Tag:
kuba
Hidayatullah.com
Kapal Perang Rusia Tiba di Kuba Amerika Serikat Kirim Kapal Selam ke Guantanamo
Hidayatullah.com– Sebuah kapal selam US. Navy tiba di Teluk Guantanamo, Kuba, sebagai bagian dari unjuk kekuatan menyusul kedatangan kapal-kapal perang Rusia yang akan melakukan latihan bersama di negara Karibia itu.
US Southern Command mengatakan USS Helena, sebuah kapal selam serbu cepat bertenaga nuklir, di datangkan ke perairan di sekitar pangkalan militer Amerika Serikat di wilayah Kuba itu pada hari Kamis (13/6/2024), hanya sehari setelah kedatangan rombongan maritim Rusia – yang terdiri dari kapal frigate, kapal selam bertenaga nuklir, sebuah kapal tanker minyak dan sebuah kapal tunda penyelamat – di perairan Havana Bay usai melakukan latihan di Samudra Atlantik.
Persinggahan rombongan Rusia itu merupakan “kunjungan pelabuhan rutin” ketika mereka berlayar di kawasan perairan yang merupakan wilayah tugas US Southern Command, kata pihak AS lewat media sosial seperti dilansir Associated Press.
Kapal-kapal AS laut lain juga melakukan pelacakan dan pemantauan latihan AL Rusia itu, yang disebut Pentagon tidak menimbulkan ancaman terhadap keamanan AS.
“Ini bukan kejutan. Kami sudah pernah melihat mereka melakukan kunjungan ke pelabuhan seperti ini sebelumnya,” kata juru bicara Pentagon Sabrina Singh, hari Rabu, ketika ditanya tentang latihan Rusia. “Tentu saja kami menanggapinya serius, tetapi latihan ini tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Serikat.”
Latihan tersebut dilakukan di perairan internasional, dan para pejabat AS memperkirakan kapal-kapal Rusia itu akan tetap berada di kawasan itu selama musim panas dan kemungkinan mereka juga akan singgah di Venezuela.
Rusia sudah lama menjadi sekutu Venezuela dan Kuba, dan kapal perang serta pesawat Rusia secara berkala melakukan kunjungan ke kawasan Karibia.
Kapal-kapal Rusia adakalanya berlabuh di Havana sejak tahun 2008, ketika sekelompok kapal Rusia memasuki perairan Kuba untuk pertama kalinya dalam kurun hampir dua dekade.
Pada tahun 2015, sebuah kapal pengintai dan kapal komunikasi tiba tanpa pemberitahuan di Havana, sehari sebelum dimulainya pembicaraan antara pejabat AS dan Kuba mengenai pembukaan kembali hubungan diplomatik di antara mereka.
Latihan yang digelar Rusia di Atlantik dan kunjungan ke kawasan Karibia itu dilakukan setelah Presiden Joe Biden memberikan lampu hijau kepada Ukraina untuk menggunakan persenjataan yang diberikan AS untuk melancarkan serangan ke dalam wilayah Rusia guna melindungi Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina.*
Hidayatullah.com
Bekas Diplomat Karir Amerika Serikat Mengaku Puluhan Tahun Jadi Agen Asing untuk Kuba
Hidayatullah.com– Seorang bekas diplomat karir Amerika Serikat mengatakan kepada hakim federal bahwa dirinya mengaku bersalah atas dakwaan menjadi agen asing untuk pemerintah komunis Kuba selama puluhan tahun.
Dengan pengakuannya itu Manuel Rocha terancam dihukum penjara dalam waktu yang lama.
Pihak jaksa dan pengacara pembela Rocha mengisyaratkan adanya kesepakatan keringanan hukuman, tetapi mereka tidak mengungkapkannya secara terbuka di pengadilan hari Kamis (29/2/2024).
Bekas diplomat berusia 73 tahun itu akan dihadirkan kembali di persidangan pada 12 April, ketika hakim diperkirakan akan membacakan hukumannya, lapor Associated Press.
Dalam keadaan tangan dan kakinya dirantai, Rocha dihadapan hakim Beth Bloom memgaku menerima dakwaan. Jaksa, sebagai imbal balik pengakuan bersalah terdakwa, setuju membatalkan 13 dakwaan termasuk penipuan dengan alat komunikasi dan membuat pernyataan palsu.
Semasa masih aktif sebagai diplomat, Rocha pernah menjabat sebagai duta besar AS untuk Bolivia, Argentina, Meksiko serta menjadi penanggung jawab kepentingan Gedung Putih dan AS di ibukota Kuba, Havana.
Setelah pensiun dari karirnya sebagai diplomat, Rocha pernah mendapatkan posisi sebagai penasihat khusus untuk komandan pasukan AS di US Southern Command. Belakangan dia menjadi pendukung Donald Trump dan Kuba garis keras.
Peter Lapp, pengawas kontraintelijen FBI terhadap Kuba antara tahun 1998 dan 2005, terbongkarnya kasus ini menunjukkan seberapa besar penetrasi Kuba di seputar kebijakan luar negeri AS.
Umumnya pada kasus-kasus kontraintelijen, terdakwa dijerat dengan tuduhan spionase. Namun, dalam kasus ini Rocha dijerat dengan tuduhan lebih ringan yaitu bertindak sebagai agen asing, yang hukumannya paling berat penjara antara lima sampai sepuluh tahun, sehingga memudahkan pihak jaksa dan Rocha mencapai kesepakatan.
