Tag:

Perang Lebanon Israel

Hizbullah Tunjuk Naim Qassem Sebagai Pemimpin Barunya

Hidayatullah.com – Kelompok bersenjata Lebanon yang didukung Iran, Hizbullah, telah mengumumkan Syeikh Naim Qassem sebagai pemimpin barunya.Qassem, ditunjuk menjadi sekretaris jenderal Hizbullah pada Selasa (29/10/2024), menggantikan Hassan Nasrallah.Nasrallah terbunuh di Beirut pada akhir September lalu oleh serangan ‘Israel’. Banyak pejabat senior Hizbullah lainnya juga menjadi sasaran sejak ‘Israel’ mengalihkan fokusnya pada kelompok Lebanon tersebut pada bulan itu.Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan bahwa Qassem terpilih untuk menduduki jabatan tersebut karena “kepatuhannya pada prinsip dan tujuan Hizbullah”.Ditambahkan bahwa kelompok itu akan “[meminta] Tuhan Yang Maha Kuasa untuk membimbingnya dalam misi mulia dalam memimpin Hizbullah dan perlawanan Islam”.Qassem yang berusia 71 tahun ini sering disebut sebagai “orang nomor dua” Hizbullah. Ia adalah salah satu ulama yang mendirikan kelompok tersebut pada awal tahun 1980-an.Pembunuhan Nasrallah, yang merupakan perwujudan gerakan Syiah Lebanon di mata para pendukungnya dan wilayah yang lebih luas, dipandang telah meninggalkan kekosongan di dalam sebuah kelompok yang sebagian besar kepemimpinannya telah dipenggal akibat pembunuhan yang dilakukan ‘Israel’ selama berbulan-bulan.*Baca juga: Hizbullah Akui Kematian Hashem Safieddine

Sengaja Incar Pers, Serangan Udara ‘Israel’ Tewaskan 3 Jurnalis Lebanon

Hidayatullah.com – Dua rudal pesawat tempur ‘Israel’ menghantam sebuah bangunan yang menjadi tempat menginap sejumlah jurnalis dan stafnya di Lebanon selatan pada Jumat (25/10/2024). Akibatnya tiga anggota kru media Al-Mayadeen dan Al-Manar TV serta melukai beberapa lainnya.Al-Mayadeen, media yang berbasis di Beirut, mengumumkan kematian fotografer, Ghassan Najjar, dan teknisi media Mohammad Reda dalam serangan tersebut.Sementara, TV Al-Manar yang berafiliasi dengan Hizbullah mengkonfirmasi tewasnya kameramen mereka, Wissam Qassem, dalam serangan yang sama.Koresponden Al-Mayadeen di Lebanon selatan, Fatima Fattouni, mengkonfirmasi bahwa serangan tersebut menghantam deretan rumah yang digunakan oleh para jurnalis, fotografer, dan teknisi dari berbagai saluran berita TV di desa Hasbaya.Fattouni mengkonfirmasi bahwa penargetan tersebut dilakukan “oleh dua rudal dari pesawat tempur yang secara langsung menargetkan lebih dari satu tim jurnalistik.”Media Al-Akhbar, yang para wartawannya telah menerima ancaman pembunuhan dari Israel di masa lalu, melaporkan bahwa wartawan lain termasuk Elie Abou Assli dari Al-Jadeed, Ali Mortada dari Al-Jazeera, dan reporter televisi Turki Hassan Hoteit serta Zakaria Fadel, juga terluka dalam serangan tersebut.Menteri Informasi dalam pemerintahan sementara Lebanon, Ziad Makary, menyebut serangan Israel itu sebagai “pembunuhan yang ditargetkan” yang dilakukan dengan perencanaan dan maksud tertentu. Dia mencatat bahwa 18 jurnalis dari tujuh organisasi media berada di lokasi.Pada bulan September, wartawan Al-Mayadeen lainnya, Hadi Al-Sayed, menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengalami luka di bagian kepala dalam serangan Israel yang menargetkan kota Burj Rahhal di Lebanon selatan.Pada bulan November tahun lalu, koresponden Al-Mayadeen, Farah Omar dan fotografer Rabie Maamari, tewas dalam sebuah serangan udara ‘Israel’ ketika mereka melaporkan dari kota Tyre Harfa di Lebanon selatan.‘Israel‘ telah meningkatkan perangnya tidak hanya terhadap jurnalis termasuk di Lebanon, tetapi juga terhadap anggota pertahanan sipil negara itu, yang berlomba-lomba menyelamatkan korban dari bawah reruntuhan setelah serangan ‘Israel’ setiap hari di seluruh Lebanon.*

