Tag:

new york

Wali Kota New York Tolak Dakwaan Terima Suap dari Pebisnis Turki

Hidayatullah.com–Wali Kota New York Eric Adams menolak lima dakwaan yang dituduhkan kepadanya di pengadilan federal New York, Amerika Serikat.“Saya tidak bersalah yang Mulia,” katanya kepada hakim magistrat Katharine Parker dengan ekspresi wajah datar, menurut laporan sejumlah reporter yang berada di ruang persidangan. Pria berkulit hitam berusia 64 tahun anggota Freemason itu awal pekan ini dikenai lima dakwaan termasuk suap, penipuan kawat, mengalang donasi ilegal dari luar negeri untuk kampanye politiknya. Di dalam dakwaan disebutkan bahwa Adams menerima dana kampanye ilegal dan fasilitas perjalanan mewah senilai ribuan dolar dari para pengusaha dan seorang pejabat asal Turki sebagai imbalan atas pengaruhnya sebagai wali kota. Adams membantah telah melakukan kesalahan dan mengatakan publik hendaknya menahan diri untuk tidak menghakiminya bersalah sampai dia selesai mengupayakan pembelaan di pengadilan. “Saya mengikuti aturan, saya mengikuti hukum federal, saya tidak melakukan apa pun yang akan melibatkan diri dalam aktivitas kampanye ilegal,” katanya dalam konferensi pers. Adams mengacungkan jempol kepada para reporter saat memasuki pengadilan pada Jumat pagi  (27/9/2024). Hakim Parker memberikan Adams pembebasan dari tahanan dengan uang jaminan. Dia dilarang berbicara kepada para saksi terkait kasus itu, tetapi dia diperbolehkan untuk mendiskusikan masalah pekerjaan atau keluarga dengan mereka, menurut laporan media Amerika Serikat seperti dilansir BBC. Pengacaranya, Alex Spiro, mengatakan kepada awak media di luar pengadilan bahwa pihaknya akan mengajukan permohonan supaya kasus itu dihentikan pekan depan. Dia mengatakan bahwa kasus itu disusun hanya berdasarkan keterangan satu orang staf. “Apa yang belum Anda dengar adalah bahwa staf itu telah berbohong, dan pemerintah memiliki kebohongan itu.” Apabila divonis bersalah, Adams terancam hukuman sampai 45 tahun penjara. Bekas anggota kepolisian itu dipilih oleh masyarakat untuk memimpin New York City, kota terpadat penduduknya di Amerika Serikat, tiga tahun silam dengan janji politik akan menindak tegas kriminalitas. Pihak kejaksaan mengatakan kesalahan yang dilakukan Adams bermula pada 2014, saat dia menjabat sebagai kepala wilayah Brooklyn Borough, dan juga dilakukan saat masa kampanye pemilihan wali kota dan saat menjabat wali kota NY. Dalam berkas dakwaan setebal 57 halaman dikatakan bahwa Adams menekan para pejabat di lingkungan New York City Fire Department untuk menyetujui sebuah gedung konsulat Turki tanpa dilakukan pemeriksaan keselamatan, dengan imbalan dia mendapatkan diskon tiket penerbangan, hotel mewah dan makanan. Jaksa juga menuding Adams menyalahgunakan $10 juta uang milik masyarakat. Dia dituduh menggunakan straw donors – skema donasi politik yang digunakan oleh seseorang atau entitas untuk mengelak dari ketentuan pembatasan pendanaan kampanye – untuk menampung donasi asing ilegal dan mencocokkannya dengan dana kota yang seharusnya berupa sumbangan dalam jumlah kecil dari warga kota setempat. Adams akan dihadirkan kembali ke pengadilan pada 2 Oktober. Dia menolak seruan dari rekan-rekan satu partainya untuk mengundurkan diri dan bersikukuh terus menjabat selama kasusnya diproses di pengadilan. Gubernur negara bagian New York, Kathy Hochul, memiliki kewenangan untuk mencopot Adams dari jabatannya. Dia mengatakan bahwa dirinya butuh waktu untuk mempelajari kasus itu. Adams juga dapat dilengserkan dari jabatannya melalui apa yang disebut “inability committee“, sebuah komite terdiri dari beberapa pejabat kota yang diberi tugas untuk menilai kinerja seorang wali kota sebelum memberikan alasan pemecatannya. Apabila dilakukan lewat cara ini, maka kemungkinan komite itu diisi oleh orang-orang yang berseberangan dengan Adams. Dakwaan terhadap Adams ini muncul di saat aparat pemerintah federal AS melakukan penyelidikan terhadap beberapa pejabat di lingkungan pemerintahan New York City. Akibat penyelidikan itu, beberapa pekan terakhir sejumlah pejabat menyatakan mengundurkan diri, termasuk komisioner kepolisian, komisioner kesehatan, kepala penasihat wali kota, serta pejabat urusan sekolah-sekolah di NYC, David Banks, yang ponselnya disita aparat hukum.*

Riset: 60 Persen Siswa Muslim di New York Alami Perundungan Pasca Taufan Al-Aqsha

