Tag:
penjajah Israel
Hidayatullah.com
Heboh ‘Israel’ Temukan Terowongan Besar, Hamas: Kalian Telat, Misi Selesai!
Hidayatullah.com—Pasukan penjajah ‘Israel’ (IDF) mengklaim telah menemukan ‘terowongan Hamas terbesar’ di Gaza, sepanjang empat kilometer (km), lapor portal berita internasional, CNN.
Menurut IDF, terowongan itu ditemukan ‘beberapa minggu lalu’ tetapi baru terungkap ke publik pada hari Ahad lalu.
Menurut IDF, terowongan tersebut sangat lebar sehingga kendaraan besar dapat lewat di dalamnya dan mencapai kedalaman hingga 50 meter (lebih dari 160 kaki) di bawah tanah selain dilengkapi dengan sistem listrik, ventilasi, dan komunikasi.
IDF juga mengklaim bahwa terowongan tersebut tidak sampai ke ‘Israel’, namun berakhir 400 meter sebelum penyeberangan Erez yang sekarang ditutup di perbatasan utara ‘Israel’-Gaza, menurut IDF.
Lagi-lagi IDF mengklaim terowongan tersebut sebagai bagian dari “infrastruktur strategis” Hamas dan akan dihancurkan oleh tentara Zionis. Dalam video yang dibagikan IDF, tentara ‘Israel’ mengklaim terowongan itu dibuat untuk pergerakan pasukan Hamas dan sebagai titik peluncuran serangan.
Dalam sebuah pernyataan hari Ahad, IDF mengklaim bahwa sistem terowongan tersebut dikepalai oleh saudara laki-laki pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Muhammad Sinwar. Tapi IDF tidak memberikan bukti apa pun yang mendukung klaim tersebut. Misi Selesai
Menanggapi temuan penjajah, Brigade Izzuddin Al-Qassam sedikit mengejek. Bahwa temuan itu bukan sesuatu yang istimewa, sebab faktanya, intelejen ‘Israel’ –yang selalu digembar-gemborkan– terbaik di Timur Tengah ternyata lelet menghadapi pejuang Palestina.
“Anda datang terlambat… sebab misi selesai,” demikian tanggapan al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), dikutip Al Jazeera, menanggapi kehebohan pihak ‘Israel’ terkait pengumuman tentaranya mengenai hal ini.
Tidak hanya itu, Al-Qassam bahkan menerbitkan video secara rinci, bahwa terowongan yang baru ditemukan Zionis itu justru sebagai misi yang digunakan para pejuang memulai Operasi Taufan (Banjir) Al-Aqsha untuk menuju pos militer ‘Israel’ dan hanya berlaku pada 7 Oktober saja.
Ancaman ‘Israel’
Beberapa kantor berita mengutip pakar militer untuk menanggapi temuan jaringan terowongan yang dibangun Hamas, yang dianggap menimbulkan tantangan paling serius bagi tentara ‘Israel’ jika mereka menginvasi Jalur Gaza melalui jalur darat.
Beberapa perkiraan juga menunjukkan bahwa jaringan terowongan itu merupakan yang terbesar di dunia setelah jaringan fasilitas bawah tanah yang dibangun oleh Korea Utara.
Surat kabar Maariv menerbitkan laporan mengenai hal ini dengan judul “Neraka Bawah Tanah, dan Tantangan Besar Tentara ‘Israel’. Ini Jumlah Terowongan di Gaza.”
John Spencer, kepala studi perang saudara di Modern War Institute di Akademi Militer AS West Point, mengatakan skala “tantangan di Gaza dengan terowongan bawah tanah adalah unik.”
Dalam artikel Spencer, yang mantan perwira Angkatan Darat AS, mengatakan bahwa jaringan terowongan yang besar dan kompleks merupakan dilema yang tidak terpecahkan dan bahaya mengintai pasukan darat ‘Israel’.
Tak kalah seru, para blogger ikut mengejek keterlambatan tentara pendudukan ‘Israel’ terowongan besar, 4 kilometer dan kedalaman 50 meter, yang membentang dari Jabalia di utara Jalur Gaza.
Mereka mengatakan mengungkap terowongan tersebut kepada publik setelah 72 hari agresinya terhadap Gaza merupakan kegagalan besar bagi tentara dan intelijen ‘Israel’, terutama karena terowongan tersebut memiliki ukuran dan kemampuan sebesar ini, di perbatasan utara Gaza dan dekat perbatasan Erez.
Beberapa warganet mengomentari video Al-Qassam dengan mengatakan terowongan tersebut dirancang untuk operasi 7 Oktober dan sejarang tidak lagi menjadi penting setelah keberhasilan operasi, sebab terowongan ini hanya digunakan untuk melintasi perbatasan saja.
