Tag:

polusi

Sepuluh Juta Orang Thailand Sakit Akibat Polusi Udara Pada 2023

Hidayatullah.com– Lebih dari 10 juta orang di Thailand memgalami sakit yang berkaitan dengan polusi udara pada tahun 2023. Data dari National Economic and Social Development Council (NESDC) itu dimunculkan di saat kualitas udara Thailand memburuk. Tindakan pembakaran lahan pertanian dan kebakaran hutan, terutama di bagian utara negeri itu, kerap menimbulkan kabut asap beracun di awal tahun. Pada permulaan 2024 sudah tampak kenaikan kasus penyakit berkaitan polusi dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 1,3 juta di sembilan pekan pertama tahun 2023, jumlah orang yang berobat karena sakit berkaitan dengan polisi naik menjadi 1,6 juta pada awal tahun 2024, lansir AFP (6/3/2024). Thailand memiliki jumlah penduduk sekitar 72 juta jiwa. Penyakit yang diderita penduduk antara lain kanker paru-paru, bronchitis, asthma, dan penyakit jantung. Thailand harus memprioritaskan penanggulangan dampak PM2,5 terhadap kesehatan masyarakat,” kata NESDC. PM 2,5 merujuk pada tingkat partikel sangatbkecil yang berbahaya – dengan diameter 2,5 mikrometer atau lebih kecil – yang dapat memasuki aliran darah melalui paru-paru. Paparan mikro-polutan itu dapat menimbulkan sensasi seperti terbakar dan gatal pada mata dan kulit, serta batuk dan dada terasa sesak. Gejala-gejala itu kemungkinan lebih berat bagi orang yang sudah memiliki masalah kesehatan pada jantung atau paru-paru. Beberapa kota di bagian utara sudah terdaftar sebagai daerah dengan udara paling tercemar di dunia. Chiang Mai, Chiang Rai dan Lampang diberi label “tidak sehat” oleh platform pemantau kuali udara IQAir. Pada Juli 2023, sekitar 1.700 orang di Chiang Mai melayangkan gugatan hukum terhadap bekas perdana menteri Prayut Chan-o-cha dan dua badan pemerintah karena gagal menggunakan kewenangan mereka untuk mengatasi polusi di bagian utara Thailand, yang mereka katakan mengurangi masa hidup mereka sekitar lima tahun. Pada Januari tahun ini, pengadilan di Chiang Mai menyuruh pemerintah untuk membuat rencana darurat guna menaikkan kualitas udara dalam waktu 90 hari.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Polusi udara merupakan masalah besar bagi Thailand terutama di musim kering, yang biasanya berlangsung dari November sampai Maret. Penyebab utamanya adalah kegiatan pembakaran lahan pertanian tebu dan padi. Petani biasa membakar lahan usai masa panen untuk memudahkan proses tanam selanjutnya. Awal tahun ini, Perdana Menteri Srettha Thavisin berjanji akan meningkatkan kualitas udara. Para wakil rakyat di parlemen juga mengusulkan pembuatan RUU untuk mengatasi masalah tersebut. Pekan lalu, negara itu mengumumkan rencana untuk mengerahkan 30 pesawat di seluruh Thailand untuk melakukan pemupukan awan hujan dan meringankan polusi.*

Kabut Asap Beracun di Delhi Usai Perayaan Hindu Diwali

Hidayatullah.com– Penduduk ibukota India, Delhi, bangun di pagi hari Senin (13/11/2023) dalam kondisi udara kotor berasap dan beracun usai Diwali, sebuah perayaan agama Hindu. Penduduk di kota tersebut menyalakan petasan dan kembang api hingga Ahad larut malam meskipun ada larangan disebabkan tingkat polusi yang tinggi. Selama berpekan-pekan kualitas udara Delhi beracun, mendorong pemerintah mengumumkan libur musim dingin lebih dini sekolah-sekolah guna melindungi anak-anak. Sepanjang tahun ini, dan tahun-tahun sebelumnya, tingkat polusi udara kota itu sangat tinggi. Masalah semakin buruk di musim dingin ketika para petani di negara-negara bagian di dekatnya membakar tanaman sisa panen. Angin yang berhembus pelan juga memerangkap polutan – termasuk asap yang dihasilkan dari petasan dan kembang api – di atmosfer lapisan terendah, menjadikan makhluk hidup kesulitan bernapas. Pada pagi hari Senin ini, menurut aplikasi Sameer yang setiap jam menyajikan data terbaru dari lembaga pemantau polusi, Air Quality Index (AQI) yang tercatat oleh 37 stasiun pemantau di Delhi menunjukkan angka di atas 200, sementara di beberapa titik angkanya bahkan di atas 350, lansir BBC. AQI mengukur tingkat PM 2.5 – partikel lembut di udara yang dapat masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dan menghambat aliran udara di paru-paru. Tingkat antara 101 dan 200 dianggap “sedang”, sementara antara 201 dan 300 terkategori “buruk”, di atas 300 termasuk “sangat buruk”, lebih tinggi dari 500 tergolong “parah”. Semakin lama orang terpapar udara berkualitas buruk, dia akan mengalami kesulitan bernapas dan kemudian jatuh sakit. Mahkamah Agung India sudah melarang penggunaan petasan dan kembang api saat perayaan Diwali, hanya memperbolehkan jenis emisi rendah. Namun seperti biasanya, banyak penduduk melanggar larangan itu dan aparat tidak serius menindaknya.*