Tag:
mata-mata
Hidayatullah.com
Peneliti Parlemen Inggris Dijerat Dakwaan Jadi Mata-mata China
Hidayatullah.com– Seorang peneliti parlemen Inggris dan seorang pria lain didakwa dengan tuduhan menjadi mata-mata untuk China dan memberikan informasi “yang berguna bagi musuh”.
Christopher Cash, 29, seorang peneliti parlemen, dan Christopher Berry, 32, dijerat dengan undang-undang kerahasiaan Official Secrets Act.
Mereka dituduh memberikan “artikel, catatan, dokumen atau informasi” ke negara asing, kata Met Police.
Berry, asal Witney di Oxfordshire, dan Cash, asal Whitechapel, London, ditangkap pada bulan Maret tahun lalu berkaitan dengan investigasi kasus itu.
Cash dikabarkan sebagai peneliti parlemen yang berkecimpung di China Research Group dan diketahui memiliki akses ke sejumlah anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif.
Sunday Times melaporkan bahwa Cash memiliki akses ke Menteri Keamanan Tom Tugendhat dan Ketua Komite Urusan Luar Negeri Alicia Kearns, serta sejumlah pejabat lain.
Pelanggaran yang dilakukan Cash kabarnya dilakukan antara 20 Januari 2022 dan 3 Februari 2023, sementara Berry melakukan pelanggaran-pelanggaran antara 28 Desember 2021 dan 3 Februari 2023.
Cdr Dominic Murphy, kepala Counter Terrorism Command, mengatakan investigasi kasus itu sangat rumit.
“Kami bekerja sama dengan Crown Prosecution Service (kejaksaan, red) dan hasil dari kemajuan penyelidikan kami menggiring pada dua pria yang menjadi terdakwa hari ini,” kata Murphy seperti dilansir BBC Senin (22/4/2024).
Berry ditangkap di sebuah alamat di Oxfordshire dan Cash di sebuah alamat di Edinburgh pada 13 Maret 2023.
Keduanya kemudian dilepaskan dari tahanan dengan uang jaminan sambil menunggu proses selanjutnya. Berkas kasus mereka diserahkan ke kejaksaan untuk dipertimbangkan naik ke pengadilan pada akhir 2023, kata pihak Met Police.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Keduanya akan mulai disidang pada Jumat 26 April 2024 di Westminster Magistrates’ Court.
Nick Price, kepala Special Crime and Counter Terrorism Division di CPS, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kasus ini aktif dalam proses hukum dan karena itu semua pihak dilarang membagikan informasi apapun yang dapat mengganggu jalannya persidangan.*
Hidayatullah.com
Polisi Malaysia Tangkap 3 Tersangka Pemasok Senjata ‘Mata-Mata’ Israel
Hidayatullah.com – Polisi di Malaysia menangkap tiga orang terduga pemasok senjata api kepada seorang pemegang paspor Israel, yang ditahan pada awal pekan ini di sebuah hotel di Kuala Lumpur.
Menurut pernyataan Inspektur Jenderal Polisi Razarudin Husain pada hari Jumat malam, pria Israel berusia 36 tahun itu bersenjata lengkap, dengan memiliki sebuah tas yang berisi enam pistol dan 200 peluru.
Dia diyakini masuk Malaysia dari Uni Emirat Arab pada 12 Maret, menggunakan apa yang dikatakan pihak berwenang sebagai paspor Prancis palsu.
“Dia memasuki Malaysia pada 12 Maret dengan menggunakan paspor Prancis, ditangkap pada 27 Maret dan akan ditahan hingga 31 Maret untuk penyelidikan lebih lanjut,” kata Husain kepada wartawan tanpa menyebutkan nama tersangka. “Selama pemeriksaan, dia menyerahkan paspor Israelnya kepada kami.”
Husain mengatakan polisi sedang menyelidiki kemungkinan bahwa pria tersebut adalah anggota intelijen Israel, meskipun tersangka mengaku bahwa ia memasuki Malaysia untuk mencari warga negara Israel lainnya karena perselisihan keluarga.
“Namun, kami tidak sepenuhnya mempercayai narasi ini karena kami menduga ada agenda lain,” kata Husain, seraya menambahkan bahwa pria yang ditahan itu telah berpindah-pindah hotel selama berada di Malaysia.
