Tag:

Pejuang Al-Qassam

Korban Zionis Bertambah, Al-Qassam Rontokkah Helikopter Apache ‘Israel’ dengan Roket “SAM 7”

Hidayatullah.com—Brigade Al-Qassam dan Brigade Al-Mujahidin mengumumkan bahwa mereka menargetkan helikopter Apache Pasukan Pendudukan ‘‘Israel’’ (IDF) di lingkungan selatan Zaytoun di kota Gaza dengan roket “Sam-7”. Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Ahad (31/12/2023), mengumumkan jumlah korban tewas terbaru akibat agresi IDF, dengan jumlah korban tewas meningkat menjadi 21.822 orang dan 56.451 orang terluka. IDF melakukan 12 pembantaian dalam 24 jam terakhir, mengakibatkan 150 orang tewas dan 286 orang terluka – sesuai pernyataan yang dikutip Royal News, Jordania. Namun IDF juga melaporkan, hari Ahad dua tentaranya kembali tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza dengan faksi Perlawanan Palestina. Nama-nama yang diumumkan IDF adalah; Mayor Jenderal (cadangan) Eliraz Gabai, 37 tahun, dari Batalyon 7810, Brigade ‘Yiftah’ dan Mayor (cadangan) Liav Seada, dari di Batalyon Teknik 7107.  Kematian baru menjadikan jumlah korban tewas tentara IDF sejak dimulainya invasi darat pada 27 Oktober menjadi 172 tentara. Menarget 10 Tank ‘‘Israel’’ Sebelumnya hari Sabtu, Brigade Izzuddin Al-Qassam juga melaporkan telah menargetkan 10 tank ‘‘Israel’’. Para pejuang “terlibat dengan pasukan khusus Zionis di lingkungan Sheikh Radwan di Kota Gaza, yang mengakibatkan lebih dari 20 tentara Zionis tewas atau terluka.” Dalam sebuah pernyataan di saluran Telegram resminya, mereka melaporkan penargetan 10 tank dengan roket “Yassin-105” dan Alat Peledak Improvisasi (IED) “Shawath” di daerah Sheikh Radwan dan lingkungan Tuffah, Daraj dan Khazaa di Kota Gaza. “Perkumpulan kendaraan dan tentara IDF di Kota Khan Yunis di Jalur Gaza selatan dibom dengan mortir” selain meledakkan sebuah rumah di Khan Yunis tempat beberapa tentara berlindung dengan IED, menyebabkan banyak korban jiwa. “Pasukan Zionis yang dibentengi di dalam sebuah gedung di daerah Sheikh Ajleen di Kota Gaza menjadi sasaran roket anti-benteng “TBG” dan menembak seorang tentara dengan senapan sniper kaliber berat ‘M99’ di daerah Sheikh Ajleen,” tambah pernyataan itu. Pejung mengatakan mereka menarget kumpulan tentara dan kendaraan penjajah di timur Kota Rafah di Jalur Gaza selatan juga menjadi sasaran mortir kaliber berat.*

Tawanan “Israel” yang Dibebaskan Hamas: “Mereka Memperlakukan Wanita Bak Ratu”

