Tag:

Ramadan

Jangan Sampai Puasa Hanya Jadi Formalitas

Hidayatullah.com – Syaikh Ali Jum’ah dalam sebuah forum yang disiarkan televisi memperingatkan umat Islam agar menjaga lisan dan perkataan selama bulan Ramadan. Selain agar tidak membuat amal puasa mereka sia-sia, namun juga sebagai momen latihan dalam beretika. Beliau menyampaikan peringatan itu berdasarkan sejumlah hadits, yakni: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan terlarang maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan dahaga yang dia tahan.” (HR Bukhari) Dalam riwayat lain: “Barang siapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan terlarang serta kebodohan maka Allah tidak membutuhkan rasa lapar dan dahaga yang dia tahan.” Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah RA., bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Puasa adalah tameng selama ia tidak merusaknya dengan kebohongan dan umpatan.” (HR Thabarani) Menurut Syaikh Ali Jum’ah, dalam hadits pertama Rasulullah SAW menjelaskan tujuan berpuasa kepada kita adalah tujuan pendidikan dan etika. Ketentuannya, kita didorong untuk menjaga lisan, tidak berkata bohong, tidak mengumpat, tidak berdusta, dan tidak bersaksi palsu di bulan Ramadan. “Dan hendaknya Ramadan menjadi latihan praktik bagi kita untuk meninggalkan ucapan palsu dan perbuatan terlarang. Tinggalkanlah!” kata ulama Mesir itu.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Jika kamu tidak meninggalkan ucapan palsu dan perbuatan terlarang pada siang hari Ramadan maka puasamu sebatas formalitas dan lahiriah belaka. Kamu tidak berhak atas pahalanya di sisi Allah SWT,” lanjut Syaikh Ali Jum’ah.*

