Tag:

Malaikat

Adanya Malaikat, Bukan Berarti Allah SWT Butuh Bantuan

ALLAH Azza Wajalla adalah satu-satunya tuhan yang wajib disembah. Kuasa Allah meliputi segala sesuatu yang ada di langit, bumi, dan alam semesta ini.Bagi orang awam, ada pertanyaan sederhanan namun berbahay jika dijawab tanpa pemahaman yang mumpuni. Pertanyaan itu seperti, “Jika Allah Maha Kuasa, mengapa ada malaikat yang membantu?”Agar pemahaman kita tidak menyimpang, simak baik-baik jawaban berikut ini.BACA JUGA: Doa Malaikat untuk Suami Pencari NafkahTidaklah Allah menciptakan sesuatu jika tak ada gunanya. Untuk mendekatkan pemahaman manusia akan pengawasan Allah (Muraqabatullah), Allah SWT menciptakan malaikat-malaikat. Hal ini tidak menunjukkan bahwa Allah SWT membutuhkan atau tergantung pada malaikat.Sebab Allah Maha Berdiri Sendiri, tak membutuhkan bantuan siapa-siapa di luar Dzat-Nya. Keberadaan malaikat juga merupakan bagian dari ujian Allah kepada manusia untuk mengimani yang ghaib. Ini bagian yang tak terpisahkan dari rukun iman yang keeenam.Malaikat diciptakan untuk mengemban tugas tertentu. Dengan demikian, malaikat berperan tak ubahnya berperan layaknya robot. Ia tak akan pernah keluar dari perannya tersebut sampai hari kiamat atau sampai Allah menghendaki yang lain. Allah SWT berfirman:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.” (QS. At-Tahrim: 6).BACA JUGA: Nabi Musa Pernah Pukul Malaikat, Benarkah Kisahnya?Di antara tugas malaikat adalah mencatat amal perbuatan manusia. Seperti peran Malaikat Raqib dan Atid.“Padahal sesungguhnya atas kalian ada penjaga. Kiraaman (malaikat yang mulia) Kaatibin (malaikat yang menulis) yang mengetahui apa-apa yang kalian lakukan.” (QS. Al-Infithar: 10-12).Dengan menyadari adanya malaikat pencatat seluruh amal, maka tak akan ada seorangpun yang mampu mengelak dari dakwaan dan tuntutan atas perbuatannya di akhirat kelak. Yakni pada hari dibukanya setiap rahasia manusia di hadapan Allah. []SUMBER: Konsepsi Islam Karya M.Sobari, MA

Malaikat Malik Heran dengan Penghuni Neraka yang Satu Ini

MALAIKAT Malik heran dengan penghuni neraka yang satu ini. Siapa orang ini?Orang yang berdosa tentu akan masuk neraka. Ya hal itu sudah pasti kita ketahui. Dan di dunia ini ada dua jenis manusia yang berdosa. Yakni, manusia yang memang benar-benar berdosa, seperti kaum kafir. Ada pula yang berdosa, tetapi sebenarnya ia beriman, yakni mengakui bahwa Allah itu Tuhannya. Lantas, seperti apa orang-orang berdosa ini digiring ke neraka?Manusia yang menjadi musuh Allah digiring ke neraka. Wajah mereka hitam pekat, matanya melotot, mulutnya dikunci. Tatkala mereka sampai di pintu neraka, mereka disambut oleh Zabaniyah dengan membawa belenggu dan rantai. Rantai itu diletakkan di mulut orang kafir lalu dikeluarkan dari duburnya. Tangan kirinya dibelenggu ke lehernya, sedangkan tangan kanannya dimasukkan ke dalam dadanya, lalu dicabut dari antara kedua bahunya. Mereka diikat dengan rantai yang digandengkan dengan setan dalam satu rantai. Selanjutnya mereka diseret dengan wajahnya. Mereka terus dipukuli oleh malaikat dengan gada besi (sejenis palu).BACA JUGA: Malaikat Israfil Meniup Terompet SangkakalaKetika orang kafir hendak keluar dari neraka, maka para malaikat mengembalikan mereka ke neraka. Lalu, dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah siksaan neraka ini yang dulu pernah kamu dustakan.”Fatimah RA bertanya, “Ya Rasulullah, apakah engkau tidak bertanya tentang umatmu?” Beliau menjawab, “Para malaikat itu menggiring umatku ke neraka dengan wajahnya tetap putih (tidak hitam), maka mereka tidak melotot, mulut mereka tidak terkunci, mereka juga tidak digandengkan dengan setan, rantai dan belenggunya tidak diletakkan di atas mereka.”Foto: UnsplashFatimah lantas bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana para malaikat itu menuntun umat?” Beliau menjawab, “Adapun orangtua dan anak muda, maka keduanya dipegang dengan jenggotnya. Sedangkan perempuan akan dipegang gulungan rambutnya dan ubun-ubunnya, maka banyak orang yang beruban dari umatku yang dicabut ubannya lalu dituntun ke neraka. Ia terus menjerit-jerit, ‘Aduh… masa mudaku, aduh… kelemahanku.’ Banyak dari kalangan umatku yang ditarik jenggotnya kemudian dituntun ke neraka, mereka menjerit-jerit, ‘Aduh… rasa maluku, aduh… kerusakan tutupku.’ Sehingga, umatku itu sampai di tempat malaikat Malik.”BACA JUGA: 4 Malaikat yang Mendatangi Orang SakitKetika malaikat Malik melihat mereka, ia bertanya kepada malaikat yang membawa umatku, “Siapa mereka, aku belum pernah melihat orang celaka yang sangat mengherankan ini, wajah mereka tidak hitam, sedangkan letak rantai dan belenggu di lehernya?” Malaikat yang membawa menjawab, “Kami diperintahkan mendatangkan mereka dalam keadaan seperti ini.” Malaikat Malik lalu bertanya kepada mereka, “Wahai orang yang celaka, siapa kalian?” Mereka menjawab, “Kami adalah umat Muhammad ﷺ.” []Sumber: Menyingkap 110 Misteri Alam Kubur/Karya: Salim. H.J/Penerbit: Lintas Media

