: ANTARA