20 Keutamaan Bulan Ramadhan yang Tidak Ada di Hari Biasa

Barangsiapa berpuasa penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu, ini fadhilah dan keutamaan bulan Ramadhan dibanding hari biasa Hidayatullah.com |  BULAN Ramadhan ada penghulunya bulan. Keutamaan dan kemuliaan bulan Ramadhan tidak ada di bulan lain. Berikut ini 20 keutamaan bulan Ramadhan berdasarkan hadist dan Al-Quran;Dibukanya Pintu Surga, Ditutupnya NerakaRamadhan adalah bulan yang penuh barakah karena Allah memberikan kesempatan selebar-lebarnya kepada umat Islam untuk melakukan segala bentuk kebaikan. Suasana pada bulan Ramadhan dibuat sedemikian rupa sehingga setiap muslim bisa mengerjakan kebaikan dengan mudah. Dalam sebuah hadits disebutkan: إذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَصفدتِ الشَّيَاطِينُ “Jika datang bulan Ramadhan maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan diikatlah para setan.” (HR Bukhari dan Muslim).Bulan Ramadhan Bulan SedekahBulan Ramadhan adalah waktu yang sangat tepat untuk bersedekah, karena pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Rasulullah ﷺ sendiri telah memberikan contoh yang baik, karena beliau paling banyak sedekahnya pada bulan Ramadhan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dijelaskan: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فََرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawaan beliau akan bertambah pada bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Jibril. Beliau bertemu dengan Jibril setiap malam Ramadhan untuk mempelajari Al-Qur’an, dan  Rasulullah ﷺ lebih dermawan dari angin yang bertiup kencang.” (HR Bukhari).Bulan Ramadhan Bulan Al-Qur’anAl-Qur’an diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan maka sangat tepat sekali kalau bulan ini kita manfaatkan untuk banyak membaca Al-Qur’an. Allah berfirman: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Al-Baqarah, ayat 185). Dalam hal ini, Rasulullah ﷺ sendiri telah memberikan contoh kepada umatnya. Beliau mempelajari Al-Qur’an tiap malam bersama Jibril as, sebagaimana yang tersebut dalam hadits Ibnu Abbas di atas: وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ “Rasulullah ﷺ bertemu dengan Jibril setiap malam Ramadhan untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR Bukhari).Bulan Ramadhan adalah Bulan KemenanganPada bulan Ramadhan, umat Islam banyak meraih kemenangan atas orang-orang kafir dalam berbagai medan pertempuran. Pada tahun 2 H kaum muslimin mampu mengalahkan pasukan kafir Quraisy dalam  Perang Badar.  Pada tahun 8 H, kaum muslimin mampu menaklukkan Kota Makkah. Pada tahun 479 H pasukan Islam mampu mengalahkan Pasukan Salib dalam Perang “Az Zalaqah” di Andalus, dan pada 658 H pasukan Islam mampu mengalahkan Pasukan Tartar dalam  Perang Ainul Jalut di Palestina. Hal itu dikarenakan umat Islam pada bulan Ramadhan sangat dekat dengan Allah SWT.   Mereka masih dalam suasana ibadah, mengekang jiwa untuk tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Tidak diragukan lagi bahwa umat yang dekat dengan Allah dan menjauhi maksiat akan selalu meraih kemenangan karena Allah SWT akan membantu mereka.Ramadhan Bulan Taubat dan AmpunanBanyak umat Islam yang mendapatkan ampunan pada bulan Ramadhan karena bersungguh-sungguh dalam beribadah, sebagaimana sabda Rasulullah: مَن صام رمضان إيمانا واحتسابا غُفِر له ما تقدم من ذنبه “Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR Bukhari Muslim). الصلوات الخمس ، والجمعة إلى الجمعة ، ورمضان إلى رمضان ، مكفرات لما بينهن إذا اجتنبت الكبائر “Shalat lima waktu, hari Jumat sampai hari Jumat berikutnya, bulan Ramadhan sampai bulan Ramadhan berikutnya  merupakan penghapus dosa antara waktu-waktu tersebut, selama tidak mengerjakan dosa-dosa besar.” (HR Muslim).Bulan Diselamatkan dari NerakaPada bulan Ramadhan banyak orang yang diselamatkan dari api neraka. Itu terjadi setiap malam, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: إن لله تبارك وتعالى عتقاء من النار وذلك كل يوم  ليلة “Sesungguhnya Allah swt menyelamatkan oang-orang dari api neraka,dan itu terjadi pada tiap malam pada bulan Ramadhan.” (HR. Tirmidzi).Bulan KesabaranBulan Ramadhan disebut bulan kesabaran karena orang-orang yang berpuasa harus banyak menahan diri dari hal-hal yang dilarang seperti makan, minum, dan lainnya. Oleh karena itu, sebagian ulama mengartikan “sabar” dalam beberapa ayat Al-Qur’an dengan puasa, mengingat  pahala puasa setara dengan pahala sabar. Allah berfirman: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10). Dalam suatu hadits Qudsi disebutkan: والصيام لى وأنا أجزي به “Dan puasa adalah untuk–Ku dan Aku sendirilah yang akan membalasnya.” (HR Bukhari).Bulan Dikabulkannya DoaBulan Ramadhan adalah bulan orang berpuasa, sedangkan orang yang berpuasa doanya mustajab. Allah SWT sendiri telah menganjurkan orang–orang yang sedang bepuasa untuk banyak berdo’a kepada-Nya karena Dia sangat dekat dengan para hamba-Nya yang sedang berpuasa. Sebagaimana firman Allah: وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا۟ لِى وَلْيُؤْمِنُوا۟ بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS: Al Baqarah: 186). Selain itu, Rasulullah ﷺ telah menjelaskan bahwa doa orang yang sedang berpuasa itu tidak tertolak, sebagaimana yang termaktub dalam salah satu haditsnya: ثلاثة لا ترد دعوتهم : الصائم حتى يفطر ، والإمام العادل ، ودعوة المظلوم “Tiga golongan yang tidak tertolak do’anya: Orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang terzalimi.” (Hadits Shahih riwayat Ahmad).Dalam bulan Ramadhan ada Lailatul QadarYakni, bulan yang ibadah di dalamnya lebih baik dari pada ibadah seribu bulan, sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ: إن هذا الشهر قد حضركم ، وفيه ليلة خير من ألف شهر، من حرمها فقد حرم الخير كله “Sesungguhnya bulan ini (yaitu bulan Ramadhan) telah datang kepada kamu, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang tidak mendapatkannya, berarti dia tidak mendapatkan seluruh kebaikan.” (HR Ibnu Majah).Ramadhan Bulan BerkahRamadhan bulan yang penuh dengan barakah dan kebaikan. Siapa saja yang mau berbuat baik, Allah akan membantunya karena suasana dan kondisi sangat mendukung untuk itu. Kita lihat umpamanya umat Islam berbondong-bondong ke masjid untuk melakukan shalat tarawih, ramai-ramai bangun sebelum Subuh untuk sahur, setelah itu beramai-ramai juga untuk melakukan shalat Subuh berjamaah di masjid. Kita lihat banyak orang yang bersedekah, baik berupa uang ataupun makanan untuk orang yang berbuka. Itu semua, karena kondisi yang diatur oleh Allah pada bulan Ramadhan.Puasa Ramadhan Benteng dari Api Neraka Dalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : الصيام جنة وحصن حصين من النار “Puasa adalah perisai dan benteng dari api neraka.”(Hadits Hasan Riwayat Ahmad) Maksud hadits di atas bahwa orang yang berpuasa selalu menahan diri dari syahwat-syahwat yang mengelilinginya, sedang api neraka sendiri dipenuhi dengan syahwat-syahwat tersebut. Dengan demikian, orang yang berpuasa secara tidak langsung telah membentengi dirinya dari amalan-amalan yang menyebabkan masuk neraka.Puasa Ramadhan Menekan Syahwat yang BergeloraSiapa saja yang ingin menjauhi perbuatan haram, khususnya para pemuda yang belum mampu menikah, hendaknya berpuasa, karena dengan puasa gelora syahwat seseorang mampu ditekan. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج ، فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ، ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء “Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah mampu untuk menikah, maka hendaknya ia menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu menikah hendaknya dia berpuasa, karena sesungguhnya puasa tersebut merupakan obat baginya.”(HR Bukhari dan Muslim).Berpuasa  Ramadhan Miliki Dua KegembiraanDalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : للصائم فرحتان : فرحة عند فطره ، وفرحة عند لقاء ربه “Orang yang berpuasa itu akan mendapatkan dua kegembiraan: kegembiraan ketika berbuka puasa, dan kegembiraan ketika bertemu dengan Robb-nya.” (HR Bukhari dan Muslim). Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang berpuasa Ramadhan akan mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.  Kebahagiaan di dunia ini akan dirasakan saat berbuka puasa, karena Allah telah memberinya kekuatan sehingga bisa melaksanakan kewajiban puasa Ramadhan dan mengijinkan baginya untuk makan dan minum serta hal-hal lain yang sebelumnya dilarang waktu dia berpuasa. Dan kebahagian di akhirat, ketika dia bertemu dengan  Allah swt, karena dia akan mendapatkan pahala puasanya selama di dunia dengan lengkap tanpa dikuranginya sedikitpun.Doa Orang yang Puasa Ramadhan Tidak akan DitolakHendaknya orang yang berpuasa Ramadhan memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya untuk banyak berdoa, karena mereka tidak tertolak. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : ثلاثة لا ترد دعوتهم : الصائم حتى يفطر ، والإمام العادل ، ودعوة المظلوم “Tiga golongan yang tidak tertolak doanya: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan do’anya orang yang terzalimi.” (Hadits Hasan Riwayat Ahmad). Hadits di atas menjelaskan bahwa sepanjang orang tersebut berpuasa, sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, doanya tidak tertolak. Tidak hanya itu saja, bahkan dalam hadits lain Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa ketika sedang berbuka puasa pun, doanya tidak tertolak. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ : ثلاثة لا ترد دعوتهم : الصائم حين  يفطر ، والإمام العادل ، ودعوة المظلوم “Tiga golongan yang tidak tertolak do’anya: orang yang berpuasa ketika  berbuka, pemimpin yang adil, dan do’anya orang yang terdzalimi.” (HR At-Tirmidzi)Orang yang Berpuasa Ramadhan Masuk Surga dari pintu “Ar-Rayyan”Dalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : إن في الجنة بابا يقال له الريَّان ، يدخل منه الصائمون يوم القيامة ، لا يدخل منه أحد غيرهم ، يقال : أين الصائمون ؟ فيقومون ، لا يدخل منه أحد غيرهم ، فإذا دخلوا أغلق فلم يدخل منه أحد “Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat pintu yang bernama ” Ar Royyan.” Orang-orang yang berpuasa masuk surga dari pintu tersebut pada hari kiamat, dan tidak ada seorang pun yang bisa masuk dari pintu tersebut kecuali mereka. Dikatakan, ‘Mana orang-orang yang berpuasa?’ Segera mereka berdiri. Tidak ada yang bisa masuk darinya kecuali mereka. Jika mereka semuanya telah masuk, maka pintu tersebut ditutup kembali, dan setelah itu, tidak ada lagi yang bisa masuk dari pintu tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Puasa Ramadhan Memberi Syafaat PelakunyaDalam hal ini Rasulullah ﷺ bersabda : الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة ، يقول الصيام : أي رب منعته الطعام والشهوات بالنهار فشفعني فيه ، ويقول القرآن : منعته النوم بالليل فشفعني فيه ، قال فيُشَفَّعان “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaatnya kepada seorang hamba pada hari kiamat. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb, aku telah menahannya dari makanan dan syahwat pada siang hari, maka berilah ijin kepadaku untuk memberikan syafa’at kepadanya.’ Al-Qur’an berkata, ‘Aku telah menahannya dari tidur pada malam hari, maka berilah saya ijin untuk memberikan syafaat kepadanya.’ Keduanya dapat ijin untuk memberikan syafa’atnya.” (HR:  Ahmad). Maksud dari hadits di atas bahwa Allah telah memberikan ijin kepada puasa untuk memberikan syafaat kepada orang yang berpuasa sehingga Allah memasukkannya ke dalam surga.Bau Mulut Orang Berpuasa lebih MuliaBau mulut orang berpuasa Ramadhan pada hari kiamat lebih wangi dari pada bau minyak wangi.  Rasulullah ﷺ bersabda: لخلوف فم الصائم أطيب عند الله يوم القيامة من ريح المسك “Bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari pada bau minyak wangi.” (HR Bukhari dan Muslim) Maksud dari “khuluf” dalam hadits di atas adalah bau mulut yang berasal dari perut yang kosong.  Bau ini lebih dicintai oleh Allah dari pada bau minyak wangi, karena merupakan bekas ibadah.Puasa Ramadhan akan Menghapus Dosa-DosaRasulullah ﷺ bersabda: فتنة الرجل في أهله وماله وولده وجاره تكفرها الصلاة والصوم والصدقة “Fitnah yang dialami seseorang dalam keluarga, harta, anak dan tetangganya akan terhapus dengan salat, puasa dan sedekah.” (HR Bukhari dan Muslim). Yang dimaksud  “Fitnah” dalam hadits di atas adalah hal-hal yang membuatnya berpaling dari ibadah karena kesibukannya mengurusi keluarga, harta , anak dan tetangga, yang kadang-kadang membuatnya berbuat dosa. Dosa-dosa seperti itu bisa terhapus dengan salat, puasa dan sedekah. Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah ﷺ : من صام رمضان إيمانا واحتسابا غُفِر له ما تقدم من ذنبه “Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR Bukhari Muslim)Puasa Ramadhan Ibadah Tiada BandingannyaRasulullah ﷺ bersabda: عليك بالصوم فإنه لا مثل له “Hendaknya engkau berpuasa, karena puasa itu merupakan ibadah yang tiada bandingannya.” (HR: Nasai dan Ibnu Hibban).Pahala Puasa Ramadhan tidak TerhitungSetiap amal sholeh, Allah telah menentukan pahalanya masing-masing, kecuali puasa, Allah swt akan membalas orang yang berpuasa dengan pahala yang tidak terhitung, sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya: إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas .” (QS Az Zumar : 10) Maksud dari orang-orang yang bersabar dalam ayat di atas menurut mayoritas ulama adalah orang-orang yang berpuasa, karena puasa merupakan salah satu bentuk kesabaran yang luar biasa.  Hal ini dikuatkan dengan hadits Qudsi yang menyebutkan  : كل عمل ابن آدم يضاعف ، الحسنة بعشر أمثالها إلى سبعمائة ضعف ، قال الله عز وجل : إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به، يدع شهوته وطعامه من أجلي “Setiap amal anak Adam akan dilipatgandakan. Satu kebaikan bisa dilipatgandakan dari sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman, “Kecuali puasa, sesungguhnya dia adalah milik-Ku, dan Aku yang akan membalasnya sendiri, karena dia meninggalkan syahwat dan makannya  demi mencari ridha-Ku.” (HR Bukhari dan Muslim).*/Dr Ahmad Zain an-Najah, LC, MA, Pusat Kajian Fiqih Indonesia (PUSKAFI)