Para pengguna Twitter menggambarkan video Al-Qassam tentang temuan terowongan sebagai pesan terkuat yang dikirim pihak pejuang Palestina untuk musuh sejak awal peristiwa pada tanggal 7 Oktober.
Warganet mengejek pengumuman penjajah yang menggambarkan penemuan tersebut seolah-olah merupakan penemuan baru adalah sebuah hal paling lucu bagi alam semesta.
Meskipun semua orang tahu bahwa ada banyak terowongan di seluruh kota. Diperkirakan ada 1.300 terowongan dan panjang 570 kilometer, menurut laporan, sampai-sampai ada yang membandingkannya dengan terowongan bawah tanah di London.*
Hidayatullah.com
Perempuan Kristen Ditembak IDF, Paus Fransiskus: ‘Israel’ Gunakan Taktik Terorisme
Hidayatullah.com—Paus Fransiskus menyatakan bahwa penjajah Israel menggunakan taktik terorisme di Gaza. Ia pun mengecam pembunuhan yang dilakukan militer Israel terhadap dua perempuan Kristen yang mencari perlindungan di sebuah gereja.
“Saya terus menerima kabar yang sangat serius dan menyakitkan dari Gaza. Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran bom dan tembakan,” kata Fransiskus seperti dilansir Anadolu, Ahad (17/12/2023).
“Dan ini terjadi bahkan di dalam kompleks Paroki Keluarga Kudus. Di mana tidak ada teroris, tetapi keluarga, anak-anak, orang sakit atau disabilitas, biarawati,” ujarnya menambahkan.
Diketahui, seorang penembak jitu dari pasukan penjajah IDF membunuh kedua perempuan itu. Menurut Paus, perempuan itu adalah Nahida Khalil Anton dan putrinya, Samar, saat mereka berjalan menuju biara di kompleks Paroki Keluarga Kudus.
Paus mengatakan biara ordo yang didirikan Bunda Teresa itu rusak akibat gempuran tank penjajah. Sehingga, tidak bisa lagi digunakan. “Ada yang mengatakan ini perang. Ini terorisme, ini adalah terorisme,” ujarnya.
Pernyataan Paus pada hari Ahad menandai kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan ia menggunakan kata “terorisme” ketika berbicara tentang peristiwa di Gaza.
Pada tanggal 22 November, setelah bertemu secara terpisah dengan keluarga sandera ‘Israel’ yang ditahan Hamas dan dengan warga Palestina yang memiliki keluarga di Gaza, ia berkata: “Ini adalah akibat dari perang. Namun di sini kita telah melampaui perang. Ini bukan perang. Ini adalah terorisme.”
Belakangan pada hari itu, terjadi perselisihan mengenai apakah ia menggunakan kata “genosida” untuk menggambarkan kejadian di Gaza, dengan warga Palestina yang bertemu dengannya bersikeras bahwa ia menggunakan kata tersebut dan Vatikan mengatakan bahwa ia tidak melakukannya.
Kelompok-kelompok Yahudi mengkritik Paus atas komentar “terorisme” bulan lalu.
Sementara juru bicara Kementerian Luar Negeri “Israel” mengatakan insiden penembakan tersebut masih dalam peninjauan dan belum dapat memberikan komentar mengenai kata-kata Paus tersebut.*
Hidayatullah.com
MUI: ‘Israel’ Biang Kerusuhan di Palestina
Hidayatullah.com— Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Buya Anwar Abbas mengatakan bangsa Palestina telah menderita dari penjajahan Israel lebih dari 75 tahun lamanya.
Meski sudah ratusan ribu rakyat Palestina yang meregang nyawa, mereka tak menyerah, hingga kemerdekaan bisa diperoleh. “Semangat perlawanan yang mereka miliki semakin menyala-nyala,” kata Buya Anwar Abbas dalam pernyataan yang diterima hidayatullah.com, Ahad (17/12/2023).
Dalam kasus perang di Gaza yang terjadi akhir-akhir ini dimana penjajah ‘Israel’ menuduh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) telah melakukan aksi yang mendorong terjadinya agresi besar-besaran, sesungguhnya tidak bisa dijadikan pembenaran.
Sebab apa yang dilakukan sayap militer Hamas dengan melakukan penyerangan ke bukanlah aksi tapi reaksi terhadap sikap dan tindakan yang telah dilakukan penjajah ‘Israel’ selama ini.
“‘Israel’ selain telah mengekang kebebasan dari rakyat Palestina, mereka juga telah merampas dan menjarah tanah-tanah dari rakyat Palestina serta menjadikannya sebagai bagian dari negaranya,” ujarnya.
