Tag:
maroko
Suaraislam.id
Studi Peradaban Islam, PPIJ Kunjungi Maroko dan Tunisia
Maroko (SI Online) – Jakarta sebagai Kota Global, sejatinya akan mendorong banyak relasi dan interaksi sosial ekonomi serta budaya dengan banyak pihak dari lintas negara dan peradaban. Dan dalam konteks inilah. menjadi penting bagi Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (PPIJ) untuk menajamkan realisasi visi pusat peradaban Islam internasional melalui program dan kegiatan berskala internasional. Salah satunya adalah melalui kegiatan studi Peradaban Islam di Maroko dan Tunisia, 8-17 Oktober 2024.Kegiatan studi Peradaban Islam ini sukses membawa hasil yang positif khususnya dengan adanya penawaran kerjasama antara PPIJ dan Universitas Qarawiyin, Fes, Maroko.Rektor Qarawiyin, Syeikh Dr. Amal Jalal menerima dan menyambut baik kunjungan PPIJ, bahkan beliau secara terbuka menawarkan MoU atau kerjasama antara dua lembaga terkait beasiswa kuliah di Qarawiyin, Jumat (11/10/2024).‘Di awal pertemuan ini kita akan terus berkomunikasi dan bagusnya kita lanjutkan hubungan ini dengan membuat memorandum of understanding”, ujar Dr. Amal Jalal.Penawaran MoU dari Rektor Universitas Qarawiyin Maroko ini disambut dengan gembira oleh Pimpinan PPIJ. Kepala Pusat PPIJ, Dr. KH. Didi Supandi menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga atas penawaran tersebut dan akan menindaklanjuti melalui komunikasi lanjutan dengan pihak Universitas Qarawiyin.“Kerjasama ini bisa dimulai melalui kegiatan seminar atau konferensi internasional yang digagas oleh PPIJ terlebih dahulu sebagai upaya mendekatkan ke langkah-langkah MoU,” terang Kiai Didi.Kiai Didi juga menambahkan bahwa hasil ini menjadi salah satu dari tiga kesuksesan kegiatan studi ini yakni pertama, adanya tawaran MoU dari Rektor Universitas Qarawiyin kepada PPIJ. Kedua, pihak Duta Besar RI untuk Maroko menyampaikan dukungannya untuk program pengiriman beasiswa kuliah di Maroko. Ketiga, Pemprov DKI Jakarta, melalui Biro Dikmental Prov. DKI Jakarta juga menyampaikan apresiasi dan dukungan atas hasil positif dari studi Peradaban Islam di Maroko.Dalam pertemuan dengan Rektor Universitas Qarawiyin ini turut hadir juga Kabag Mental Spiritual Biro Dikmental Prov DKI Jakarta, H. Aceng Zaeni, Ka. Subbag Pembinaan Kelembagaan Mental Spiritual Biro Dikmental DKI Jakarta, H. Mukhlis dan Ir. Sukri Kardjono, Kadiv Umum PPIJ beserta staf.“Kami dari Biro Dikmental Prov DKI Jakarta sangat mengapresiasi program studi peradaban Islam yang dilaksanakan oleh PPIJ ini. Selanjutnya Biro Dikmental Prov DKI Jakarta akan mengkoordinasikan langkah-langkah selanjutnya agar hasil studi ini dapat diimplementasikan dengan baik,” terang H. Aceng Zaeni.Pak Aceng juga berharap agar program seperti ini dapat dilanjutkan agar PPIJ bisa dikenal luas oleh peradaban lain di dunia. Ditambah lagi dengan niat mulia untuk beasiswa pendidikan bagi putra-putra Jakarta ke pusat-pusat peradaban Islam.Bincang Hangat dengan Syeikh Mustafa Najim, Mantan Rektör Universitas QarawiyinSelain agenda ke Universitas Qarawiyin, PPIJ juga mengagendakan kunjungan ke Syaikh Mustafa Najim di Casablanca, Maroko, Rabu (9/10/2024). Beliau adalah Rektor Universitas Qarawiyin periode sebelumnya dan pada tahun 2016 dan 2017 beliau pernah berkunjung ke Jakarta Islamic Centre. Kunjungan PPIJ ini juga menjadi kunjungan balasan PPIJ ke Maroko.Silaturahim dengan Syeikh Mustafa Najim berjalan sangat akrab, terlebih kegiatan ini bertempat di Nara Restoran, Casablanca. Ulama yang sekarang menjabat Mudir Madrasah Qur:an Masjid Hasan II Casablanca ini banyak membincangkan tentang Islam dan relasi antara Maroko dan Indonesia, karena beliau cukup sering ke Indonesia, termasuk cukup akrab dengan ulama-ulama dari Indonesia.