Bertanding Sambil Puasa Ramadhan, Kyrie Irving: Allah Beri Saya Kekuatan

Hidayatullah.com – Kyrie Irving, pebasket Muslim yang berkompetisi di liga bola basket tertinggi Amerika Serikat, NBA mengungkapkan bahwa dapat bertanding sembari berpuasa merupakan keajaiban. Dia mengaku itu semua berkat kekuatan yang diberikan oleh Allah SWT. Pernyataan Irving tersebut disampaikannya saat menjawab pertanyaan wartawan di sesi konferensi pers. “Ngomong-ngomong tentangpuasa dan Ramadhan, seberapa sulit atau tidak sulitkah bermain dengan situasi tersebut? tanya seorang wartawan ke pemain Dallas Mavericks itu. “Ramadan adalah bulan yang istimewa, jadi ini adalah waktu yang istimewa. Saya mencoba untuk tidak terlalu memikirkan kesulitan dan benar-benar fokus pada perjalanan dengan Tuhan dan jalan yang Anda tempuh dan tetap fokus pada hal itu dan tetap disiplin,” jawab Kyrie Irving dalam yang diunggah Anadolu (20/03). Baca juga: Antusias Mualaf Amber Leibrock Menyambut Ramadhan Pebasket yang berposisi sebagai point guard itu menambahkan bahwa dapat bermain selama puluhan menit tanpa minum dan makan merupakan sebuah keajaiban yang Allah berikan kepadanya. “Dapat bermain selama 48 menit tanpa minum atau makanan adalah sebuah keajaiban. Jadi, ada Allah yang universal di luar sana yang melindungi saya dan saya harus memberikan penghargaan kepada-Nya,” kata Kyrie. Pada April 2021, Kyrie Irving membuat heboh pecinta basket usai mengonfirmasi bahwa dirinya telah masuk Islam dan langsung berpuasa Ramadhan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Rumor mualaf Kyrie Irving telah menyebar beberapa pekan sebelumnya. Hal tersebut lantaran pebasket berusia 31 tahun itu sempat mengunggah tweet yang memuji Allah SWT.* Baca juga: Rapper Lil Jon Memutuskan Jadi Mualaf di Awal Ramadhan