Hidayatullah.com—Seorang ibu dan anak perempuan asal ‘Israel’ yang dibebaskan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dari Gaza memiliki kesan positif dengan para pejuang pembebasan Palestina dan Masjidil Aqsha. Chen Goldstein-Almog (48), dan putrinya yang berusia 17 tahun, Agam Goldstein-Almog dalam sebuah wawancara dengan statisun TV Israel, Channel 12, mengatakan, bagaimana wanita diperlakukan penuh hormat di Gaza, termasuk para tawanan.Tawanan Israel Chen Almog Goldstein yg dibebaskan Hamas:Penjaga melindungi kami dari tembakan #Israel. Kami sangat penting bg mereka. “Kami menjagamu dan kami akan mati sebelum kamu mati,” kata pejuang.Chen: Pejuang #AlQasam memperlakukan wanita bak ratu, bukan seperti musuh pic.twitter.com/olsTwPF1rf— Hidayatullah.com (@hidcom) December 25, 2023Para pejuang yang menjaga mereka selama menjadi tawanan, tidak segan-segan menjaganya secara total, meski harus mengorbankan nyawa mereka sendiri. Chen menggambarkan kehidupan mereka selama 51 hari di tangan para pejuang Gaza, mencakup bom-bom mengerikan dari pesawat udara Israel. Chen menjadi tawanan pada tanggal 7 Oktober 2023, selama awal “Operasi Taufan Al-Aqsha”, bersama Agam (17), dan dua anak laki-lakinya; Gal (11), dan Tal (9). Mereka dibawah dari Kibbutz Kfar Aza dan dibebaskan akhir November berdasarkan kesepakatan gencatan senjata sementara. Berbicara kepada berita Channel 12 pada hari Jumat, sekitar tiga minggu setelah mereka dibebaskan, Chen dan Agam mengatakan mereka melakukan apa yang mereka bisa untuk bertahan hidup. Kisah mereka tentang kehidupan mereka selama menjadi tawanan adalah salah satu yang paling rinci dan bernuansa yang pernah ada. Ia mengisahkan, keluarga beranggotakan enam orang itu berada di rumah pada pagi hari tanggal 7 Oktober, ketika para pejuang Hamas melancarkan serangan balasan terhadap komunitas Israel selatan Sabtu pagi, hari itu, di bawah naungan lebih dari 5000 roket. Chen mengatakan, mereka semua berada di ruang aman dan bersembunyi dalam ketakutan, ketika pejuang mulai masuk ke perumahan. Chen, Agam dan anak-anak dibawa keluar rumah Kibbutz Kfar Aza menuju Gaza, di antara sekitar 240 orang yang disandera hari itu dan ditahan di wilayah Palestina. Chen menggambarkan perjalanan mobil dari rumahnya ke Gaza memakan waktu selama tujuh menit. “Saya ingat raut wajah anak-anak saya.  Memikirkan apa yang terjadi di sana, di rumah, dan ke mana saya pergi, sungguh gila.” Selama perjalanan, para pejuang membawa mayat ke dalam kendaraan. Tidak jelas siapa mereka, namun Chen menduga kemungkinan besar mereka adalah mayat seorang pejuang yang gugur dalam serangan tersebut. Agam, yang mendampingi Chen saat wawancara mengatakan kepada ibunya saat di perjalanan menuju Gaza, ia sangat takut jika diperkosa atau dilecehkan. Pemerkosaan, katanya, adalah “hal yang saya takuti” dalam perjalanan menuju Gaza, meski hal itu tidak terbukti. Karena rasa khawatir ini, Agam meminta agar pejuang mengumpulkan dirinya dengan keluarganya secara bersama-sama. “Jagalah kami agar tetap bersama-sama karena kalian menangkap kami secara bersama-sama,” ujar Agam. “Tentu saja, “ kata seorang pejuang Palestina, dikutip kepada Channel 12. Dan yang mengejutkan, Agam mengira akan diborgol di sel penjara dan seolah hidup mereka akan berakhir, ternyata juga tidak terjadi. Dijaga 24 Jam Keluarga tersebut mengaku menghabiskan minggu pertama mereka di terowongan bersama tawanan lainnya tetapi kemudian dipindahkan ke sebuah apartemen. Mereka memiliki dua penjaga yang menjaga mereka 24 jam. Selama bulan pertama, ketika teroris “Israel” melancarkan agresinya terhadap Gaza, keluarga tersebut dipindahkan beberapa kali pada tengah malam. “Ada hari-hari ketika kami tidur dengan hijab, karena setiap kami bergerak, kami harus berpakaian,” katanya. Agam bahkan meminta agar mereka dipindahkan begitu serangan udara ‘Israel’ semakin dekat dan menakutkan. “Ada pemboman hebat dan seluruh tubuh saya mulai gemetar dan saya berkata kepada pejuang: ‘Kita harus pindah dari sini,’” katanya. “Ini ledakan yang gila, itu bersifat fisik,” kata Chen. “Ini adalah kepanikan, ketakutan, ini adalah sesuatu yang bersifat fisik yang membutuhkan waktu untuk menenangkan diri. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat kami kendalikan, dan kami tinggal di pinggiran Gaza, kami tahu seperti apa rasanya.” Ia mengatakan, para penjaga melindunginya dari tembakan dan bom ‘Israel’, seolah dirinya begitu penting. “Kami biasanya bertanya kepada penjaga, apakah mereka akan membunuh kami, dan jawaban mereka adalah “Kami (para pejuang, red)  akan mati sebelum kamu mati.” Mereka juga menggambarkan hari-hari di “tahanan”. Banyak anak-anak yang ditawan menyibukkan diri dengan menggambar, menulis, bermain, “kecuali kadang-kadang terjadi ledakan dan perkelahian di antara mereka,” yang kadang-kadang menyebabkan para penjaga meneriaki anak-anak laki-laki tersebut. Para pejuang terkadang berbicara dengan para tawanan. Mereka berbicara tentang “Gilad Shalit”, seorang tentara IDF yang ditawan pihak pejuang selama bertahun-tahun dan dibebaskan Hamas dengan pertukaran 1000 tahanan Palestina. Dalam diskusi itu para pejuang mengatakan butuh waktu 5 tahun sampai mereka melepaskan “Gilad Shalit’. “Anda tidak penting bagi negara (‘Israel’), yang penting (bagi mereka) adalah perang,” demikian kata penjaga, menyindir sikap pihak militer Zionis yang tak memedulikan nasib tawanan. “Dan saya harus mengatakan bahwa saya mempunyai ketakutan bahwa kami akan tinggal di sini selama beberapa tahun, mereka membicarakannya dengan mengatakan bahwa negara (“Israel”) tidak peduli dengan kami, “ ujar Chen. Kadang-kadang Chen masuk ke dalam rumah untuk menggerakkan tubuh. Melihat ini, para penjaga menawarinya, “Jika kami ingin pergi ke salon, beri tahu kami,” kata penjaga. Adu Panco Agam dan Chen bercerita terkadang para penjaga duduk dan memperhatikannya dari jauh, dan dirinya tidak pernah sendirian setiap saat. “Mereka akan tidur tidak jauh dengan kami. Saya takut tentara (Israel) akan datang kapan saja untuk mencoba menyelamatkan kami. Saya takut karena penjaga selalu dekat dengan kami,” katanya. Dalam wawancara itu, reporter Channel 12 bertanya, apakah ada kesempatan baginya berolah raga? Bahkan pernah para penjaga menantangnya bermain, namun tangan mereka dilapisi kain handuk. “Kenapa harus menggunakan handuk?, “ kata reporter Channel 12. “Karena mereka (pejuang) tidak boleh menyentuh kita, wanita bagi mereka, mahluk suci. Seorang wanita ibarat seorang ratu,” ujar Agam. Chen juga membahas dengan para penjaha tentang Agam dan bagaimana menjaganya.  Chen menjelaskan kepada bahwa terkadang ada persahabatan agar Agam bisa punya dan memiliki teman sebelum menikah. Bagi para pejuang, pernikahan adalah yang utama. Dalam obrolan itu, sempat para penjaga meledek Agam. “Iya, mereka pernah memberitahuku bahwa kami akan menikahkanku di Gaza. Kamu akan menikah di sini, kami akan mencarikanmu suami di Gaza,” katanya. Agam juga bercerita para penjaga memberinya nama yang indah saat di Gaza dalam sebuah nama Arab yang sangat indah. “Salsabil, ini artinya air, sebagaimana disebutkan dalam Al Quran, seperti air manis,” kata Agam. “Aku bilang padanya, kebetulan sekali namaku di Israel adalah “Ag” dan artinya danau.” Untuk mengatasi rasa bosan selama dalam tawanan, keluarga ini; Chen, Agam dan kedua anak laki-laki Chen, Jal (11 tahun) dan Tal (9 tahun) melakukan aktivitas menggambar dan menulis, bahkan bermain kartu.*