“Indonesia dan Maroko memiliki banyak kesamaan. Indonesia, negara Islam paling Timur sedangkan Maroko, negara Islam paling Barat. Indonesia aqidahnya Maturidi, mazhabnya Syafii dan tasawufnya Al Ghazali, sedangkan Maroko aqidahnya Asy’ari, mazhabnya Maliki, tasawufnya Junaid Al-Baghdadi. Menjadikan keduanya negara Islam yang ramah dan rahmat lil’alamin,” urai Syeikh Mustafa Najim.Uraian Syeikh Mustafa Najim yang penuh keilmuan, keteduhan dan kesederhanaannya, meskipun pertemuan singkat namun menjadi penyemangat spiritualitas untuk menguatkan kerjasama kedua negara.Akhirnya, PPIJ perlu menyusun langkah-langkah strategis berikutnya untuk menindaklanjuti penawaran MoU dengan Universitas Qarawiyin Maroko. Semoga dalam waktu dekat program beasiswa kuliah di Madinatul Ilmi, Maroko bisa terlaksana. [PAI]
Hidayatullah.com
Sungai dan Laguna Muncul di Gurun Sahara setelah 50 Tahun
Hidayatullah.com | SEBUAH Momen luar biasa saat sungai mengalir melalui gurun Sahara setelah hujan yang turun sekali dalam 50 tahun.Gurun Maroko Tenggara, bagian dari Sahara, merupakan salah satu tempat terkering di dunia dan jarang mengalami hujan di akhir musim panas, kutip express.co.uk.
Di daerah yang rata-rata mendapat kurang dari 250 milimeter setiap tahunnya, badai tahun ini telah menghasilkan lebih banyak curah hujan daripada yang pernah terlihat dalam beberapa dekade.
Akibatnya, sungai dan laguna muncul, mengubah total salah satu tempat terkering di dunia.
Pemerintah Maroko mengatakan curah hujan selama dua hari pada bulan September telah melampaui rata-rata tahunan di beberapa daerah, termasuk Tata, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak.
“Sudah 30 hingga 50 tahun sejak kami mendapatkan hujan sebanyak ini dalam waktu yang sesingkat ini,” kata Houssine Youabeb dari Direktorat Jenderal Meteorologi Maroko.
Di Tagounite, sebuah desa sekitar 280 mil selatan ibu kota, Rabat, lebih dari 100 milimeter hujan tercatat dalam jangka waktu 24 jam.
Enam tahun berturut-turut kekeringan di Maroko telah menimbulkan tantangan bagi penduduknya, memaksa para petani untuk membiarkan ladang tidak diolah dan desa-desa untuk membatasi konsumsi air.
Namun, curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya kemungkinan akan membantu mengisi kembali akuifer air tanah besar yang terletak di bawah gurun dan yang diandalkan untuk memasok masyarakat gurun.
Waduk-waduk yang dibendung di wilayah tersebut dilaporkan terisi kembali pada tingkat rekor sepanjang September.
Meskipun demikian, tidak jelas seberapa jauh hujan akan membantu mengurangi kekeringan dalam jangka panjang.
Satelit NASA menunjukkan air mengalir deras untuk mengisi Danau Iriqui, dasar danau terkenal antara Zagora dan Tata yang telah kering selama 50 tahun.
Gambar NASA lainnya menunjukkan area tanah tandus di Sahara telah berubah menjadi hijau, karena bercak-bercak kehidupan tanaman telah muncul di Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Libya.
Semak dan pohon mulai tumbuh di daerah dataran rendah seperti dasar sungai. Menurut para ilmuwan, kehidupan tanaman dengan cepat merespons hujan lebat di Afrika barat laut untuk waktu yang singkat.
“Meskipun [ada] beberapa derajat curah hujan di wilayah ini… setiap musim panas, yang unik tahun ini adalah keterlibatan siklon ekstratropis,” kata Moshe Armon, dosen senior di Institut Ilmu Bumi dan Universitas Ibrani Yerusalem.
