Tag:
Korea Selatan
Hidayatullah.com
Ekspor Mi Instan Korea Selatan Tembus $1 Miliar
Hidayatullah.com– Ekspor produk mi instan Korea Selatan mencapai titik tertinggi baru per akhir Oktober, didorong oleh kepopuleran konten hiburan Korea di luar negeri.Dilansir kantor berita Yonhap hari Jumat (1/11/2024), nilai ekspor produk mi instan mencapai US$1,02 billion pada Januari-Oktober atau mengalami kenaikan 30 persen dari tahun sebelumnya, menurut data yang dikumpulkan Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan.Nilai ekspor selama 10 bulan tersebut sudah melebihi hasil penjualan sepanjang 2023 yang mencapai $952 juta.Ditinjau dari tujuan ekspor, mi Korea yang dikirim ke China naik 18,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya pada 10 bulan pertama 2024 menjadi $206,8 juta.Ekspor ke Amerika Serikat naik 65 persen menjadi $176,5 juta, dan ekspor ke Belanda tumbuh 57,7 persen menjadi $76,7 juta.“Produk mi instan Korea sekarang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat di seluruh dunia dan popularitasnya bukanlah fenomena jangka pendek,” kata Menteri Pertanian Song Mi-ryung.“Keberhasilan ini dapat terwujud berkat pengembangan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan strategi pemasaran perusahaan, serta dukungan pemerintah dengan melonggarkan regulasi dan mencari pembeli-pembeli baru,” kata Song.*
Hidayatullah.com
Dapat Nobel Sastra Buku Karya Han Kang Habis Terjual di Korea Selatan
Hidayatullah.com– Toko-toko buku besar di Korea Selatan, hari Jumat (11/10/2024), kehabisan stok buku-buku karya Han Kang, setelah penulis wanita itu diumumkan sebagai pemenang anugerah Nobel Sastra 2024.Wanita Asia pertama yang memenangkan Nobel Sastra itu menulis cerita pendek dan novel. Karya Han paling dikenal di luar negeri “The Vegetarian” memenangkan Man Booker Prize pada 2016, dan merupakan novel pertamanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Wanita berusia 53 tahun itu dianugerahi Nobel Sastra “atas prosa-prosa puitisnya yang intens yang menghadapi trauma sejarah dan memperlihatkan kerapuhan kehidupan manusia”, kata Swedish Academy, seperti dilansir AFP.
Pembantaian tahun 1980 di kota asalnya Gwangju, ketika militer Korea Selatan yang berkuasa saat itu dengan tangan besi menekan pemberontakan demokrasi, menjadi inspirasi penulisan bukunya “Human Acts”.
Tidak lama setelah pengumuman kemenangan Han, yang bertepatan pada hari Kamis malam di Seoul, sejumlah situs web toko buku besar di seluruh negeri mengalami gangguan karena masyarakat bergegas memesan buku-bukunya.
Jaringan toko buku Kyobo mengatakan kepada AFP bahwa sebanyak 60.000 eksemplar buku Han terjual pada Jumat pagi, 451 kali lebih tinggi dari penjualan sehari sebelumnya.
Penjualan buku Han di toko buku online YES24 dan Millie Seojae meroket pada hari Jumat, mencapai batas harian 30 persen, setelah itu perdagangan ditangguhkan.
Seorang juru bicara YES24 mengatakan kepada AFP bahwa hampir 80.000 eksemplar dari tiga buku Han — “Human Acts”, “The Vegetarian” dan “I Do Not Bid Farewell” — sudah terjual per Jumat pagi.
Toko buku Kyobo yang terletak di pusat kota Seoul memasang pengumuman bahwa semua buku berbahasa Korea karya Han Kang sudah terjual habis, hanya tersisa beberapa edisi bahasa Inggris di rak.
Ayah Han, Han Seung-won, yang juga seorang novelis, mengatakan awalnya dia tidak percaya dengan berita kemenangan putrinya.
“Seorang reporter menelepon saya untuk menanyakan reaksi saya. Saya menjawab: ‘Apakah Anda tertipu oleh berita palsu?'”