Kemarin Reuters melaporkan bahwa tiga warga Malaysia, termasuk pasangan suami istri, ditangkap pada hari Jumat dan telah ditahan selama tujuh hari karena dicurigai memasok senjata dan bertindak sebagai sopir untuk tersangka Israel. Sebuah pistol juga diambil dari sebuah mobil milik pasangan tersebut, katanya.
Pihak berwenang Malaysia telah berada dalam keadaan siaga tinggi setelah penangkapan pria tersebut, dengan keamanan ditingkatkan untuk raja Malaysia, Perdana Menteri Anwar Ibrahim dan tokoh-tokoh tingkat tinggi lainnya, demikian laporan agensi tersebut, dengan mencatat bahwa negara mayoritas Muslim tersebut telah menjadi pendukung setia Palestina dan pengkritik keras perang genosida Israel di Gaza.
Meskipun tersangka warga Israel tersebut masih belum disebutkan namanya, Times of Israel, mengutip media berbahasa Ibrani melaporkan bahwa tersangka adalah seorang mafia Israel, Shalom Avitan, yang merupakan anggota dari keluarga kriminal bersaudara Musli. Avitan dilaporkan sedang dalam perjalanan untuk membunuh Eran Haya, kepala dari keluarga kriminal saingannya. Kedua sindikat ini telah terlibat dalam perseteruan sengit selama berbulan-bulan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Menurut Channel 12, rumah Avitan, di kawasan Bavli, Tel Aviv, menjadi sasaran pelemparan granat oleh anak buah Haya pada pertengahan Maret lalu, saat Haya dikabarkan memasuki Malaysia.*
Baca juga: Punya 6 Senjata Api, Seorang Terduga Mata-Mata Ditangkap Polisi Malaysia
Hidayatullah.com
Punya 6 Senjata Api, Seorang Terduga Mata-Mata Ditangkap Polisi Malaysia
Hidayatullah.com – Kepolisian Malaysia telah menangkap seorang warga Israel yang dicurigai sebagai mata-mata. Pria berusia 36 tahun, yang ditangkap di sebuah hotel di Ampang, memiliki enam senjata api dan 200 peluru.
Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Razarudin Husain mengatakan bahwa pria tersebut memasuki Malaysia melalui Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada tanggal 12 Maret, dengan menggunakan apa yang diyakini sebagai paspor Prancis palsu.
“Ketika tersangka ditanyai, dia memberikan paspor lain yang merupakan paspor Israel. Dia telah tinggal di dua atau tiga hotel sebelum yang terakhir (di Ampang),” katanya dalam sebuah konferensi pers di Masjid Al Amin, lansir New Strait Times pada Jumat (29/03).
Razarudin mengatakan bahwa tersangka mengaku bahwa dia datang ke Malaysia untuk membunuh seorang warga Israel lainnya karena perselisihan keluarga.
“(Namun) kami tidak sepenuhnya percaya dengan pengakuan tersangka karena bisa jadi ada agenda lain,” katanya, seraya menambahkan bahwa polisi tidak menutup kemungkinan bahwa pria tersebut adalah seorang mata-mata.
Razarudin mengatakan bahwa polisi sekarang dalam kewaspadaan tinggi akan keselamatan publik dan para pemimpin negara termasuk Sultan Ibrahim, Raja Malaysia dan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim yang vokal menyuarakan solidaritas terhadap Palestina.
Mengenai senjata yang disita dari tersangka, Razarudin mengatakan bahwa pria tersebut memesan senjata tersebut saat tiba di KL dan membayarnya dengan menggunakan mata uang kripto.
Dia mengatakan polisi sedang menyelidiki bagaimana senjata-senjata tersebut, yang termasuk pistol Glocks dan Smith and Wesson, diselundupkan ke negara itu.
“Tentu saja, tidak mungkin membawa senjata-senjata itu dalam penerbangan karena dia terbang dari Uni Emirat Arab ke Malaysia.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Kami yakin dia tidak bergerak sendirian dan memiliki kontak di sini,” kata Razarudin, seraya menambahkan bahwa polisi sekarang sedang mengidentifikasi kontak pria itu di Malaysia.