Akibatnya, Kota Yerussalem (Baitul Maqdis) yang dahulu adalah milik rakyat Palestina sekarang justru dicaplok penjajah dan telah dijadikan sebagai ibu kota negara palsunya.
“Semua itu telah berakumulasi menjadi kemarahan yang sudah bersangatan di kalangan rakyat Palestina sehingga telah mendorong Hamas untuk menyerang ‘Israel’,” katanya lagi.
Pertanyaannya, siapakah yang salah dalam hal ini? Hamas atau ‘Israel’? “Tentu jelas ‘Israel’ karena mereka telah merampas hak hidup, hak kebebasan dan kemerdekaan dari rakyat Palestina,” ujarnya.
Menurut Buya Anwar Abbas, yang menjadi biang keladi dari semua peristiwa berdarah di tanah Palestina tersebut adalah ‘Israel’.
Untuk itu dunia harus bersatu melawan dan mengucilkan ‘Israel’ dalam pergaulan internasional. Agar dengan tekanan ini hak rakyat Palestina yang merdeka dikembalikan.
“Tanpa itu maka darah tidak akan pernah berhenti mengucur di kalangan kedua warga bangsa yang berseteru tersebut dan hal itu tentu jelas tidak kita inginkan,” ujarnya lagi.
Sementara itu, rencana penjajah meratakan Jalur gaza merupakan sebuah rencana tidak bermoral dan tidak manusiawi. Menurutnya, Palestina akan terus bergolak selama hak kemerdekaan rakyat Palestina tidak kembalikan.*
Hidayatullah.com
‘Israel’ Jatuhkan 50.000 Ton Bahan Peledak, Membunuh lebih dari 16.248 Warga Gaza
Hidayatullah.com— Pasukan penjajah ‘Israel’ telah membunuh sedikitnya 16.248 orang, termasuk 7.112 anak-anak dan 4.885 wanita, di Gaza sejak 7 Oktober, sebuah pernyataan dari kantor media Hamas mengatakan pada hari Selasa.
Setidaknya 43.616 orang terluka dan sedikitnya 7.600 orang hilang, katanya. “Selama agresi di Gaza, pasukan ‘Israel’ menjatuhkan lebih dari 50.000 ton bahan peledak ke rumah-rumah warga sipil, rumah sakit, sekolah dan institusi lainnya, yang mengakibatkan kehancuran total 52.000 unit rumah, 69 sekolah, 121 gedung pemerintah dan 100 masjid,” katanya dikutip Al Arabiya.Do you know that when comparing the quantity and weight of bombs, which amounted to over 50,000 tons of highly explosive materials, to the area of the Gaza Strip, which is only 360 square kilometers, the quantity of explosives exceeds any amount used to bomb any European city… pic.twitter.com/xbaYqJxw34— Fadi Alhamwi (@fadialhamwi10) December 2, 2023Sebelumnya, Menteri Kesehatan Palestina mengatakan lebih dari 15.900 warga Palestina, termasuk 250 petugas kesehatan, syahid di Gaza sejak dimulainya agresi Zionis ‘Israel’ ke Gaza.
Jumlah korban syahid terus meningkat meskipun ada seruan internasional kepada pasukan ‘Israel’ untuk membatasi korban sipil dalam fase baru serangan militernya di Gaza yang dimulai 1 Desember ketika gencatan senjata dengan Hamas gagal, kata Menteri Kesehatan Mai al-Kaila pada konferensi pers di ‘Israel’ Kota Ramallah di Tepi Barat.
Lebih dari 40.900 orang di Gaza terluka akibat pemboman rezim teroris, menurut kementeriannya. “Jika kecepatan pasukan (Zionis) terus berlanjut, sektor kesehatan mungkin akan runtuh sepenuhnya,” kata al-Kaila.
Dia mengatakan kementerian melakukan yang terbaik untuk menghitung korban syahid secara real-time, namun jumlah akhir korban syahid akibat perang akan jauh lebih tinggi.
Hal ini terjadi karena ribuan jenazah masih terkubur di reruntuhan akibat serangan udara, dan otoritas pemerintah yang bertugas mengeluarkan jenazah dari lokasi pemboman, yang disebut Pertahanan Sipil, telah runtuh, katanya.
‘Israel’ memperluas kampanye daratnya melalui Gaza selatan, kata seorang juru bicara rezim terois pada hari Selasa, seraya menambahkan bahwa pemerintah Zionis terbuka terhadap “umpan balik yang konstruktif” dalam mengurangi kerugian terhadap warga sipil selama saran tersebut konsisten dengan tujuannya untuk menghancurkan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.