Han Seung-won mengaku bangga dengan karya-karya tulis putrinya. “Setiap novel itu adalah mahakarya,” ujarnya.
Han merupakan satu dari 18 wanita yang menerima Nobel Sastra. Keseluruhan sudah 121 penulis dianugerahi penghargaan itu.*
Hidayatullah.com
Hanya 2 Diplomat Korea Selatan yang Bertugas di Timur Tengah Fasih Berbahasa Arab
Hidayatullah.com– Di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dengan bentrokan militer antara Israel dan Iran, terungkap bahwa hanya 2 diplomat Korea yang ditempatkan di kawasan itu yang fasih berbahasa Arab.Angka ini mengkhawatirkan, mengingat Korea memiliki 19 misi diplomatik di Timur Tengah. Artinya, hanya satu dari 10 kedutaan yang memiliki diplomat yang mampu berkomunikasi dalam bahasa setempat, lapor The Korea Times Sabtu (5/10/2024).
Menurut anggota parlemen dari Partai Demokrat Korea Wi Sung-lac, Kementerian Luar Negeri hanya memiliki 4 diplomat yang fasih berbahasa Arab, dua ditempatkan di kantor pusat kementerian dan dua ditugaskan di Timur Tengah.
Korea Selatan memiliki kedutaan besar di 17 negara Timur Tengah – termasuk di Israel, Iran dan Libanon – dan konsulat di Dubai dan Jeddah.Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa mereka, yang disebutnya sebagai ahli bahasa, direkrut melalui program khusus untuk diplomasi regional atau pakar sektor publik.
Namun, kritik dari dalam maupun luar kementerian menunjukkan bahwa kemampuan bahasa asing, terutama bahasa kedua seperti bahasa Arab, menurun secara keseluruhan. Per tahun lalu, hanya 19 persen diplomat Korea Selatan yang ditempatkan di negara-negara yang bukan berbahasa Inggris mampu berbicara bahasa lokal.
Meskipun kementerian memiliki sistem untuk menilai dan mendidik diplomat dalam bahasa asing utama seperti Inggris, Prancis, dan Jerman, pelatihan untuk bahasa-bahasa lain seperti Arab dan Vietnam belum memadai.
Seorang pejabat senior mengatakan bahwa hanya “ada sedikit insentif bagi mereka yang mengkhususkan diri dalam bahasa seperti bahasa Arab, karena belum tentu mereka mendapatkan penugasan yang bergengsi.”
Beberapa diplomat bahkan mengatakan bahwa lebih menguntungkan untuk fokus mempelajari bahasa yang digunakan di pos-pos global utama.
“Apabila Korea benar-benar ingin menjadi negara penting dunia, kita harus memprioritaskan perekrutan dan pengembangan diplomat yang memahami bahasa dan budaya di kawasan utama,” kata Wi.*
Hidayatullah.com
Warga Korea Selatan Tinggalkan Libanon Diangkut Pesawat Militer
Hidayatullah.com– Sebuah pesawat militer, hari Sabtu (5/10/2024), mengangkut 96 warga Korea Selatan pergi meninggalkan Libanon, kata Kementerian Luar Negeri, dalam evakuasi pertama di tengah eskalasi ketegangan di kawasan itu.Pesawat kargo militer KC-330 mendarat di Pangkalan Udara Seongnam, sebelah selatan Seoul sekitar pukul 12:50 siang waktu setempat, kata kementerian. Pesawat militer itu berangkat dari Busan pada hari Kamis dan mendarat di Beirut pada hari Jumat siang waktu setempat, lapor kantor berita Yonhap.
Seorang warga Libanon, anggota dari keluarga warga Korea Selatan, ikut terbang bersama mereka, kata para pejabat. Sebanyak 30 persen dari orang-orang yang dievakuasi merupakan anak di bawah umur.
