Tag:

Nasaruddin Umar

Pemanasan, BPMI Gelar ‘Festival Harmoni Istiqlal’

Jakarta (MediaIslam.id) – Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) menggelar Festival Harmoni Istiqlal hingga 28 Februari 2025 mendatang. Kegiatan ini disebut sebagai bagian mengoptimalkan kawasan masjid negara tersebut sebagai kawasan pemajuan kebudayaan. “Apa yang kita lakukan pada hari ini sebetulnya prolog _warming up_ daripada festival Istiqlal yang kita akan lakukan bulan Agustus (2025),” ujar Menteri Agama yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar di Jakarta, Selasa (10/12). Festival ini akan menghadirkan galeri telusur budaya Islam, sejarah Imam Bukhari yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Uzbekistan, pasar harmoni Istiqlal, bazar UMKM, talkshow, hingga penampilan seni. Baca juga: Vakum Tiga Dekade, Kemenag Akan Kembali Hidupkan Festival Istiqlal Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama BPMI, Kementerian Agama, Kementerian UMKM, dan Kementerian Koperasi. Nasaruddin Umar mengatakan Masjid Istiqlal merupakan titik pertemuan antara agama dan kebudayaan. Bagi dia, budaya tanpa agama tidak sah, tapi agama tanpa kebudayaan tidak indah. “Jadi perkawinan antara budaya dan agama tempatnya di Masjid Istiqlal ini,” kata dia. Menurutnya, dengan adanya pameran akan lebih mendekatkan masyarakat akan sejarah Islam di Nusantara. Selain itu, masyarakat juga bisa lebih mengenal Imam Bukhari yang merupakan ahli hadits termashyur. Maka dari itu, ia mengajak seluruh masyarakat berpartisipasi dalam memakmurkan Masjid Istiqlal. Selain mengisinya dengan kegiatan spiritual, kebudayaan, juga sama-sama merawat kebersihannya lingkungan dan memakmurkannya. “Di sini juga kita lakukan interfaith conference. Jadi bukan hanya untuk umat Islam, tetapi juga kita seringkali melakukan kegiatan-kegiatan interfaith dialog dan ini mencerminkan keindonesiaan kita,” kata dia. [ANTARA]

Rencana Gelar Kongres ke-18, PP Muslimat NU Bersilaturahmi dengan Menag

Jakarta (SI Online) – Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) berencana menggelar Kongres ke-18 di Surabaya, Jawa Timur pada 11-15 Februari 2025 mendatang. Untuk itu, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa bersilaturahim dengan Menteri Agama RI Prof Dr Nasaruddin Umar. Kedatangan Khofifah ke Kantor Menag untuk menyampaikan rencana tersebut. Dalam pertemuan itu, Khofifah mengajak jajaran pengurus PP Muslimat NU, seperti drg Hj Ulfah Masfufah M Kes selalu Sekum, Dra Hj Siti Aniroh Slamet Efendy selaku Ketua Periodik Muslimat NU, kemudian Hj Andi Nurhiyari selaku Bendahara Umum, serta Hj Tuty Nurbaity dan Hj Asna Nely Wahid selaku Sekretaris, dan yang terakhir Hj Syarifah Noor selaku Induk Koperasi Annisa Muslimat NU. “Insyaallah pada bulan Februari 2025 mendatang, kami akan menggelar Kongres ke-18 Muslimat NU. Melalui silaturahim ini kami mengundang Prof Nasaruddin Umar sekaligus memohon restu dan dukungan agar kongres Muslimat NU bisa berjalan lancar,” kata Khofifah dalam keterangannya di Surabaya, Sabtu (07/12/2024). Khofifah menjelaskan, Kongres ke-18 Muslimat NU itu rencananya akan dihadiri oleh 2.860 orang. Mereka adalah para Pimpinan Cabang dan Pimpinan Wilayah Muslimat NUse-Indonesia lengkap dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muslimat NU Dunia akan turut hadir dalam kegiatan ini. “Agenda dalam Kongres ini adalah kami juga akan membahas rencana strategis pemberdayaan Muslimat NU dan perempuan Indonesia ke depan, agar semakin maju dan membantu pencapaian program nasional,” ujar Gubernur Jatim terpilih itu. Sebagaimana diketahui selama ini cukup banyak program Muslimat NU yang terus dilakukan guna mendukung program pemerintah selama ini. Mulai dari upaya penurunan stunting, upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi, pemberdayaan ekonomi, dan banyak lagi. “Ke depan kita akan meluncurkan program Mustika Darling -Muslimat NU Sadar Lingkungan- dan Program Mustika Mesem -Muslimat NU Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem. Kita akan luncurkan program ini menjadi program nasional,” kata Khofifah. Tidak hanya itu, dalam kesempatan tersebut Khofifah dan jajaran PP Muslimat NU juga banyak berdiskusi dengan Menag Prof Dr Nasaruddin Umar. Terutama kaitan dengan bagaimana membangun kerukunan intern dan antar-umat beragama secara strategis dan substantif. “Kami mendiskusikan bagaimana kerukunan intern dan antar-umat beragama dapat terjaga dan berjalan berseiring dengan kebaikan kehidupan kemanusiaan,” ujar Khofifah.[]