Diusir dari Surga, Iblis Dirikan Kerajaan di Lautan

KESOMBONGAN Iblis ternyata dan ternyata tidak membuat dirinya dilaknat oleh Allah SWT, namun ia juga terusir dari Surga. Dan setelah diusir, akhirnya Iblis pun mulai membangun istananya di lautan. Iblis memilih lautan karena luasnya mencapai tiga perempat dari luas bumi.Dalam kitab karya Syeikh Imam Al-Ghazali disebutkan bahwasanya iblis itu dulunya memiliki nama Al-Abid yang artinya ahli ibadah. Pemberian nama Al-Abid ini hanya pada langit pertama, lain hal dengan langit kedua dan seterusnya. Begitu terkenalnya Iblis dengan pemberian, sebutan nama-nama tiap langit karena iblis ketika itu memang hamba Allah SWT yang taat.BACA JUGA: Kisah Nabi Musa dan Iblis yang Ingin BertaubatPada langit kedua, iblis disebut dengan Az-Zahid dan di langit ketiga diberi nama Al-Arif.Di langit keempat namanya adalah Al Wali, Pada langit ke lima namanya adalah At-Taqi. Sedangkan nama di langit keenam dan ketujuh adalah Al-Kazin dan Azazil.Awalnya, iblis termasuk dari salah satu malaikat penghuni surga yang doanya terkenal makbul. Karena doanya yang ampuh tersebut, malaikat-malaikat lain meminta kepada iblis untuk didoakan agar para malaikat tidak tertimpa laknat Allah SWT.Foto: UnsplashPeristiwa itu terjadi manakala Malaikat Israfil yang sedang berkeliling mengitari surga mendapati sebuah tulisan.Tulisan tersebut berbunyi, “Seorang hamba Allah SWT yang telah lama mengabdi akan mendapat laknat Allah SWT dengan sebab menolak perintah Allah.”Tulisan itu berada di salah satu pintu surga, dan tak pelak lagi tulisan itu telah membuat Malaikat Israfil menangis tersedu. Ia takut sekali, hamba Allah SWT yang dimaksud adalah dirinya.BACA JUGA: Dulu Iblis Termasuk Golongan Malaikat??Tak hanya Malaikat Israfil, para malaikat lain juga turut menangis, dimana malaikat-malaikat lain itu juga memiliki kekuatan sama seperti Malaikat Israfil.Akhirnya mereka sepakata, untuk mendatangi Iblis (Azazil) dan meminta didoakan agar tidak tertimpa laknat dari Allah SWT.Pada waktu itu, ketika mendengar penjelasan Israfil, Azazil berkata, “Ya Allah…! Hamba-Mu yang manakah yang berani menentang perintahMu itu, sungguh aku ikut mengutuknya.”Azazil lalu memanjatkan doa, “Ya Allah, janganlah Engkau murka atas mereka.”Azazil Mengingkari Perintah Allah SWTSelama kurun waktu 120 ribu tahun, Azazil (Iblis), menyandang gelar kehormatan dan kemuliaan, dan hingga tibalah Nabi Adam as diciptakan. Allah SWT menyuruh semua malaikat sujud kepada Adam yang diciptakan sebagai khalifah (pemimpin) di bumi.Semua malikat segera patuh dan melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Namun Azazil (Iblis) malah membangkang. Dia menolak melaksanakan perintah Allah SWT untuk bersujud kepada Adam karena kesombongannya.Sejak saat itulah Iblis dijadikan simbol dari kesombongan, tentang takabur, tentang selalu berbangga diri. Sifat-sifat inilah yang kemudian ditularkan oleh Iblis agar tersesat dari jalan Allah SWT.Foto: Antogonis Wiki – FandomIblis berkata, “Ya Allah, aku (memang) lebih baik dibandingkan Adam. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan Adam Engkau ciptakan dari tanah.”Karena penolakan itu, Allah SWT berfirman agar iblis keluar dari Surga-Nya.Iblis Mendirikan Istana di LautanSejak Iblis terlempar dari Surga, Iblis membangun singgasana dan istana di lautan. Hal itu dimaksudkan untuk menandingi Arsy Allah SWT yang berada di atas air di langit ke tujuh.BACA JUGA: Sejarah Iblis Memusuhi ManusiaDalam sebuah riwayat Imam Ahmad ra, Rasulullah SAW bersabda, “Apa yang kamu lihat?”“Saya melihat singgasana di atas lautan yang dikelilingi oleh beberapa ular,” jawab Ibnu Sayyad.“Dia telah melihat singgasana iblis,” sabda Rasulullah SAW. (H.R. Ahmad).Sedangkan menurut Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul “Al-Bidayah Wanniyah” menjelaskan bahwa Iblis mempunyai banyak tentara dan memilih lautan sebagai istana. Seperti diketahui bahwa luas lautan mencapai tiga perempat dari bumi.Oleh karena itulah ia menempatkan kerajaannya di lautan agar ia lebih leluasa memerintah bala tentaranya yang jumlahnya sangat banyak sehingga memerlukan pusat kerajaan yang luas. Sedangkan lautan adalah daerah yang sangat luas. []