Pria tersebut sedang diselidiki berdasarkan Pasal 12 Undang-Undang Paspor karena melanggar ketentuan paspor dan Pasal 7 Undang-Undang Senjata Api karena memiliki senjata api tanpa izin.*
Baca juga: Kecam Keras Serangan ‘Israel’ ke Rafah, Malaysia: Zionis Jelas Ingin Musnahkan Palestina
Hidayatullah.com
Sindikat Mata-Mata ‘Israel’ di Lebanon Terbongkar, Begini Modus Operandi Mereka
Hidayatullah.com – Pihak berwenang Lebanon berhasil membongkar jaringan spionase Israel di ibukota yang telah dipantau sejak tahun lalu, lapor surat kabar Al-Akhbar, Kamis (21/03).
Menurut laporan Al-Akhbar, para penjaga parlemen melihat sebuah kendaraan “mencurigakan” mengitari kediaman Ketua Parlemen Nabih Berri di Ain al-Tineh pada akhir Desember.
Usai mobil tersebut dihentikan, pengemudi yang diketahui bernama Muhieddine H ditahan setelah sebuah alat spionase “sangat canggih” dan beberapa telepon genggam ditemukan di dalam kendaraannya.
Pemeriksaan lebih lanjut menemukan “puluhan video yang tampak seperti pemetaan [komprehensif] daerah tersebut.” Terduga mata-mata tersebut kemudian diserahkan kepada Cabang Informasi Pasukan Keamanan Internal Lebanon (ISF), di mana ditentukan bahwa ada “kecurigaan berurusan dengan musuh [Israel]” dengan cara yang “berbahaya” dan “belum pernah terjadi sebelumnya”.
Laporan tersebut menyatakan bahwa Muhieddine H menerima $200.000 (Rp 3,1 M), jumlah yang sangat besar untuk misi spionase skala kecil, “mengindikasikan keseriusan” dari pekerjaan ini.
Pihak berwenang Lebanon turut menangkap tersangka lain bernama Hadi A, yang telah bekerja sama dengan Muhieddine H. Keduanya adalah ahli dalam bidang teknik komputer dan komunikasi.
Al-Akhbar menambahkan bahwa keduanya memberikan nama sebuah perusahaan palsu AS, Monolith – kemungkinan besar merupakan kedok intelijen Israel – yang mengklaim telah dikontrak oleh perusahaan tersebut. Dikatakan bahwa mereka telah mengumpulkan informasi intelijen di beberapa daerah di Beirut dan pinggiran selatannya, “melengkapi” informasi intelijen yang dikumpulkan oleh pesawat-pesawat Israel yang terbang di atas Libanon dan ibukotanya setiap hari.
Mereka ditugaskan untuk melakukan “pemetaan yang tepat” di sejumlah wilayah, yang menurut Al-Akhbar “disediakan [untuk] musuh.”
Pemetaan ini merinci jalan, bangunan, nama toko, mobil yang diparkir dan yang bergerak, nomor plat nomor, dan wajah-wajah orang yang lewat, termasuk 56.000 foto beresolusi tinggi yang ditemukan di ponsel Muhieddine H. Kedua tahanan tersebut menggunakan peralatan teknologi yang sangat canggih, sebuah sistem untuk memindai frekuensi radio yang terkait dengan penyedia layanan internet, dan lokasi “titik akses” di rumah-rumah, lembaga-lembaga, dan tempat-tempat umum.
Hasilnya, kedua tersangka tersebut mendapatkan nama dan kata sandi dari setiap perangkat Wi-Fi di area yang disurvei, sehingga memungkinkan mereka untuk menentukan lokasi geografis yang tepat dari pengguna yang terhubung.
Terungkap dalam laporan tersebut bahwa salah satu tersangka memetakan jalan yang menghadap ke apartemen Saleh al-Arouri – petinggi Hamas yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak Israel di pinggiran selatan Beirut pada tanggal 2 Januari – dua minggu sebelum pembunuhan yang ditargetkan.