Wajah Ramadhan Kita; Sebuah Refleksi

Oleh : Muhammad Syafii Kudo* Hidayatullah.com – RAMADHAN 1445 Hijriah telah datang. Tidak ada kalimat yang lebih patut diucapkan melainkan ucapan syukur kepada Allah sebab tidak semua orang ditakdirkan mendapati bulan mulia ini. Kita lihat banyak saudara, kawan, tetangga, dan kenalan kita yang mungkin tahun lalu masih bersama-sama dengan kita melaksanakan tarawih, buka bersama dan anjangsana silaturahim saat lebaran, kini telah berpulang ke hadirat Ilahi. Oleh sebab itu sekali lagi agar kiranya nikmat Ramadhan tahun ini  harus lebih disyukuri. Kemudian terlepas daripada itu semua, Ramadhan tahun ini juga terlihat berbeda dengan beberapa Ramadhan sebelumnya. Bulan mulia ini datang saat negara ini masih “panas” dengan berbagai intrik politik nasional pasca pemilu yang masih belum selesai hingga kini. Dan ada lagi yang membedakan Ramadhan tahun ini yakni banyaknya bencana yang melanda berbagai daerah di tanah air. Mulai dari banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan beberapa bencana ekologis lainnya. Juga pada tahun ini bisa dikatakan pula sebagai  Ramadhan terberat yang harus dialami oleh saudara kita di Palestina yang masih dijajah dan dibunuhi oleh kaum Zionis dengan jumlah korban nyawa dan kerugian yang bisa dikatakan terbesar dalam sejarah perlawanan Bangsa Palestina menghadapi penjajah Zionis tersebut. Mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan  penuh keprihatinan bagi para orang beriman, meskipun  di saat yang sama bisa jadi hanyalah Ramadhan yang sama saja bagi para penikmat festival Ramadhan. Siapa mereka? Yakni kalangan yang memandang bulan Ramadhan bukan sebagai bulan suci untuk beribadah an sich tapi lebih sekedar sebagai bulan dimana festival jajanan, diskonan belanja dan hiburan khas Ramadhan bisa dirasakan. Bulan Ramadhan yang penuh obral pahala mereka rubah sebagai momentum bulan belanja semata. Kini esensi Ramadhan yang seharusnya menjadi kawah candradimuka untuk mendidik nafsu harus diakui mulai terkikis atau bahkan menghilang. Hal ini jauh-jauh hari sudah diwanti-wanti oleh Hujjatul Islam Imam Al Ghazali di dalam kitabnya, Ihya’ Ulumuddin. Beliau dengan keras menyindir mereka yang memperbanyak makanan (meskipun halal) pada waktu berbuka puasa untuk memenuhi perut mereka. Padahal tidak ada wadah yang lebih dibenci oleh Allah daripada perut yang penuh diisi dengan makanan yang (meskipun) halal, hal ini seperti yang tertera dalam Hadis Riwayat Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah. Menurut Imam Ghazali di dalam Ihya’ Ulumuddin bab Asrorus Shoum (Rahasia-rahasia dalam Ibadah Puasa), bagaimana bisa diperoleh manfaat (faedah) daripada ibadah puasa yaitu untuk mengalahkan musuh Allah (Setan) dan menundukkan syahwat jika pelaku puasa ‘melakukan pembalasan’ di waktu berbuka puasa mereka dengan memakan segala apa yang mereka tahan untuk tidak mengonsumsinya di siang hari saat bulan Ramadhan. Bahkan terkadang mereka juga menambahkan menu makanan dan minuman yang bervariasi di waktu berbuka puasa sehingga terus berlaku kebiasaan untuk menyimpan banyak makanan di bulan Ramadhan. Padahal tujuan utama daripada berpuasa adalah pengosongan dan mengalahkan nafsu. Menurut Imam Ghazali, ruh dan rahasia (sirr) dari ibadah puasa adalah melemahkan kekuatan (nafsu) lewat ‘laku berlapar diri’ yang mana kekuatan nafsu itu adalah wasilah daripada setan untuk menjerumuskan kepada keburukan-keburukan. Dan tidak akan tercapai pelemahan kepada wasilah-wasilah setan itu kecuali dengan mempersedikit atau melakukan pengurangan terhadap kegiatan makan (yakni dengan berpuasa). Karena melalui wasilah makanan inilah setan mengalir di dalam diri setiap anak Adam. Disebutkan di dalam hadis yang berbunyi, “Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia pada tempat jalannya darah. Maka sempitkanlah tempat jalannya itu dengan lapar.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari, Abu Dawud, dan Ibnu Majah). Di dalam khazanah sastra Nusantara, ada sebuah Gurindam masyhur yang disebut dengan Gurindam 12 karya Raja Ali Haji yang mana disebutkan di dalam Gurindam ketiga pada baris (pasal) kelima, “Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tiada senonoh. Yang maknanya kurang lebih adalah jika perut diisi penuh dengan makanan maka akan berpotensi membuat orang yang bersangkutan berbuat hal-hal yang tidak patut (buruk). Senada dengan hal ini, Sahabat Sahl Radiyallahu Anhu mengatakan, من أكل الحرام عصت جوارحه شاء أم أبى “Siapa saja yang makan makanan yang haram, maka akan bermaksiat anggota tubuhnya, mau ataupun tidak mau.” (Lihat: al-Ghazali, Ihya ‘Ulum al-Din, Jilid 2, hal. 9) Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam juga bersabda, “Tidaklah yang baik itu mendatangkan sesuatu kecuali yang baik pula.