Apakah Iblis dari Jenis Jin atau Malaikat?

APAKAH Iblis termasuk dari jenis Malaikat atau Jin? Kalau dari jenis Malaikat, mengapa dia berbuat maksiat? Padahal para Malaikat tidak pernah berbuat maksiat. Kalau dari jenis Jin, maka dia juga berhak memilih antara taat atau bermaksiat!?Iblis – semoga Allah melaknatnya – adalah dari jenis jin. Tidak pernah sehari pun dia pernah menjadi malaikat, bahkan walau sekejap matapun. Karena Malaikat adalah makluk mulia, tidak pernah berbuat maksiat dan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Banyak sekali ayat-ayat suci Al-Qur’an yang menerangkan secara jelas bahwa Iblis adalah dari jenis Jin bukan dari jenis Malaikat.Di antaranya adalah;1- firman Allah Ta’ala:( وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآِدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً ) الكهف / 50 .Dan (ingatlah) ketika Kami (Allah) berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam!! Maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain Aku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. Al-Kahfi: 50)BACA JUGA:  Sejarah Iblis Memusuhi Manusia2. Allah telah menjelaskan bahwa jin diciptakan dari api.Dia berfirman:“Dan Kami (Allah) ciptakan Jin sebelum (Adam) dari Api yang sangat panas ” (QS. Al-Hijr: 27).Allah juga berfirman:“Dan Dia menciptakan Jin dari nyala api ” (QS, Ar-Rahman: 15)Dalam hadits shahih dari Aisyah rodhiallahu ‘anha, dia berkata: Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda:“Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam diciptakan sebagaimana telah dijelaskan kepada kalian (dari tanah)”Foto: Unsplash(HR. Muslim dalam shahihnya, no. 2996, Ahmad no. 24668, Baihaqi di Sunan Kubro, no. 18207, dan Ibnu Hibban, no. 6155)Maka di antara sifat Malaikat adalah diciptakan dari cahaya, sementara jin diciptakan dari api. Ayat-ayat Alqur’an telah menjelaskan bahwa Iblis –semoga Allah melaknatnya– diciptakan dari api. Di antaranya terungkap dari jawaban Iblis sendiri ketika Allah bertanya kepadanya sebab pembangkangannya untuk bersujud kepada Adam ketika diperintahkan untuk bersujud kepadanya. Dia (Iblis) berkata:“Saya lebih baik dari dari dia (Adam), saya diciptakan dari api sementara dia diciptakan dari tanah” (QS. Al-A’raf: 12)Dari ayat ini menunjukkan bahwa Iblis adalah dari jenis Jin3. Allah telah mensifati Malaikat dalam Al-Qur’an Karim dalam firman-Nya: “Wahai Orang-orang yang beriman, jagalah diri kamu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu. Di dalamnya ada para malaikat yang sangat keras, tidak pernah berbuat kemaksiatan terhadap perintah Allah dan senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkannya” (QS. At-Tahrim: 6)Di ayat lain Allah juga berfirman: “Sebenarnya (Malaikat) adalah hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya” (QS. Al-Anbiya: 26–27)Firman yang lainnya: “Dan hanya kepada Allah apa-apa yang ada di langit, di bumi dari jenis binatang dan Malaikat, mereka bersujud dalam kondisi tidak sombong. Mereka takut kepada Tuhan-Nya yang di atas dan mengerjakan apa yang diperintahkan“ (QS. An-Nahl: 49 – 50)Oleh karena itu tidak mungkin para Malaikat itu berbuat maksiat kepada Tuhannya sementara mereka maksum (terjaga) dari kesalahan dan mempunyai karakter berbuat ketaatan.4. sementara Iblis bukan dari jenis Malaikat, sesungguhnya dia juga tidak dipaksa untuk taat, akan tetapi dia mempunyai pilihan sebagaimana kita kalangan manusia juga diberi pilihan. Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami (Allah) telah memberikan jalan, apakah dia bersyukur atau dia kufur”.Maka dari kalangan jin pun ada yang kafir dan ada yang muslim, sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Jin:“Katakanlah, diwahyukan kepadaku, bahwa ada segolongan jin mendengarkan (Al-Qur’an) kemudian mereka berkata: “Sesungguhnya kami mendengarkan Al-Qur’an yang sangat menakjubkan. Yang memberikan petunjuk kepada kebagusan sehingga kami beriman kepadanya dan tidak menyekutukan terhadap Tuhan kami sedikitpun juga“ (QS. Al-Jin: 1 -2)Dan dalam surat yang sama jin juga berkata: “Dan sesungguhnya ketika kami mendengarkan petunjuk (Al-Qur’an) maka kami beriman. Dan barangsiapa yang beriman maka dia tidak takut akan pengurangan pahala dan tidak (takut juga) akan penambahan dosa dan kesalahan. Dan di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada juga orang-orang yang menyimpang dari kebenaran…”Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata: “Hasan Al-Bashri berkata, ‘Iblis tidak pernah menjadi malaikat sekejap pun jua. Sesungguhnya dia dari jenis Jin, sebagaimana Adam adalah asal manusia“ (Diriwayatkan oleh At-Thobari dengan sanad yang shahih. Lihat Juz: 3 / 89)Foto: UnsplashSebagian ulama’ ada yang berpendapat bahwa Iblis merupakan golongan malaikat. Dia disebut-sebut sebagai burung meraknya malaikat, disebut pula sebagai malaikat yang paling rajin beribadah, dan ungkapan-ungkapan lain yang kebanyakan bersumber dari riwayat israiliyat. Di antaranya bertentangan dengan nash-nash yang jelas di Al-Qur’anul Karim.BACA JUGA: Kisah Nabi Musa dan Iblis yang Ingin BertaubatIbnu katsir memaparkan lebih jelas lagi tentang hal tersebut, berliau berkata: “Banyak atsar yang diriwayatkan berkaitan dengan masalah ini dari ulama’ salaf. Akan tetapi kebanyakan bersumber dari riwayat Israiliyat –yang hanya dinukil untuk dilihat saja–. Hanya Allah saja yang mengetahui kondisi kebanyakan riwayat tersebut. Di antaranya juga ada riwayat yang jelas kebohongannya karena menyalahi kebenaran yang telah kita ketahui. Sementara berita yang terdapat dalam Al-Qur’an sudah sangat cukup dibanding berita-berita masa lalu yang sering tidak lepas dari adanya penggantian, penambahan atau pengurangan, bahkan banyak cerita yang dibuat-buat. Padahal mereka (umat terdahulu) tidak memiliki ulama’ pakar dan spesialis yang dapat membersihkan cerita-cerita tersebut dari penyelewengan orang-orang berlebihan dan dari tambahan orang-orang yang berbuat kebatilan. Sebagaimana dalam umat ini (umat Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam) terdapat para ulama terbaik, para pakar yang sangat kredibel dan bertakwa serta ahli dalam melakukan kritik riwayat yang telah membukukan hadits dan memilah-milahnya dan menyeleksi mana hadits yang shahih, hasan, lemah, matruk (ditinggalkan) atau maudhu’ (palsu). Mereka pun menerangkan siapa para pemalsu hadits, orang-orang yang dituduh pendusta serta yang tidak dikenal jatidirinya, dan ciri-ciri lainnya dari para perawi, sebagai upaya untuk menjaga kedudukan Nabi Muhammad sallallahu’alaih wasallam yang sangat mulia, pemimpin umat manusia, dari riwayat-riwayat dusta yang disematkan kepada beliau atau dikatakan dari beliau. Semoga Allah meridhai mereka dan menjadikan surga Firdaus menjadi tempat mereka.” (Tafsir Al-Qur’anul Adzim, juz 3/90)Wallahu ta’ala a’lam. []SUMBER: ISLAMQA