Di depan hakim investigasi, para tersangka menyangkal bahwa mereka tidak tahu bahwa perusahaan yang mempekerjakan mereka memiliki kaitan dengan intelijen Israel. Meskipun demikian, salah satu tahanan mengakui bahwa ia curiga dengan pekerjaan yang diberikan kepadanya, yang menurutnya hanya akan menguntungkan badan intelijen asing.
Hakim Fadi Sawan menginterogasi mereka dan mengeluarkan dua surat perintah penangkapan awal setelah tuduhan awal dari Hakim Fadi Akiki, yaitu “melakukan kejahatan spionase untuk kepentingan negara asing dan mendapatkan informasi yang harus dirahasiakan untuk memastikan integritas negara, serta membahayakan keamanan nasional tanah air” – yang ancaman hukumannya adalah hukuman seumur hidup.
Menurut Al-Akhbar, tidak ada jejak online yang ditemukan dari Monolith, dan tidak ada informasi online tentang terduga CEO-nya, John Tyler.
Setelah penyelidikan awal, para tersangka mengatakan bahwa perusahaan tersebut mengembangkan pemetaan digital untuk “pariwisata virtual”. Para direktur Monolith mengajukan proyek kepada Muhieddine H untuk perusahaannya, Akorn, untuk memperbarui peta di Sri Lanka, Laos, Turki, Mesir, Guinea, dan Lebanon, dia mengakui, menambahkan bahwa perusahaannya hampir bangkrut dan membutuhkan uang. Ia mengaku bahwa ia tidak tahu bagaimana informasi tersebut akan digunakan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Proyek pemetaan dan pemindaian digital yang ditugaskan kepadanya di Lebanon antara tahun 2021 dan 2023 juga terungkap telah dilakukan tanpa lisensi.
Laporan Al-Akhbar muncul setelah beberapa insiden keamanan baru-baru ini di Lebanon.
Pada akhir Februari, kelompok Hizbullah Lebanon menangkap enam warga negara Belanda di pinggiran selatan Beirut, yang ditemukan memiliki senjata kelas militer dan peralatan canggih.
Pada minggu itu, Hizbullah juga menahan seorang warga negara Spanyol di daerah Al-Kafaat di pinggiran selatan Beirut. Ia ditemukan sedang merekam dan mengambil gambar dengan ponselnya, di mana ia mengaku tersesat dan perlu berbagi informasi lokasi dengan teman-temannya untuk menjemputnya.
Selama interogasi, ditemukan bahwa ponselnya berisi program canggih yang mencegah akses ke data yang tersimpan.*
Hidayatullah.com
Bos ASIO Ungkap Ada Anggota Parlemen Australia Jadi Agen Mata-mata Asing
Hidayatullah.com– Seorang bekas politisi Australia “menjual” negaranya ke jaringan mata-mata asing, kata kepala dinas intelijen Australia ASIO dalam pidatonya.
Memaparkan jaringan kelompok spionase yang dijuluki “A-Team”, Mike Burgess mengklaim bahwa anggota parlemen tersebut menawarkan akses ke keluarga perdana menteri kala itu.
Burgess tidak menyebutkan nama politisi dimaksud atau nama negara asingnya, tetapi mengatakan bahwa komplotan tersebut sudah berhasil dibongkar “beberapa tahun lalu”, lansir BBC Kamis (29/2/2024).
Klaim bos ASIO (Australian Security and Intelligence Organisation) itu mengguncang Canberra dan sebagian pihak mendesak supaya oknum tersebut diungkap ke publik.
Dalam paparan tahunan perihal ancaman yang dihadapi negara Australia di Canberra hari Rabu, bos ASIO itu mengatakan A-Team yang sekarang sudah dibubarkan itu merupakan sebuah jaringan intelijen asing yang menjadikan Australia sebagai targetnya utamanya. Mereka itu sangat agresif dan berpengalaman.
Mata-mata di jaringan itu menyamarkan diri atau berprofesi sebagai konsultan, head-hunters, pegawai atau pejabat pemerintah daerah, akademisi atau dosen, peneliti di wadah pemikir, atau mengaku memiliki perusahaan (fiktif).
Mereka menarget orang dari berbagai kalangan, termasuk mahasiswa, akademisi, politisi, pelaku bisnis, penegak hukum, pegawai negeri, dengan mengiming-imingi bayaran besar untuk informasi yang bisa mereka berikan tentang beragam topik seperti perdagangan, politik, kebijakan luar negeri dan pertahanan, papar Burgess.
