Tag:
negara palestina
Arrahmah.id
Pemerintah Palestina sambut baik pengakuan Bahama atas negara Palestina
YERUSALEM (Arrahmah.id) – Pemerintah Palestina menyambut baik keputusan Bahama untuk secara resmi mengakui negara Palestina. Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh kantor berita resmi Palestina, Wafa pada Rabu (8/5/2024), Kepresidenan Palestina memuji “kontribusi Bahama terhadap penegakan hak-hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri di tanah mereka dan dalam mengambil langkah-langkah praktis untuk mendukung implementasi solusi […]
Hidayatullah.com
Susul 141 Negara Lain, Jamaika Akui Negara Palestina
Hidayatullah.com – Jamaika telah mengumumkan keputusannya untuk mengakui negara Palestina, bergabung dengan 141 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengakui kedaulatan Palestina.
“Jamaika terus mengadvokasi solusi dua negara sebagai satu-satunya pilihan yang layak untuk menyelesaikan konflik yang telah berlangsung lama, menjamin keamanan Israel dan menjunjung tinggi martabat dan hak-hak warga Palestina,” kata Kamina Johnson Smith, Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Luar Negeri Jamaika, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
“Dengan mengakui Negara Palestina, Jamaika memperkuat advokasinya menuju solusi damai.”
Majed Bamya, Wakil Pengamat Permanen Negara Palestina untuk PBB, menggunakan Twitter untuk mengumumkan keputusan Jamaika.
“Terima kasih telah mendukung perdamaian, keadilan, dan hak rakyat kami untuk menentukan nasib sendiri,” tulis Amal Jadou, Wakil Menteri Luar Negeri Palestina, di akun Twitter-nya.
Berkomitmen pada solusi diplomatik
“Jamaika terus mendukung semua upaya untuk de-eskalasi dan pembentukan perdamaian abadi di wilayah tersebut, memohon semua pihak untuk mempertimbangkan konsekuensi mengerikan dari konflik lebih lanjut dan berkomitmen pada solusi diplomatik yang memastikan keamanan dan kedaulatan semua pihak,” kata Smith.
Keputusan ini muncul setelah Barbados mengumumkan keputusannya untuk secara resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara, dan menjadi anggota Komunitas Karibia (CARICOM) ke-11 yang melakukannya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita menginginkan solusi dua negara jika kita tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara,” kata Menteri Luar Negeri Barbados Kerrie Symmonds dalam sebuah pernyataan pekan lalu.*
Baca juga: Demonstrasi Pro-Palestina Meluas di Kampus-Kampus Ternama AS
Hidayatullah.com
Deretan Negara Ini Siap Mengakui Negara Palestina
Hidayatullah.com – Para pemimpin Spanyol, Irlandia, Slovenia, dan Malta menerbitkan pernyataan bersama pada hari Jumat yang mengumumkan bahwa mereka akan mengakui negara Palestina.
Dalam pernyataan tersebut para pemimpin negara sepakat bahwa “satu-satunya cara untuk mencapai perdamaian dan stabilitas yang langgeng di kawasan ini adalah melalui penerapan solusi dua negara, dengan Israel dan Palestina hidup berdampingan, dalam perdamaian dan keamanan.”
Keempat pemimpin negara Eropa itu, dalam pernyataan bersama, menegaskan mereka siap mengakui kemerdekaan Palestina.
Ditambahkan bahwa mereka akan melakukannya “jika hal itu dapat memberikan kontribusi positif dan situasinya tepat.”
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez memberikan rincian lebih lanjut setelah pertemuan Dewan Eropa di Brussels.
Memperhatikan bahwa pernyataan bersama tersebut “masih samar-samar” mengenai waktunya, ia mengatakan “keputusan telah dibuat untuk mengakui Palestina, sekarang perdebatannya adalah kapan.”
Sejak akhir tahun lalu, Sanchez telah berjanji untuk mengakui Palestina dalam masa pemerintahannya. Bagi Spanyol, hal itu berarti dalam waktu maksimal tiga setengah tahun ke depan.
Dia menambahkan bahwa kesimpulan Dewan Eropa pada hari Kamis menempatkan Spanyol pada posisi “legitimasi yang lebih besar sehingga berbagai negara di blok tersebut dapat mengambil langkah ini.”