Al-Kaila mengatakan jet-jet penjajah dan serangan udara ‘Israel’ telah menghantam fasilitas kesehatan dan rumah sakit dan pasukan penjajah menahan 30 petugas kesehatan selama agresinya pada tanggal 7 Oktober.
Di wilayah selatan Gaza yang padat penduduknya, hanya lima rumah sakit yang masih beroperasi, dengan kapasitas minimal, dan jumlah total tempat tidur adalah 1.300, kata al-Kaila.*
Hidayatullah.com
Survei: Mayoritas Warga Palestina lebih ‘Sayang’ Hamas daripada Otoritas Palestina
Hidayatullah.com—Meski penjajah ‘Israel’, negara Barat, dan sekutunya terus lebih mendukung Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Mahmoud Abbas dan memberikan citra negatif kelompok Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), namun fakta menunjukkan warga Palestina lebih memilih Hamas, demikian kutip The Jerusalem Post.
Hasil survei terbaru ini dilakukan sejak adalah peluncuran Operari Taufan (Banjir) Al-Aqsha oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Hamas pada tanggal 7 Oktober, yang membuahkan agresi balasan bertajuk “Operasi Pedang Besi” yang sampai saat ini menyebabkan 13.000 warga Gaza gugur, lebih 5500 adalah anak-anak.
Dalam agresi yang oleh sebagian besar masyarakat lebih tepat disebut pembantaian (genosida) dan holocaust ini, membuat warga dunia terpecah menjadi dua. Sebagian membela Israel, namun mayoritas mengutuk dan mendukung bangsa Palestina memperoleh hak kemerdekaan.
Menariknya, masyarakat Palestina sendiri tampaknya tidak terlalu terpecah dalam masalah ini dibandingkan dengan masyarakat lain di dunia. Dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh Arab World for Research and Development (Dunia Arab untuk Penelitian dan Pengembangan) pada tanggal 14 November menunjukkan fakta-fakta mengejutkan.
Survei rakyat Palestina yang dimuat The Jerussalem Post
Ketika masyarakat Palestina ditanya “Seberapa besar mendukung operasi militer yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober?” Tanggapan Palestina menunjukkan dukungan luar biasa.
Warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat, wilayah yang masih terjajah, dan kuasai Otoritas Palestina (PA), mayoritas menjawab mereka mendukung serangan tersebut hingga tingkat ekstrem atau “agak” (83,1%).
Hanya 6,9% yang menjawab bahwa mereka “sangat” atau “agak” menentang serangan tersebut, dan 8,4% menyatakan bahwa mereka “sangat” atau “agak” menentang serangan tersebut.
Begitu juga halnya dengan warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza. Secara keseluruhan mayoritas mendukung serangan tersebut.
Sebanyak 63,6% mengatakan bahwa mereka mendukung serangan tersebut “sangat” atau “agak”. Hanya 14,4% lainnya menjawab bahwa mereka tidak menentang atau mendukung serangan tersebut.
Survei juga menunjukkan sebanyak 75% responden justru setuju dengan serangan 7 Oktober oleh kelompok Hamas.
Apakah laki-laki Palestina dan perempuan Palestina mempunyai pandangan berbeda terhadap serangan tersebut?
Sangat sedikit perbedaan yang ditemukan dalam keyakinan antara perempuan Palestina dan laki-laki Palestina ketika mendukung serangan 7 Oktober. Laki-laki mendukung serangan tersebut sampai (75,2%) sedikit lebih banyak dibandingkan perempuan (74,9%).
Saat ditanya alasan utama dilancarkannya operasi kelompok perlawanan Palestina pada tanggal 7 Oktober, 31,7% responden yang tinggal di Tepi Barat dan 24,9% responden yang tinggal di Gaza mengklaim alasan serangan itu adalah untuk “membebaskan Palestina” dari penjajah ‘Israel’.
Presiden Otoritas Nasional Palestina, Mahmoud Abbas bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton dan PM ‘Israel’ Benyamin Netanyahu
Sebanyak 23,3% responden yang tinggal di Tepi Barat dan 17,7% responden yang tinggal di Jalur Gaza menyatakan bahwa alasan serangan tersebut adalah “mematahkan pengepungan di Jalur Gaza” yang telah dilakukan Zionis dan sekutunya lebih dari 16 tahun.
Tambahan 35% dari total responden mengklaim bahwa serangan itu adalah untuk “menghentikan penodaan terhadap Masjid Aqsha”, merujuk pada Masjid Al-Aqsha dimana umat Islam harus diizinkan untuk shalat di tempat tersebut.
Hanya 0,9% dari total responden yang percaya bahwa motif Hamas di balik serangan itu adalah untuk “menghentikan proses perdamaian.” Sebanyak 0,7% lainnya mengatakan bahwa mereka yakin motivasinya adalah untuk “menghentikan penyelesaian.”