Curah hujan yang tidak normal dipicu oleh pergerakan ke utara sabuk hujan tropis, yang dikenal sebagai Zona Konvergensi Intertropis (ITCZ), yang mencapai lebih jauh ke utara dari biasanya.
Angin Belahan Bumi Selatan yang bertiup dari tenggara bertemu dengan angin Belahan Bumi Utara yang bertiup dari timur laut. Kombinasi angin yang bertemu, matahari yang kuat, dan air laut yang hangat menghasilkan udara lembap dan awan, hujan, dan badai petir yang terus-menerus.
Para ilmuwan tidak yakin mengapa ITCZ telah bergerak sangat jauh ke utara tahun ini, dengan beberapa teori seperti suhu hangat yang mendekati rekor di Samudra Atlantik Utara dan pemanasan global yang memanaskan Belahan Bumi Utara lebih dari Belahan Bumi Selatan.*
Hidayatullah.com
Mahasiswa Maroko Berencana Gelar Demo, Desak Kampus Putuskan Hubungan dengan ‘Israel’
Hidayatullah.com – Menjelang satu satu genosida “Israel” di Gaza pada bulan Oktober ini, himpunan mahasiswa Maroko bersiap untuk kembali menggelar aksi demonstrasi.Target mereka adalah Universitas Politeknik Mohammed VI (UMP6P), yang paling banyak menjalin hubungan dengan universitas-universitas “Israel”.
Langkah penjajah “Israel” untuk memperluas perang mereka hingga ke Lebanon dan Suriah, menjadi bahan bakar tambahan bagi aksi demonstrasi mahasiswa Maroko.
Pada bulan Juni, pihak administrasi UM6P menginformasikan kepada para mahasiswa bahwa perjanjian mereka dengan universitas-universitas “Israel” akan tetap dipertahankan. “Tidak ada kabar terbaru sejak bulan Juni,” kata Himpunan Mahasiswa & Alumni UM6P untuk Palestina.
Sejak perjanjian normalisasi Maroko dengan “Israel” tahun 2020, UM6P telah menandatangani kemitraan dengan delapan universitas “Israel”, termasuk Universitas Ibrani Yerusalem, yang dikenal dengan kolaborasinya dengan Pasukan Penjajahan “Israel” (IDF) dalam bidang teknologi militer.
UM6P, sebuah universitas riset nirlaba swasta, mengoperasikan kampus di Ben-Guerir dan Rabat, dengan lokasi baru yang baru saja dibuka di Paris.
Pada tahun 2022, universitas ini meluncurkan program pertukaran mahasiswa pertama antara “Israel” dan Maroko bekerja sama dengan Universitas Ben-Gurion di Negev. Meskipun kemudian program pertukaran yang lebih besar sempat diadakan, program-program tersebut akhirnya ditangguhkan pada bulan Oktober lalu karena masalah keamanan dan untuk mengurangi reaksi publik, menurut himpunan mahasiswa.
“Namun, bentuk-bentuk kerja sama lain mungkin masih berlangsung,” kata mereka.
New Arab telah menghubungi pihak rektorat UM6P, namun belum ada yang bersedia menjawab hingga berita ini diterbitkan.
Pada tanggal 7 Oktober, menandai satu tahun sejak terjadinya genosida di Gaza, mahasiswa UM6P akan mengadakan aksi demo besar-besaran di seluruh kampus, dengan mengenakan keffiyeh dan poster untuk mendukung Palestina. Acara serupa telah direncanakan untuk upacara wisuda pada bulan Juli, namun pihak rektorat membatalkannya hanya 48 jam sebelumnya.
Himpunan mahasiswa itu mengatakan bahwa mereka juga akan bergabung dengan aksi demonstrasi nasional pada tanggal 6 Oktober.
Kelompok-kelompok pro-Palestina lokal mengorganisir beberapa demonstrasi di seluruh Maroko pada hari Minggu, 6 Oktober, dengan demonstrasi terbesar yang direncanakan di Rabat, yang menampilkan tokoh-tokoh terkemuka. Bahkan mantan Perdana Menteri Abdelillah Benkirane, kepala partai yang menandatangani normalisasi, akan hadir.
Serikat pekerja pro-Palestina yang baru dibentuk dari Universitas Internasional Rabat dan Universitas Euro-Mediterania Fez juga akan bergabung dengan demonstrasi di Rabat dengan slogan: “Tidak ada tempat bagi pelaku genosida di universitas kami.”