Baca juga: Malaysia Minta Palestina Diterima Sebagai Anggota Penuh PBB
Pada hari Kamis, keempat negara berbicara tentang “situasi kemanusiaan yang sangat buruk di Gaza dan dampaknya yang tidak proporsional terhadap warga sipil,” serta “kelaparan yang disebabkan oleh masuknya bantuan yang tidak mencukupi ke Gaza.” Untuk pertama kalinya, Uni Eropa dengan suara bulat menyerukan gencatan senjata di Gaza.
“Sejujurnya, sekaranglah saatnya,” kata Sanchez kepada para wartawan, seraya menambahkan bahwa akan sangat penting untuk memantau keputusan Dewan Keamanan PBB, dan juga kemampuan Otoritas Palestina yang telah direformasi untuk memerintah dalam beberapa minggu ke depan.
“Di Spanyol, ini tidak ada hubungannya dengan ideologi. … Ada banyak orang dari sayap kiri, kanan, dan tengah yang tidak tahan melihat apa yang terjadi – semua penderitaan di Jalur Gaza, ketidakadilan di Tepi Barat. Dan mereka benar-benar takut akan eskalasi konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan. Kita harus berkontribusi untuk mengakhirinya,” tambah Perdana Menteri Sosialis ini, lansir Anadolu pada Sabtu (23/03).Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Sanchez juga menyoroti bahwa empat negara Uni Eropa yang bersedia untuk mengambil langkah tersebut berasal dari wilayah yang berbeda di Eropa dan diperintah oleh partai-partai yang berbeda.
Perdana Menteri Slovenia Robert Golob adalah anggota Gerakan Kebebasan yang berhaluan sosial liberal, Perdana Menteri Malta Robert Abela berasal dari Partai Buruh, dan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar berasal dari partai kanan-tengah Fine Gael. Namun, Varadkar mengumumkan pengunduran dirinya pada awal minggu ini.*
Baca juga: Meksiko Secara Penuh Akui Palestina Sebagai Negara
Hidayatullah.com
Negara G20 Dukung Pengakuan Negara Palestina, Ajukan Solusi Dua Negara
Hidayatullah.com – Semua negara G20 mendukung solusi dua negara untuk perang di Timur Tengah, kata salah satu anggota yang menjadi tuan rumah, Brasil. Selain itu G20 juga menambah tekanan pada “Israel” untuk menerima dan mengakui negara Palestina yang merdeka.
Dukungan untuk solusi dua negara dari Kelompok 20 negara ekonomi terkemuka datang pada hari Kamis, sehari setelah parlemen “Israel” dengan suara mayoritas memilih untuk menentang pengakuan “sepihak” atas negara Palestina, dalam sebuah langkah yang menurut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengirimkan “pesan yang kuat kepada masyarakat internasional.”
Serangan “Israel” di Gaza yang terkepung merupakan fokus utama dari pertemuan dua hari para menteri luar negeri G20 di Rio de Janeiro, bersama dengan konflik Rusia dengan Ukraina dan ketidakefektifan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga-lembaga global lainnya dalam menghadapi konflik dan polarisasi yang meningkat.
Ada “konsesus suara untuk solusi dua negara sebagai satu-satunya solusi yang mungkin” di Timur Tengah, Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira mengatakan kepada para wartawan.
“Satu-satunya alasan [Vieira] tidak langsung mengatakan ‘kebulatan suara’ adalah karena tidak semua pembicara berbicara tentang masalah ini,” kata seorang sumber dari Kementerian Luar Negeri Brasil kepada kantor berita AFP.
“Setiap [menteri] yang berbicara mengenai masalah ini menyuarakan dukungan” untuk solusi dua negara, “dan itu banyak sekali”, katanya.
‘Semua mendukung solusi dua negara’
Pertemuan ini mempertemukan para diplomat penting, termasuk Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, diplomat top Turki Hakan Fidan dan kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell.
Borrell mendesak Vieira untuk menggunakan pernyataan penutupnya pada pertemuan tersebut “untuk menjelaskan kepada dunia bahwa di G20, semua orang mendukung” solusi dua negara, dengan Palestina yang merdeka dan hidup berdampingan dengan Israel.