Hanya Satu Negara, Palestina
Sementara ketika responden ditanya “Apakah Anda mendukung solusi pembentukan satu atau dua negara?” mayoritas (74,7%) responden menjawab bahwa mereka mendukung negara tunggal Palestina “Dari Sungai Hingga Laut”.
Merujuk slogan yang pernah dipakai kelompok perlawanan Palestina tahun 1960, yakni kemerdekaan dari Sungai Yordan hingga Laut Mediterania, yakni batas-batas wilayah Palestina sebelum dirampok ‘Israel’, yakni mencakup tanah Palestina yang saat ini dibangun menjadi ‘Negara Israel’, Tepi Barat, yang mencakup Timur Yerusalem (Baitul Maqdis), dan Jalur Gaza.
Dukungan terhadap ‘Satu Negara Palestina” banyak dipegang oleh warga Palestina yang kini tinggal di Tepi Barat (77,7%) dibandingkan warga Palestina yang tinggal di Gaza (70,4%).
Hanya 17,2% responden saja mengatakan mereka mendukung ‘Solusi Dua Negara”. Untuk warga Palestina di Gaza (hanya 22,7%) dan warga Tepi Barat (hanya 13,3%).
Hanya 5,4% responden yang mengatakan mereka akan mendukung solusi “Satu Negara untuk Dua Bangsa”.
Perang Siapa?
Sementara itu ketika masyarakat ditanya siapa pelaku perang ini sebenarnya? Secara umum, mayoritas (sebanyak 63,6%) merasa ini adalah perang antara penjajah ‘Israel’ dan Banga Palestina” dan 9,4% lainnya menyatakan bahwa mereka melihat ini sebagai perang antara “dunia Barat dan dunia Arab”.
Hanya 18,6% responden saja yang setuju perang ini dibingkai seolah-oleh hanyak konflik antara Hamas dan ‘Israel’. Dengan survei terbaru ini menunjukkan kepada siapa sebenarnya rakyat Palestina percaya.*
Hidayatullah.com
Narasi Palsu ’Israel’ RS Al Shifa jadi Markas Hamas Terbantahkan
Hidayatullah.com—Kementerian Kesehatan Gaza menolak klaim Zionis’Israel’ bahwa Hamas di Rumah Sakit Al-Shifa dijadikan markas dan telah menemukan terowongan dan menggambarkannya sebagai ‘kebohongan murni’.
Direktur Kemenkes Gaza, Mounir El Boursh, dalam keterangannya mengatakan,’Israel’ malah melanjutkan serangan udaranya ke Gaza, menargetkan beberapa wilayah di kantong tersebut sehingga menyebabkan jumlah korban sipil kini melebihi 13.000 sejak pemboman dimulai pada 7 Oktober.
“Tentara’Israel’ telah berada di Rumah Sakit Al-Shifa selama delapan hari dan mereka belum menemukan apa pun,” kata Mounir.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) hari Senin sempat merilis rekaman video yang menunjukkan sebuah terowongan yang diduga digali oleh pejuang Hamas di bawah Rumah Sakit Al-Shifa.
Dalam informasi terkini mengenai operasi di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza, tentara’Israel’ mengatakan para insinyurnya menemukan sebuah terowongan sedalam 10 meter dan panjang 55 meter menuju pintu tahan ledakan.
Sebelumnya, IDF juga menyiarkan video propaganda yang merekam penemuan terowongan yang diduga berada di bawah Rumah Sakit Al-Shifa. Namun video yang dimaksud hanya cuplikan terowongan masa perang di Swedia yang direkam dan diunggah di akun YouTube Uehunters pada 11 Oktober 2022.Lebih memalukan lagi ketika Juru Bicara Perdana Menteri’Israel’ Ofir Gendelman awal bulan ini membagikan video “wajib ditonton” yang menurutnya direkam di terowongan Hamas.
Dalam video yang dibagikan Gendelmen, seekor anjing IDF konon mengejar pejuang Hamas yang berteriak ketakutan dengan tulisan ‘Anjing mengejar Hamas menuju kemenangan’.
Namun, Yoav Zitun, koresponden militer untuk Ynet, saluran berita utama penjajah’Israel’ membenarkan bahwa itu adalah video lama dan bukan dari Gaza. Menurut Zitun, video yang dibagikan Gendelman merupakan video pelatihan “Operation Protective Edge” tanggal 8 Juli 2014 yang menewaskan lebih dari 9.000 orang, hampir separuhnya adalah anak-anak.
