Tag:

pasien

‘Israel’ Usir Paksa Ratusan Warga Palestina & Petugas Medis dari RS Nasser

GAZA (Arrahmah.id) — Pasukan Israel menggerebek Rumah Sakit (RS) Nasser di Gaza, usai menuduh fasilitas medis tersebut menjadi tempat persembunyian kelompok perlawanan Palestina Hamas. Mereka kemudian para pengungsi dan petugas medis yang ada di RS Nasser. Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengklaim serangan ke rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Gaza itu sebagai […]

Nasib 600 Pasien dan Staf RS Al-Aqsha Belum Diketahui

Hidayatullah.com—Belum ada informasi mengenai nasib lebih dari 600 pasien dan staf medis Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsha di Jalur Gaza sejak mereka diperintahkan pindah, kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, lapor Sputnik. Menurut direktur rumah sakit, para pasien dan petugas kesehatan harus dievakuasi akibat agresi dan serangan penjajah yang sedang berlangsung dan perintah evakuasi Zionis ‘Israel’, namun keberadaan mereka masih belum diketahui. Tedros mengatakan karena kondisi berbahaya dan tidak mendapatkan izin yang tepat, badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus membatalkan misi lain di utara Jalur Gaza yang mengakibatkan tidak ada fasilitas medis yang berfungsi penuh di utara wilayah tersebut. Sementara itu, kantor WHO di wilayah pendudukan Palestina menyatakan, untuk keempat kalinya sejak 26 Desember lalu, pihaknya harus membatalkan rencana misinya di Gaza utara setelah gagal mendapatkan jaminan keamanan. “Misi tersebut berencana untuk mentransfer pasokan medis yang sangat dibutuhkan untuk mempertahankan operasional lima rumah sakit di utara, termasuk Al-Awda,” tulis WHO di platform X.*

Turki Bawa Keluar 68 Pasien dari Gaza

ANKARA (Arrahmah.id) — Turki berhasil memindahkan 68 pasien dari Jalur Gaza yang dikepung Israel ke Turki untuk menjalani perawatan medis pada Selasa (12/12/2023). Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca menyambut para pasien dan pendamping mereka yang diangkut dari Bandara Internasional El Arish Mesir yang ada di dekat Gaza ke Bandara Militer Etimesgut di ibu kota Ankara. […]

Militer ‘Israel’ Menahan Seorang Warga Tepi Barat yang Terluka di Dalam Ambulans

TEPI BARAT (Arrahmah.id) — Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan pasukan Israel menangkap pasien yang terluka dari dalam ambulans di Tulkarem. Dilansir BNN (23/11/2023), dalam video tersebut seorang tentara Israel melakukan panggilan telepon di samping orang yang terluka, sementara tentara bersenjata lainnya mengepung kendaraan tersebut. Insiden ini terjadi setelah pasukan Israel mengepung Rumah Sakit […]

Zionis Paksa dengan Ancaman Staf Medis, Pasien dan Pengungsi Keluar dari RS Al-Shifa Gaza

