Tag:
pernikahan
Suaraislam.id
Undangan Resepsi Pernikahan di Era Digital
Walimah (resepsi) berasal dari kalimat al-walam yang berarti; sebuah pertemuan yang diselenggarakan untuk jamuan makan dalam rangka merayakan kegembiraan yang terjadi, baik berupa perkawinan atau lainnya.Sebagian besar ulama mengatakan, menggelar walimah hukumnya sunnah muakkad, bukan wajib. Hal itu berdasarkan hadits Anas bin Malik, sesungguhnya Nabi Saw melihat bekas warna wewangian pengantin pada tubuh Abdurrahman bin Auf. Beliau lantas bertanya, “Apa ini?” Abdurrahman menjawab, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku baru saja menikahi seorang wanita dengan maskawin sebanyak lima dirham emas.Rasulullah Saw bersabda, “Semoga Allah melimpahkan berkah kepadamu. Adakan walimah, walaupun hanya dengan memotong seekor kambing.”Perintah Rasulullah Saw tersebut adalah perintah sunnah, sama seperti perintah berkorban. Karena walimah itu adalah jamuan makan dalam rangka merayakan kegembiraan yang terjadi, maka ia sama dengan jamuan-jamuan makan yang lainnya.Undangan Pernikahan di Era DigitalUndangan pernikahan tidak hanya sekadar sebuah kertas berisi informasi acara, tetapi juga mengandung harapan dan doa terbaik untuk kebahagiaan pasangan yang menikah.Dalam era digital seperti sekarang ini, undangan pernikahan pun semakin berkembang dengan adanya undangan pernikahan digital.Undangan pernikahan digital memiliki kelebihan dalam hal efisiensi dan kepraktisan dalam pengiriman undangan kepada para tamu. Melalui undangan digital, tamu undangan dapat dengan mudah menerima informasi mengenai acara pernikahan seperti waktu, tempat, dan dress code yang harus dipatuhi.Penting bagi tamu undangan untuk memberikan konfirmasi kehadiran kepada pasangan pengantin melalui undangan pernikahan digital. Sebab dengan memberikan konfirmasi kehadiran, pasangan pengantin dapat mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut kedatangan kita dengan baik.Menurut mayoritas ulama, menghadiri undangan walimah atau resepsi pernikahan adalah wajib. Hadirilah undangan pernikahan dengan penuh keikhlasan dan kebahagiaan, serta jadikan momen tersebut sebagai ajang silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antar-sesama.Bagi yang mendatangi acara walimah pernikahan, mereka dianjurkan membaca doa, “Barakallahu laka wa barakallahu alaika, wa jama’a bainakuma fi khairin (Semoga Allah memberkahi Anda, dan menjadikan Anda selalu mendapatkan berkah kemuliaan. Dan semoga Allah menyatukan Anda berdua dalam kebajikan).”Kita juga dianjurkan untuk mengucapkan doa selamat buat masing masing pasangan suami istri, “Barakallahu likulli wahidin minkuma fi shahibihi, wa jama’a bainakuma fi khairin (Semoga Allah senantiasa memberkahi masing-masing kalian pada pasangannya, dan semoga Allah menghimpun kalian dalam kebajikan).” (Lihat: Al Adzkar, Imam An Nawawi, hal. 296). [SR/Ads]
Hidayatullah.com
Musim Kawin di Turki Biaya Naik Hampir Dua Kali Lipat
Hidayatullah.com– Ribuan pasangan akan melangsungkan pernikahan pada musim panas ini di Turki, ketika biaya pesta perkawinan membengkak hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
Menurut data Turkish Statistical Institute (TÜİK) setiap tahun sekitar 600.000 pernikahan digelar di Turki.
Namun, beberapa tahun terakhir biaya untuk membina rumah tangga semakin mahal, dengan harga furnitur, peralatan rumah tangga, berbagai sewa dan pesta perkawinan meningkat pesat.
Sebuah acara pernikahan biasanya membutuhkan biaya sekitar 90.000 hingga 100.000 lira Turki. Dengan hitungan 1 lira setara 503 rupiah berarti biaya yang dibutuhkan 45.270.000 sampai 50.300.000 rupiah. Untuk perhelatan lebih besar yang dihadiri sekitar 250 tamu dengan sajian makanan dan minuman, biayanya bisa meningkat hingga 200.000 lira.