Investigasi Media
Setelah propaganda’Israel’ terhadap RS Al Shifa diluncurkan, banyak media arus utama Barat juga menggelar investigasi. CNN Internasional menemukan banyak bukti yang sejauh ini masih meragukan.
Berdasarkan analisa video-video Pasukan Pertahanan Israel (IDF), menunjukkan bahwa IDF mungkin telah mengatur ulang persenjataan di Al-Shifa sebelum kunjungan awak media.
“Sebuah video Pasukan Pertahanan’Israel’ pada 15 November yang menunjukkan tur persenjataan Hamas yang ditemukan di rumah sakit Al-Shifa menunjukkan lebih sedikit persenjataan di tempat kejadian dibandingkan dengan rekaman yang direkam oleh kru berita internasional, yang mengindikasikan bahwa persenjataan tersebut mungkin telah dipindahkan atau ditempatkan di sana sebelum awak media tiba,” mengutip CNN International, Ahad (19/11/2023).
CNN membandingkan rekaman yang dipublikasikan oleh IDF secara online dengan rekaman yang diambil oleh Fox News, yang diberikan akses ke situs tersebut beberapa jam setelahnya.Reporter Fox News mengabarkan dia berada di RS Al-Shifa. Ini sesudah berita pasukan #Zionis masuk lagi ke Al-Shifa dan berada di sana 12 jam, menggali sana sini lalu merilis video yg tak bisa membuktikan bahwa RS itu dipakai sebagai markaz #Hamas @QudsNen Israel tukang ngibul! pic.twitter.com/Bzpvu79I88— Hidayatullah.com (@hidcom) November 16, 2023Dalam video tersebut, Juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus memimpin tur dan jam tangan di lengannya menunjukkan waktu menunjukkan pukul 13:18.
Koresponden asing Fox News, Trey Yingst, kemudian mengunjungi tempat kejadian saat hari sudah gelap. Dia mengatakan dalam laporannya bahwa saat itu waktu setempat menunjukan tengah malam.
Yingst diperlihatkan sebuah tas yang terletak di belakang mesin MRI di dalam rumah sakit dengan dua senjata AK-47 terlihat di atasnya. Namun, video IDF yang direkam sebelumnya hanya menunjukkan satu senjata AK-47. Tidak jelas dari mana senjata AK-47 kedua berasal dan mengapa senjata itu tidak terlihat dalam klip IDF sebelumnya.
Dalam beberapa jam setelahnya, IDF juga memposting secara online foto persenjataan yang konon ditemukan di rumah sakit Al-Shifa. Nama file WhatsApp untuk foto ini menunjukkan bahwa foto tersebut diambil pada pukul 17:35. Artinya, setelah tur IDF di kompleks MRI, tetapi hampir pasti sebelum kru Fox News tiba.
Ada kemungkinan persenjataan tersebut telah dipindahkan dari tempat kejadian dan diganti sebelum kru liputan tiba. Namun hal ini tidak menjelaskan mengapa lebih banyak senjata yang terlihat ketika para wartawan tiba dibandingkan dengan video asli IDF.
Selain itu BBC juga diberikan akses ke rumah sakit pada hari berikutnya, 16 November, dan dua senjata AK-47 masih terlihat di atas tas di dalam ruang MRI.
Terkait perbedaan antara video militer dan rekaman BBC, pasukan pertahanan’Israel’ menyangkal bahwa IDF telah memanipulasi media. “Karena fakta bahwa lebih banyak persenjataan dan aset teroris yang ditemukan sepanjang hari.” “Kami bertindak dengan transparansi penuh sambil menjaga keamanan pasukan kami dan kesiapan operasional.”
Menutupi Kegagalan
Sementara itu, Gerakan Perjuangan Islam Palestina (Hamas) hari Ahad membantah klaim penjajah yang menuduh gerakan tersebut menggunakan RS Al-Shifa untuk menahan tahanan dalam operasi mendadak melawan rezim bulan lalu.
“Tidak ada yang baru dari apa yang dikatakan juru bicara tentara Zionis kecuali upaya untuk menutupi kebohongan mereka,” kata pernyataam Hamas menanggapi juru bicara militer’Israel’ Daniel Hagari yang menerbitkan dua video propagandanya.
“Hanya (untuk mendukung) klaim jahat mereka bahwa Hamas telah menggunakan Rumah Sakit Al-Shifa sebagai markas militer untuk komando dan kendali,” kata Hamas.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejauh ini sudah 13.000 warga Palestina, termasuk lebih dari 5.000 anak-anak, sejauh ini gugur, sementara sekitar 30.000 orang terluka.*
Hidayatullah.com
Pasukan Penjajah Serbu Kompleks Medis RS Al-Shifa di Kota Gaza
Hidayatullah.com— Pasukan penjajah Israel hari Rabu (15/11/2023) dini hari, telah menyerbut bagian dari Kompleks Medis RS Al-Shifa, di sebelah barat Gaza, setelah mengepungnya selama enam hari berturut-turut, demikian dikutip kantor berita WAFA.
