Tag:
non-Muslim
Hidayatullah.com
Buka Puasa di Masjid Putra Putrajaya Menarik Perhatian 300 Warga Non-Muslim
Hidayatullah.com—Kepedulian terhadap perbedaan keyakinan dan agama mendorong seorang mahasiswa pascasarjana non-Muslim menghabiskan lebih dari lima jam di Masjid Putra Putrajaya, Malaysia.
Berasal dari North Carolina, Amerika Serikat, Olivia Price, 24, yang juga mahasiswa Universiti Malaya (UM) mengatakan, berada di Malaysia selama lebih dari setahun telah mengajarinya lebih banyak tentang masyarakat multiras dan perbedaan budaya.
“Saya sedang mengejar gelar master di bidang konseling, yang merupakan alasan lain mengapa saya sangat peduli dengan apa yang diyakini orang karena apa yang Anda yakini memengaruhi tindakan Anda,” ujar Price.
“…dan saya sangat tertarik dengan keyakinan dan agama yang berbeda. Menurut saya program ini sangat informatif dan saya belajar banyak tentang Islam dan saya merasa ini adalah ruang yang baik untuk bertanya karena sangat membantu karena saya ingin memahaminya. beda pandangan,” ujarnya saat ditemui pada “Acara Buka Puasa Ramadhan Bersama Wisatawan Non-Muslim” di masjid tersebut.
Price termasuk di antara 300 individu non-Muslim yang berpartisipasi dalam program yang diselenggarakan oleh Masjid Putra dan Pusat Penjangkauan Islam Pemuda Islam Malaysia (ABIM).
Hal serupa juga disampaikan Del Zook, 24, juga asal Carolina Utara yang baru pertama kali berada di masjid dan bersemangat untuk ikut berbuka puasa bersama teman-teman Muslimnya.
“Senang rasanya bisa berkumpul dengan warga Malaysia dan menarik untuk belajar tentang agama ini (Islam) dan masjid,” kata mahasiswa pascasarjana semester tiga UM itu.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Humas Masjid Putra, Ahmad Najib Aris mengatakan, acara tahunan ini diawali dengan pembekalan singkat tentang Islam, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab tentang puasa oleh staf ABIM Outreach yang juga dikenal sebagai Pemandu Wisata Masjid, dan diakhiri dengan sesi buka puasa massal.
“Acara penting ini bertujuan untuk mempererat hubungan masyarakat Muslim dan non-Muslim selain untuk mempromosikan keindahan Masjid Putra kepada wisatawan,” ujarnya.*
Hidayatullah.com
Produk Halal Masih Didatangkan dari Negara Non-Muslim
Hidayatullah.com–Pengajar Hubungan Internasional FISIP UNAIR Citra Hennida SIP MA (IR), mengatakan, Indonesia masih tertinggal dalam memanfaatkan potensi industri halal.
Sebab produk-produk halal yang ada saat ini justru banyak didatangkan dari negara-negara non-muslim, seperti Thailand yang lebih berkembang industri halalnya.
“Kalau Indonesia mau menjadi hub halal dunia maka diperlukan pembangunan rantai produksi dan memastikan Indonesia ada dalam rangkaian rantai produksi tersebut. Sudah saatnya Indonesia memproduksi barangnya sendiri dan dilengkapi label halal. Pasar-pasar potensial untuk memasarkan produk halal Indonesia ada di Middle East and North Africa (MENA) dan negara-negara non muslim,” terang Citra dikutip laman Unair.ac.id.
Menurut Citra, memasarkan produk halal di negara-negara non-muslim dapat mendorong sustainable industry ke depannya. Konsumen muslim di negara-negara non-muslim akan aware dengan produk-produk yang diberi label halal. Hal itu tentunya bisa menjadi ceruk pasar yang potensial bagi Indonesia.
Di sisi lain, Indonesia juga memiliki potensi wisata halal yang menjanjikan apabila dikembangkan dan digarap serius oleh pemerintah. Promosi wisata halal akan memudahkan wisatawan asing muslim yang memerlukan amenities halal di lokasi wisata.
“Bisa dibilang Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan tapi belum digarap maksimal. Hal itu masih menjadi PR bagi pemerintah yang perlu segera diselesaikan, termasuk sentimen-sentimen negatif di dalam negeri yang mengaitkan industri halal dengan upaya islamisasi,” ungkapnya.
Industri halal saat ini masih dikuasai oleh negara-negara non-muslim dengan lima pemain utama, yakni Amerika, India, Rusia, Argentina, dan Brazil. Di level Asia Tenggara, industri halal masih dikuasai oleh Thailand.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Posisi Indonesia saat ini masih menjadi konsumen keempat terbesar dunia di bawah Arab Saudi, Malaysia, dan UEA.
“Siapapun presiden yang akan terpilih nanti, diplomasi halal perlu terus dilakukan. Mengingat potensi industri halal yang menjanjikan, Indonesia harus segera berbenah agar dapat menjadi hub halal dunia seperti yang dicita-citakan. Selain itu, kalau mau mengembangkan industri halal, Indonesia juga perlu bermitra dengan para pemain dari lima negara non muslim itu,” tutupnya.*