Hidayatullah.com
Hakim Ziyech Kecam Pemerintah Maroko yang ‘Dukung’ Genosida Gaza
Hidayatullah.com – Pemain sepakbola keturunan Maroko-Belanda, Hakim Ziyech, mengecam pemerintah Maroko karena “mendukung” Genosida Gaza karena mempertahankan hubungan dengan ‘Israel’.Pemain Galatasaray itu pada Jumat (20/09/2024) mengunggah ulang sebuah video Instagram yang menunjukkan tentara ‘Israel’ melemparkan mayat-mayat warga Palestina yang terbunuh dari atap bangunan di Tepi Barat yang diduduki.
Sedikitnya tujuh warga Palestina tewas dalam serangan ‘Israel’ di kota tersebut pada hari Kamis.
Video yang dibagikan oleh Ziyech menunjukkan seorang tentara ‘Israel’ mendorong salah satu mayat warga Palestina yang tewas dengan kakinya ke tepi atap, dan akhirnya melemparkan mayat tersebut dari atap.
Ziyech menulis, “Mari kita perjelas satu hal. Pers*tan dengan ‘Israel’ dan setiap negara lain yang mendukung perilaku seperti ini. Bebaskan Palestina.”
Ia kemudian menuduh pemerintah Maroko terlibat dengan ‘Israel’ dalam penindasan terhadap warga Palestina, dan menunjukkan bahwa Maroko mempertahankan hubungan dengan penjajah ‘Israel’ selama perang Gaza.
Di postingan selanjutnya, Ziyech mengatakan bahwa komentar sebelumnya ecara khusus ditujukan kepada “pemerintah negara kita sendiri [Maroko] yang mendukung genosida dan semua negara yang mendukungnya.”
“Memalukan. Cukup sudah,” tambahnya.
Pemain timnas Maroko itu juga menyerukan kepada warga Maroko di seluruh negeri dan orang-orang di seluruh dunia untuk terus menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan perjuangan kemerdekannya.
Pernyataan Hakim Ziyech yang mendukung Palestina telah memicu reaksi beragam di antara para follower dan masyarakat Maroko.
Banyak warganet memuji sang pesepakbola karena menggunakan platformnya untuk menyuarakan penderitaan warga Palestina.
“Seorang [orang] yang memikul tim nasional Maroko di punggungnya selama bertahun-tahun, dan yang selalu berdiri teguh pada isu-isu prinsip. Bravo,” tulis jurnalis olahraga Layla Hamed di X.
Kritik Ziyech terhadap pemerintah Maroko muncul di tengah meningkatnya tekanan terhadap pemerintah Maroko untuk mempertimbangkan kembali hubungannya dengan ‘Israel’.
Meskipun masyarakat Maroko setia mendukung Palestina dan mengecam ‘Israel’, belum ada indikasi kesepakatan normalisasi tahun 2020 antara Maroko dan Israel akan ditinjau.
Sejak 7 Oktober, jalan-jalan di Maroko telah menyaksikan ribuan orang berdemonstrasi menentang tindakan ‘Israel’ dan menyuarakan ketidakpuasan terhadap hubungan pemerintah mereka dengan entitas Zionis ‘Israel’.
Maroko menormalkan hubungan dengan ‘Israel’ pada tahun 2020 sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham, sebuah kesepakatan yang ditengahi oleh AS yang juga mencakup UEA, Bahrain, dan Sudan.
Sebagai imbalannya, AS mengakui klaim kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, wilayah yang disengketakan, dan Maroko menerima peningkatan hubungan perdagangan dan investasi dengan AS dan ‘Israel’.
Pembantaian ‘Israel’ di Gaza, yang kini memasuki bulan ke-12, telah menewaskan sedikitnya 41.391 warga Palestina sejak Oktober lalu.*
Hidayatullah.com
Mantan PM Maroko Sebut Israel adalah Ancaman Bagi Semua Negara Arab
Hidayatullah.com – Mantan Perdana Menteri Maroko dan Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Pembangunan, Abdelilah Benkirane, memperingatkan bahwa entitas Zionis ‘Israel’ merupakan ancaman bagi semua negara Arab, bukan hanya Palestina.
“Israel tidak hanya mengancam warga Palestina di seluruh wilayah Palestina, tetapi juga merupakan ancaman bagi negara-negara Arab lainnya,” ujar Benkirane dalam pertemuan Sekretariat Umum partai di Rabat, lansir MEMO pada Senin (22/07).