Kisah Abu Milaq yang Ditolong Malaikat

IBNU Abid DUN’YA menyebutkan dalam Al-Mujadin Fidun-ya dari Al Hasan, dari Anas bin Malik ia berkata: “Ada salah seorang sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang diberi kun-yah atau julukan Abu Milaq.Ia dikenal sebagai orang yang rajin beribadah dan wara sekaligus sebagai pedagang yang berniaga dengan harta pribadinya maupun harta orang lain di berbagai tempat. Suatu kali ia bertemu seorang perampok bersenjata di tengah perjalanannya.“Letakkan barang-barang yang kamu bawa! Sungguh aku akan membunuhmu!” kata perampok.“Mengapa engkau menginginkan darahku? Urusanmu hanyalah hartaku,” jawab Abu Milaq.BACA JUGA:   Kisah Nabi Musa Meninggalkan Mesir, Menikah, dan Tiba di Bukit Tursina“Aku menginginkan harta dan darahmu!” teriak perampok itu.“Jika engkau tetap ingin membunuhku maka izinkanlah aku shalat empat rakaat terlebih dahulu,” kata Abu Milaq.“Shalatlah sesuai dengan keinginanmu,” suruh perampok tadi.Abu Milaq lalu berwudhu dan shalat 4 rakaat.Di antara doa yang ia panjatkan di akhir sujud adalah: “Wahai yang Maha Pengasih, wahai Pemilik Arsy yang Mulia, wahai Yang Maha Kuasa untuk Berbuat Apa yang Dia Kehendaki, aku memohon kepada-Mu dengan keperkasaan-Mu yang tidak dapat dijangkau, dengan kerajaan-Mu yang tidak mungkin diraih, dengan cahaya-Mu yang memenuhi tiap sudut, lindungilah hamba dari kejahatan perampok ini. Wahai Yang Maha Penolong, tolong aku. Wahai yang Maha Penolong, tolong aku”. Ia mengulanginya sebanyak tiga kali.Foto: UnsplashTiba-tiba, datanglah seorang penunggang kuda dengan membawa sebuah tombak pendek di tangannya. Ia meletakkan tombak tersebut di antara kedua telinga kudanya. Dan saat perampok tadi melihatnya, ternyata penunggang kuda itu melaju ke arahnya lalu menikam dan membunuhnya.Lalu, ia menghampiri Abu Milak seraya menyapa: “Berdirilah.”“Ayah Ibuku sebagai tebusanmu. Siapakah Anda? Hari ini Allah telah menolong ku dengan perantaraanmu,” ujian Abu Milaq.BACA JUGA: Kisah Miswar dan Teko EmasPenunggang kuda memberitahu: “Aku adalah malaikat penghuni langit keempat. Ketika engkau mengucapkan doa yang pertama, aku mendengar suara gemerincing di pintu-pintu langit. Ketika engkau mengucapkan doa yang kedua, aku mendengar suara bising pada penduduk langit. Lalu engkau mengucapkan doa yang ketiga, hingga dikatakan kepadaku: ‘Ini adalah doa orang yang ditimpa bencana.’ Selanjutnya aku minta kepada Allah supaya menyerahkan urusan pembunuhan perampok tadi kepadaku.”Al Hasan berkata: “Barang siapa yang berwudhu lalu mengerjakan shalat 4 rakaat dan berdoa dengan doa tadi maka doanya akan dikabulkan, baik Dia sedang ditimpa bencana ataupun tidak.” []SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM 