Hidayatullah.com – Sebuah riset terbaru menemukan bahwa hampir 60% siswa Muslim di New York, Amerika Serikat mengalami perundungan di sekolah oleh teman sebayanya, terutama setelah operasi Taufan Al-Aqsha dan serangan ‘Israel’ di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.Mengutip Anadolu pada Jumat (13/09/2024), riset “Feeling The Hate In Our Schools” atau berarti “Merasakan Kebencian di Sekolah Kita” dilakukan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) di New York, dan mengungkapkan bahwa ”58,2% melaporkan bahwa mereka diintimidasi di sekolah oleh siswa lain karena mereka Muslim.” “Hampir separuh (44,7%) siswa berhijab melaporkan bahwa hijab mereka ditarik, dijambak, atau disentuh secara ofensif oleh siswa lain, baik secara jarang, kadang-kadang, sering, maupun sangat sering,” menurut hasil temuan tersebut. Riset tersebut juga mengungkapkan bahwa “64% siswa telah menyaksikan seorang siswa Muslim di sekolah diintimidasi oleh siswa lain,” dan hampir 65% siswa telah melihat “sekolah mereka membuat komentar atau postingan yang menyinggung tentang Islam atau Muslim secara online.” Menurut riset tersebut, banyak siswa (43,6%) tidak merasa perlu untuk melaporkan hal tersebut, karena mereka percaya bahwa hal itu tidak akan membuat perbedaan. Riset juga mencatat bahwa ”74,6% siswa mengatakan bahwa mereka tidak melapor kepada orang dewasa di sekolah mereka tentang diintimidasi oleh siswa lain karena mereka adalah Muslim.” Riset CAIR juga menyertakan catatan khusus tentang Palestina, menekankan lonjakan “sentimen anti-Muslim, anti-Arab, dan anti-Palestina di dalam masyarakat Kota New York” ketika konflik di Gaza meningkat pada Oktober 2023. “Pada tahun 2023 saja, CAIR-NY menerima 555 permintaan bantuan hukum, dengan 43% di antaranya terkait langsung dengan solidaritas Palestina, yang menyoroti urgensi masalah ini,” tambahnya. Selain itu, riset turut mengungkap bahwa 32% siswa melaporkan pembungkaman di sekolah karena menyuarakan pendapat tentang Palestina, sementara 13% menghadapi perhatian yang tidak diinginkan dari staf, 11% dari pihak berwenang, 10% mengalami pelecehan online atau doxing, dan 9,5% melaporkan pengasingan sosial. Laporan ini didasarkan pada survei terhadap 500 siswa Muslim, 91,7% di antaranya bersekolah di sekolah negeri, 4,6% bersekolah di sekolah swasta, dan 3,8% bersekolah di sekolah swasta non-Islam.*

Sebut perang “Israel” genosida, perawat di New York dipecat

NEW YORK (Arrahmah.id) – Sebuah rumah sakit di kota New York memecat seorang perawat Muslim Amerika keturunan Palestina setelah ia menyebut perang “Israel” di Gaza sebagai genosida dalam sebuah pidato penerimaan penghargaan atas karyanya untuk para ibu yang berduka karena kehilangan anak mereka selama kehamilan dan persalinan. Seorang juru bicara rumah sakit, NYU Langone Health, […]

Kelompok Muslim AS mengecam penangkapan mahasiswa pro-Palestina di New York

NEW YORK (Arrahmah.id) – Kelompok Muslim Amerika Serikat (AS) pada Jumat mengecam pihak administrasi universitas-universitas di New York atas penangkapan para demonstran mahasiswa pro-Palestina. Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR-NY) cabang New York mengecam Universitas Buffalo, The New School, Universitas New York dan Universitas Stony Brook atas penangkapan para mahasiswa yang mengikuti aksi protes pro-Palestina di kampus-kampus […]

Polisi New York Tangkap Ratusan Demonstran Pro-Palestina di Universitas Columbia

Washington (MediaIslam.id) – Departemen Kepolisian New York (NYPD) menangkap sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Columbia dan City College of New York di tengah gelombang aksi protes di Amerika Serikat. “Sekitar 300 orang ditangkap di (Universitas) Columbia dan City College, kami mendesak dilakukannya penangkapan itu untuk membedakan mahasiswa dengan mereka yang tidak boleh berada di sana,” kata Wali Kota New York Eric Adams dalam konferensi pers pada Rabu (01/05/2024). Adams menuding, aksi protes tersebut dipicu oleh sejumlah aktor eksternal, dan bukan mahasiswa, untuk menciptakan kekacauan. Pada Selasa, seorang koresponden Sputnik melaporkan bahwa petugas NYPD, yang mengenakan helm dan membawa pentungan dan borgol plastik, memasang barikade besi beberapa blok dari Universitas Columbia. Para mahasiswa yang menentang operasi militer Israel di Jalur Gaza telah membarikade diri mereka sendiri dan menghalangi orang-orang menghubungi teman-teman mereka di kampus. Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik mengirimkan surat kepada Wakil Komisioner Urusan Hukum NYPD Michael Gerber yang meminta polisi tetap berjaga di kampus, setidaknya hingga 17 Mei untuk menjaga ketertiban. Demonstrasi pro-Palestina muncul di kampus-kampus AS dalam beberapa hari terakhir untuk menentang militer AS serta dukungan keuangan dan diplomatik terhadap operasi militer Israel di Gaza. Para mahasiswa menyerukan kepada pihak universitas untuk mengutuk operasi militer Israel di Gaza, melakukan divestasi di perusahaan yang terkait dengan Israel, dan menghentikan program studi di universitas-universitas Israel, serta tuntutan lainnya.[] Sumber: Sputnik-OANA