Hizbullah Akui Kematian Hashem Safieddine

Hidayatullah.com – Hizbullah memastikan bahwa pemimpin tertinggi mereka, Hashem Safieddine, terbunuh dalam sebuah serangan udara ‘Israel’ di selatan Beirut hampir tiga minggu yang lalu.Safieddine, yang merupakan kepala badan pengambil keputusan politik tertinggi Hizbullah, dewan eksekutif, secara luas diyakini sebagai calon pemimpin kelompok tersebut menggantikan Sekretaris Jenderal Hassan Nasrallah yang tewas dalam serangan udara Israel bulan lalu. Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (23/10/2024), Hizbullah mengatakan: “Kami berduka untuk bangsa para syuhada dan pejuang, bangsa perlawanan dan kemenangan, [naiknya] seorang pemimpin besar dan syuhada yang mulia di jalan menuju Al-Quds, kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, cendekiawan yang terhormat Hashem Safieddine, semoga Allah memberkati jiwanya. Dia naik ke sisi Tuhannya, ridha dan puas, sabar dan tabah, bersama para pejuang terbaiknya, dalam serangan udara Zionis yang brutal dan agresif. “Hashem kini telah bergabung dengan saudaranya, syuhada yang paling kami hormati dan cintai, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah,” lanjut pernyataan Hizbullah. Kabar kepastian tewasnya Hashem Safieddine oleh Hizbullah, muncul sehari setelah ‘Israel’ mengklaim telah membunuhnya dalam sebuah serangan udara di Beirut selatan pada awal bulan ini. Tentara “sekarang dapat mengkonfirmasi bahwa Hisham Safieddine, Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, dan Ali Hussein Hazima, Komandan Markas Besar Intelijen Hizbullah, telah dieliminasi oleh IDF (tentara), bersama dengan beberapa komandan Hizbullah lainnya,” bunyi pernyataan militer ‘Israel’. “Mereka dihabisi dalam sebuah serangan yang dilakukan sekitar tiga minggu yang lalu di daerah Dahieh,” imbuh pernyataan tersebut. Pasukan ‘Israel’, dalam pernyataan yang sama, mengklaim bahwa lebih dari 25 anggota divisi intelijen Hizbullah berada di markas tersebut saat serangan dilakukan, termasuk Bilal Saib Aish, “yang bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen udara di markas intelijen Hizbullah di Suriah.” Konfirmasi Hizbullah datang setelah tentara Israel mengklaim kemarin bahwa mereka telah membunuh Hashem Safieddine dalam sebuah serangan udara di Beirut selatan awal bulan ini. Tentara “sekarang dapat mengkonfirmasi bahwa Hisham Safieddine, Kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, dan Ali Hussein Hazima, Komandan Markas Besar Intelijen Hizbullah, telah dieliminasi oleh IDF (tentara), bersama dengan beberapa komandan Hizbullah lainnya,” demikian pernyataan militer Israel. “Mereka dihabisi dalam sebuah serangan yang dilakukan sekitar tiga minggu yang lalu di daerah Dahieh,” tambah pernyataan tersebut. Pernyataan tersebut mengklaim bahwa lebih dari 25 anggota divisi intelijen Hizbullah berada di markas tersebut saat serangan dilakukan, termasuk Bilal Saib Aish, “yang bertanggung jawab atas pengumpulan intelijen udara di markas intelijen Hizbullah di Suriah.” “Hisham Safieddine adalah anggota Dewan Syura, forum politik-militer Hizbullah yang paling senior, yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan,” tambahnya. Safieddine menjadi orang kedua paling berkuasa di Hizbullah setelah Nasrallah, dengan tanggung jawab utama di sayap militer dan politik partai tersebut. Pada tahun 2017, Amerika Serikat memasukkan Safieddine ke dalam daftar “teroris” dan menjatuhkan sanksi ekonomi kepadanya pada tahun 2018, termasuk penyitaan aset dan rekeningnya serta larangan transaksi keuangan dengannya. Arab Saudi, Bahrain, dan UEA juga menetapkannya sebagai “teroris” bersama dengan para pemimpin Hizbullah lainnya. Beberapa laporan menunjukkan bahwa setelah mengetahui adanya rencana ‘Israel’ untuk membunuhnya pada tahun 2008, Nasrallah merekomendasikan Safieddine sebagai penerus jika ia terbunuh. Penjajah ‘Israel’ melancarkan operasi udara besar-besaran di Lebanon sejak bulan lalu terhadap apa yang diklaimnya sebagai target Hizbullah dalam eskalasi dari perang lintas perbatasan selama setahun antara ‘Israel’ dan kelompok Lebanon tersebut sejak dimulainya serangan brutal ‘Israel’ di Gaza. Setidaknya 2.546 orang telah tewas dan lebih dari 11.860 lainnya terluka dalam serangan ‘Israel’ sejak Oktober tahun lalu, menurut otoritas kesehatan Lebanon.*