Peringatan politisi Maroko ini muncul ketika penjajah ‘Israel’ menyerang kota Hudaydah di Yaman, yang menurut seorang anggota Knesset merupakan “pesan untuk seluruh Timur Tengah.”
Sedikitnya enam orang tewas dan 83 lainnya terluka dalam serangan udara tersebut pada hari Sabtu, menurut Kementerian Kesehatan Houthi.
‘Israel’ mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah “tanggapan langsung” terhadap serangan pesawat tak berawak yang diluncurkan oleh Houthi di Tel Aviv pada hari Jumat, yang menewaskan seorang warga Israel dan melukai sepuluh orang lainnya.
Serangan pada hari Sabtu menandai respon langsung pertama ‘Israel’ terhadap serangan Houthi baru-baru ini.
Normalisasi dengan Zionis
Meskipun ada penentangan yang meningkat terhadap normalisasi dengan Israel di kerajaan Afrika Utara tersebut, Maroko berencana untuk mengakuisisi satelit mata-mata dari Israel Aerospace Industries (IAI) dalam sebuah kesepakatan senilai US$1 miliar.
“Kami mengutuk kesepakatan ini dan kesepakatan apa pun dengan entitas Zionis […] Kami menuntut pernyataan dan penjelasan resmi dari pemerintah,” kata Aziz Hanaoui, anggota Front Nasional Menentang Normalisasi, kepada The New Arab.
Kepala misi Israel di Rabat dan kementerian luar negeri Maroko belum mengonfirmasi berita tersebut.
Pada Selasa (15/07), Israel Aerospace Industries (IAI) mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani kontrak senilai US$1 miliar untuk memasok salah satu sistemnya kepada pihak ketiga yang tidak disebutkan namanya.
Dalam sebuah pengajuan peraturan di Tel Aviv, IAI, yang memproduksi beberapa drone dan sistem pertahanan rudal tercanggih di ‘Israel’, menyatakan bahwa kesepakatan tersebut akan dilaksanakan selama lima tahun.
Berdasarkan kontrak tersebut, IAI akan memasok satelit mata-mata Ofek 13, yang akan menggantikan dua satelit Airbus dan Thales, lapor situs berita Maroko Le Desk yang mengutip sumber-sumber Israel di Rabat.
Satelit ‘Israel’ baru ini akan menggantikan satelit Mohammed VI-A yang diluncurkan pada tahun 2017.
Satelit sebelumnya, yang dimaksudkan untuk memberikan “pengawasan yang kuat untuk perbatasan dan pantai negara dan untuk mengelola bencana alam,” diproduksi oleh Thales Alenia Space dan Airbus dari Prancis setelah kontrak senilai 500 juta euro (US$ 555 juta) yang ditandatangani antara Rabat dan Paris pada tahun 2013.
Desember lalu, media Prancis La Tribune berspekulasi bahwa keputusan Rabat untuk mengganti perusahaan-perusahaan Prancis dengan perusahaan-perusahaan Israel disebabkan oleh krisis yang sedang berlangsung antara Rabat dan Paris dan hubungan yang tegang antara raja Maroko dan presiden Prancis.
Setahun setelah menormalkan hubungan, Israel dan Maroko menyepakati pakta pertahanan pada tahun 2021, yang mencakup intelijen dan kerja sama dalam industri dan pengadaan militer.
Meskipun mendapat tentangan dari publik, sebuah sumber dari kementerian luar negeri Maroko mengonfirmasi pada bulan Maret kepada Reuters tentang normalisasi yang sedang berlangsung di Rabat dengan Israel, mengklaim “manfaatnya” dalam mengadvokasi rakyat Palestina dan mengamankan bantuan kemanusiaan untuk Gaza.*
Baca juga: Kunjungi ‘Israel’, Influencer dan Tokoh Muda Maroko Banjir Kecaman
Mediaislam.id
Mantan PM Maroko Sebut Israel Ancaman bagi Semua Negara Arab
Rabat (MediaIslam.id) – Mantan Perdana Menteri Maroko Abdelilah Benkirane menegaskan, Israel merupakan ancaman bagi semua negara Arab, bukan hanya Palestina.
“Israel tidak hanya mengancam warga Palestina di seluruh wilayah Palestina, namun juga merupakan ancaman bagi negara-negara Arab lainnya,” kata Benkirane saat berbicara pada pertemuan Sekretariat Jenderal partai di ibu kota negara itu, Rabat.