Abu Ubaida: Kami Habisi 48 Tentara Zionis, dan Hancurkan 35 Kendaraan Militer Israel dalam 4 Hari

Hidayatullah.com—Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaidah, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), membeberkan pencapaian para pejuang pembabasan Palestina dan Masjidil Aqsha selama empat hari terakhir, demikian lapornya di saluran Telegram, dikutip Roya News, Jordania. Abu Ubaidah menyatakan pada Ahad (24/12/2023) malam bahwa selama periode ini, para pejuang Al-Qassam telah berhasil menghancurkan seluruhnya atau sebagian dari 35 kendaraan militer milik tentara penjajah ‘Israel’.Selain itu, mereka melaporkan terbunuhnya 48 tentara tentara penjajah dan melukai puluhan orang dengan berbagai tingkat luka. Abu Ubaidah menyoroti bahwa mereka melaksanakan 24 misi militer yang menargetkan pasukan penyerang dengan rudal, terlibat dalam pertempuran jarak dekat, dan menyerang tim penyelamat militer IDF. Tak lupa Abu Ubaidah menjelaskan keberhasilan mereka memasang dua terowongan jebakan di unit “Yahloum”, menciptakan ladang ranjau untuk kendaraan dan tentara penjajah, melakukan enam operasi menarget penembak jitu (sniper) tentara musuh, dan membombardir markas militer,  ruang komando lapangan, dan konsentrasi militer di semua lini di Gaza. Brigade Al-Qassam juga melancarkan serangan rudal ke kota Tel Aviv dengan roket. Dalam sebuah video terbaru yang diluncurkan di publik, Al-Qassam membagikan rekaman para pejuangnya melawan tentara pendudukan Israel di Jalur Gaza utara. Brigade Al-Qassam melaporkan tengah menarget dua tank Merkava milik IDF  dengan “Roket Al-Yassin 105″ di lingkungan Al-Qasasib di kamp pengungsi Jabalia. Mereka mengaku meledakkan alat anti-personil terhadap pasukan infanteri di Jalur Gaza tengah, mengakibatkan kematian enam tentara dan luka-luka. Selain itu, Al-Qassam juga mengaku telah menembak 3 tentara, termasuk seorang mayor, di lingkungan Al-Qasaib Jabalia. Di tengah Operasi Taufan Al-Aqsa yang sedang berlangsung, perlawanan menghadapi pasukan IDF di berbagai bidang. Brigade tersebut menargetkan pasukan khusus di Gaza tengah, menggunakan roket TBG, sehingga menimbulkan korban jiwa. Pejuang Palestina, terlibat dalam pertempuran sengit dan bentrokan dengan pasukan penjajah “Israel” di Gaza, juga melancarkan serangan roket dan mortir ke wilayah Palestina yang kini diduduki Zionis. Sementara Brigade Saraya Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, melaporkan pemboman konsentrasi militer pasukan pendudukan di dekat Masjid Al-Zalal, sebelah timur Khan Yunis. Jatuhnya Intelijen ‘Israel’ Surat kabar berbahasa Ibrani Yedioth Ahronoth menerbitkan analisis dan komentator militer Ron Ben Yishai, di mana ia mengungkapkan adanya kesenjangan informasi intelijen di tentara penjajah mengenai data korban dan jumlahnya. “Tentara ‘Israel’ terkejut saat mengetahui bahwa kompleks terowongan dan saluran terowongan Hamas adalah 500% hingga 600% lebih besar dari perkiraan,” kata Ben Yishai. Sementara laporan intelijen di ‘Israel’ baru-baru ini mengatakan bahwa Hamas dan cabang militernya, Brigade Al-Qassam, melakukan operasi penipuan strategis besar-besaran, menggunakan peperangan generasi keempat, melalui sarana komunikasi dan keamanan siber, dan mempengaruhi kehidupan politik ‘Israel’ tanpa disadari pihak intelijen Zionis.*

Abu Ubaidah: Kami Hancurkan 720 Kendaraan Penjajah, Setop Agresi atau Lanjut Perlawanan!

Hidayatullah.com—Juru bicara resmi Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaidah, mengkonfirmasi dalam rekaman pidatonya pada Kamis malam bahwa mujahidin brigade tersebut mampu menargetkan 720 kendaraan Israel sejak dimulainya agresi darat. Menurut Abu Ubaidah para pejuang Al-Qassam telah berhasil menghancurkannya seluruhnya atau sebagian kendaraan militer penjajah.Selain itu, selama seminggu terakhir mereka juga berhasil melakukan lebih dari 15 operasi penembak jitu yang berhasil melumpuhkan banyak tentara Zionis. Dalam pidatonya, yang dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), berbasis di Gaza, Abu Ubaidah melaporkan  keberhasilan melakukan lebih dari 15 operasi penembak jitu dalam seminggu terakhir, menargetkan pasukan penjajah (IDF) di semua lini Jalur Gaza. “Musuh yang tidak memiliki tujuan dan kalah tidak belajar dari pengalaman masa lalunya, bahkan tidak satu pelajaran pun,” kata Abu Ubaidah. “Musuh tidak terhubung dengan rakyat kami dan tidak mengetahui sifat mereka,” tambahnya. “Musuh telah membuat rakyat kita tidak punya pilihan selain membalas dendam,” seraya menambahkan bahwa tujuan IDF yang ingin melenyapkan perlawanan “pasti gagal.” “Musuh yang kalah dan dilanda krisis belum belajar satu pun pelajaran dari pengalaman sejarah, dan terus melakukan kejahatan perang di Gaza dengan agresinya,” kata dia dan menambahkan, “Mujahidin Al-Qassam masih berada di lapangan menghadapi musuh Zionis dan menimbulkan kerugian besar.” Abu Ubaidah mengatakan para pejuang Al-Qassam terus melakukan penargetan terhadap musuh yang terbagi dalam semua poros serangan wilayah penjajah Zionis berada, hingga mereka bingung mencasi kemenangan khayali. “Tentara musuh Zionis sibuk mencari gambaran kemenangan dan pencapaian khayalan,” ujarnya. Lebih lanjut, Abu Ubaidah menjawab tawaran gencatan senjata penjajah Israel, dengan menyatakan: “Jika musuh ingin tawanannya hidup, mereka tidak punya pilihan selain menghentikan (total) agresinya,” ujarnya.*