‘Israel’ Bombardir RS Swasta Terbesar Lebanon

Hidayatullah.com – Sasaran serangan udara ‘Israel’ semakin hari makin meluas hingga ke daerah yang belum pernah diserangnya sebelumnya, termasuk pemukiman di Ouzai dan rumah sakit swasta terbesar di Jnah pada Senin (21/10/2024).Tentara ‘Israel’ mengeluarkan perintah evakuasi untuk daerah Laylaki di pinggiran selatan Beirut, serta Ouzai dan daerah-daerah lain di pinggiran kota, pada Senin malam. Ouzai terletak di antara pinggiran selatan dan pusat kota Beirut. Sedikitnya lima bangunan terkena serangan di Ouzai, menandai pertama kalinya dalam perang ini daerah tersebut terkena serangan. Penjajah ‘Israel’ juga menyasar Rumah Sakit Pemerintah Rafik Hariri di daerah Jnah, Beirut, yang terletak di luar pinggiran kota bagian selatan. Empat orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk seorang anak. Tiga puluh dua orang lainnya terluka, dan rumah sakit tersebut mengalami kerusakan parah. RS Rafik Hariri adalah rumah sakit umum terbesar di Lebanon. Serangan udara besar-besaran dan beruntun mengguncang pinggiran selatan Beirut pada jam-jam berikutnya. Bom-bom ‘Israel’ menghujani Laylaki, Al-Hadath, Tahwitat al-Ghadeer, dan tempat-tempat lain di pinggiran kota. Ledakan-ledakan besar terlihat dalam foto-foto dan gambar-gambar yang beredar di media sosial. Setidaknya 13 serangan telah dilakukan pada Senin tengah malam. Sementara itu, serangan ‘Israel’ terus menyasar wilayah selatan dan timur Lebanon. Serangan tersebut terjadi hanya satu malam setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon, terutama di ibukota, dengan target bangunan yang terkait dengan lembaga keuangan Hizbullah, Al-Qard al-Hassan, yang memberikan pinjaman tanpa bunga kepada warga dan layanan lainnya. Ketika ‘Israel’ melanjutkan serangan mematikannya terhadap Lebanon, Hizbullah telah meningkatkan operasinya, meluncurkan puluhan roket berat ke arah Haifa dan sekitarnya setiap hari. Kelompok bersenjata yang didukung Iran ini bersumpah bahwa Haifa akan menjadi seperti Kiryat Shmona di utara pada hari-hari pertama perang tahun lalu, ketika puluhan ribu orang mengungsi dari pemukiman ‘Israel’ di bagian utara. Hizbullah menyerang pangkalan Glilot milik Unit Intelijen Militer ‘Israel’ 8200 di pinggiran Tel Aviv pada Senin malam. Hizbullah juga menghantam beberapa situs militer di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, sambil terus menghadapi dan menimbulkan kerugian pada pasukan ‘Israel’ yang menyusup ke Lebanon selatan. Tel Aviv telah mengancam akan memberikan respon keras terhadap serangan Hizbullah baru-baru ini. Akhir pekan lalu, sebuah pesawat tak berawak Hizbullah menewaskan sedikitnya empat tentara dan melukai puluhan lainnya di sebuah pangkalan militer di selatan Haifa. Rumah pribadi Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu di Caesarea juga dihantam oleh pesawat tak berawak Hizbullah pada tanggal 19 Oktober. Serangan terhadap rumah sakit terjadi ketika ‘Israel’ mulai mengancam fasilitas-fasilitas medis di Lebanon seperti yang terjadi di Gaza. Pada Senin, Tentara ‘Israel’ menuduh Hizbullah menyimpan emas, uang, dan bunker rahasia di bawah Rumah Sakit Sahel di Haret Hreik di pinggiran selatan Beirut.*