Hidayatullah.com—Hari Sabtu (18/11/2023) pasukan penjajah ‘Israel’ memaksa staf medis, pasien, orang-orang yang terluka dan pengungsi di Kompleks Medis Al-Shifa untuk pergi secara paksa, di bawah ancaman. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan di Gaza, Munir Al-Bursh, mengatakan dalam pernyataannya kepada Al Jazeera: Pasukan penjajahmeminta evakuasi dini staf medis, korban luka, dan pengungsi di Kompleks RS Al-Shifa. Israel hanya menyisakan sedikit kru untuk merawat mereka yang sakit sementara pasukan penjajah mengendalikan fasilitas tersebut secara penuh. Salah satu pengungsi menggambarkan pemandangan kepanikan dan kekacauan ketika pasukan Zionis mencari dan memindai wajah orang-orang di antara mereka yang pergi dan mengamankan beberapa orang. Dia menyatakan bahwa PBB telah menghubungi dan menginformasikan bahwa mereka akan berupaya mengoordinasikan evakuasi korban luka dan sakit yang tidak dapat bergerak, dan juga akan berupaya mengevakuasi mereka. Menurutnya, ada 120 pasien dan korban luka, termasuk bayi prematur, masih dirawat di rumah sakit, bersama 5 orang dokter yang mengawasi proses koordinasi keluarnya korban luka. “Bayi-bayi prematur masih berada di dalam rumah sakit, dan kami terus berkomunikasi dengan Palang Merah mengenai bayi-bayi tersebut,” ujarnya. Dia menunjukkan setelah menguasai rumah sakit, muncul dari tank dan tentara dengan senapan penembak jitu.  Dia menyatakan bahwa penjajah menetapkan jalur untuk berpindah dari rumah sakit melalui Jalan Al Wahda dan kemudian bergerak menuju Salahuddin untuk bergerak ke selatan Jalur Gaza. “Setelah meninggalkan rumah sakit, mereka akan memiliki pilihan antara pindah ke selatan, tinggal di Gaza, atau menuju ke utara, “ katanya menambahkan, dirinya secara pribadi akan pindah ke rumah sakit Indonesia. Sebaliknya, pengawas darurat di Kompleks RS Shifa, Dr. Omar Zaqout, membenarkan kepada Al Jazeera bahwa tentara penjajah meminta untuk meninggalkan rumah sakit dan tidak semua orang bisa keluar. Dia menunjukkan bahwa situasi staf medis dan rumah sakit sangat sulit, dimana air serta listrik telah padam selama lebih dari seminggu. “Para pengungsi diminta menuju ke Jalan Al Wahda, dan banyak anak-anak serta orang dewasa tidak dapat melanjutkan perjalanan.” Sementara Direktur Rumah Sakit Al–Shifa, Muhammad Abu Salmiya menambahkan RS Al-Shifa sedang berkoordinasi dengan PBB dan pasien-pasien ini juga akan dievakuasi nanti setelah pengaturan yang diperlukan selesai.  “Tiga puluh bayi prematur juga berada di rumah sakit,” katanya pada Anadolu Agency, seraya mencatat bahwa otoritas rumah sakit juga berkoordinasi dengan Palang Merah untuk mengamankan keberangkatan mereka. Abu Salmiya juga mengatakan bahwa pasukan Zionis telah menghancurkan stasiun oksigen, saluran air, dan toko obat di Rumah Sakit Al-Shifa. Sumber medis Palestina mengatakan kepada Anadolu sebelumnya pada hari Sabtu bahwa tentara Israel telah memberi waktu satu jam kepada administrasi di Rumah Sakit Al-Shifa untuk mengevakuasi pasien, pengungsi, dan staf medis dari rumah sakit tersebut. Sumber tersebut menambahkan bahwa tentara “terus mengepung rumah sakit tersebut,” sementara “operasi penyisiran, pencarian dan penggalian di dalam rumah sakit” terus berlangsung meski tidak menemukan apa yang mereka tuduhkan. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza karena tidak ada persediaan makanan atau air yang masuk ke Rumah Sakit Al-Shifa dalam delapan hari, menyebabkan 51 pasien telah meninggal sejak serangan Israel terhadap fasilitas tersebut dimulai, termasuk empat bayi prematur. Kementerian tersebut menyatakan saat ini RS Al-Shifa “telah terisolasi sepenuhnya dari dunia karena hilangnya komunikasi.” ​Sementara itu, beberapa saksi mata menyebutkan perjananan bersama ratusan orang yang dipaksa harus pergi, menunjukkan pemandangan sangat mengerikan. Banyaknya kehancuran dan kehadiran jenazah para syuhada di jalanan dan setiap orang diminta untuk terus mengangkat tangannya.*

Akibat Kurangnya Obat-obatan, Luka Pasien di Gaza Terinfeksi Lalat dan Cacing

GAZA (Arrahmah.id) – Rumah sakit di Jalur Gaza menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan 16 dari 34 rumah sakit kini tidak beroperasi, menurut laporan terbaru dari Medical Aid for Palestines (MAP). Lembaga tersebut memperingatkan bahwa kekurangan obat-obatan penting dan air bersih telah menyebabkan luka-luka pasien terinfeksi lalat dan cacing. “Situasinya sangat buruk: kapasitas kami nol, […]