Kim Seo-kyoung, wanita berusia 39 tahun orang pertama yang turun dari pesawat bersama kedua anaknya, menyampaikan terima kasih kepada para pejabat atas operasi tersebut, dan menggambarkan situasi serius di Libanon akibat pengeboman yang dilakukan Israel pada malam hari.
“Rumah kami berguncang akibat pengeboman, kami tidak bisa tidur nyenyak,” kata Kim. “Kami sangat bersyukur pemerintah mengirimkan pesawat angkut.”
Sebuah pesawat KC-330 juga pernah dikirim ke Israel pada Oktober tahun lalu untuk membawa pulang 163 warga Korea menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober.
Per hari Rabu (2/10/2024), sekitar 130 warga negara Korea Selatan berada di Libanon, tidak termasuk diplomat dan keluarga mereka, kata seorang pejabat kementerian yang tidak mau disebutkan namanya.
Ada sekitar 110 warga Korea Selatan di Iran dan 480 lainnya di Israel, kata kementerian.
Pemerintah Korea Selatan telah mengeluarkan peringatan perjalanan Level 3 untuk wilayah Israel dan Libanon, memdesak warga Korea di sana untuk segera meninggalkan negara tersebut.
Larangan perjalanan Level 4, yang tertinggi dari sistem peringatan perjalanan empat skala yang dipakai Korea, telah diterapkan untuk wilayah perbatasan Israel dan Libanon.
Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan senilai US$3 juta kepada Libanon.*
Hidayatullah.com
Pengadilan Korea Selatan Perintahkan Penangkapan Pendiri Kakao
Hidayatullah.com– Masa depan Kakao, operator aplikasi pesan terkemuka Korea Selatan, tampak suram menyusul dikeluarkannya perintah oleh pengadilan untuk menangkap pendirinya, Kim Beom-su, dengan tuduhan mempermainkan harga saham perusahaannya.
Hari Selasa (23/7/2024) sekitar pukul 1:30 siang waktu setempat, Pengadilan Distrik Seoul Selatan mengeluarkan surat perintah penangkapan Kim. Dia saat ini sedang menghadapi sejumlah dakwaan pelanggan regulasi finansial terkait akuisisi Kakao atas saham di manajeman keartisan SM Entertainment tahun lalu.
Jaksa mencurigai Kim merupakan bagian dari skema tipu-tipu di mana para pemimpin perusahaan afiliasi Kakao memanipulasi harga saham SM Entertainment untuk mempengaruhi hasil pertarungan penawaran melawan HYBE, perusahaan induk BigHit yang mengelola grup K-pop BTS yang populer sejagat.
Kim senantiasa membantah terlibat dalam skema yang dituduhkan tersebut. Dalam pertemuan dengan par pemimpin perusahaan afiliasi Kakao pada 18 Juli, dia menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut “tidak benar”, dan menegaskan perlunya Kakao melakukan reformasi tata kelola perusahaan supaya memenuhi ekspektasi publik.
Kim merupakan pemegang saham Kakao terbesar 13,32 persen. Pemegang saham kedua terbesar dengan jumlah 10,43 persen adalah K Cube Holdings, perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki Kim. Dengan demikian total jumlah saham Kakao yang dikuasainya mencapai 23,75 persen.
Komisi Perdagangan Adil, Kakao merupakan konglomerat Korea Selatan terbesar ke-15 per bulai Mei dan terbesar kedua dalam hal jumlah anak perusahaan dan afiliasinya yang mencapai 128.
Penangkapan Kim mengancam status Kakao sebagai pemegang saham terbesar KakaoBank, lansir The Korea Times.
Peraturan di Korea Selatan menyatakan bahwa perusahaan non-finansial dapat mempertahankan status sebagai pemegang saham terbesar di sebuah bank online murni hanya jika mereka tidak memiliki catatan pidana kejahatan keuangan atau pernah dikenai denda selama kurun lima tahun terakhir.
Kakao saat ini memegang 27,17 persen saham KakaoBank. Jika Kakao kehilangan statusnya, maka kepemilikan sahamnya harus dipangkas menjadi 10 persen.
Sebelum ini Kakao sudah menghadapi sejumlah masalah.