Kisah Abu Milaq yang Ditolong Malaikat

IBNU Abid DUN’YA menyebutkan dalam Al-Mujadin Fidun-ya dari Al Hasan, dari Anas bin Malik ia berkata: “Ada salah seorang sahabat Nabi dari kalangan Anshar yang diberi kun-yah atau julukan Abu Milaq.Ia dikenal sebagai orang yang rajin beribadah dan wara sekaligus sebagai pedagang yang berniaga dengan harta pribadinya maupun harta orang lain di berbagai tempat. Suatu kali ia bertemu seorang perampok bersenjata di tengah perjalanannya.“Letakkan barang-barang yang kamu bawa! Sungguh aku akan membunuhmu!” kata perampok.“Mengapa engkau menginginkan darahku? Urusanmu hanyalah hartaku,” jawab Abu Milaq.BACA JUGA:   Kisah Nabi Musa Meninggalkan Mesir, Menikah, dan Tiba di Bukit Tursina“Aku menginginkan harta dan darahmu!” teriak perampok itu.“Jika engkau tetap ingin membunuhku maka izinkanlah aku shalat empat rakaat terlebih dahulu,” kata Abu Milaq.“Shalatlah sesuai dengan keinginanmu,” suruh perampok tadi.Abu Milaq lalu berwudhu dan shalat 4 rakaat.Di antara doa yang ia panjatkan di akhir sujud adalah: “Wahai yang Maha Pengasih, wahai Pemilik Arsy yang Mulia, wahai Yang Maha Kuasa untuk Berbuat Apa yang Dia Kehendaki, aku memohon kepada-Mu dengan keperkasaan-Mu yang tidak dapat dijangkau, dengan kerajaan-Mu yang tidak mungkin diraih, dengan cahaya-Mu yang memenuhi tiap sudut, lindungilah hamba dari kejahatan perampok ini. Wahai Yang Maha Penolong, tolong aku. Wahai yang Maha Penolong, tolong aku”. Ia mengulanginya sebanyak tiga kali.Tiba-tiba, datanglah seorang penunggang kuda dengan membawa sebuah tombak pendek di tangannya. Ia meletakkan tombak tersebut di antara kedua telinga kudanya. Dan saat perampok tadi melihatnya, ternyata penunggang kuda itu melaju ke arahnya lalu menikam dan membunuhnya.Lalu, ia menghampiri Abu Milak seraya menyapa: “Berdirilah.”“Ayah Ibuku sebagai tebusanmu. Siapakah Anda? Hari ini Allah telah menolong ku dengan perantaraanmu,” ujian Abu Milaq.BACA JUGA: Kisah Miswar dan Teko EmasPenunggang kuda memberitahu: “Aku adalah malaikat penghuni langit keempat. Ketika engkau mengucapkan doa yang pertama, aku mendengar suara gemerincing di pintu-pintu langit. Ketika engkau mengucapkan doa yang kedua, aku mendengar suara bising pada penduduk langit. Lalu engkau mengucapkan doa yang ketiga, hingga dikatakan kepadaku: ‘Ini adalah doa orang yang ditimpa bencana.’ Selanjutnya aku minta kepada Allah supaya menyerahkan urusan pembunuhan perampok tadi kepadaku.”Al Hasan berkata: “Barang siapa yang berwudhu lalu mengerjakan shalat 4 rakaat dan berdoa dengan doa tadi maka doanya akan dikabulkan, baik Dia sedang ditimpa bencana ataupun tidak.” []SUMBER: PUSAT STUDI ISLAM 

Iman kepada Malaikat (2-Habis)