Abu Ubaidah: “Kami Bunuh 25 Tentara Zionis dan Hancurkan 41 Kendaraan Militer ‘Israel’”

Hidayatullah.com—Dalam perkembangan paling menonjol selama agresi ‘Israel’ yang telah memasuki hari ke-75, para pejuang pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha mengumumkan perkembangan keberhasilan selama pertempuran. Dalam sebuah pernyataan terbaru, Juru Bicara Brigade Izzuddin al-Qassam, Abu Ubaidah, bahwa pejuang Al-Qassam telah berhasil menghancurkan 41 kendaraan dan membunuh 25 tentara ‘Israel’ di wilayah Jalur Gaza, selama 72 jam terakhir.21:15Melalui saluran televisi Al-Masirah, Al-Qassam rilis video penyerangan terhadap kendaraan dan serdadu Zionis yang masuk ke wilayah Khan Yunis di selatan Jalur Gaza. pic.twitter.com/ZDh7zf9jGp— Sahabat Al-Aqsha (@sahabatalaqsha) December 21, 2023“Selama 72 jam terakhir, mujahidin Al-Qassam mampu menghancurkan 41 kendaraan militer secara keseluruhan atau sebagian, “ katanya hari Rabu (21/12/2023) di Channel Telegram. Ia juga mengkonfirmasi telah berhasil dalam “pembunuhan 25 tentara dan melukai puluhan tentara Zionis menyebabkan mereka terluka parah.”   Juru bicara Al-Qassam juga menunjukkan bahwa para pejuang Al-Qassam menargetkan pasukan ‘Israel’ dengan cara menyusup, menyerang dengan roket dan alat peledak dalam pertempuran dari jarak nol. Mereka menargetkan tim penyelamat (regu penolong), selain itu, Al-Qassam meledakkan dua terowongan jebakan, meledakkan sebuah rumah yang di dalamnya banyak berkumpul tentara ‘Israel’, para penembak jitu pejuang menarget tentara pendudukan. “Mujahidin kami menghancurkan markas militer sementara, ruang komando lapangan, dan tempat berkumpulnya pasukan ‘Israel’ dengan mortir dan roket jarak pendek,” ujar Abu Ubaidah dalam Channel Telegram.Sebuah video yang disiarkan oleh Brigade Saraya Al-Quds, pejuang terbesar kedua setelah Al-Qassam yg sedang menarget tentara Zionis dan buldoser militer di timur lingkungan Shuja’iya dengan sebuah bom @AJArabic pic.twitter.com/QfxvXjXqGy— Hidayatullah.com (@hidcom) December 21, 2023Di bawah ini beberapa perkembangan keberhasilan para pejuang Al-Qassam di beberawa wilayah Gaza dalam menarget musuh;Anggota Al-Qassam bentrok dengan pasukan penjajah di daerah Saraya di Kota Gaza, mengkonfirmasi terbunuhnya 4 tentara ‘Israel’, dan banyak tentara musuh yang cedera. Mujahidin Al-Qassam juga dilaporkan menargetkan pasukan Zionis yang terdiri dari 12 tentara yang bersembunyi di dalam sebuah bangunan di lingkungan Al-Daraj, timur laut Kota Gaza. Al-Qassam dilaporkan menargetkan tank Merkava ‘Israel’ dengan “Roket Al-Yassin 105” di daerah Tal Al-Zaatar di Jalur Gaza utara. Dalam pemberitaan sebelumnya, Al-Qassam mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan 3 tank Merkava dengan “Roket Al-Yassin 105” di sebelah timur kamp Jabalia di Jalur Gaza utara. Al-Qassam melaporkan bahwa pejuangnya juga berhasil menargetkan 8 kendaraan ‘Israel’ di daerah Sabra dan Tal al-Hawa di Kota Gaza. Al-Qassam mengumumkan mereka menargetkan dua tank ‘Israel’ dan kendaraan pengangkut pasukan (APC) dengan “Ranjau Syawadz’  dan “Roket Al-Yassin 10”, di kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza. Pagi ini, tentara penjajah mengumumkan terbunuhnya dua perwira dari Brigade Givati dalam pertempuran di selatan Gaza. Diumumkan juga bahwa 29 tentara Zionis terluka dalam pertempuran di Jalur Gaza selama 24 jam terakhir.*

Pesan Sniper Al-Qassam pada Zionis: “Kami Buatan dengan Tangan Kami untuk Memanen Kepala Kalian”