Termasuk pengeluaran lain-lain, seperti gaun pengantin, jas pengantin pria, dan fotografer, biaya rata-rata pesta pernikahan sekitar 450.000 lira Turki.
Bisa dibayangkan apabila jumlah tamu undangan meniru hajatan kawin di Indonesia yang bisa mencapai 500-1.500 orang.
Pernikahan lebih banyak digelar setelah Idul Adha, menurut orang-orang yang bergerak di bisnis penyelenggaraan pesta perkawinan, lansir Hurriyet Daily News Selasa (18/6/2024).
Saat ini gedung untuk pesta pernikahan sudah penuh dipesan, kata mereka, seraya menambahkan bahwa dua atau tiga pernikahan akan diselenggarakan di tempat tersebut setiap hari.
“Tahun ini sekitar 600.000 pasangan akan menikah, dan 500.000 di antaranya diperkirakan akan merencanakan pesta perkawinan mereka,” kata Emek Kırbıyık, CEO düğün.com
Biaya penyelenggaraan pesta perkawinan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, kata Kırbıyık, seraya mencatat bahwa para pekerja kantoran saat ini kesulitan untuk memenuhi biaya tersebut. Oleh karena itu aula-aula pesta biasanya menawarkan paket yang lebih terjangkau.
Pasangan yang akan menikah harus mengeluarkan setidaknya 100.000 lira untuk aneka barang serba putih, 45.000 lira untuk barang pecah belah, dan 150.000 lira lagi untuk furnitur.
Dalam tradisi Turki, tamu undangan biasanya memberikan hadiah berupa emas atau perhiasan kepada pasangan yang baru menikah. Oleh karena itu, sejak akhir Mei permintaan akan perhiasan naik, kata Mustafa Karabıyık, ketua Istanbul Jewelers’ Association (İKO).
Akan tetapi, disebabkan segala sesuatunya di Turki semakin mahal belakangan ini, banyak orang mencari hadiah yang tidak terlalu mahal, kata Karabıyık.*
Suaraislam.id
Ucapan untuk Pengantin Ketika Menghadiri Walimah
Menghadiri undangan walimah hukumnya wajib. Demikian adalah pandangan mayoritas ulama. Syekh Asy-Syarbini mengatakan, memenuhi undangan walimah itu hukumnya fardhu ain.”Imam An-Nawawi, saat menjelaskan tentang hadits Nabi Saw, “Apabila salah seorang kalian diundang ke acara walimah, hendaklah ia mendatanginya”, beliau mengatakan:“Sabda beliau ini merupakan perintah untuk menghadirinya. Semua ulama sepakat bahwa hal itu memang diperintahkan. Tetapi apakah perintah ini bersifat wajib atau sunnah, terjadi silang pendapat di antara para ulama. Pendapat yang paling sahih ialah pendapat kami, yakni hukumnya fardhu ain bagi setiap orang yang diundang, kecuali ada uzur.”Lalu, saat kita menghadiri undangan walimah pernikahan, ucapan dan doa apa yang mesti kita sampaikan?Syekh Hafizh Ali Syuasyi’ dalam kitabnya “Tuhfatul Urusy wa Bihujjatin Nufus,” menjelaskan bagi orang yang mendatangi acara walimah, ia dianjurkan membaca doa, “Barakallahu laka wa barakallahu alaika, wa jama’a bainakuma fi khairin (Semoga Allah memberkahi Anda, dan menjadikan Anda selalu mendapatkan berkah kemuliaan. Dan semoga Allah menyatukan Anda berdua dalam kebajikan).”la juga dianjurkan untuk mengucapkan doa selamat buat masing-masing pasangan suami istri, “Barakallahu likulli wahidin minkuma fi shahibihi, wa jama’a bainakuma fi khairin (Semoga Allah senantiasa memberkahi masing-masing kalian pada pasangannya, dan semoga Allah menghimpun kalian dalam kebajikan).” (Lihat Al-Adzkar karya Imam An-Nawawi, hal. 296).Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, sesungguhnya Nabi mendoakan Abdurrahman bin Auf ketika beliau diberitahu olehnya bahwa ia baru saja menikah, “Barakallahu laka (Semoga Allah memberkahimu).” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).Dalam riwayat lain sesungguhnya Rasululah Saw mendoakan Jabir ra sewaktu beliau diberitahu olehnya bahwa ia baru saja menikah, “Barakallahu laka (Semoga Allah melimpah berkah atasmu).” (Diriwayatkan oleh Al-Bukhari)Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Nabi Saw setiap kali selesai menikahkan seseorang, beliau berdoa,بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وجَمَعَ بينكما في الخير.“Semoga Allah memberkahimu, dan selalu melimpahkan berkah atasmu. Semoga Allah menyatukan kalian dalam kebajikan.” (Hadits hasan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At Tirmidzi).Selanjutnya Rasulullah Saw biasa mendoakan kepada orang yang mengadakan walimah dengan doa seperti yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abdullah bin Bisr, ia berkata, “Rasulullah Saw datang ke rumah ayahku. Kami suguhkan kepada beliau makanan dan wathbah (sejenis makanan yang terbuat dari korma, tepung, dan samin). Beliau pun memakannya. Kemudian dihidangkan pula kurma. Beliau memakannya dan membuang bijinya dengan menjepitnya di antara dua jari telunjuk dan jari tengah beliau. Lalu dihidangkan minuman. Setelah meminumnya, beliau memberikannya kepada orang yang berada di sebelah kanan beliau. Pada waktu Rasulullah Saw sedang pulang, sambil memegang tali kekang tunggangan beliau, ayahku berkata, “Tolong berdoalah kepada Allah untuk kami.”1 2Laman berikutnya
Suaraislam.id
Kemenag Akan Jadikan KUA sebagai ‘Hub’ Urusan Agama, Tak Hanya Terkait Pernikahan
Jakarta (SI Online) – Kementerian Agama akan mendesain Kantor Urusan Agama (KUA) menjadi semacam hub atau pusat berbagai urusan soal agama, bukan hanya terkait pernikahan untuk umat Islam.“KUA ini akan menjadi hub, menjadi pusat layanan keagamaan untuk semua agama,” kata Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin di Jakarta, Kamis (14/03) seperti dilansir ANTARA.Kamaruddin menyebutkan berbagai layanan permasalahan keagamaan ke depannya dapat dilakukan di KUA, seperti bimbingan keagamaan, penyuluhan keagamaan, hingga menjadi tempat penyelesaian masalah keagamaan.“Jadi, bukan hanya pencatatan peristiwa nikah, tapi banyak sekali jenis layanan yang bisa dilakukan di sana,” tambahnya.Untuk mencapai hal tersebut, Kamaruddin mengungkapkan saat ini pihaknya tengah mengintensifkan komunikasi, baik secara internal, maupun antar Kementerian/Lembaga dan pemangku kepentingan lainnya.Ia mengatakan berbagai hal perlu dilakukan dalam mewujudkan diversifikasi layanan di KUA pada waktu yang akan datang.“Revitalisasi itu kan termasuk fisiknya, sistemnya, SDM-nya, pola pikirnya, begitu,” ucapnya.Diketahui, untuk menyiapkan KUA sebagai kantor layanan semua agama, Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kemenag tengah menyiapkan policy brief dan naskah akademik kebijakan.Selain itu, Kemenag bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) juga berkoordinasi untuk melakukan penyesuaian maupun penataan regulasi terkait usulan KUA untuk semua agama.[]
Hidayatullah.com
Angka Kesuburan Indonesia Menurun, Kaum Muda Tunda Nikah, Malas Punya Anak
Hidayatullah.com—Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyoroti kecederungan kebanyakan kaum muda untuk menunda pernikahan.
Menurut Budi, tren pernikahan di Indonesia pada 2023 disebut-sebut menurun dan bahkan terendah dalam satu dekade terakhir.
Selain itu, angka kesuburan perempuan(total fertility rate) juga mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
“Menurut data yang saya lihat, banyak orang yang sekarang terlambat menikah,” ujarnya, Ahad (10/3/2024).