9. Malaikat yang memberi kabar gembira kepada orang beriman ketika ia akan meninggal dunia.Allah Ta’ala berfirman,إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ,نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖوَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: ‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.’ Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” (QS. Fussilat: 30-31)Diceritakan dari Ibnu Jarir, Ibnu ‘Abbas dan As-Sudi menyatakan bahwa malaikat mendatangi mereka ketika mereka keluar dari kubur mereka. Pendapat lain dari Mujahid, As-Sudi, dan Zaid bin Aslam menyatakan bahwa yang dimaksud adalah didatangi malaikat ketika kematian mereka. Demikian disebutkan dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim mengenai ayat di atas.Dalam ayat lain disebutkan,لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ“Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): ‘Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.’” (QS. Al-Anbiya’: 103).Dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir rahimahullah disebutkan bahwa mereka disambut oleh malaikat ketika keluar dari kubur mereka, diberikan kabar gembira ketika hari mereka dikembalikan.BACA JUGA: Iman kepada Malaikat (1)10. Malik: Malaikat penjaga Jahannam.Tentang penjaga Jahannam disebutkan dalam ayat,وَسِيقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًا ۖحَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا فُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَتْلُونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِ رَبِّكُمْ وَيُنْذِرُونَكُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَٰذَا ۚقَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنْ حَقَّتْ كَلِمَةُ الْعَذَابِ عَلَى الْكَافِرِينَ“Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: ‘Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?’ Mereka menjawab: ‘Benar (telah datang).’ Tetapi telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir.” (QS. Az-Zumar: 71)Dalam surah Ghafir (Al-Mu’min) disebutkan pula,وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ, قَالُوا أَوَلَمْ تَكُ تَأْتِيكُمْ رُسُلُكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ ۖقَالُوا بَلَىٰ ۚقَالُوا فَادْعُوا ۗوَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ“Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahannam: ‘Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia meringankan azab dari kami barang sehari.’ Penjaga Jahannam berkata: ‘Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa keterangan-keterangan?’ Mereka menjawab: ‘Benar, sudah datang.’ Penjaga-penjaga Jahannam berkata: ‘Berdoalah kamu.’ Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.” (QS. Ghafir: 49-50)Disebut nama malaikat tersebut adalah Malaikat Malik dalam ayat,وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖقَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ“Mereka berseru: ‘Hai Malik biarlah Rabbmu membunuh kami saja.’ Dia menjawab: ‘Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini).’” (QS. Az-Zukhruf: 77)11. Malaikat yang meniupkan ruh pada janin.Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643)Foto: Unsplash12. Malaikat penjaga gunung.Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi ke Thaif, beliau mengalami penolakan, akhirnya beliau pulang ke Makkah dalam keadaan sedih. Ketika itu Aisyah radhiyallahu ‘anha bertanya kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,هَلْ أَتَى عَلَيْكَ يَوْمٌ كَانَ أَشَدَّ عَلَيْكَ مِنْ يَوْمِ أُحُدٍ قَالَ لَقَدْ لَقِيتُ مِنْ قَوْمِكِ مَا لَقِيتُ وَكَانَ أَشَدَّ مَا لَقِيتُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْعَقَبَةِ إِذْ عَرَضْتُ نَفْسِي عَلَى ابْنِ عَبْدِ يَالِيلَ بْنِ عَبْدِ كُلَالٍ فَلَمْ يُجِبْنِي إِلَى مَا أَرَدْتُ فَانْطَلَقْتُ وَأَنَا مَهْمُومٌ عَلَى وَجْهِي فَلَمْ أَسْتَفِقْ إِلَّا وَأَنَا بِقَرْنِ الثَّعَالِبِ فَرَفَعْتُ رَأْسِي فَإِذَا أَنَا بِسَحَابَةٍ قَدْ أَظَلَّتْنِي فَنَظَرْتُ فَإِذَا فِيهَا جِبْرِيلُ فَنَادَانِي فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ سَمِعَ قَوْلَ قَوْمِكَ لَكَ وَمَا رَدُّوا عَلَيْكَ وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْكَ مَلَكَ الْجِبَالِ لِتَأْمُرَهُ بِمَا شِئْتَ فِيهِمْ فَنَادَانِي مَلَكُ الْجِبَالِ فَسَلَّمَ عَلَيَّ ثُمَّ قَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنْ شِئْتَ أَنْ أُطْبِقَ عَلَيْهِمْ الْأَخْشَبَيْنِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللَّهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللَّهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا“Apakah engkau pernah mengalami satu hari yang lebih berat dibandingkan dengan saat perang Uhud?