Tag:
kriminalitas
Arrahmah.id
Kriminalitas Meningkat, Butuh Solusi Tuntas
Oleh Neni Sulastri Aktivis Muslimah Sungguh sangat mengerikan kondisi emosional orang-orang saat ini, banyak kasus pembunuhan yang berawal dari amarah, tersinggung ataupun masalah ekonomi. Seperti yang baru-baru ini terjadi, kasus pembunuhan yang dilakukan oleh TR seorang suami yang memutilasi istrinya YN di Dusun Sindang Jaya Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis pada Jumat 3 Mei 2024. TR […]
Mediaislam.id
Solusi Tepat Atasi Kriminalitas
LEBIH dari delapan kasus pembunuhan keji terkuak selama dua pekan terakhir, ada yang dimutilasi, mayatnya dimasukkan ke dalam koper atau dibuang ke sungai, beberapa disertai perampasan harta seperti yang terjadi pada kasus pembunuhan terhadap pengusaha tembaga di Boyolali yang barang berharga dan uang tunai milik korban digasak oleh pelaku. (jpnnnews.com)
Kasus pembunuhan sadis tersebut bukanlah hal baru di Indonesia, di tahun-tahun sebelumnya juga sudah banyak kasus pembunuhan dengan motif dan cara yang serupa. Dari masalah sepele, faktor ekonomi, asmara, perselisihan, sakit hati ataupun yang lainnya. Menurut psikolog klinis Meity Arianti, salah satu faktor penyebab semakin marak dan kejamnya kasus pembunuhan yang terjadi karena kehidupan saat ini serba sulit.
“Jika kita lihat maraknya tindakan kriminal di Indonesia mulai berkembang saat ekonomi makin sulit dan angka pengangguran makin tinggi. Hal ini berarti pemerintah gagal mensejahterakan masyarakatnya. Padahal pajak sangat besar, semua dipajakin, dari makan sampai pekerjaan setiap orang harus membayar pajak, …”(viva.co.id)
Selain karena pemerintah yang gagal menyejahterakan rakyatnya, yang tampak pada tingginya angka kemiskinan, pengangguran dan kekayaan yang hanya dinikmati segelintir oligarki, motif ekonomi dalam sebagian kasus pembunuhan beberapa di antaranya lebih ke arah memenuhi gaya hidup, karena dalam sistem kapitalisme yang masih diterapkan hingga saat ini mengukur kebahagiaan dengan teraihnya kenikmatan bersifat materi, maka ketika ekonomi sulit banyak keinginan yang tidak bisa terpenuhi membuat para pelaku gelap mata dan mengambil jalan pintas tanpa memikirkan konsekuensi dari perbuatannya.
Ditambah lemahnya penegakkan hukum yang membuat banyak tindakan kriminal tidak dilaporkan karena masyarakat enggan melapor, dan sudah menjadi rahasia umum bahwa berurusan dengan aparat keamanan membutuhkan biaya besar dan proses yang berbelit.
Selain itu putusan yang diberikan juga tebang pilih, masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah, karena beberapa oknum aparat yang mudah “dibeli”. Juga sanksi yang diberikan kerapkali tidak memberikan efek jera, sering kita dapati pelaku kriminal mengulangi kejahatannya bahkan lebih lihai selepas keluar dari penjara.
Beberapa program media juga turut andil dalam menginspirasi tindakan kriminal, pasalnya peristiwa kriminal digambarkan secara detail yang membuat para pelaku kejahatan lebih cerdik dan rapi.
Tentu saja selain karena faktor-faktor tersebut, ada faktor krusial yang menentukan seseorang memutuskan untuk melakukan tindakan kejahatan atau tidak, yakni keimanan dan ketakwaan. Sejatinya orang yang beriman dan bertakwa akan senantiasa menjauhi larangan dan tidak berani melanggar aturan-Nya.
Namun sayangnya, kurikulum pendidikan sekolah dalam sistem kapitalisme tidak mendukung terlahirnya pribadi-pribadi yang bertakwa. Akibatnya angka kriminalitas semakin meningkat dan semakin jahat, masyarakat hidup dalam rasa takut dan was-was. Demikianlah sistem kapitalisme-sekuler telah gagal menciptakan kehidupan aman-sentosa bagi rakyatnya.
Islam: Solusi Tuntas Atasi Kriminalitas
Berbeda jauh dengan kapitalisme, Islam memiliki aturan komprehensif dalam mewujudkan kehidupan aman sentosa bagi masyarakat. Langkah preventif pada level individu, negara akan membina kepribadian individu rakyatnya menjadi pribadi bertakwa yang dapat mencegah individu untuk berbuat kriminal, salah satunya dengan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam.
Pada level masyarakat, negara menyejahterakan rakyatnya dengan memenuhi kebutuhan dasar mereka berupa sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Dengan demikian perilaku kriminal dapat dicegah.
Jika masih terjadi tindakan kriminal, Islam memiliki langkah kuratifnya, dengan menerapkan sistem sanksi yang tegas dan adil. Selain itu sanksi dalam Islam berfungsi sebagai jawaabir (penebus dosa bagi pelaku) dan zawaajir (pencegah orang lain melakukan hal yang serupa atau mencegah pelaku mengulangi tindakan kriminalnya).
Dalam Islam nyawa manusia sangat berharga, sampai mengibaratkan pembunuhan satu jiwa saja bagaikan membunuh seluruh manusia, sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur’an surat Al Maidah ayat 32:
“… Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya …”
Bahkan hilangnya dunia lebih kecil bagi Allah dibandingkan hilangnya sebuah nyawa manusia. Seperti yang disabdakan Rasulullah Saw:
لزوال الدنيا أهون على الله من قتل مؤمن بغير حق
“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingkan terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” [HR. Nasai dan Turmudzi]
Maka, pelaku pembunuhan diberi ancaman keras berupa azab yang kekal di neraka Jahannam.
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah Jahannam, kekal di dalamnya dan murka kepadanya, melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. Annisa: 93)
Selain itu, di dunia, pelaku pembunuhan disengaja akan dikenai sanksi kisas (pembalasan dengan hukuman yang sama), sebagaimana firman Allah Swt dalam surat Al Baqarah ayat 178:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِى الْقَتْلٰىۗ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu (melaksanakan) kisas berkenaan dengan orang yang dibunuh.”
Dengan demikian hanya Islam yang diterapkan dalam negara yang mampu menyelesaikan perilaku kriminal keji berupa pembunuhan. Selain itu kehidupan masyarakat yang diberkahi, aman, sentosa dan sejahtera dapat terwujud.[]
(Kiki Zakiah, Lc)