Hidayatullah.com—Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), hari Rabu (20/12/2023) merilis sebuah video proses pembuatan senjata yang digunakan para penembak jitu (sniper). Senapan Al-Ghoul, demikian namanya, dikembangkan oleh Adnan Al-Ghoul, yang telah syahid. Dalam video yang tengah viral ini, para pejuang Al-Qassam memperlihatkan kesibukan mereka tengah memproduksi  “Senapan Al-Ghoul” termasuk membuat peluru-pelurunya dengan cara yang sangat sederhana di sebuah lokasi, yang tidak dijelaskan. Namun yang menarik adalah pesan pentingnya yang mereka tulis di video tersebut; “Kami membuat dengan tangan kami sendiri apa yang kami gunakan untuk memanen kepala kalian, “ demikian bunyinya dalam video berdurasi 1 menit 52 detik ini dalam Bahasa Ibrani.Pesan para pejuang pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha unt tentara penjajah "israel":Brigade Al-Qassam terbitkan video (proses pembuatan senjata Al-Ghoul) berjudul: “Kami membuat dengan tangan kami sendiri apa yang akan kami gunakan untuk memanen kepala kalian.”@rdooan pic.twitter.com/NPuVXc48rH— Hidayatullah.com (@hidcom) December 21, 2023Adegan video yang disiarkan Al-Qassam tersebut menunjukkan tahapan pembuatan senapan ini, di pabrik manufaktur militer khusus, dan mempersiapkan beserta amunisinya sendiri. “Peluru penembak jitu,” demikian tulisan dalam bahasa Inggris. Dalam video ini, para mujahidin juga tengah menampilkan manuver militer menggunakan senjata ini di lapangan latihan. Mereka membidik sasaran dengan akurasi tinggi dan kapasitas destruktif yang besar terhadap sasaran serta melenyapkannya. Untuk diketahui, dalam agresi ‘Israel’ yang telah berjalan sampai hari ke-75 ini, ‘Senjata Al-Ghoul’ dianggap salah satu penyumbang penting pembunuhan teroris ‘Israel’ yang masuk ke Jalur Gaza. “Senapan Ghoul” adalah senapan kaliber 14,5 mm, dengan jangkauan mematikan hingga 2 kilometer. Panjang senapan ini melebihi satu setengah meter, menjadikannya senapan sniper yang canggih dibandingkan dengan senapan “Dragunov” Rusia kaliber 7,62 dan senapan sniper “Steyr” Austria kaliber 12,7. “Senapan Ghoul”  adalah karya dalam negeri Brigade Izzuddin Al-Qassam sebagai ciri khas industri militer Palestina, berbeda dengan HS-50 dalam hal panjang, jangkauan dan jenis peluru yang digunakan. Brigade Qassam menegaskan bahwa ini adalah bukti keberhasilan pembuatan senjata yang dikembangkan Adnan Al-Ghoul, salah satu agen senior pejuang pembebasan Palestina militer Hamas. Membunuh 25 Tentara ‘Israel’ Diketahui, dalam pernyataan terbarunya pada hari Rabu, Al-Qassam melaporkan telah membunuh 25 tentara Zionis dan menghancurkan 41 kendaraan selama 3 hari. Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaidah, membenarkan dalam laporan militer bahwa pejuang Al-Qassam selama 72 jam terakhir telah berhasil menghancurkan 41 kendaraan dan membunuh 25 tentara ‘Israel’ di wilayah Jalur Gaza. “Mujahidin Al-Qassam mampu, menghancurkan 41 kendaraan militer secara keseluruhan atau sebagian selama 72 jam terakhir. Dan mereka mengkonfirmasi ada pembunuhan 25 tentara dan melukai puluhan tentara Zionis dengan berbagai cara,” ujarnya dikutip palinfo.com, berbasid di Gaza.* Baca juga: Mengenal Adnan Ghoul, “Bapak Penembak Jitu” Al-Qassam Paling Ditakuti

Pesan Sniper Al-Qassam pada Zionis: Senjata Buatan Tangan Kami, untuk Memanen Kepala Kalian