“Semua orang di sini, semua orang, saya tidak mendengar ada yang menentangnya. Itu adalah permintaan yang kuat untuk solusi dua negara,” kata Borrell kepada para wartawan.
“Penyebut yang sama adalah bahwa tidak akan ada perdamaian, tidak akan ada keamanan yang berkelanjutan bagi Israel, kecuali jika Palestina memiliki prospek politik yang jelas untuk membangun negara mereka sendiri.”
Serangan Zionis di Gaza
Lebih dari empat bulan setelah agresi brutalnya di Gaza, di mana peringatan akan terjadinya bencana kemanusiaan meningkat dari hari ke hari, “Israel” terus menghadapi tekanan internasional untuk mengakui negara Palestina – termasuk dari sekutu utamanya, Amerika Serikat.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Sekitar 72 persen negara anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Entitas Zionis “Israel” telah membantai sedikitnya 29.410 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, dan melukai 69.465 orang lainnya dalam serangan yang sedang berlangsung di Gaza.
Sekitar 85 persen penduduk daerah kantong yang diblokade tersebut telah mengungsi akibat serangan membabi buta “Israel,” dan seluruh penduduk Gaza menghadapi kerawanan pangan.
Hanya 13 dari 34 rumah sakit di daerah kantong Palestina itu yang berfungsi secara parsial atau minimal.*
Hidayatullah.com
Jokowi Kecam Keras ‘Israel’ Mengabaikan Keberadaan Negara Palestina
Hidayatullah.com—Presiden Joko Widodo menentang keras pernyataan Perdana Menteri (PM) ‘Israel’, Benyamin Netanyahu. Diketahui, PM Netanyahu membuat pernyataan tentang tidak adanya masa depan negara Palestina.
“Pernyataan ini sama sekali tidak dapat diterima,” kata Presiden Jokowi dalam keterangannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/1/2024).
Keterangan itu disampaikan Presiden mengingat posisi Indonesia yang terus memberikan dukungan kemerdekaan bagi Palestina.
Presiden Jokowi juga mengutuk keras serangan ‘Israel’ terhadap kamp pengungsi Khan Younis di Gaza. Serangan tersebut kembali menelan banyak korban jiwa dan luka-luka.
“Sudah terlalu panjang daftar pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh ‘Israel’,” kata Presiden yang menurutnya, hal tersebut sangat tidak dapat dibiarkan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah menerima laporan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat. Debat terbuka tersebut dilakukan untuk membahas mengenai isu Gaza.
Dalam debat tersebut, Menlu Retno juga secara tegas menolak keras pernyataan PM Netanyahu. Bahkan Menlu sampai melakukan aksi walk out’ dari ruang sidang.
“Sebelum berangkat ke New York, saya telah menyampaikan ke Menlu untuk terus membawa suara tegas Indonesia. Dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina, harus tegas disampaikan,” ucap Presiden.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Presiden Jokowi juga menegaskan, Indonesia menolak masuknya setiap kapal ‘Israel’ ke wilayah Indonesia. Karena, bagi Presiden, wilayah Indonesia bukan untuk melayani kepentingan negara ‘Israel’.
“Sekali lagi saya menegaskan kembali pelabuhan-pelabuhan di Indonesia tidak akan digunakan untuk melayani kepentingan ‘Israel’,” ujar Presiden menegaskan. Penolakan Indonesia terhadap ‘Israel’ karena atas nama kemanusiaan dan solidaritas terhadap Palestina.*
Hidayatullah.com
Malaysia Minta Palestina Diterima Sebagai Anggota Penuh PBB
Hidayatullah.com – Perdana Menteri Malaysia pada hari Rabu mengatakan bahwa negaranya telah menyampaikan permintaannya kepada kepala PBB untuk menerima Palestina sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam sebuah pernyataan, PM Anwar Ibrahim mengatakan bahwa pesan tersebut disampaikan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres oleh Menteri Luar Negerinya, Mohamad Hasan.
“Alhamdulillah, keinginan rakyat dan kepemimpinan Malaysia agar Palestina diterima sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan seruan gencatan senjata disampaikan secara pribadi oleh Menteri Luar Negeri kepada Sekretaris Jenderal PBB di New York pada tanggal 23 Januari 2024,” kata Ibrahim dalam sebuah pernyataan di X.