Pasukan UNIFIL di Lebanon Tak akan Mundur Meski Diserang ‘Israel’

Hidayatullah.com – Pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di Lebanon menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur dari posisi mereka meskipun “secara langsung dan sengaja diserang” oleh militer ‘Israel’.Juru bicara UNIFIL menyatakan bahwa mereka akn terus memenuhi mandat, meskipun menghadapi tantangan besar yang muncul dari ‘Israel’. “Pasukan penjaga perdamaian tetap berada di semua posisi dan bendera PBB terus berkibar,” kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti kepada Anadolu. Selama sepekan terakhir, ‘Israel’ berulang kali membidik posisi UNIFIL di Lebanon selatan, memicu kecaman dunia dan kekhawatiran tentang rencana militernya yang lebih besar. Serangan terhadap UNIFIL terjadi bersamaan dengan serangan udara ‘Israel’ di seluruh Lebanon. Serangan ‘Israel’ yang semakin intensif di Lebanon telah membunuh lebih dari 1.500 orang, melukai lebih dari 4.500 orang lainnya, dan membuat sedikitnya 1,34 juta orang mengungsi sejak akhir September. Melansir Anadolu pada Senin (21/10/2024), pPerhitungan resmi Lebanon menyebut korban jiwa dalam serangan ‘Israel’ sejak Oktober lalu kini mencapai lebih dari 13.000 orang, “Sejak 8 Oktober, posisi UNIFIL di Ras Naqoura, Labbouneh, dan Ramia telah diserang secara langsung dan sengaja oleh IDF (Pasukan Pertahanan Israel),” kata Tenenti. “Tembakan tank Merkava IDF juga menghantam menara pengawas di markas kami di Naqoura. Lima penjaga perdamaian terluka di markas kami, termasuk dua orang yang terkena serangan langsung di menara observasi kami,” imbuhnya. Penjajah ‘Israel’ dilaporkan menggunakan bom fosfor putih yang dilarang di Lebanon. Para ahli dan pengawasa PBB seperti Amnesty International dan Human Rights Watch juga telah menyampaikan keprihatinan mereka atas tindakan terlarang ‘Israel’ itu.*