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Dari penjabaran beberapa dalil di atas, penulis berasumsi bahwa berbagai kelakuan kelewat batas orang-orang saat ini baik di tengah masyarakat seperti tawuran antar remaja  yang belakangan terjadi di beberapa kota di Indonesia, maupun di dunia maya (media sosial) semisal dengan menyerang Privasi orang, ghibah lewat komentar, Tajassus dengan cara Stalking dsj, salah satu faktornya adalah ihwal berlebihan dalam perkara makanan. Penulis meyakininya berdasarkan beberapa dalil yang disebutkan di atas. Sebab perut yang dibiarkan terlalu kenyang justru akan menumpulkan akal sehat sehingga kelakuan serampangan tanpa pertimbangan akal sehat mudah dilakukan. Menjadi catatan juga dalam Ramadhan kali ini adalah kian  banyaknya terjadi aksi tawuran remaja baik antar Geng motor, kumpulan pemuda tidak jelas, antar oknum perguruan bela diri dll. Ironis, para pemuda yang merupakan tulang punggung bangsa kini malah menjadi biang kerok keonaran di tengah masyarakat yang jika tidak ditindaklanjuti akan berpotensi menjadi sampah masyarakat di kemudian hari. Miris, kala terdengar di negeri Muslim terbesar dunia para pemudanya saling bantai antar sesamanya dimana di saat yang sama para pemuda di negeri Muslim yang lain melakukan jihad fi Sabilillah membela agama dan negeri mereka dari para musuh Allah seperti yang terjadi di Palestina. Dan yang lebih miris lagi adalah bahkan tawuran itu juga dilakukan di bulan Ramadhan dengan berbagai kamuflase seperti tarung sarung maupun sahur on the road yang ujung-ujungnya juga ke arah tawuran antar pemuda. Padahal Allah memuji setinggi langit kepada para pemuda yang beriman dan beramal Soleh di dalam Al Qur’an dan Hadis. Di dalam tafsir Ibnu Katsir saat menjelaskan mengenai surah Al Kahfi ayat 13-16 disebutkan bahwa Allah mengisahkan para Ashabul Kahfi yang melarikan diri dari kaumnya demi menjaga Tauhid adalah sekumpulan para pemuda. Dimana para pemuda itu lebih bisa menerima kebenaran dan lebih mendapatkan petunjuk daripada para generasi tua yang lebih getol dalam mempertahankan kepercayaan lama nenek moyang mereka. Dan kisah Ashabul Kahfi ini adalah penguat bagi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam bahwa mayoritas yang akan lebih menerima seruan dakwah dan menjadi penyokong dakwah beliau adalah para pemuda. (Lihat Tafsir Al Qur’anil Adzim Ibnu Katsir, Juz 5 Surah Al Kahfi ayat 13-16). Imam Ghazali menyebutkan di dalam Asrorus Shoum min kitabil Ihya’ Ulumuddin bahwa sungguh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam telah memadukan kedudukan kebanggaan antara laku Zuhud di dunia dan puasa dengan sabda beliau,Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/إن الله تعالى يباهي ملائكته بالشاب العابد فيقول : أيها الشاب التارك الشهوته لأجلي ، المبذل شبابه لي ، أنت عندي كبعض ملائكتي “Sesungguhnya Allah SWT menyombongkan diri (membanggakan) kepada para malaikat-Nya tentang pemuda yang taat beribadah, dengan berfirman: Wahai pemuda yang meninggalkan syahwatnya demi Aku, yang menyerahkan masa mudanya demi Aku, kamu di sisi Ku seperti sebagian malaikatku.” (Riwayat Ibnu Ady di dalam Al Kamil (3/347) dan Abu Naim di Al Hilyah (4/139)) Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam juga bersabda, وقال صلى الله عليه وسلم في الصائم : يقول الله تعلى : يا ملائكتي ؛ انظروا إلى عبدي ! ترك شهوته ولذته وطعامه وشرابه من أجلي “Berkata Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam mengenai orang yang berpuasa, bahwa Berkata Allah SWT; “Wahai para malaikat Ku, lihatlah oleh kalian kepada hamba Ku! Mereka meninggalkan kesenangannya, keinginannya, makanannya, dan minumannya karena Aku.” (Lihat Qutul Qulub (1/73) riwayat Ibnu Abi Dunya dalam Al Juu’ (39)) Walhasil inilah wajah Ramadhan kita hari ini, selain masih didominasi oleh gambaran aktivitas para Sho’imin level awam dalam trilogi klasifikasi puasa ala Al Ghazali yang berciri khas berpuasa hanya berkutat pada seputar perut dan kelamin, juga masih jauh dari tujuan hakiki daripada dilakukannya ibadah itu sendiri yaitu untuk mengalahkan setan dan mendidik nafsu. Ramadhan adalah barometer tahunan, momen dimana kita dapat mengukur diri nanti selepas dari Ramadhan apakah kita lebih dominan menjadi hamba Allah ataukah hamba syahwat. Lebih patuh syariat ataukah pada ajakan setan si laknat. Dan apakah lebih berakhlak Karimah baik kepada Allah dan hamba Nya ataukah masih apatis kepada sesama terlebih kepada pencipta Nya. Semoga kita selamat mengarungi bulan mulia ini dengan berbagai ibadah dan layak lulus menjadi hamba-hamba yang bertakwa selepas Ramadhan nanti seperti pesan Tuhan dalam Al Baqarah ayat 183 tersebut. Wallahu A’lam Bis Showab. Murid Kulliyah Dirosah Islamiyah Pandaan Pasuruan