Saksi mata dari dalam kompleks melaporkan bahwa tank-tank zionis menyerbu halaman Kompleks Medis Shifa dari sisi barat, di tengah tembakan keras, dan kepungan penembak jitu dikerahkan di sekitar kompleks dan menembak apa saja yang bergerak.
Saat fajar hari ini, pasukan penjajah memberi tahu staf medis di Kompleks Al-Shifa tentang rencana mereka untuk menyerbu kompleks tersebut, yang berisi ribuan staf medis, yang terluka, dan pengungsi.
Koresponden WAFA, yang terjebak di dalam kompleks tersebut, mengatakan bahwa staf medis memberi tahu Komite Internasional Palang Merah dan memintanya untuk mengambil tindakan segera untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun di kompleks tersebut, yang menampung ribuan pengungsi, yang dirugikan.
Dia menjelaskan bahwa keadaan panik dan ketakutan terjadi di antara pasien, pengungsi, dan staf medis di dalam rumah sakit, setelah Rezim teror ini mengumumkan niatnya untuk menyerbu rumah sakit tersebut.
“Kami sekarang mendengar suara ledakan dahsyat di Kompleks As Syifa, “kata saksi mata di dalam Rumah Sakit As Syifa kepada Quds News Network. “Kami mendengar suara anak-anak berteriak dan menangis di seluruh Kompleks As Syifa.”
Sementara akun media X @ShehabAgency melaporkan belasan serdadu Zionis sudah masuk ke ruang IGD RS As Syifa dan tank-tank penjajah sudah masuk ke Kampus As Syifa.
Tank-tank penjajah ditempatkan di gerbang Kompleks Medis RS Al-Shifa, mengelilinginya dari semua sisi. Beberapa jam terakhir telah terjadi pemboman dan tembakan hebat di sekitarnya.
Seorang jubir Angkatan Perang Zionis kepada CNN mengklaim akan mengatakan akan mengalakan Hamas dengan menduduki rumah sakit. “Kami memasuki RS Al Shifa dengan sebuah misi dan barangkali kami akan mengalahkan Hamas dan membebaskan para tawanan. “
Dalam pernyataan pers singkat, Menteri Kesehatan Mai Al-Kaila meminta pasukan penjajah bertanggung jawab penuh atas kehidupan staf medis, pasien, dan pengungsi di kompleks tersebut.
Menteri Kesehatan memperingatkan konsekuensi bencana bagi pasien dan staf medis jika tentara penjajah melakukan penggerebekan di Kompleks Medis Al-Shifa.
Perlu dicatat bahwa Kompleks Medis Al-Shifa menampung sekitar 650 pasien, termasuk 100 pasien perawatan intensif dan bayi prematur, selain sekitar 500 tenaga medis, dan sekitar 4.000 pengungsi, dalam kondisi sulit akibat pemadaman listrik akibat pemadaman listrik. menipisnya bahan bakar.
Kompleks RS Al-Shifa mengalami pengepungan parah selama enam hari berturut-turut, tidak dapat digunakan karena pemadaman listrik dan pemadaman air karena kehabisan bahan bakar, dan ambulans tidak diperbolehkan keluar atau masuk.
Sebagian besar bangunannya dibom oleh pesawat penjajah dan artileri, selain menargetkan infrastruktur penting, termasuk stasiun oksigen, tangki air dan sumur, pusat kardiovaskular, dan bangsal bersalin.
Lebih dari empat puluh warga, termasuk korban luka dan pasien di unit perawatan intensif, serta bayi prematur, telah gugur akibat kekurangan oksigen akibat pemboman stasiun pembangkit dan menipisnya bahan bakar di kompleks tersebut.
Karena pasukan penjajah menargetkan segala sesuatu yang bergerak di halaman rumah sakit dan tidak mengizinkan siapa pun keluar atau masuk, sebanyak jenazah 179 syuhada dikuburkan di kuburan massal di dalam kompleks rumah sakit.
Sementara itu, puluhan jenazah masih tersebar di halaman dan koridor rumah sakit akibat pemadaman listrik di kamar mayat, sementara tidak ada bahan bakar yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza sejak dimulainya agresi pada 7 Oktober.
Sejak awal agresi di Gaza, 25 dari 35 rumah sakit di Gaza, dan 52 dari 72 klinik layanan kesehatan primer, yaitu lebih dari dua pertiganya, telah berhenti berfungsi karena kerusakan akibat pemboman atau kekurangan bahan bakar.
