Tag:
Mesir
Arrahmah.id
Hamas Sepakat dengan Mesir Bentuk Komite Pengelolaan Gaza
KAIRO (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyatakan kesepakatannya terhadap usulan Mesir untuk membentuk komite pengelolaan Jalur Gaza melalui mekanisme nasional yang inklusif. Dilansir IRNA (6/12/2024), delegasi Hamas pada Kamis (5/12) menyetujui usulan Mesir untuk membentuk “Komite Dukungan Masyarakat” di Jalur Gaza melalui mekanisme yang mencerminkan partisipasi nasional Palestina secara menyeluruh. Kesepakatan tersebut dicapai Hamas […]
Hidayatullah.com
22 Perwakilan Pesantren Pelatihan Ilmu Makhtutat di Institute of Arabic Manuscripts Mesir
Hidayatullah.com—Sebanyak 22 kiai Muda Indonesia telah menyelesaikan seluruh tahapan Pelatihan Makhtutath (Kepengarangan Turats) di Mesir. Program ini diselenggarakan Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Institute of Arabic Manuscripts Mesir.Pelatihan tahkik manuskrip yang diikuti oleh para pimpinan Pondok Pesantren se-Indonesia atas kerja sama Kementerian Agama RI dengan Institut Manuskrip Arab-Kairo selama 3 minggu, bertempat di Institut Manuskrip di Kairo, demikian kutip akun IG Atdikbud KBRI Kairo.Giat akademik pelatihan Makhtutath berlangsung sejak 1 sampai 26 November 2024, setara 22 pertemuan dan 42 jam pelatihan. Giat ini dibiayai Dana Abadi Pesantren pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren berkolaborasi dengan LPDP 2024.Acara penutupan berlangsung pada Selasa (26/11/2024) di Mesir. Hadir, Prof. Dr. Abdul Sattar Al-Halluji, Dr. Ahmed Abdul Basith (dewan pengajar di Institute of Arabic Manuscripts Mesir), Dr. Abdul Muta’ali (Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo), serta 20 ulama’ muda yang berasal dari Ma’had Aly Pesantren se-Indonesia.Prof. Dr. Abdul Sattar Al-Halluji menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang telah memilih Institute of Arabic Manuscripts Mesir sebagai tempat pelatihan.Dia menjelaskan bahwa meskipun Indonesia bukanlah negara yang berbahasa Arab, tapi dengan mayoritas penduduknya yang bergama Islam tentu juga bertanggung jawab dalam mengkaji makhtutoth ini. Karena peran umat Islam di mana pun akan memiliki dampak yang perlu diperhitungkan dalam menjaga peradaban ilmu keislaman.“Ilmu makhtutath ini sebuah pengetahuan tambahan yang penting. Tidak hanya dipelajari oleh orang berbahasa Arab saja tapi mereka yang serius mengkaji tentang Islam. Lihatlah Ibnu Sina sebagai pelopor ilmu medis, dan mayoritas ulama hadits seperti Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud bukanlah orang Arab. Ulama tafsir seperti Zamakhsyari, al-Razi, dan ilmuwan seperti al-Biruni, mereka-mereka inilah meskipun bukan orang Arab adalah contoh tokoh-tokoh yang memberikan kontribusi besar bagi peradaban Islam,” ujarnya.Prof. Abdul Sattar berharap pelatihan ini dapat memotivasi peserta untuk terus menjaga dan melestarikan bahasa Arab, bahasa yang menjadi wahyu Al-Qur’an. Ia menekankan pentingnya mempelajari turats (warisan ilmiah) agar bermanfaat bagi umat Islam.“Saya berharap setelah mengikuti daurah ini, kalian akan menyadari tanggung jawab besar untuk menjaga bahasa ini. Usahakan untuk terus mempelajari turats agar ilmu ini berguna bagi umat. Semoga itu menjadi amal jariyah bagi kita di akhirat nanti,” pesan Prof Abdul Sattar.Hal senada disampaikan Dr. Abdul Muta’ali selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo. Menurutnya, Ilmu Makhtutath ini merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari. Bahkan kemajuan Eropa yaitu renaissance berawal dari ilmu makhtutath.“Sewaktu saya menulis tesis, saya membahas perbandingan pemikiran Niccolo Machiavelli dan Ibnu Khaldun. Dari perjalanan saya membaca dan mencari buku Niccolo Machiavelli sampai ke Perpustakaan di Sorbonne, saya menemukan ternyata Niccolo Machiavelli membaca buku Muqaddimah Ibnu Khaldun. Dari sini disimpulkan bahwa renaissance di Eropa sangat terpengaruh dengan ilmu makhtutath. Maka sungguh luar biasa, anda-anda ini mempelajari ilmu makhtutath. Saya berharap semoga Anda-Anda ini bisa membawa masa depan bagi Indonesia dan peradaban Islam,” kata Dr. Abdul Muta’ali.Dr. Ahmed Abdul Basith, selaku penanggung jawab pelatihan, menyampaikan permohonan maaf jika sering mengingatkan tentang pentingnya belajar. Menurutnya, belajar adalah kewajiban setiap muslim di setiap waktu. ‘Siapa yang tidak merasakan kehinaan dalam menuntut ilmu, ia akan merasakan kehinaan dalam kebodohan sepanjang hidupnya.’