Hakikat Puasa dan ‘Madrasah’ Fikiran

Oleh: Kholili Hasib Hidayatullah.com – Sering disebut-sebut, puasa Ramadhan merupakan “madrasah”. Sebenarnya lebih tepatnya “madrasah hati” dan “madrasah fikiran”. Sebab, hakikat puasa bukan hanya menahan anggota badan. Dari perkara yang membatalkan. Tetapi, sebenarnya juga menahan hati dan pikiran. Sebab, syahwat tidak hanya mengendalikan mulut, telinga dan alat kelamin. Namun, hati dan fikiran memiliki syahwat, yang jika tidak ditahan berubah menjadi hawa nafsu. Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa puasa yang sampai pada tingkat menahan hati dari keinginan-keinginan hina dan pemikiran duniawi merupakan puasanya para Nabi, shiddiqun dan muqarrabun. Mereka tidak berfikir dari perkara-perkara selain Allah Swt secara totalitas. (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, 109). Peringkat puasa paling tinggi. Puasa hakiki pada tingkat ini. Fikiran jika tidak dikendalikan, akan menjadi fikiran yang liar. Pemikiran liar yang paling mendasar adalah memikiran sesuatu dengan melepaskan dari Allah Swt. Faham sekularisme merupakan keyakinan yang sangat nyata tentang pemikiran yang liar pada zaman modern. Sekularisme merupakan faham yang memisahkan antara kehidupan duniawi dengan agama, dan hal-hal yang terakait dengan agama. Termasuk konsep Tuhan. Dalam konsep ilmiah Barat sekular, yang dimaksud realitas hanya pada dunia yang terindera saja. Realitas yang tidak terindera diyakini tidak ada. Berbeda dengan pandangan Islam, aspek dunia harus dikaitkan dengan aspek akhirat. Segala sesuatu didasarkan fokusnya pada aspek akhirat (Syed M Naquib al-Attas, Prolegomena to the Metaphysics of Islam, 1). Imam al-Ghazali mengatakan bahwa memikirkan sesuatu selain Allah Swt dalam hati dan fikiran termasuk tidak berpuasa. Boleh jadi berfikir dunia, namun dunia yang dipandang dalam agama sebagai bekal akhirat. Maka berfikir dengan cara demikian bukan termasuk duniawi (Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin, 110). Fikiran yang meyakini bahwa perkara-perkara dunia tidak ada kaitan dengan agama. Ilmu pengetahuan tidak ada relasinya dengan keimanan kepada Allah Swt, dan lain-lain merupakan contoh fikiran yang liar di zaman modern. Di zaman Nabi Muhammad Saw, reduksi konsep Allah SWT dilakukan kaum musyrik dengan cara menvisualisasi Allah Swt melalui bentuk patung. Nabi Saw meluruskan bahwa Allah Swt tidak boleh dan tidak bisa direduksi dengan digambarkan dengan bentuk berhala. Di zaman modern reduksi kekuasaan Allah Swt dengan berbagai bentuk. Misalnya, menyamakan Allah dengan Tuhan agama-agama lain yang sejatinya bukan Tuhan melalu paham kesatuan Transenden Unity of Religion. Mereduksi kuasa Allah dalam sains melalui hukum positivisme. Misi Nabi Saw adalah mencegah pemikiran-pemikiran liar tentang Allah Swt. Meletakkan konsep Allah Swt sebagai konsep paling tinggi dalam keyakinan manusia. Oleh sebab itu, tarbiyah Nabi Muhammad Saw tentang konsep Tuhan melalui dua tahap. Pertama, membersihkan hati dan fikiran dari i’tiqad yang mencampur (asyraka) antara kekuasaan Tuhan dengan kekuasaan benda-benda. Agar mereka menjadi Muslim, bukan Musyrik. Kedua, mencegah masuknya perkara dunia, selain Allah Swt, ke dalam hati dan fikiran. Sehingga isi hati dan fikiran hanya Allah Swt. Tidak melihat dan memikirkan sesuatu kecuali dihubungkan dengan Allah Swt. Agar mereka menjadi Muslim yang hakiki. Dalam pandangan Islam, Allah Swt harus “hadir” dalam setiap perkara hidup manusia. “Hadirnya” Allah Swt bukan saja di saat shalat atau ibadah-ibadah lain. Namun, dalam setiap aktifitas. Termasuk aktifitas berfikir. Oleh sebab itu, tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa) dapat disebut juga proses tazkiyatu al-fikr (pembersihan pemikiran) sekaligus pembersihan iman. Dengan demikian, langkah mengislamkan pemikiran yang pertama-tama perlu dilakukan adalah dengan mengikuti petunjuk riyadlah al-nafs (melatih jiwa melawan hawa nafsu) seperti yang dijelaskan oleh imam al-Ghazali dalam kita Ihya’ Ulumuddin. Keyakinan-keyakinan materialistik dalam hati harus dibersihkan. Sebab, hati dan pikiran itu mengontrol dan membentuk perilaku. Beradab atau bi-adabnya perilaku dipengaruhi oleh bersih dan kotornya jiwa. Ramadlan adalah ‘madrasah’ untuk mengislamkan jiwa dan pikiran. Jiwa dan pikiran yang Islami, yaitu yang bersih, selalu patuh dan tunduk kepada Allah, beradab, bermoral dan terbebas dari kekuasaan nafsu untuk anti agama. Jiwa dan pikiran yang patuh kepada-Nya terisi nilai-nilai suci, tiada nilai lain kecuali nilai ketuhanan. Ramadan sengaja menjadi tempat untuk mencetak jiwa-jiwa Islami, bukan jiwa yang sekular. Perbanyaklah ibadah, sering-seringlah mematikan hawa nafsu. Sekali-kali jangan beri kesempatan nafsu untuk menguasai jiwa selama bulan puasa. Jika seusai Ramadlan jiwa kita tetap sekular, maka kita gagal beribadah puasa Ramadlan. Maka, siapkanlah diri sejak sekarang. Puasa tetapi masih sekular, berarti hati dan fikirannya tidak berpuasa.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Jika hati dan fikiran berpuasa, maka itulah hakikat puasa yang sebenarnya. Totalitas mencegarh potensi-potensi negatif. Hati dipagari agar tidak memikirkan duniawi atau memikirkan sesuatu yang tercela. Hatinya secara total berisi Allah. Puasa ini merupakan tingkatan para wali muqarrabīn. Memikirkan perkara makruh saja, dianggap telah membatalkan puasa. Apalagi memikirkan perkara yang haram. Memikirkan perkara duniawi dianggap batal kecuali perkara tersebut mendorong ke arah pemahaman agama, karena dunia yang demikian merupakan bekal akhirat dan tidak termasuk bagian duniawi. Puasa tingkat ketiga ini merupakan puasa total, seluruh bagian tubuh dan jiwa lahir dan batin ikut berpuasa. Cara puasa demikianlah yang mendatangkan takwa. Banyak orang yang menjalankan puasa, tapi kata Nabi hanya memperoleh lapar dan dahaga saja. Sebabnya, karena dia hanya puasa tidak makan dan tidak minum saja. Sedangkan hati dan fikiran tetap liar, tidak dicegah dan dikendalikan. Penulis adalah dosen pascasarjana UII Dalwa Baca juga: Cara Mengingat Kematian Menurut Imam Al-Ghazali