Komentar Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Pembangunan Maroko itu muncul ketika Angkatan Udara Israel menyerang kota Hudaydah di Yaman yang menurut salah satu anggota Knesset adalah “pesan untuk seluruh Timur Tengah.”
Baca juga: Israel Gunakan Wilayah Udara Saudi untuk Serang Yaman
Enam orang tewas dan 83 orang lainnya terluka dalam serangan udara penjajah Israel di kota pelabuhan di Yaman barat pada Sabtu, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Houthi.
Israel mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan itu adalah “respons langsung” terhadap serangan pesawat tak berawak yang diluncurkan Houthi di Tel Aviv pada Jumat yang menewaskan seorang Israel dan melukai sepuluh orang lainnya.
Serangan pada Sabtu itu menandai respons langsung Israel yang pertama terhadap serangan Houthi baru-baru ini.[]
Hidayatullah.com
Kunjungi ‘Israel’, Influencer dan Tokoh Muda Maroko Banjir Kecaman
Hidayatullah.com – Sekelompok tokoh muda dan influencer Maroko banjir kecaman dari masyarakat usai mengunjungi ‘Israel’. Mereka bahkan terekam dalam sebuah video sedang menari-nari bersama orang ‘Israel’ di sebuah hotel di Yerusalem sementara warga Palestina di Gaza menderita.
Kemarahan masyarakat Maroko tidak hanya ditujukan kepada mereka, namun juga kepada pemerintah Maroko termasuk Raja karena tidak meminta mereka pulang sebagai bentuk protes atas perang di Gaza.
Akhir pekan lalu, sekelompok pemuda Maroko yang terdiri dari dua puluhan orang mengunjungi ‘Israel’ sebagai upaya nyata “mendorong perdamaian.” Di sana mereka bertemu dan berbicara dengan para diplomat ‘Israel’, termasuk Ketua Parlemen Israel, Amir Ohana.
Menurut Middle East Eye pada Rabu (16/07), para influencer dan tokoh muda itu juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki, serta mengunjungi daerah-daerah di ‘Israel’ selatan yang terkena dampak serangan 7 Oktober.
Meski pertemuan itu hanya menarik sedikit perhatian dari warga ‘Israel’ dan Palestina, namun menimbulkan kemarahan di Maroko, di mana sentimen anti-Israel terus meningkat akibat serangan berdarah Zionis ‘Israel’ selama sembilan bulan di Gaza.
Beberapa warga Maroko, termasuk seorang narasumber yang memiliki hubungan dekat dengan Raja Mohammed VI, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka marah atas kunjungan delegasi tersebut yang dilakukan di saat dunia menekan ‘Israel’ untuk melakukan gencatan senjata segera.
“Kunjungan itu seharusnya dibatalkan, dan media Israel seharusnya tidak mengiklankannya dengan gencar seperti yang mereka lakukan,” kata pejabat politik itu kepada MEE dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
“Peristiwa itu [terjadi] pada saat seruan-seruan yang berkembang, baik di tingkat regional maupun internasional, untuk gencatan senjata. Aksi ini tidak akan membantu citra Maroko baik di dalam negeri maupun di tingkat regional,” tambahnya.
Beberapa video dari perjalanan delegasi tersebut menjadi viral di media sosial, menambah bahan bakar terhadap api kemarahan yang telah menyebar di antara masyarakat Maroko yang menolak normalisasi dengan ‘Israel’.A Moroccan delegation consisting of professionals and influencers gathered with Israelis at a hotel in Jerusalem. The trip to Israel, which was aimed at “fostering peace," has caused a major backlash in Morocco. pic.twitter.com/q65mh07Dqs— Middle East Eye (@MiddleEastEye) July 17, 2024Salah satu video menunjukkan delegasi bernyanyi dan menari dengan warga ‘Israel’ di sebuah hotel, sementara video lainnya menunjukkan kelompok tersebut mengunjungi pasar makanan di Yerusalem, di mana mereka terlihat memuji masyarakat ‘Israel’ atas kehangatan dan toleransi.
Media ‘Israel’ mengklaim bahwa pesta tersebut “spontan” dan “tidak direncanakan,” namun seorang akademisi di Maroko, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa video-video semacam itu merupakan upaya nyata dari kelompok-kelompok yang didukung oleh pemerintah Zionis ‘Israel’ untuk membentuk kembali narasi hubungan kedua negara di tengah-tengah meningkatnya solidaritas global untuk perjuangan Palestina.