“Saya berharap kalian akan terus belajar dan memperhatikan apa yang kami sampaikan,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan harapannya agar program ini dapat dilanjutkan dan semakin banyak peserta yang dapat mengikutinya di masa depan.Perwakilan peserta, Ahmad Zuhairuz Zaman, Mudlir Ma’had Aly As-Sunniyah Jember Jawa Timur, menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi yang mendalam kepada Kementerian Agama Indonesia atas program beasiswa non-gelar Kepengarangan Turats di Mesir yang sangat bermanfaat. Zuhair juga mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Institute of Arabic Manuscripts atas pelatihan selama sebulan ini, yang mendatangkan para ahli ilmu tahqiq dari berbagai universitas di Kairo dan Iskandariah.“Kami berterima kasih kepada Kementerian Agama dan seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran program ini. Semoga ilmu yang kami peroleh dapat kami amalkan bersama santri-santri Ma’had Aly di daerah kami. Kami juga menyampaikan terima kasih khusus kepada Dr. Ahmed Abdul Basith yang telah mendampingi kami dengan penuh kesabaran,” ujar perwakilan peserta dikutip laman Kemenag.Wahyudi Rahman, salah satu peserta dan juga Naib Mudir Ma’had Aly Sumatera Thawalib Parabek Sumatera Barat , mengungkapkan rasa optimisnya dengan berkata, “Bila bulan sabit telah muncul, tak akan lama lagi purnama akan datang. 20 ulama’ yang terpilih ini akan menjadi motor penggerak dalam penelitian dan tahqiq karya ulama Nusantara. Ini adalah kabar gembira bagi Kementerian Agama dan seluruh pondok pesantren di Nusantara.”Dengan penutupan acara ini, diharapkan semangat untuk melanjutkan studi yang berkaitan dengan makhtutath dan penelitian turats akan terus berkobar, serta memberi kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan Islam di Indonesia.*
Hidayatullah.com
Sebanyak 1.160 Mahasiswa Indonesia Diwisuda dari Universitas Al-Azhar Mesir
Hidayatullah.com—Sebanyak 1.160 mahasiswa Indonesia hari Selasa (19/11/2024), telah diwisuda dari Universitas Al-Azhar, Mesir. Wisuda Internasional ke-2 untuk Mahasiswa Asing Universitas Al-Azhar Kairo Tahun 2024 ini dihadiri Duta Besar RI, Lutfi Rauf dan Rektor Universitas Al-Azhar Prof. Dr. Salamah Dawud.Dalam sambutannya Dubes RI, Lutfi Rauf berpesan kepada wisudawan untuk menjaga nama baik Al-Azhar dan mengamalkan ilmu yang didapat dari Al Azhar untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.Sementara Rektor Al Azhar juga menyampaikan selamat kepada semua yang lulus dan berharap agar para alumni menjadi duta-duta Al Azhar yang menyebarkan ajaran Islam wasathiyah (moderat) dan memegang teguh Risalah Al Azhar dimanapun berada.Acara ditutup dengan pemberian piagam kepada semua wisudawan. Dari total 1160 yang diwisuda, terdapat 18 wisudawan memperoleh predikat mumtaz ma’a martabatis syaraf (Summa Cumlaude), 10 wisudawan dengan yudisium mumtaz (Cumlaude), 121 wisudawan dengan yudisium jayyid jiddan ma’a martabatis syaraf (sangat baik dengan penghargaan), dan 177 wisudawan dengan yudisium jayyid jiddan (sangat baik), sisanya memperoleh yudisium jayyid (baik) dan maqbul (cukup).Acara yang diselenggarakna di Al Manara, New Cairo dihadiri Rektor Al-Azhar, Penasehat Al-Azhar Urusan Mahasiswa Asing Prof. Dr. Nahlah As-Suaidy, Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar/Sekjen Lembaga Ulama Senior Al-Azhar Prof. Dr. Abbas Shouman, Ketua ASFA Foundation/Waketum DMI, Komjen Pol. (Purn) Dr. Syafruddin Kambo, M.Si., Atdikbud KBRI Kairo, para Duta Besar negara sahabat dan pejabat/tokoh lainnya, para masayikh, guru besar dan dekan di lingkungan Universitas Al-Azhar.*
Arrahmah.id
Viral! Kapal Perang ‘Israel’ Melewati Terusan Suez
KAIRO (Arrahmah.id) — Sebuah video yang menunjukkan sebuah kapal perang Israel yang melewati Terusan Suez beredar di Internet pada Sabtu (2/11/2024). Aksi kapal Israel ini dilaporkan yang memicu kemarahan dan spekulasi serta kekhawatiran yang signifikan, khususnya dari publik Mesir. Diidentifikasi sebagai korvet Sa’ar, kapal Israel tersebut terekam video melakukan navigasi laut melalui kanal sambil menampilkan […]