Jadi Ajang Tawuran, Polisi Melarang Sahur On The Road dan Petasan

Hidayatullah.com—Polda Metro Jaya melarang kegiatan sahur di jalan atau yang dikenal dengan sahur on the road (SOTR). Selain itu, polisi juga melarang warga untuk menyalakan petasan selama Ramadan 1445 Hijriah. “Kami melarang berbagai bentuk kegiatan yang  mengganggu kelancaraan pelaksanaan ibadah puasa,”ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Senin (11/3/2024). Menurut Ade, selanjutnya Polda Metro Jaya akan berkoordinasi dengan jajaran polres di wilayah hukumnya serta pihak-pihak terkait. Termasuk kerja sama dengan tiga pilar yaitu Babinsa, Babinkamtibmas, dan lurah atau kepala desa. “Ini dilakukan untuk memastikan dan menjaga situasi keamanan yang kondusif selama pelaksanaan kegiatan ibadah Ramadan tahun ini,” ujarnya. Caranya dengan peningkatan kegiatan imbauan, edukasi, sambang, patroli, hingga penegakan hukum. Sementara Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly  mengatakan, larangan itu dilakukan untuk mengantisipasi aktivitas negatif seperti halnya tawuran. Jika nanti diketahui adanya yang kelompok yang masih nekat melakukan sahur on the road, kata dia, pihaknya akan langsung membubarkan.  “Kami melakukan patroli secara rutin. Kalau ada yang kedapatan (sahur on the road) kami melakukan tindakan pembubaran,” tegas Nicolas. Patroli rutin itu akan melibatkan sejumlah personel dari Polri, TNI, Pemda, Satpol-PP, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan jumlah personel sebanyak 120 orang.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Untuk patroli yang dilakukan Polres Jaktim sebanyak 30 personel dan tambahan 10 personel dari setiap polsek,” kata dia. Ade juga meminta masyarakat tidak ragu melapor ke Call Center 110 jika membutuhkan bantuan pihak kepolisian. “Petugas kami berada di lapangan selama 24 jam dan siap melayani,” ujarnya.*

Arab Saudi, UEA akan melakukan rukyat hilal esok

RIYADH (Arrahmah.id) – Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) meminta umat Islam untuk melihat bulan sabit Ramadan pada 10 Maret. Mahkamah Agung Arab Saudi dan komite rukyat UEA meminta warga untuk mencari bulan sabit, yang mana penampakannya akan menandakan dimulainya bulan suci Ramadan, lansir Al Arabiya (9/3/2024). Di Kerajaan, mereka yang melihat bulan harus […]

Ramadan 2024, jam puasa dan waktu berbuka di seluruh dunia

(Arrahmah.id) – Bulan suci Ramadan akan dimulai pada Senin 11 Maret atau Selasa, 12 Maret, tergantung pada penampakan bulan baru. Puasa dari fajar hingga senja berlangsung selama 12 hingga 17 jam, tergantung di belahan dunia mana Anda berada. Kaum Muslim percaya bahwa Ramadan adalah bulan ketika ayat-ayat pertama dari kitab suci Al-Quran diturunkan kepada Nabi […]