Pada bulan Desember 2023, anak perusahaan fintech Kakao, Kakao Pay, gagal menyelesaikan akuisisi saham di Siebert, sebuah pialang di AS, tampaknya disebabkan tuduhan mempermainkan harga saham.
Pada bulan yang sama, upaya Kakao Mobility’s untuk menguasai saham FreeNow, platform taksi online terbesar di Eropa, juga gagal karena masalah serupa.*
Hidayatullah.com
Istri Presiden Korsel Diperiksa Terkait Tas Mewah Dior Pemberian Seorang Pendeta
Hidayatullah.com– Pihak kejaksaan memeriksa Kim Keon-hee, istri Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, terkait tas mewah Dior pemberian seorang oendeta dan keterlibatannya dalam manipulaai saham.
Kantor Kejaksaan Distrik Seoul Tengah hari Ahad (21/7/2024) mengumumkan bahwa Kim diperiksa selama 12 jam dari pukul 1:30 siang tanggal 20 Juli sampai pukul 1:20 dini hari tanggal 21 Juli secara tertutup di sebuah gedung pemerintah yang tidak diungkapkan dengan alasan keamanan.
Kuasa hukum Kim, Choi Ji-woo, hari Ahad mengatakan kliennya bersikap kooperatif dan memberikan kesaksian dan keterangan yang sebenarnya, lansir The Strait Times.
Kasus berpusat pada tuduhan bahwa Kim menerima sebuah tas mewah merk Dior berharga sekitar 3 juta won dan hadiah-hadiah mahal lain dari seorang pastor Amerika Serikat keturunan Korea Choi Jae-young pada September 2022 sebagai imbalan karena membantu pendeta itu.
Orang dekat Kim, seseorang wanita bermarga Yoo, dalam pemeriksaan awal Juki mengaku kepada petugas bahwa ibu negara Korsel itu memang bebar menerima tas mewah itu tetapi kemudian memerintahkan untuk mengembalikannya pada hari yang sama.
Akan tetapi, Yoo mengaku lupa untuk mengembalikannya disebabkan kesibukan pekerjaan, dan sejak itu tas tersebut tersimpan di gudang di kantor kepresidenan. Dia menegaskan bahwa tidak ada maksud untuk menggunakan tas tersebut.
Selama pemeriksaan, jaksa penyidik fokus mencaritahu bagaimana tas tersebut diberikan dan diterima dan apakah ada maksud-maksud tertentu dari pastor Choi terkait pemberian barang mahal kepada istri Presiden Korsel itu.
Kasus ini mulai diselidiki sejak Desember 2023, ketika bos media lokal Voice of Seoul, Baek Eun-jong, menuduh Kim melanggar undang-undang antikorupsi.
Pada November 2023 Voice of Seoul, sebuah kanal berita kaum liberal di YouTube, mengunggah rekaman video yang menunjukkan pastor Choi menyerahkan sebuah tas merk Dior kepada Kim dalam sebuah pertemuan di Seoul pada September 2022. Pendetabitu secara rahasia merekamnya dengan kamera yang tersembunyi di sebuah jam tangan. Konon, tas itu disediakan oleh Voice of Seoul.
Kim juga dituduh memanipulasi harga saham Deutsch Motors, sebuah dealer mobil BMW, dari tahun 2009 sampai 2012.
Dia diduga berkonspirasi dengan chairman Deutsch Motors Kwon Oh-soo dan pialang saham Lee Jong-ho, bekas CEO Black Pearl Invest yang diketahui sebagai otak dari skema tipu-tipu itu.
Penyelidikan terhadap Deutsch Motors dimulai pada April 2020 setelah Choe Kang-wook, seorang bekas anggota parlemen, melaporkan Kim yang dituduhnya melanggar UU pasar modal.
Ini bukan pertama kalinya istri presiden Korsel diperiksa berkaitan kasus korupsi.
Lee Soon-ja, istri diktator Korea Selatan Chun Doo-hwan, pada 2004 diperiksa dalam kasus penyelewengan dana dana Chun.