Hidayatullah.com—Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), hari Rabu (20/12/2023) merilis sebuah video proses pembuatan senjata yang digunakan para penembak jitu (sniper). Senapan Al-Ghoul, demikian namanya, dikembangkan oleh Adnan Al-Ghoul, yang telah syahid. Dalam video yang tengah viral ini, para pejuang Al-Qassam memperlihatkan kesibukan mereka tengah memproduksi  “Senapan Al-Ghoul” termasuk membuat peluru-pelurunya dengan cara yang sangat sederhana di sebuah lokasi, yang tidak dijelaskan. Namun yang menarik adalah pesan pentingnya yang mereka tulis di video tersebut; “Kami membuat dengan tangan kami sendiri apa yang kami gunakan untuk memanen kepala kalian, “ demikian bunyinya dalam video berdurasi 1 menit 52 detik ini dalam Bahasa Ibrani.Pesan para pejuang pembebasan Palestina dan Masjid Al-Aqsha unt tentara penjajah "israel":Brigade Al-Qassam terbitkan video (proses pembuatan senjata Al-Ghoul) berjudul: “Kami membuat dengan tangan kami sendiri apa yang akan kami gunakan untuk memanen kepala kalian.”@rdooan pic.twitter.com/NPuVXc48rH— Hidayatullah.com (@hidcom) December 21, 2023Adegan video yang disiarkan Al-Qassam tersebut menunjukkan tahapan pembuatan senapan ini, di pabrik manufaktur militer khusus, dan mempersiapkan beserta amunisinya sendiri. “Peluru penembak jitu,” demikian tulisan dalam bahasa Inggris. Dalam video ini, para mujahidin juga tengah menampilkan manuver militer menggunakan senjata ini di lapangan latihan. Mereka membidik sasaran dengan akurasi tinggi dan kapasitas destruktif yang besar terhadap sasaran serta melenyapkannya. Untuk diketahui, dalam agresi ‘Israel’ yang telah berjalan sampai hari ke-75 ini, ‘Senjata Al-Ghoul’ dianggap salah satu penyumbang penting pembunuhan teroris ‘Israel’ yang masuk ke Jalur Gaza. “Senapan Ghoul” adalah senapan kaliber 14,5 mm, dengan jangkauan mematikan hingga 2 kilometer. Panjang senapan ini melebihi satu setengah meter, menjadikannya senapan sniper yang canggih dibandingkan dengan senapan “Dragunov” Rusia kaliber 7,62 dan senapan sniper “Steyr” Austria kaliber 12,7. “Senapan Ghoul”  adalah karya dalam negeri Brigade Izzuddin Al-Qassam sebagai ciri khas industri militer Palestina, berbeda dengan HS-50 dalam hal panjang, jangkauan dan jenis peluru yang digunakan. Brigade Qassam menegaskan bahwa ini adalah bukti keberhasilan pembuatan senjata yang dikembangkan Adnan Al-Ghoul, salah satu agen senior pejuang pembebasan Palestina militer Hamas. Membunuh 25 Tentara ‘Israel’ Diketahui, dalam pernyataan terbarunya pada hari Rabu, Al-Qassam melaporkan telah membunuh 25 tentara Zionis dan menghancurkan 41 kendaraan selama 3 hari. Juru bicara Brigade Izzuddin Al-Qassam, Abu Ubaidah, membenarkan dalam laporan militer bahwa pejuang Al-Qassam selama 72 jam terakhir telah berhasil menghancurkan 41 kendaraan dan membunuh 25 tentara ‘Israel’ di wilayah Jalur Gaza. “Mujahidin Al-Qassam mampu, menghancurkan 41 kendaraan militer secara keseluruhan atau sebagian selama 72 jam terakhir. Dan mereka mengkonfirmasi ada pembunuhan 25 tentara dan melukai puluhan tentara Zionis dengan berbagai cara,” ujarnya dikutip palinfo.com, berbasid di Gaza.* Baca juga: Mengenal Adnan Ghoul, “Bapak Penembak Jitu” Al-Qassam Paling Ditakuti

Brigade Golani Kehilangan Seperempat Pasukan, ‘Israel’ Menjajaki Pertukaran Tawanan