“Ini merupakan langkah win-win untuk kedua belah pihak,” kata Lapo, yang memimpin investigasi kasus Ana Montes, pejabat AS tingkat paling tinggi yang pernah divonis bersalah sebagai mata-mata untuk Kuba. “Fia dapat secepatnya kembali berkumpul bersama keluarga, dan AS segera dapat melakukan asesmen terhadap dampaknya, hal yang tidak dapat dilakukan apabila dia menolak bersikap kooperatif,” kata Lapp
“Ada hal-hal detil yng hanya bisa didapatkan dari ketersediaan terdakwa,” imbuh Lapp.
Rocha ditangkap oleh FBI di rumahnya di Miami dengan tuduhan “terlibat aktivitas klandestin” untuk kepentingan Kuba sejak setidaknya tahun 1981 – tahun di mulai bekerja di Departemen Luar Negeri AS – termasuk bertemu dengan kaki tangan intelijen Kuba dan memberikan informasi palsu kepada aparat pemerintah AS perihal kontak-kontaknya.
“Apa yang telah kami lakukan… sangat besar … lebih dari grand slam,” kata Rocha membanggakan hasil kerjanya selama lebih dari 40 tahun kepada agen FBI yang berpura-pura menyamar sebagai agen intelijen Kuba. Pernyataan Rocha itu dan banyak perbicangan lainnya direkam oleh agen FBI yang menyamar tersebut.
Aparat federal mengaku tidak banyak yang mereka ketahui tentang apa sebenarnya yang dilakukan Rocha untuk Kuba. Para penyelidik di FBI mengatakan asesmen terhadap dampak tindakan Rocha bisa memakan waktu bertahun-tahun.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Namun, hasil investigasi Associated Press menunjukkan pihak berwenang AS berkali-kali mengabaikan peringatan bahaya akan aktivitas Rocha.
Salah satunya, seorang agen CIA pada tahun 2006 pernah mendapatkan bocoran informasi bahwa Rocha sebenarnya adalah agen ganda.
Jauh sebelum itu, sekitar tahun 1987, CIA mendapatkan informasi bahwa Fidel Castro memiliki “super mole” yang terkubur di dalam pemerintahan AS, dan sejumlah pejabat menduga orang itu adalah Rocha.
Pengakuan bersalah Rocha hari Kamis itu dibuat hanya beberapa jam setelah janda dari seorang disiden Kuba ternama yang tewas dalam kecelakaan misterius memasukkan gugatan hukum yang menuduh Rocha membagikan informasi intelijen ke para pemimpin komunis Kuba yang berujung pada pembunuhan seorang tokoh oposisi.*
Suaraislam.id
Kuba Terang-terangan Sebut AS Terlibat dalam Genosida Israel terhadap Palestina
Den Haag (SI Online) – Menteri Luar Negeri Kuba, Anayansi Rodriguez Camejo, pada Rabu (21/02) menegaskan, genosida terhadap rakyat Palestina dilakukan Israel dengan bantuan Amerika Serikat.Menurut Camejo, genosida Israel terhadap rakyat Palestina tidak terbatas pada perang saat ini, tetapi semuanya, yang dengan keterlibatan Amerika Serikat, membuat masyarakat internasional tidak bisa melindungi rakyat Palestina.“Pembenaran memerangi terorisme dan memenuhi hak untuk membela diri adalah kebohongan jika dilakukan sendiri oleh para agresor,” katanya dalam sidang Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda, yang disiarkan oleh PBB.Kuba mengusulkan agar aksi Israel dianggap sebagai tindakan “genosida skala rendah”, yang dilakukan dengan “kekejaman sistematis dan efektif”, kata dia.“Menganggap aksi Israel hanya sebagai tindakan apartheid akan menghilangkan maksud tersirat untuk memusnahkan bangsa Palestina, baik sebagai bagian maupun kelompok etnis dan agama, yang tidak diberi hak untuk menentukan nasib sendiri,” kata Camejo.Sebelumnya, pada Senin, delegasi Palestina meminta ICJ untuk mengakui bahwa pendudukan Israel atas wilayah-wilayah Palestina sebagai tindakan ilegal. Pengakuan itu bisa menjadi kesempatan terakhir untuk mendirikan dua negara terpisah Israel dan Palestina.Bertempat di Istana Perdamaian di Den Haag, Belanda, sidang ICJ yang akan berlangsung hingga 26 Februari itu diperkirakan akan dihadiri 52 negara dan tiga organisasi internasional.[]Sumber: Sputnik
Arrahmah.id
Presiden Kuba Turun Tangan, Pimpin Langsung Aksi Ribuan Massa Pro-Palestina
HAVANA (Arrahmah.id) — Puluhan ribu warga Kuba yang dipimpin oleh Presiden Miguel Diaz-Canel pada Kamis (23/11/2023) berunjuk rasa melewati gedung kedutaan besar Amerika Serikat (AS) di Havana, menuduh Israel melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza. Unjuk rasa di sepanjang jalan di tepi pantai Havana, Malecon, di mana markas diplomatik AS berada itu merupakan unjuk […]