Menurut Budi, Total Fertality Rate (TFR) di Indonesia menurun menjadi 2,1 dari 2,7 dalam 10 tahun terakhir. Penurunan tersebut bisa mempengaruhi pertumbuhan penduduk.
Selain kaum muda cenderung menunda memiliki anak, yang berpengaruh pada tingkat kesuburan seorang perempuan, yang sudah menikah belum mau memiliki anak.
Menurut Menkes, angka kesuburan berkaitan erat dengan kesempatan sebuah negara untuk menjadi negara maju. “Kita harus mengatur angka kesuburan Indonesia dengan strategi menyeluruh agar bisa jadi negara maju,” ujarnya.
Budi mencontohkan Tiongkok dengan kebijakan satu anak (one child policy) yang berakibat turunnya angka kesuburan secara drastis. “Sekarang mereka sada karena fertility rate-nya turun dan mempengaruhi perkembangan negaranya,” ucapnya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Jadi, penting untuk sebuah negara mengatur tingkat kesuburan perempuannya,” ujarnya. Sehingga, angka kesuburan tidak terlampau rendah dan jumlah masyarakat usia muda atau produktif pun tidak berkurang.
Pada 2023, angka kesuburan wanita Indonesia tercatat sebesar 2,1. Sedangkan pada 2017 levelnya berada pada angka 2,4 hingga 2,5.*
Hidayatullah.com
Menag Yakin, Rencana KUA Tempat Pernikahan Semua Agama akan Banyak Didukung
Hidayatullah.com—Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yakin bahwa untuk kebaikan seluruh warga bangsa dan umat beragama, rencana Kantor Urusan Agama (KUA) sebagai tempat pernikahan semua agama akan mendapat banyak dukungan.
“Saya optimistis lah kalau untuk kebaikan seluruh warga bangsa, kebaikan seluruh umat beragama, mau merevisi undang-undang atau apa pun, orang pasti memberikan dukungan,” kata Yaqut dalam keterangan yang diterima oleh tvrinews.com, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2024.
“Usulan ini kan untuk memberikan kemudahan bagi seluruh umat beragama,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Yaqut menyebutkan akan melibatkan seluruh stakeholder, termasuk tokoh agama. “Pasti kita libatkan seluruh stakeholder,” ucapnya.
Selain itu, Yaqut menyampaikan bahwa gagasan itu akan segera diteruskan kepada jajarannya.
“Kemarin seluruh dirjen, mulai Dirjen Bimas Islam dan seluruh Dirjen Bimas non-Islam semua sudah ketemu. Mereka sudah mulai bicara bagaimana mekanismenya, regulasinya, semua dibicarakan,” ujarnya.
Sebagai informasi, sebelumnya dalam Rakernas Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam, Menag Yaqut mengatakan bahwa KUA sebagai Sentral Pelayanan Keagamaan.
“Kita sudah sepakat sejak awal, bahwa KUA ini akan kita jadikan sebagai sentral pelayanan keagamaan bagi semua agama. KUA bisa digunakan untuk tempat pernikahan semua agama,” kata Yaqut di Jakarta pada hari Jumat, 23 Februari 2024.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Tidak hanya itu, Yaqut juga menjelaskan terkait pencatatan pernikahan non-Muslim saat ini dilakukan di pencatatan sipil, seharusnya menjadi urusan Kementerian Agama.
“Sekarang ini jika kita melihat saudara- saudari kita yang non-muslim, mereka ini mencatat pernikahannya di pencatatan sipil. Padahal, itu harusnya menjadi urusan Kementerian Agama,” tuturnya.*
Hidayatullah.com
BKKBN: Setengah Juta Pernikahan di Indonesia Kandas Akibat Cekcok Suami-Istri
Hidayatullah.com—Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menjelaskan, angka perceraian ini terus meningkat tajam akibat konflik antara suami dan istri, dimana berdasarkan data tahun 2021, angka tersebut mencapai 581 ribu.
Menurut Hasto, jumlah perkawinan di Indonesia rata-rata mencapai 1,9 juta per tahun, yang berarti hampir setengah dari jumlah perkawinan tersebut kandas akibat perceraian.
Ia juga menyebutkan bahwa permasalahan ekonomi dalam keluarga menjadi masalah terbesar kedua penyebab perceraian setelah konflik-konflik kecil dalam keluarga.