Dia menambahkan bahwa pesannya disampaikan sejalan dengan pernyataan Sekretaris Jenderal PBB baru-baru ini di KTT Gerakan Non-Blok di Kampala, Uganda, bahwa hak rakyat Palestina untuk membangun negara merdeka tidak dapat disangkal.
“Perdamaian dan ketenangan hanya dapat dicapai dan dipertahankan jika hak-hak yang sebenarnya dikembalikan kepada yang berhak,” ujar Perdana Menteri ke-10 Malaysia itu.
Baca juga: Warga Malaysia Diimbau Tidak Bepergian ke Yaman
Anwar lantas menambahkan bahwa negaranya mempertahankan sikap berprinsip bahwa Palestina punya hak untuk membentuk negara merdeka dan berdaulat berdasarkan garis perbatasan sebelum tahun 1967, dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
“Jika penindasan, kekerasan, perampasan hak-hak, dan kebijakan apartheid dibiarkan menyebar, tidak akan ada akhir yang aman dalam kehidupan. Tentunya suatu hari nanti, sekarang atau di masa depan, mereka yang tertindas dan tidak mendapatkan hak-haknya akan bangkit melawan ketidakadilan tersebut,” katanya.
Pekan lalu, Anwar Ibrahim dan para menteri Kabinetnya menandatangani kartu pos khusus yang ditujukan kepada kepala PBB, mendesak badan dunia tersebut untuk mengakui kedaulatan Palestina.
Sebelumnya, pemerintah Malaysia juga melarang kapal berbendera “Israel” berlabuh di Malaysia.
Entitas Zionis “Israel” telah menggempur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober lalu, menewaskan sedikitnya 25.490 orang Palestina dan melukai 63.354 orang lainnya. Hampir 1.200 warga Israel diyakini telah terbunuh dalam serangan Hamas.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Serangan “Israel” telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.*
Baca juga: Menteri Agama Malaysia Tolak Usulan Rumah Pelacuran Khusus Orang Asing
Hidayatullah.com
Presiden ‘Israel’: Normalisasi Hubungan dengan Saudi Jadi Bagian Penting untuk Akhiri Perang
Hidayatullah.com – Presiden “Israel” Isaac Herzog mengatakan pada Kamis bahwa normalisasi hubungan “Israel” dengan Arab Saudi akan menjadi elemen penting untuk mengakhiri perang.
Berbicara di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Herzog mengatakan bahwa Tel Aviv “kehilangan kepercayaan pada proses perdamaian, karena mereka melihat bahwa teror diagungkan oleh negara tetangga kita.”
“Jika Anda bertanya kepada rata-rata orang Israel sekarang tentang kondisi mentalnya, tidak ada orang waras yang mau memikirkan apa yang akan menjadi solusi dari perjanjian damai,” tambahnya dalam pernyataan yang dikutip oleh surat kabar Times of Israel.
Presiden “Israel” tersebut mengklaim bahwa penghancuran Hamas akan “memungkinkan masa depan yang lebih baik bagi warga Palestina yang merupakan tetangga kita.”
Baca juga: Anak Presiden ‘Israel’ Hilang Kontak Usai Masuk Gaza
Perundingan damai yang disponsori oleh Amerika Serikat antara Palestina dan “Israel” runtuh pada tahun 2014 karena penolakan Zionis untuk menghentikan pembangunan pemukiman di Tepi Barat yang diduduki.
Beberapa laporan muncul mengenai kemungkinan normalisasi hubungan antara “Israel” dan Arab Saudi sebelum pecahnya konflik Gaza pada 7 Oktober.
Pada hari Rabu, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Faisal bin Farhan mengatakan kepada forum Davos bahwa “Israel” tidak dapat menikmati perdamaian tanpa berdirinya sebuah negara Palestina.
Penjajah “Israel” telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas, yang menurut Tel Aviv telah menewaskan sekitar 1.200 orang.
Setidaknya 24.620 warga Palestina telah syahid, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 61.830 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan “Israel” telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.*
Baca juga: ‘Israel’ Berencana Siapkan Kereta Api Cepat Bisa Sampai ke Arab Saudi