“Tujuan dari perjalanan ini tidak akan menguntungkan kerajaan karena jumlah korban jiwa terus meningkat di Gaza,” kata akademisi yang pernah menjadi penasihat istana kerajaan itu kepada MEE.
Pemerintah Maroko yang harus disalahkan
Media ‘Israel’ ramai-ramai memberitakan kunjungan delegasi Maroko tersebut, dan secara khusus memuji hasil kerja para penyelenggara, yaitu LSM ‘Israel’ Sharaka.
Didirikan setelah perjanjian normalisasi tahun 2020, Sharaka menjelaskan bahwa mereka bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara ‘Israel’ dan negara-negara Muslim.
Namun, beberapa anggota kelompok tersebut, yang berasal dari negara-negara termasuk Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Maroko, telah menghadapi kritik baru karena keengganan mereka untuk membahas atau mengutuk pendudukan ‘Israel’ selama 76 tahun di wilayah Palestina, termasuk situasi politik dan keamanan yang memburuk di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat.
Pada hari Senin, Jerusalem Post melaporkan bahwa dua anggota delegasi Maroko telah dijauhi oleh teman-teman dan anggota keluarga mereka karena kemarahan yang ditimbulkan oleh kunjungan tersebut di negara asalnya.
Hassan Bennajeh, seorang penulis dan aktivis yang telah membantu memelopori protes solidaritas pro-Palestina, menuding makhzen (istilah yang digunakan oleh orang Maroko untuk menyebut raja dan punggawa istana yang berkuasa serta badan-badan keamanan) bersalah atas terjadinya perjalanan tersebut dan penyebab kemarahan.
“Kunjungan ke entitas fasis dan kriminal seperti itu sama saja dengan berpartisipasi dalam kejahatannya, mendukungnya, dan mendukung tindakan genosida,” kata Bennajeh kepada MEE.
“Pihak berwenang Maroko memikul tanggung jawab penuh, baik secara politik, administratif, dan keamanan. Kunjungan ini menggarisbawahi keterlibatan mendalam pihak berwenang Maroko dalam proses normalisasi, yang secara langsung menentang pandangan rakyat Maroko, yang telah menyatakan penolakan mereka selama sembilan bulan melalui aksi duduk, pawai, pernyataan, kampanye boikot, kampanye media, petisi, dan pertemuan massa.”
Zionis berusaha perbaiki citra
Sejak perang meletus, pihak berwenang Maroko telah berusaha memenuhi tuntutan masyarakat dengan menyerukan de-eskalasi di Gaza, akses ke bantuan kemanusiaan, dan perlindungan warga sipil sesuai dengan hukum internasional.
Namun, foto-foto dan video pertumpahan darah, kantong-kantong mayat, gedung-gedung yang hancur, dan anak-anak yang berlumuran darah akibat kekejaman Zionis ‘Israel’ terus menyebar luas di situs-situs media sosial dan aplikasi perpesanan WhatsApp.
“Entitas Zionis, bersama dengan beberapa orang Maroko, berusaha keras untuk melawan arus dengan mengorganisir kunjungan ke Israel dan menjadi tuan rumah bagi delegasi di Maroko,” kata Abdel Samad Fathi, presiden Komisi Maroko untuk Mendukung Masalah Bangsa, kepada MEE.
“Tujuan mereka adalah untuk memperluas cakupan normalisasi populer dan memperbaiki citra Zionis yang ternoda, yang semakin ternodai oleh perang yang sedang berlangsung di Gaza dan seluruh Palestina.
“Kami menegaskan bahwa langkah-langkah seperti itu akan tetap terisolasi, ditolak secara luas oleh rakyat, dan dikutuk oleh semua kekuatan pro-Palestina,” tambahnya.*
Arrahmah.id
Maroko Teken Kontrak dengan ‘Israel’, Beli Satelit Mata-Mata Rp16,2 T
RABAT (Arrahmah.id) — Maroko berencana untuk mengakuisisi satelit mata-mata dari Israeli Aerospace Industries (IAI) seharga US$1 miliar atau sekitar Rp16,2 triliun. Rencana ini dilakukan saat Israel masih menyerang Jalur Gaza. Menurut laporan dari media Maroko pada Rabu (10/7/2024), IAI mengumumkan pada Selasa bahwa mereka telah menandatangani kontrak senilai US$1 miliar untuk memasok salah satu sistemnya […]