Hidayatullah.com
Kekejaman ‘Israel’ di Gaza akan Bangkitkan Perlawanan Generasi Muda Mesir
Hidayatullah.com – Perang genosida di Gaza yang berkepanjangan dapat mengubah generasi muda Mesir menjad bom waktu yang suatu saat dapat membahayakan ‘Israel’, lapor sebuah media massa ‘Israel’.Israel Hayom pada Rabu (30/10/2024) menegaskan bahwa perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza meningkatkan permusuhan dan sikap anti-Israel baik dalam sudut pandang agama, masyarakat dan ekonomi. Hal ini terlihat jelas di media sosial dan berita televisi Mesir tentang peristiwa dan pembantaian di daerah kantong Palestina.Surat kabar berbahasa Ibrani itu menambahkan bahwa pemerintah Mesir berharap dapat menghentikan radikalisme agar tidak menjadi bola salju dan mendapatkan keuntungan dari kesepakatan terbatas untuk mengakhiri perang di Gaza, yang mengarah pada stabilitas regional, ekonomi dan sosial.Surat kabar tersebut lantas menyebut bahwa masalah keamanan yang dihadapi ‘Israel’ tidak berada di urutan teratas dalam prioritas Presiden Mesir Al-Sisi.Harapan untuk menghentikan perang, lanjut Israel Hayom, adalah kepentingan Mesir untuk melakukannya.Mesir bertekad untuk membuktikan pentingnya kehadirannya dalam sistem regional sebelum pemilihan presiden AS, kata Israel Hayom, dan “Inisiatif Kairo” yang diumumkan oleh Presiden Abdel Fattah Al-Sisi adalah upaya terakhir untuk mengakhiri perang di Gaza.Menurut Israel Hayom, jika kesepakatan tercapai, Kairo akan dapat mengatakan bahwa kesepakatan tersebut membuka jalan untuk mengakhiri perang, atau setidaknya menghentikan serangan militer ‘Israel’ yang brutal di Jalur Gaza utara.Al-Sisi sendiri mengumumkan inisiatif ini dalam sebuah konferensi pers dengan mitranya dari Aljazair di Kairo beberapa hari yang lalu. Tanda-tanda lain dari hal ini muncul dalam penunjukan kepala intelijen Mesir yang baru, Mayor Jenderal Mahmoud Hassan Rashid, yang ditunjuk pada 16 Oktober, hari pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar, dan bertemu dalam waktu dua minggu dengan kepala badan keamanan dalam negeri Israel Shin Bet, Ronan Bar, dan delegasi Hamas.Mesir, menurut Israel Hayom memiliki cukup banyak kepentingan, karena selama perang berlanjut, serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah akan terus berlanjut, yang telah mencegah banyak kapal melewati Terusan Suez. Ini adalah salah satu sumber pendapatan terpenting bagi Mesir, yang kehilangan sebagian besar keuntungannya tahun lalu, apalagi dengan belum pulihnya ekonomi akibat pandemi COVID dan perang di Ukraina.Keberhasilan dalam pembicaraan mediasi Mesir akan menjadi penghargaan bagi Teheran dan sekutu milisi Yaman, tambah surat kabar tersebut, karena menghentikan perang di Gaza akan berkontribusi pada penyelesaian di Yaman, dan bersama-sama mereka akan memastikan stabilitas rute pengiriman melalui Terusan Suez.*
Arrahmah.id
Kapal Jerman yang Bawa Bahan Peledak untuk ‘Israel’ Diizinkan Berlabuh di Mesir
ALEXANDRIA (Arrahmah.id) – Kapal kargo MV Kathrin berbendera Jerman yang membawa bahan peledak untuk ‘Israel’ diberi izin untuk berlabuh di Pelabuhan Alexandria Mesir pekan ini setelah ditolak oleh beberapa negara lain dan beberapa pelabuhan Afrika dan Mediterania, termasuk di Namibia, Angola, Slovenia, Montenegro, dan Malta. Menurut pengajuan di pengadilan banding Jerman, kapal tersebut membawa delapan kontainer pengiriman […]
Hidayatullah.com
Mesir Menolak Serang Yaman Meski Terusan Suez Merugi Akibat Houthi
Hidayatullah.com – Mesir dikabarkan dengan tegas menolak terlibat konfrontasi militer dengan Yaman meskipun Terusan Suez mengalami kerugian besar akibat aksi Houthi di Laut Merah selama satu tahun terakhir, menurut media militer “Israel”.Menurut majalah Israel Defence, penolakan Mesir itu berdasarkan sejumlah faktor seperti pertimbangan strategis, kekhawatiran atas eskalasi regional dan hubungan politik dengan dunia Arab. Mesir lebih memilih ketiga pertimbangan tersebut daripada kepentingan ekonominya sendiri.