Tanggapi Kasus Miftah Hina Penjual Es Teh, Menag Nasaruddin: Jadi Pejabat dan Figur Publik Haris Ada Kontrol

Bogor (MediaIslam.id) – Menteri Agama Nasaruddin Umar berharap kasus yang menimpa Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman alias Miftah bisa menjadi pembelajaran untuk mengontrol diri di hadapan publik. “Apapun ini juga pembelajaran buat Gus Miftah bahwa ketika menjadi pejabat, figur publik seperti ini, harus ada controlling,” ungkap Menag Nasaruddin Umar di Bogor, Jawa Barat, Rabu (04/12/2024). Sebelumnya, penceramah yang baru diangkat sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan itu tengah menjadi sorotan di media sosial. Penghinaannya terhadap seorang penjual es teh dalam sebuah acara mendapat reaksi negatif dari banyak pihak, utamanya warganet. Pernyataan Miftah dinilai tak pantas apalagi saat dalam forum publik. Menag Nasaruddin Umar mengatakan, saat menjadi seorang pejabat atau publik figur, maka identitas yang melekat dalam dirinya sudah milik masyarakat serta pemerintah. Maka mesti ada kontrol diri agar tindakan atau perbuatan tidak menimbulkan salah persepsi. Kendati demikian Menag Nasaruddin mengatakan Miftah dalam hidupnya memiliki banyak profesi yang beragam, mulai dari penceramah, Utusan Khusus Presiden, pelawak, hingga pimpinan pondok pesantren. Sehingga, menurut Menag, publik juga harus melihat dalam kapasitas kegiatan yang tidak resmi. “Jadi jangan sampai nanti Gus Miftah itu kita potret dengan gaya potret formal, tapi dia sedang dalam keadaan informal. Jadi seniman itu kan paling susah diukur. Nah, jangan lupa bahwa Gus Miftah itu adalah seorang seniman,” kata Menag Nasaruddin.[]

Mengapa Mushaf Al-Qur’an Tetap Penting Dicetak? Begini Kata Menag Nasaruddin Umar

Bogor (SI Online) – Menteri Agama RI Prof. Nasaruddin Umar meresmikan operasional Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Kementerian Agama di Ciawi, Bogor, Rabu (04/12/2024).Dalam sambutan peresmian, Nasaruddin mengatakan dengan hadirnya Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) masalah teknis seperti kekurangan mushaf Al-Qur’an di wilayah terpencil dapat diatasi.“Kita bisa mendistribusikan Al-Qur’an melalui Kantor Urusan Agama (KUA) yang tersebar hingga ke pelosok daerah. KUA juga memberikan laporan kepada kami tentang kebutuhan Al-Qur’an dan guru ngaji di wilayah mereka,” ungkapnya.Nasaruddin juga menegaskan, meski di bawah Dirjen Bimas Islam Kemenag, UPQ tidak hanya akan mencetak mushaf Al-Qur’an, tetapi juga buku pelajaran, jurnal, dan berbagai produk cetak lainnya secara profesional. “Kita profesional, ada business oriented juga,” kata dia.Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Resmikan Gedung PLKI Senilai Rp239 Miliar di CiawiBahkan, Nasaruddin juga mengusulkan agar percetakan ini juga mencetak kitab suci agama lain untuk mencerminkan semangat toleransi.“Kementerian Agama bukan hanya untuk agama Islam, melainkan mencakup semua agama. Oleh karena itu, kitab suci agama apa pun dapat dicetak di sini. Walaupun namanya Percetakan Al-Qur’an, percetakan ini juga dapat mencetak kitab suci agama lain,” ujarnya.Menag Nasaruddin Umar didampingi Dirjen Bimas Islam meninjau proses produksi mushaf Al-Qur’an di UPQ, Ciawi, Bogor, Rabu (04/12/2024)Mushaf Al-Qur’an Fisik Tak TergantikanMenyinggung kemajuan teknologi dengan hadirnya Al-Qur’an digital, Nasaruddin menjelaskan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara mushaf fisik dan Al-Qur’an digital.“Mushaf fisik memiliki kesakralan yang tidak tergantikan. Mushaf tidak pernah masuk ke tempat yang tidak suci, seperti toilet, dan membacanya membutuhkan wudu. Sedangkan Al-Qur’an digital, meskipun ada di dalam ponsel, dapat masuk ke tempat-tempat seperti itu,” ungkap Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ) Jakarta itu.Nasaruddin bahkan memastikan, sehebat apapun teknologi digital tetap tidak mungkin bisa mengalahkan mushaf Al-Qur’an cetak. “Secara psikologis beda,” kata dia.Terkait alasan pencetakan mushaf Al-Qur’an, Nasaruddin mengungkapkan, berdasarkan survei kebutuhan mushaf Al-Qur’an di Indonesia tiap tahun mencapai enam juta eksemplar mushaf. Sedangkan kemampuan UPQ hanya sekitar 1,7 juta eksemplar.Karena pemenuhan kebutuhan mushaf yang belum terpenuhi itulah, maka dalam survei yang lain menunjukan jumlah umat Islam Indonesia yang masih buta baca tulis Al-Qur’an mencapai 72, 25 persen.“Jadi mushaf ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita di level bawah. Tingkat buta huruf Al-Qur’an masih tinggi antara lain karena tidak punya mushaf Al-Qur’an,” kata Nasaruddin.1 2Laman berikutnya