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku telah mengalami penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling berat yang aku rasakan, yaitu saat ‘Aqabah, saat aku menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalil bin Abdi Kulal, tetapi ia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali ketika di Qarn Ats-Tsa’alib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril ‘alaihis salam, lalu ia memanggilku dan berseru, ‘Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah ‘azza wa jalla telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau mau atas mereka.’ Malaikat penjaga gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata, ‘Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan Akhsabain (dua gunung besar di kota Makkah, yaitu Gunung Abu Qubais dan Gunung Qu’aiqi’an).Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak, namun aku berharap supaya Allah melahirkan dari anak keturunan mereka ada orang-orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua.” (HR. Bukhari, no. 3231 dan Muslim, no. 1795)13. Pemikul ‘arsyDalilnya adalah firman Allah,الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (QS. Ghafir: 7)وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚوَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al-Haaqqah: 17)Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,أُذِنَ لِى أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ“Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul ‘Arsy, yaitu antara daging telinga dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Daud, no. 4727. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)14. Mengelilingi ‘Arsy dan bertasbihDalilnya adalah firman Allah,الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ“(Malaikat-malaikat) yang memikul ‘Arsy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala.” (QS. Ghafir: 7)وَالْمَلَكُ عَلَىٰ أَرْجَائِهَا ۚوَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَئِذٍ ثَمَانِيَةٌ“Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka.” (QS. Al-Haaqqah: 17)Foto: WallpaperplayDari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,أُذِنَ لِى أَنْ أُحَدِّثَ عَنْ مَلَكٍ مِنْ مَلاَئِكَةِ اللَّهِ مِنْ حَمَلَةِ الْعَرْشِ إِنَّ مَا بَيْنَ شَحْمَةِ أُذُنِهِ إِلَى عَاتِقِهِ مَسِيرَةُ سَبْعِمِائَةِ عَامٍ“Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat Allah pemikul ‘Arsy, yaitu antara daging telinga dengan pundaknya sejauh tujuh ratus tahun perjalanan.” (HR. Abu Daud, no. 4727. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)Nama-nama yang lain– Azzabaniyah yang mendorong dengan kuat– Mu’aqibat yang menjaga– Al hafadzah yang mencatat– Sayahun yang berkelana, mencari hamba yang bershalawat dan disampaikan kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam.BACA JUGA: Nama-nama MalaikatPenyimpangan terhadap iman kepada malaikat– Atheis tidak percaya dengan malaikat– Orang kafir musyrik menganggap malaikat itu adalah Putri Allah dan menyembah malaikat– Falasifah meyakini malaikat hanyalah kekuatan rohani-Orang-orang yang mengingkari malaikat punya sayap-Memusuhi malaikat yaitu orang-orang YahudiDllSifat-sifat Malaikat– Tidak makan dan minum– Mampu menjelma terdapat dalam Wahyu-Jibril mempunyai 600 sayap setiap sayap menutup cakrawala atau langit (Nabi hanya melihat dua kali)– Jumlah sayap Ada dua tiga empat atau lebih dari itu-Tidak diberikan hawa nafsu maka wajar mereka senantiasa taat dan tidak pernah membangkang.– Ibadah tidak henti-hentinya atau bersifat konstan– Akhlak mulia– Senang mendoakanKapan kondisi malaikat mendoakan kita atau melaknat kita??? Karena mengetahui ilmu ini akan menambah ketaatan kita.Wallahu a’lam. []Sumber:Tulisan ustadz Firanda Hafizhahullah Ta’ala (Alumnus S3 Universitas Islam Madinah, jurusan akidah), Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MScHABIS