202 personel kesehatan menjadi syahid, 36 personel pertahanan sipil menjadi syahid, dan lebih dari 200 personel kesehatan terluka.Lebih dari 60 kendaraan ambulans diserang, 55 di antaranya rusak dan tidak dapat digunakan.
Dengan jumlah korban yang tidak terhingga, agresi Israel yang terus berlanjut terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah mengakibatkan 11.320 orang menjadi martir, termasuk 4.650 anak-anak dan 3.145 wanita.*
Hidayatullah.com
Bingung Cari Tawanan, “Israel” Sebar Iming-iming Hadiah, Benarkah Mossad Canggih?
Hidayatullah.com—Tentara penjajah “Israel” menawarkan hadiah besar kepada warga Palestina di Jalu Gaza sebagai imbalan atas informasi tawanan “Israel” di yang ditawan pejuang Palestina, di tengah berlanjutnya serangan udara selama 19 hari berturut-turut setelahnya, demikian lansir kanal Al Jazeera bahasa Arab, Selasa (24/10/2023).Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Tentara Israel mengatakan – dalam pernyataan yang disampaikan melalui udara di beberapa wilayah di Jalur Gaza – bahwa pihaknya meminta kepada warga Gaza untuk mengungkap informasi yang terbukti dan berguna mengenai para tahanan yang ditawan pejuang Al-Qassam, sayap militer gerakan perlawanan Islam, Hamas.الجيش الإسرائيلي المصنف أحد أقوى 20 جيش في العالم، صاحب أكبر منظومة تقنية وتجسس واختراق في المنطقة، يرمي اليوم منشورات بلغة ركيكة يستجدي فيها مخبرين من أهل غزة، بحثًا عن أي معلومة حول الأسرى. تذكر أن انتصار هذا الجيش الفاشل، انتصاره الوحيد، هو قتل أكبر عدد من الأطفال النائمين. pic.twitter.com/eFKsbu9ae1— مُنى حوّا • Muna Hawwa (@MunaHawwa) October 24, 2023Sebagai imbalan, peihak penjajah menjamin keselamatan bagi mereka dan anak-anak mereka dan imbalan keuangan yang nilainya tidak ditentukan.
Pernyataan itu juga menambahkan bahwa tentara penudukan akan menjamin kerahasiaan penuh bagi siapa pun yang memberikan informasi, dengan melampirkan nomor telepon untuk menghubunginya.
Dimana Kecanggihan Mossad dan Sin Bet?
Emily Harding, Wakil Direktur dan Senior Program Keamanan Internasional di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington, DC menulis di sebuah media terkait peran Shin Bet, dinas keamanan internal Israel dan Mossad, intelijen militer zionis, pasca serangan pejuang Palestina, Brigade Izzuddin Al-Qassam.
Menurutnya, Mossad diakui sebagai lembaga inteljen nomor satu dunia. Lembaga ini seharusnya sudah beberapa rute pengintaian.
Misalnya SIGINT, penyadapan telepon dan internet untuk membaca komunikasi musuh; IMINT, gambar overhead dari aktivitas musuh; dan HUMINT (human intelligent), melalui sumber daya manusia dengan cara melaporkan cara kerja musuh, untuk mengetahui rahasia yang tidak dapat dicuri dengan cara lain.
Dia mengakui, Israel dikenal nomor satu dalam operasi jaringan komputer ke sistem musuh. “Layanan Israel adalah yang terbaik di kelasnya untuk operasi jaringan komputer, seperti akses rahasia ke telepon dan sistem komputer musuh—kemampuan mereka sangat baik dan licik sehingga telah menimbulkan banyak kontroversi,” katanya.
Lantas kenapa operasi penjajah Israel begitu susah menembus jaringan komputer dan informasi dari pihak Hamas? Menurutnya, menembus akses-akses semacam itu kepada Hamas di Gaza sangat rapuh.
“Sada kemungkinan bahwa layanan Israel hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki sumber daya manusia sama sekali. Gaza adalah masyarakat yang tertutup, dan Hamas bertanggung jawab atas banyak hal. Seseorang yang menjadi mata-mata Israel akan menanggung risiko kematian dan keselamatan seluruh keluarganya,” tambahnya dalam tulisan di laman Center for Strategic & Intenational Studies (CSIS), 11 Oktober 2023.
“Apapun alasan Israel atau, lebih khusus lagi, Mossad telah gagal menghentikan serangan itu, tidak mungkin Israel “membiarkannya terjadi begitu saja,” kata David Miller, Peneliti Senior di Pusat Islam dan Urusan Global di Istanbul dikutip TRTWorld.*