Menag Nasaruddin Umar Resmikan Gedung PLKI Senilai Rp2,3 Miliar di Ciawi

Bogor (SI Online) – Menteri Agama Nasaruddin Umar didampingi Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin meresmikan operasional Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Bimas Islam Kemenag, di Ciawi, Bogor, pada Rabu siang, 4 Desember 2024.Selain Dirjen Bimas Islam, saat melakukan penandatanganan prasasti peresmian, Menag Nasaruddin juga didampingi pejabat-pejabat tinggi di lingkungan Kemenag Dirjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Kabalitbang Diklat dan lainnya.Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengungkapkan, pembangunan Gedung PLKI dinilainya selesai tepat waktu. Pun demikian dengan pengadaan alat cetak yang sangat cepat.“PLKI ini bukan hanya percetakan, tetapi juga pusat literasi keagamaan Islam,” kata Kamaruddin dalam sambutannya.Dirjen Bimas Islam Prof. Kamaruddin Amin.Kamaruddin juga menyampaikan, percetakan Al-Qur’an yang dimiliki Kemenag di Ciawi, Bogor, saat ini kondisinya tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki negara lain seperti Arab Saudi. UPQ, kata Kamaruddin, saat ini memiliki mesin percetakan canggih dari Jerman. Standarnya internasional.“Alhamdulillah, kini kapasitas cetak meningkat signifikan dari 250 ribu menjadi satu juta mushaf Al-Qur’an per tahun,” ungkap KamaruddinTerkait pembangunan gedung empat lantai yang baru diresmikan, Kamaruddin melaporkan bahwa gedung tersebut menelan biaya total Rp239 miliar. Jumlah itu terdiri dari Rp178 miliar anggaran tahun 2024 dan tambahan Rp61 miliar untuk pembelian alat-alat.“Revitalisasi UPQ yang berdiri di atas lahan seluas 2,4 hektare milik Kementerian Agama berasal dari anggaran SBSN 2023-2024,” kata Kamaruddin.Kamaruddin juga menyebutkan, angka 239 Miliar akan menjadi pengingat bagi Kementerian Agama untuk menjaga amanah tersebut dengan sebaik-baiknya melalui optimalisasi layanan literasi bagi umat Islam Indonesia.Kamaruddin menambahkan, Gedung PLKI UPQ Kemenag juga dirancang sebagai ikon wisata religi dengan fasilitas modern, seperti ruang diskusi, seminar, galeri mushaf, dan mini teater digital yang sangat canggih.“UPQ ini tidak hanya menjadi percetakan Al-Qur’an, tetapi juga pusat literasi keagamaan Islam. Dengan konsep GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum), bangunan modern ini menjadi ikon wisata religi dan peradaban Islam di Indonesia,” ujar dia.1 2Laman berikutnya