Sejak Oktober 2023, lanjut Israel Defence, Houthi telah menyebabkan gangguan serius terhadap rute pelayaran komersial global dengan menyasar kapal-kapal yang terkait dengan “Israel”.
Akibatnya semakin sedikit kapal yang berani melewati Terusan Suez, kerusakan terhadap 100 kapal dan penutupan Selal Bab Al-Mandab.
Blokade laut Houthi memaksa banyak kapal untuk berlayar di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan, membuat waktu pelayaran lebih lama dua minggu dan mengakibatkan kenaikan harga di Eropa.
Namun menurut majalah tersebut, meskipun terjadi penurunan 40 persen pendapatan dari Terusan Suez dan penurunan pendapatan dari ekspor gas ke Eropa, Mesir menolak untuk bergabung dengan gerakan “pembebasan jalur pelayaran” dan tidak mau bekerja sama dengan koalisi internasional yang dibentuk oleh Amerika Serikat.
“Mesir sepenuhnya memahami tantangan keamanan yang ditimbulkan oleh blokade angkatan laut, tetapi juga risiko yang melekat pada eskalasi militer,” artikel tersebut menjelaskan.
Houthi, kelompok bersenjata Yaman yang didukung Iran, pada Desember tahun lalu, bersumpah tidak akan berhenti menyasar kapal-kapal “Israel” hingga agresi dan genosida terhadap Gaza dihentikan.*
Baca juga: Khawatir Serangan Houthi, 55 Kapal Putar Balik Tak Jadi Lewati Terusan Suez
Mediaislam.id
Gamal Abdel Nasser, Presiden Mesir Pengeksekusi Sayyid Qutb
GAMAL ABDEL Nasser adalah presiden kedua Mesir.Ia berkuasa sejak 1956 hingga 1970. Gamal turut berperan dalam penggulingan Raja Farouk di era monarki pada 1952.
Gamal dikenal sebagai salah satu pemimpin paling berpengaruh di Mesir dan dunia Arab. Ia juga menjadi tokoh kunci kebangkitan nasionalisme Arab.
Namun dia mewariskan sejarah kontroversial setelah rezimnya mengeksekusi tokoh gerakan Islam, Sayyid Ibrahim Husayn Shadhili Qutb, pada 1966.
Setelah ditangkap, Gamal mengeksekusi Sayyid Quthb dengan cara digantung atas tuduhan berkonspirasi untuk menggulingkan pemerintahannya.
Profil Gamal Abdel Nasser
Gamal lahir pada 15 Januari 1918 di Alexandria, Mesir. Dia anak kedua dari enam bersaudara dari keluarga yang sederhana.
Ayahnya, Abdel Nasser Hussain, bekerja sebagai pegawai pemerintah, dan ibunya, Fahima, merupakan seorang ibu rumah tangga.
Lingkungan keluarga yang mendorong pendidikan dan kesadaran politik menjadi fondasi penting dalam kehidupan Gamal.
Gamal mengenyam pendidikan dasar di sekolah lokal sebelum melanjutkan ke sekolah menengah di Alexandria. Ketertarikannya terhadap politik mulai tumbuh saat dia duduk di bangku sekolah.
Pada 1936, ia masuk ke Akademi Militer Mesir, di mana dia mulai aktif dalam organisasi mahasiswa yang menentang penjajahan Inggris. Pendidikan militernya membentuk pandangan politiknya dan membekalinya dengan keterampilan kepemimpinan yang kelak membantunya dalam karier politik.
Gamal memulai karier politiknya secara aktif setelah terlibat dalam kudeta yang dikenal sebagai Revolusi 1952. Bersama kelompok yang disebut “Free Officers”, dia berhasil menggulingkan monarki Raja Farouk.
More pages: 1 2 3