Ribuan Demonstran Pro Palestina Bentrok dengan Kepolisian New York

Manhattan (SI Online) – Ribuan demonstran turun ke jalan untuk melakukan aksi bela Palestina di Manhattan, New York City, Amerika Serikat, Jumat (12/4/2024).Demonstran menggelar...

Paksa Muslimah Lepas Hijab saat Mugshot, Kepolisian New York Ganti Rugi Rp 278 Miliar

Hidayatullah.com – Departemen kepolisian New York harus membayar $17,5 juta (Rp 278 miliar) dalam kasus class action yang dipimpin oleh dua Muslimah. Keduanya melayangkan gugatan tersebut lantaran dipaksa untuk melepaskan jilbab mereka saat mugshot, adalah potret foto seseorang dari bahu ke atas, biasanya diambil setelah seseorang ditangkap polisi. Kasus yang terjadi pada tahun 2018 ini menyatakan bahwa Jamilla Clark dan Arwa Aziz mengalami pelanggaran kebebasan beragama dan privasi. Para pengacara mengatakan lebih dari 3.600 orang memenuhi syarat untuk mendapatkan ganti rugi berdasarkan kesepakatan tersebut. Kebijakan polisi berubah empat tahun lalu untuk mengizinkan jilbab. Pemerintah kota mengatakan bahwa kasus ini telah “menghasilkan reformasi yang positif”. Namun, kesepakatan kompensasi tersebut masih harus disetujui oleh hakim federal yang mengawasi kasus ini. Baca juga: Muslimah Swedia Gugat Klinik Kesehatan Usai Dipaksa Lepas Hijab Menurut catatan pengadilan, Clark menangis dan memohon untuk mengenakan jilbabnya kembali saat polisi mengambil fotonya. “Ketika mereka memaksa saya untuk melepaskan jilbab saya, saya merasa seolah-olah saya telanjang, saya tidak yakin apakah kata-kata dapat menggambarkan bagaimana saya merasa terekspos dan dilecehkan,” kata Clark kepada media pada Jumat (05/04). “Saya sangat bangga hari ini karena telah berperan dalam mendapatkan keadilan bagi ribuan warga New York. Penyelesaian ini membuktikan bahwa saya benar bertahun-tahun yang lalu ketika saya mengatakan bahwa melepas jilbab saya untuk foto bersama adalah hal yang salah. “Saya berharap tidak ada warga New York yang mengalami apa yang saya alami.” Pengacara para Muslim berargumen bahwa kebijakan polisi yang memberlakukan pencopotan penutup kepala melanggar hak-hak privasi mereka, serta kebebasan beragama mereka. Dalam sebuah pernyataan kepada New York Times, departemen hukum kota tersebut mengatakan bahwa perjanjian tersebut “secara hati-hati menyeimbangkan rasa hormat departemen tersebut terhadap keyakinan agama yang dipegang teguh dengan kebutuhan penegakan hukum yang penting untuk mengambil foto penangkapan”. “Resolusi ini merupakan kepentingan terbaik bagi semua pihak.” Uang tersebut diharapkan akan dibagi di antara ribuan penggugat yang ditangkap antara Maret 2014 hingga Agustus 2021. Para pengacara mengatakan bahwa setiap orang dapat menerima kompensasi sekitar $7.000 hingga $13.000.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), kelompok advokasi Muslim terbesar di AS, memuji para wanita tersebut, dengan mengatakan bahwa perubahan itu akan mempengaruhi orang-orang dari agama lain yang juga mengenakan penutup kepala religius. “Kami memberikan apresiasi kepada para wanita Muslim yang dengan berani bertahan dalam proses hukum ini, mendorong perubahan kebijakan yang menguntungkan banyak orang yang memiliki persyaratan pakaian keagamaan yang sama,” kata Direktur Eksekutif CAIR di New York, Afaf Nasher.* Baca juga: Larangan Hijab Prancis di Olimpiade 2024 Banjir Kecaman Internasional

Selama Ramadhan, Masjid di New York Diminta Boikot Pejabat yang Anti-Palestina

NEW YORK (Arrahmah.id) — Organisasi Muslim di New York, Amerika Serikat (AS), menyerukan boikot ke pejabat-pejabat yang belum mendesak gencatan senjata di Gaza. Dewan Pimpinan Islam New York Majlis Ash Shura meminta masjid-masjid dan ruang publik selama Ramadan tak mengundang bahkan menolak undangan pejabat yang tak menyerukan gencatan senjata di Gaza. “Kehadiran politisi atau wacana […]