Kwon Yang-sook, istri mantan Presiden Roh Moo-hyun, diselidiki pada tahun 2009 terkait dugaan skandal korupsi yang melibatkan keluarganya.*
Hidayatullah.com
Diberi Barang Mewah Bekas Staf Gedung Putih Diduga Jadi Mata-mata Korea Selatan
Hidayatullah.com– Seorang spesialis kebijakan luar negeri yang pernah bekerja untuk dinas intelijen Amerika Serikat CIA dan dewan keamanan nasional Gedung Putih (NSC) dijerat dakwaan setelah dicurigai menjadi agen tak terdaftar pemerintah Korea Selatan dengan imbalan barang-barang mewah dan berbagai hadiah lain.
Sue Mi Terry dituduh memberikan informasi perintah AS kepada agen dinas intelijen Korea Selatan, memfasilitasi akses bagi pejabat pemerintahan Korsel untuk dapat melakukan kontak dengan sejawat mereka di AS, menurut dakwaan yang diungkapkan ke publik hari Selasa (16/7/2024) di pengadilan federal Manhattan, lapor Reuters.
Sebagai imbalan dinas intelijen Korsel memberikan Terry tas mahal keluaran Bottega Veneta dan Louis Vuitton, mantel Dolce & Gabbana, makan malam di sejumlah restoran papan atas, dan dana lebih dari $37.000 untuk program kajian tentang kebijakan publik Korsel yang dijalankannya.
Terry diduga mulai bekerja untuk dinas intelijen Korsel sejak 2013, dua tahun setelah dia mengakhir satu dekade kariernya di pemerintahan AS.
Terry sekarang menjadi senior fellow di Council on Foreign Relations, menurut situs web wadah pemikir tersebut, dan dia merupakan seorang pakar tentang Asia Timur dan Semenanjung Korea, termasuk Korea Utara.
Pengacaranya Lee Wolosky mengatakan bahwa tuduhan terhadap kliennya itu tidak berdasar.
“Faktanya, dia adalah seorang pengkritik keras terhadap pemerintah Korea Selatan di saat dakwaan ini menuduhnya bertindak atas nama pemerintah Korsel. Jika faktanya sudah terungkap jelas, maka akan terbukti bahwa pemerintah membuat kesalahan signifikan,” imbuhnya.
Menyusul kasus itu, Council on Foreign Relations menempatkan Terry dalam status cuti dan wadah pemikir tersebut akan bersikap kooperatif dengan pihak berwenang, kata seorang jubirnya.
Dilahirkan di Seoul dan dibesarkan di Virginia, Terry bekerja sebagai analis senior CIA dari tahun 2001 sampai 2008, dan direktur Urusan Korea, Jepang, dan Kelautan di NSC dari tahun 2008 sampai 2009 di bawah pemerintahan presiden George W Bush (Republik) dan Barack Obama (Demokrat).
Menurut biografi online Terry, dia sering menjadi tamu di acara TV, radio, dan podcast, dan telah memberikan kesaksian beberapa kali di hadapan panel Kongres AS. Dia sekarang bertempat tinggal di New York.
Dalam kasus ini Korea Selatan tidak menjadi terdakwa. Kedutaan besarnya di Washington tidak langsung menanggapi permintaan komentar, lapor Reuters.
Di dalam dakwaan disebutkan bahwa Terry tidak melapor dan mendaftarkan dirinya sebagai orang yang bekerja untuk kepentingan asing, yang artinya dia melanggar Foreign Agents Registration Act, dan dia dituduh berkonspirasi untuk melanggar UU itu.
Dakwaan juga menyebutkan bahwa dalam interview sukarela dengan FBI tahun 2023, dia mengaku sebagai seorang “sumber” untuk dinas intelijen Korsel yang berarti dia “memberikan informasi berharga” kepada pihak asing.*
Hidayatullah.com
Politisi Korea Selatan Tuding Wanita Penyebab Pria Bunuh Diri
Hidayatullah.com– Seorang politisi Korea Selatan dihujani kecaman setelah menuding wanita sebagai penyebab para pria banyak yang melakukan bunuh diri.