Informasi tentang AUKUS, pakta pertahanan yang diteken Australia bersama Inggris dan Amerika, menjadi informasi yang paling diburu, imbuh Burgess.
“Politisi ini menjual negaranya, partainya fan mantan kolega-koleganya demi kepentingan rezim asing,” kata Burgess.
“Pada satu titik, bekas politisi itu bahkan menyodorkan untuk membawa masuk anggota keluarga perdana menteri Australia kala itu dalam orbit jaringan mata-mata tersebut.”
“Untungnya, remcana itu tidak dilanjutkan tetapi mereka melancarkan skema lain,” kata Burgess.
Alex Turnbull – putra dari bekas perdana menteri Malcolm Turnbull yang memerintah antara 2015 dan 2018 – hari Kamis mengatakan kepada situs berita news.com.au bahwa dirinya pernah “terang-terangan” didekati oleh terduga mata-mata China dan bisa jadi dia anggota keluarga PM Australia yang dimaksud dalam paparan Burgess.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Bos ASIO itu mengatakan anggota parlemen dimaksudkan sekarang sudah tidak lagi terlibat di dalam kelompok A-Team tersebut, dan dinas intelijen Australia sudah membubarkan jaringannya dan membantu orang-orang yang “tidak sadar” terlibat di dalamnya untuk keluar dari kelompok itu.
ASIO menghadapi A-Team seacra langsung akhir tahun lalu, dan sekarang memutuskan untuk mengungkapkan ke publik tentang mereka sebagai peringatan bagi masyarakat Australia.
“Rakyat Australia harus mengetahui bahwa ancaman seperti ini nyata. Ancaman itu sekarang ini ada, dan dalam serta luas dibanding yang Anda kira,” imbuh Burgess.*
Hidayatullah.com
Turki Ringkus 6 Intel China yang Memata-Matai Uighur
Hidayatullah.com – Aparat keamanan Turki menangkap enam orang yang diduga berkaitan dengan kegiatan intelijen China terhadap orang-orang dan kelompok-kelompok etnis Uighur di Turki.
Melansir TRT World (20/02), operasi penangkapan di Istanbul tersebut adalah bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap terorisme dan kejahatan terorganisir. Aparat tujuh tersangka mengumpulkan informasi tentang individu dan organisasi dari Daerah Otonomi Uighur Xinjiang.
Surat perintah penangkapan dikeluarkan untuk para tersangka yang diidentifikasi oleh Organisasi Intelijen Nasional Turki (MIT) karena membagikan informasi yang dikumpulkan kepada intelijen China.
Polisi Istanbul telah menahan enam tersangka, dan upaya-upaya sedang dilakukan untuk satu orang yang tersisa.
Baca juga: Jaringan Spionase Internasional, Turki Tangkap 15 Agen Mossad
Operasi Cage-44
Sementara itu, Turki berhasil menangkap 42 anggota jaringan Urfi Cetinkaya “Eskobar Turki” dalam operasi berjuluk Cage-44 pada Selasa.
Operasi yang dilakukan di sembilan provinsi di Turki, termasuk Istanbul, menyita sejumlah pistol dan senjata otomatis tanpa izin, serta sejumlah besar mata uang asing dan lira Turki.
Para tersangka dinyatakan bertanggung jawab atas sekitar 37 ton narkotika, termasuk 13 ton yang disita di Jerman, Bulgaria, Spanyol, Mauritania, Portugal, dan Yunani, serta 24 ton di Turki.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Yerlikaya menekankan bahwa para tersangka, bersama dengan rekan-rekan mereka, terlibat dalam pengiriman narkotika internasional dengan menggunakan kapal, kontainer komersial, dan kapal nelayan.*
Baca juga: Turki Tangkap 7 Orang Diduga Memberikan Informasi Intelijen ke Mossad
Hidayatullah.com
Berencana Sabotase, Empat Terduga Agen Mossad Dieksekusi Mati
Hidayatullah.com – Iran mengeksekusi mati empat orang agen dinas rahasia “Israel” Mossad. Keempatnya dijatuhi hukuman mati karena merencanakan sabotase, lapor media pemerintah.