“Perselisihan di dalam keluarga yang kecil-kecil itu yang membuat perceraian paling banyak. Ekonomi nomor dua. Lalu, meninggalkan atau minggat dari rumah urutan nomor tiga, dan berikutnya, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), serta mabuk,” Senin (26/2/2024).
Ia menyoroti angka perceraian yang terus meningkat, sehingga pihaknya terus menggencarkan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada calon pengantin.
“Kita bangun agar calon-calon pengantin bisa sehat secara umum maupun secara reproduksi, dan siap untuk menjadi keluarga yang berencana, juga tidak hamil kalau tidak direncanakan, sehingga tidak banyak unwanted pregnancy,” kata Hasto dikutip Antara di Jakarta.
Untuk itu, Hasto menekankan pentingnya pendidikan seks sejak usia dini, utamanya pada remaja, mengingat saat ini, kontak seksual pada usia remaja sudah semakin maju.
“Hasil hubungan atau kontak pertama seksualitas laki-laki dan perempuan di periode 2013-2015 puncaknya di usia 18 tahun, meski di usia 13-14 juga sudah terjadi kontak seksual, padahal di tahun 1990-an angka puncaknya di usia 20 tahun,” ucapnya.
Untuk itu, ia mengingatkan agar para orang tua ikut waspada dan turut memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi atau pendidikan seksual, karena kontak seksual yang lebih dini atau early sexual intercourse tanpa pemahaman yang baik tentang reproduksi bisa menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan.
“Ini tantangan bersama, karena masih banyak yang menganggap bahwa pendidikan seks di usia dini itu tabu dilakukan orang tua. Yang dikhawatirkan itu, kalau semakin muda remaja melakukan intercourse, akan berdampak pada unwanted pregnancy, atau hamil di usia terlalu muda,” katanya.
Ia juga mengingatkan, apabila semakin banyak kehamilan tidak diinginkan di usia muda, maka dapat menyebabkan semakin banyak remaja yang putus sekolah, dan meningkatnya angka kematian ibu (AKI), dimana saat ini berdasarkan data, posisi AKI di Indonesia adalah 189 per 100 ribu kelahiran hidup, sangat jauh jika dibandingkan dengan Singapura yang angkanya hanya tujuh per 100 ribu kelahiran hidup.
“Juga angka kematian bayi yang akan meningkat, selain angka kematian ibu dan putus sekolah, sehingga mengakibatkan mereka tidak bekerja yang kemudian insecure di hari tua. Ini akan menjadi missed demographic dividend, atau tidak berhasilnya kita mencapai bonus demografi,” ucapnya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Hasto juga menyinggung permasalahan gangguan mental dan emosional yang semakin meningkat. “Stunting memang sudah menurun menjadi 21,6 persen, tetapi ingat, kalau kualitas SDM tidak hanya ada stunting yang menentukan. Salah satu yang menggerus produktivitas adalah mental emotional disorder,” ujarnya.
Ia memaparkan, banyak remaja yang mengidap gangguan mental dan emosional, dimana angkanya naik dari enam persen pada 2013 menjadi 9,8 persen di 2019.
Untuk itu, ia menekankan bahwa kondisi tersebut harus menjadi perhatian bersama karena permasalahan kesehatan tidak bisa dilihat hanya dari segi fisik belaka.
“Permasalahan kesehatan tidak cukup dari fisik stunting atau tidak stunting, tetapi juga jiwanya, jadi bangunlah jiwanya, bangunlah badannya,” ucap Hasto.*
Arrahmah.id
Puluhan Wanita Diculik di Nigeria Ketika Acara Pernikahan
KATSINA (Arrahmah.id) — Sebanyak 35 tamu wanita di sebuah acara pernikahan di Nigeria dilaporkan hilang. Puluhan wanita itu diduga telah diculik oleh komplotan bersenjata. Dilansir AFP (5/2/2024), penculikan massal ini terjadi pada pekan lalu. Lokasi penculikan berada di negara bagian Katsina. Juru bicara kepolisian setempat, Abubakar Aliyu, mengatakan ‘tersangka bandit bersenjata menculik sekitar 35 wanita’. […]