Dalam sebuah laporan, anggota Dewan Kota Seoul Kim Ki-duck berargumen bahwa peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja dari tahun ke tahun membuat pria semakin kesulitan mendapatkan pekerjaan dan menemukan wanita untuk dinikahi.
Kim mengatakan belakangan ini Korea Selatan mulai menjadi sebuah masyarakat yang didominasi kaum Hawa dan keadaan seperti ini yang antara lain menyebabkan semakin banyak kaum Adam yang melakukan bunuh diri.
Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan tingkat kasus bunuh diri tertinggi di dunia dan pada saat yang sama yang terburuk catatannya dalam kesetaraan gender.
Kim membuat kesimpulan tersebut setelah menelaah data kasus upaya bunuh diri yang dilakukan di jembatan-jembatan yang melintas di atas Sungai Han di Seoul.
Laporan tersebut, yang dipublikasikan di laman web resmi Dewan Kota Seoul, menunjukkan kenaikan jumlah upaya bunuh diri di Sungai Han dari 430 pada 2018 menjadi 1,035 pada 2023. Dari angka itu kalangan pria yang berusaha bunuh diri naik dari 67% menjadi 77%.
Namun, kesimpulan yang dibuat Kim terkait laporan itu, justru meresahkan bagi Song In Han, seorang profesor kesehatan mental di Universitas Yonsei Seoul.
“Berbahaya dan tidak bijaksana membuat klaim semacam ini tanpa bukti-bukti yang cukup,” kata Song kepada BBC Selasa (9/7/2024).
Song menjelaskan bahwa secara global lebih banyak pria yang melakukan bunuh diri dibandingkan wanita. Di banyak negara, termasuk Inggris, bunuh diri merupakan penyebab kematian terbanyak kaum pria berusia di bawah 50 tahun.
Menurut Prof Song, penyebab bertambahnya upaya bunuh diri di kalangan pria di Seoul perlu dikaji secara ilmiah, dan dia menyesalkan komentar yang dibuat oleh Kim yang menuding penyebabnya adalah konflik gender.
Saat ini di Korea Selatan, jumlah kaum pria yang memiliki pekerjaan purna waktu jauh lebih tinggi dibandingkan kaum wanita. Perempuan Korea Selatan yang bekerja sebagian besar melakukan pekerjaan musiman atau sementara dan paruh waktu saja. Perbedaan besaran upah yang diterima kaum pria dan wanita terus mengecil dan rata-rata saat ini wanita menerima upah 29% lebih rendah dibandingkan pria untuk pekerjaan yang sama.
Warganet Korea Selatan menuding pernyataan Kim tersebut “tidak berdasar dan misoginistis”.
Partai Keadilan menuduh Kim dengan seenaknya menyalahkan kaum wanita yang di Korea Selatan saat ini masih berjuang untuk menghapuskan diskriminasi gender. Mereka meminta Kim menarik pernyataannya dan melakukan analisis yang lebih lengkap dan mendalam tentang penyebab masalah tersebut.
Ketika dihubungi oleh BBC untuk dimintai komentar, Kim mengaku tidak bermaksud untuk bersikap kritis terhadap masyarakat yang didominasi kaum Hawa, dia sekedar menyampaikan pendapat pria tentang konsekuensinya terhadap masyarakat.
Yuri Kim, direktur Korean Women’s Trade Union, menuding para politisi dan pembuat kebijakan bahkan tidak berusaha untuk memahami dab mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh wanita di masyarakat. Mereka justru lebih suka menjadikan wanita sebagai kambing hitam.
“Menyalakan wanita karena memasuki dunia kerja hanya akan memperpanjang ketidakseimbangan di masyarakat,” kata Kim kepada BBC.
Saat ini wanita mencakup 20% dari jumlah seluruh anggota Parlemen Korea Selatan, dan 29% dari seluruh jumlah anggota di dewan-dewan daerah.*