Belajar dari Sujudnya Malaikat kepada Adam

BAGAIMANA malaikat menghadapi takdir manusia yang akan dijadikan khalifah di muka bumi? Malaikat paham karakter manusia yang bisa melakukan kerusakan dan pertumpahan darah di muka bumi. Bukankah ini keburukan bagi masa depan bumi? Allah hanya berfirman dengan singkat, “Aku Maha Mengetahui sedangkan malaikat tidak mengetahui.” Sebagai kerahmanan-Nya, Allah tunjukan bahwa manusia mengetahui seluruh nama benda di alam semesta.Manusia cenderung memandang buruk tentang takdir dan kehidupannya sendiri. Bukankah Allah menulis seluruh takdir dengan Qalam? Apakah makna menulis? Artinya, takdir dirancang dengan keseriusan dan kesempurnaan-Nya. Seluruhnya dipertimbangkan dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya. Buah karya tulisan mencerminkan karakter seseorang. Tulisan takdir-Nya mencerminkan Asmaulhusna-Nya. Jadi adakah yang perlu dikhawatirkan dari takdir bagi yang bermarifattullah?Menghadapi takdir cukup dengan berkata kepada diri, “Allah Maha Mengetahui dan manusia sangat bodoh untuk mengetahuinya.” Menghadapi takdir cukup dengan, “Tidak ada daya upaya bagi kami kecuali dengan pertolongan Allah.”BACA JUGA:  Pengakuan Kemuliaan Kabilah QuraisyBagi yang bermarifattullah, kesimpulan hidup hanya, “Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.” Maha Suci Engkau ya Allah. Maha Terpuji Engkau ya Allah. Maha Besar Engkau ya Allah. Bagi yang bermarifattullah, kesimpulan hidup itu hanya, “Tidak ada yang sia-sia dalam kehidupan ini.”Bila seluruh takdir dalam genggam Allah. Bila seluruh urusan kembali kepada Allah. Bagaimana menyikapinya? Hanya memohon pertolongan Allah. Bagaimana meraihnya? Gengamlah Rukun Iman dan Rukun Islam. Yakini Rukun Iman. Tunaikan Rukun Islam. Maka akan dianugerahi Ikhsan. Apa artinya?BACA JUGA: Menghitung Kekayaan Para Nabi dan RasulTak ada lagi konflik antara ego diri dengan takdir-Nya. Tak ada lagi perbedaan kehendak diri dengan Kehendak-Nya. Hadirlah keselarasan dan kebersamaan dengan Allah dalam setiap aliran nafas. Kehendak-Nya Allah adalah kehendaknya juga. Takdir-Nya Allah, keinginan dan kebutuhannya juga.Malaikat pun bersujud kepada Adam hanya satu alasan saja. Yaitu, mengikuti perintah Allah saja. Disertai kepahaman bahwa Adam sudah dipersiapkan oleh Allah sehingga yang dikhawatirkan oleh malaikat tidak akan terjadi. Belajar dari malaikat dalam menyikapi takdir-Nya. []Kirim tulisan Anda ke Islampos. Isi di luar tanggung jawab redaksi. Silakan kirim ke: [email protected], dengan ketentuan tema Islami, pengetahuan umum, renungan dan gagasan atau ide, Times New Roman, 12 pt, maksimal 650 karakter.