Menag Nasaruddin Umar Resmikan Gedung PLKI Senilai Rp239 Miliar di Ciawi

Bogor (SI Online) – Menteri Agama Nasaruddin Umar didampingi Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin meresmikan operasional Gedung Pusat Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) Bimas Islam Kemenag, di Ciawi, Bogor, pada Rabu siang, 4 Desember 2024.Selain Dirjen Bimas Islam, saat melakukan penandatanganan prasasti peresmian, Menag Nasaruddin juga didampingi pejabat-pejabat tinggi di lingkungan Kemenag Dirjen Bimas Kristen, Katolik, Hindu, Kabalitbang Diklat dan lainnya.Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengungkapkan, pembangunan Gedung PLKI dinilainya selesai tepat waktu. Pun demikian dengan pengadaan alat cetak yang sangat cepat.“PLKI ini bukan hanya percetakan, tetapi juga pusat literasi keagamaan Islam,” kata Kamaruddin dalam sambutannya.Dirjen Bimas Islam Prof. Kamaruddin Amin.Kamaruddin juga menyampaikan, percetakan Al-Qur’an yang dimiliki Kemenag di Ciawi, Bogor, saat ini kondisinya tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki negara lain seperti Arab Saudi. UPQ, kata Kamaruddin, saat ini memiliki mesin percetakan canggih dari Jerman. Standarnya internasional.“Alhamdulillah, kini kapasitas cetak meningkat signifikan dari 250 ribu menjadi satu juta mushaf Al-Qur’an per tahun,” ungkap KamaruddinTerkait pembangunan gedung empat lantai yang baru diresmikan, Kamaruddin melaporkan bahwa gedung tersebut menelan biaya total Rp239 miliar. Jumlah itu terdiri dari Rp178 miliar anggaran tahun 2024 dan tambahan Rp61 miliar untuk pembelian alat-alat.“Revitalisasi UPQ yang berdiri di atas lahan seluas 2,4 hektare milik Kementerian Agama berasal dari anggaran SBSN 2023-2024,” kata Kamaruddin.Kamaruddin juga menyebutkan, angka 239 Miliar akan menjadi pengingat bagi Kementerian Agama untuk menjaga amanah tersebut dengan sebaik-baiknya melalui optimalisasi layanan literasi bagi umat Islam Indonesia.Kamaruddin menambahkan, Gedung PLKI UPQ Kemenag juga dirancang sebagai ikon wisata religi dengan fasilitas modern, seperti ruang diskusi, seminar, galeri mushaf, dan mini teater digital yang sangat canggih.“UPQ ini tidak hanya menjadi percetakan Al-Qur’an, tetapi juga pusat literasi keagamaan Islam. Dengan konsep GLAM (Gallery, Library, Archive, Museum), bangunan modern ini menjadi ikon wisata religi dan peradaban Islam di Indonesia,” ujar dia.1 2Laman berikutnya

Prabowo Minta Menag Nasaruddin Umar Tetap Jadi Imam Besar Masjid Istiqlal

JAKARTA (Arrahmah.id) – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka di Kementerian Agama (Kemenag). Nasaruddin mengatakan pertemuan itu kemudian berlanjut di Masjid Istiqlal karena dirinya diminta Presiden Prabowo Subianto untuk tetap menjadi imam besar. Mulanya, Nasaruddin Umar mengungkap membahas program unggulan Kemenag bersama Gibran. Dia juga menyebutkan pertemuan itu […]

PKB Sebut Kemenag Era Yaqut Terburuk, Nasaruddin Umar Diminta Berani Ganti Stafnya

Hidayatullah.com— Anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Mamam Imanulhaq menyebut Kementerian Agama (Kemenag) era Yaqut Cholil Qoumas merupakan periode terburuk.Karenanya ia berharap Menteri Agama (Menag) yang baru harus tetap berkomunikasi dengan DPR.“Mohon Pak Menteri dua titik penting itu adalah jangan sekali-kali tidak berkomunikasi dengan DPR dengan komisi VIII. Komunikasinya harus lancar,” kata Dr Mamam Imanulhaq Senin (28/10/2024) kemarin.“Periode kemarin adalah periode terburuk di Komisi VIII hubungan dengan Menteri Agama. Kami dianggap tidak ada,” tambah dia.Dia menyebut, di era Yaqut Cholil Qoumas, staf-staf khusus tiba-tiba berkuasa. Penunjukan petugas-petugas haji ternyata ditunjuk orang-orang dekatnya yang tidak profesional, tidak bekerja dan lain sebagainya.Ia berharap, Nasaruddin Umar  harus berani mengganti stafnya di tingkatan eselon yang akan mengganggu Kementerian Agama (Kemenag).Menurut Maman, seharusnya Kementerian Agama bisa berbicara secara baik-baik dengan DPR, tanpa perlu menghindar.“DPR itu kan hanya institusi, kita bisa ngobrol baik-baik, tidak perlu menghindar-hindar ketika ada Pansus dan lain sebagainya. Jadi tidak perlu takut tidak akan ada apapun kecuali untuk perbaikan bangsa, “ tambahnya.Sebelum ini, DPR RI telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) Haji 2024 untuk mengevaluasi penyelenggaraan haji. Sementara mantan Menag Yaqut sudah tiga kali mangkir saat dipanggil Pansus Haji.Pertama, pada Selasa (10/9/2024) Yaqut tidak hadir dengan alasan sedang dalam agenda MTQ di Kalimantan Timur. DPR melakukan panggilan kedua pada 19 September 2024), Yaqut kembali mangkir dengan alasan tengah melakukan kunjungan ke Eropa.DPR kemudian melakukan panggilan ketiga pada tanggal 23 September 2024, Yaqut kembali tidak memenuhi panggilan Pansus Haji dengan alasan tengah dinas ke Paris, Prancis.*