Kantor berita resmi IRNA mengatakan bahwa mereka ditangkap karena berencana untuk menargetkan sebuah pabrik milik kementerian pertahanan Iran pada tahun 2022 dan terlibat dalam pembuatan rudal dan peralatan pertahanan di pusat kota Isfahan.
Operasi tersebut diduga dirancang oleh Mossad dan keempat orang tersebut dilatih oleh badan intelijen “Israel” tersebut di sebuah negara Afrika sebelum memasuki Iran, lapor IRNA.
Keempatnya diidentifikasi sebagai warga negara Iran: Mohammad Faramarzi, Mohsen Mazloum, Vafa Azarbar dan Pejman Fatehi. Eksekusi dilakukan pada hari Senin setelah Mahkamah Agung negara itu menguatkan vonis mati mereka, yang dijatuhkan oleh pengadilan lain pada bulan September tahun lalu.
Baca juga: Jaringan Spionase Internasional, Turki Tangkap 15 Agen Mossad
Laporan tersebut tidak menyebutkan bagaimana hukuman mati itu dilaksanakan, tetapi di Iran, hukuman mati biasanya dilakukan dengan cara digantung.
Pada tahun 2022, Iran mengatakan bahwa agen intelijennya membongkar sebuah kelompok yang terkait dengan Mossad yang diduga merencanakan operasi teror di dalam Iran, menangkap semua anggota kelompok tersebut dan menyita sejumlah besar senjata dan bahan peledak.
Iran dari waktu ke waktu melaporkan penangkapan, pengadilan, dan eksekusi warga negaranya yang dituduh menjadi mata-mata untuk Mossad dan badan intelijen Barat lainnya.
Baca juga: Hamas Bantah Klaim Iran tentang Motif “Operasi Taufan Al-Aqsha”
Sering Tangkap Agen Mossad
Akhir bulan lalu, media lokal memberitakan Iran mengeksekusi empat orang – tiga pria dan seorang wanita – dan menjatuhkan hukuman penjara kepada beberapa orang lainnya karena diduga memiliki hubungan dengan dinas keamanan Mossad.
Sebelumnya pada bulan Desember, seorang pria lainnya dieksekusi dengan tuduhan membocorkan informasi rahasia kepada Mossad.
Iran dan “Israel” telah saling menuduh satu sama lain melakukan kegiatan mata-mata dan melancarkan perang bayangan selama bertahun-tahun. “Israel” memandang Iran sebagai ancaman terbesarnya dan telah berulang kali mengancam akan mengambil tindakan militer untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.
Iran menyangkal bahwa mereka sedang mencari senjata semacam itu dan telah bersumpah akan memberikan respons keras terhadap agresi apa pun.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Pada tahun 2020, Iran mengeksekusi seorang pria yang dihukum karena membocorkan informasi kepada Amerika Serikat dan Israel terkait seorang jenderal Garda Revolusi Islam terkenal, Qassim Soleimani, kepala Pasukan Quds Iran, yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat pada bulan Januari tahun itu.
Iran tidak mengakui “Israel” dan mendukung kelompok-kelompok anti-Israel di seluruh wilayah, termasuk kelompok Syiah Hizbullah Lebanon.
Bulan lalu, seorang jenderal tinggi Garda Revolusi Iran terbunuh oleh serangan udara yang diduga dilakukan oleh “Israel” di Suriah.*
Baca juga: Iran Bersumpah akan Balas Pembunuhan Komandan Tingginya
Arrahmah.id
Iran eksekusi empat pria yang dituduh menjadi mata-mata “Israel”
TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran mengeksekusi empat orang pada Senin subuh (29/1/2024) setelah mereka dihukum karena berkolaborasi dengan musuh bebuyutan negara itu, “Israel”, dalam sebuah rencana untuk menyabotase sebuah situs pertahanan Iran, demikian menurut pihak kehakiman. Keempat terdakwa, yang diidentifikasi sebagai Mohammad Faramarzi, Mohsen Mazloum, Wafa Azarbar, Pejman Fatehi, ditangkap pada Juli 2022 dan dituduh merencanakan […]