Hidayatullah.com—Mantan komandan Brigade Golani Moshe Kaplinsky, mengatakan bahwa unit pasukan khusus ‘Israel’,  telah kehilangan sekitar seperempat pasukan tempurnya sejak dimulainya agresi  dan perang darat ke Jalur Gaza.   Mantan wakil kepala staf militer IDF tersebut menyatakan dalam wawancara dengan Channel 12 ‘Israel’ bahwa Brigade Golani, adalah salah satu pasukan elit tentara penjajah, yang banyak menderita korban, sedikitnya 82 pasukan dan perwiranya telah tewas, selain sejumlah besar tentaranya terluka. Kaplinsky menjawab pertanyaan tentang kemampuan pasukan elite itu untuk terus membunuh meskipun menerima pukulan. “Saya pikir tidak hanya kerugian yang dideritanya sekarang (yaitu, selama perang darat), tetapi Brigade Golani memulai perang hari pertama dengan pembunuhan 72 tentara,” katanya dikutip Palestine Information Centre (PIC). Selain itu, kata dia, ada puluhan orang yang terluka, yang merupakan sekitar seperempat dari pasukan tempur di brigade itu dalam satu hari. Moshe Kaplinsky menyatakan ahwa telah bertemu dengan komandan Batalion ke-13, Mayor Jenderal Tomer Greenberg, yang terbunuh beberapa hari yang lalu bersama dengan 8 tentara penjajah dalam pertempuran di lingkungan Shujaiya, sebelah timur Gaza. “Batalion ke-13 saja, dari empat batalion brigade tersebut, kehilangan 41 tentara dan perwira selama pertempuran pada tanggal 7 Oktober, dan kemalangannya berlanjut kemudian,” tambahnya lagi. Kaplinsky menambahkan sempat mengunjungi Markas Brigade Golani minggu ini sehubungan dengan peristiwa besar tersebut. “Saya melihat betapa sulit dan rumitnya perang tersebut dan mendengar suara-suara tentang masalah yang dihadapi para perwira di medan perang,” kata dia. Menurutnya, situasi menjadi lebih rumit di tengah puing-puing dan di hadapan sebuah organisasi yang terus berjuang dan belum belum pernah terkalahkan, yaitu Hamas, katanya. Sementara itu, mantan komandan Korps Utara militer penjajah Noam Tivon, mengatakan, pertempuran di Gaza benar-benar sangat sulit. Kareanya ia ingin kembali mengajukan kesepakatan dengan pihak Hamas. “Saya ingin mengatakan sejelas mungkin bahwa kita mendapatkan kembali para penculik melalui kesepakatan. Ini adalah satu-satunya cara kita mendapatkan kembali orang yang diculik. Saya tidak menerima apa yang dikatakan bahwa tekanan militer saja akan menghasilkan kesepakatan. Hal ini tidak benar sama sekali,” katanya. Ia berharap Mesir, Qatar, Amerika Serikat, ‘Israel’, Hamas bisa mendiskusikan ini. “Jika kita tidak melakukan itu, setiap hari jumlah tahanan akan berkurang. “Ini memerlukan kesepakatan sekarang,” katanya dikutip PIC. Tekanan Tapi Ingin Pertukaran PM ‘Israel’ Benjamin Netanyahu mengatakan tekanan militer diperlukan untuk mengembalikan “para tahanan dan memenangkan perang,” di tengah upaya diplomatik untuk menyelesaikan kesepakatan pertukaran baru. Pernyataan ini disampaikan Netanyahu dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Pertahanan Yoav Galant dan Menteri Dewan Pertahanan Benny Gantz. Netanyahu menjelaskan bahwa dia memberi tahu para perunding ‘Israel’ bahwa tekanan tentara membantu upaya untuk memulihkan “sandera,” dan menekankan bahwa dia tidak akan menghentikan perang dan tidak akan menarik pasukan ‘Israel’ dari Gaza, seperti yang diminta Hamas, sebelum mencapai tujuan perang tercapai dan mengembalikan para tahanan. Ketika ditanya tentang negosiasi pembebasan tahanan, Netanyahu mengatakan bahwa mereka tidak membahas negosiasi di depan umum, namun menunjukkan bahwa mereka melakukan negosiasi dengan bahasa darah dan api. Radio ‘Israel’ melaporkan bahwa pendekatan yang dilakukan pemerintahan Netanyahu terjadi setelah insiden terbunuhnya 3 tawanan yang ditembak tentara ‘Israel’ di lingkungan Shujaiya di Gaza. Channel 12 ‘Israel’ juga melaporkan bahwa Dewan Komando Perang pada pertemuannya hari Sabtu membahas kesepakatan pertukaran baru dengan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas). Saluran tersebut mengutip seorang pejabat politik yang mengatakan, “Negosiasi yang akan datang akan lebih kompleks.” Laman Axios mengutip sumber informasi yang dipercaya menulis, Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani bertemu dengan Direktur Mossad David Barnea hari Jumat malam di ibu kota Norwegia, Oslo, membahas kelanjutan perundingan dan memastikan pembebasan tawanan yang tekah ditahan Hamas di Gaza. Sementara itu, Al Jazeera melaporkan ribuan demonstran mulai menuju pintu masuk utama Kementerian Pertahanan di Tel Aviv untuk melakukan aksi duduk di sana, mendesak pemerintah penjajah melakukan negosiasi dengan Hamas dan melepaskan semua tawanan.*