Tag:
Kongres AS
Arrahmah.id
Senator AS kecam pemimpin kongres yang undang ‘penjahat perang’ Netanyahu dalam sidang gabungan
WASHINGTON (Arrahmah.id) – Senator AS Bernie Sanders pada Sabtu (1/6/2024) mengecam para pemimpin kongres yang mengundang penjahat perang Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu untuk berpidato dalam sidang gabungan Kongres. “Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagi negara kita karena Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diundang – oleh para pemimpin dari kedua partai – untuk berpidato pada […]
Suaraislam.id
Anggota Kongres AS Rashida Tlaib Ajukan Resolusi Pengakuan Nakba Palestina
Washington (SI Online) – Anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Rashida Tlaib mengajukan sebuah resolusi sebagai dorongan untuk mengakui Nakba Palestina.Sebagai informasi, nakba adalah istilah yang mengacu pada pengusiran massal warga Palestina dari tanah air mereka selama pembentukan negara Zionis Israel pada 1948 silam.“Nakba tidak pernah berakhir. Hari ini kita menyaksikan pemerintah apartheid Israel melakukan genosida di Gaza, kampanye untuk menghapus keberadaan warga Palestina,” kata Tlaib dalam pernyataannya, Rabu (15/05/2024).Lebih dari 1,7 juta warga Palestina terpaksa mengungsi dari rumah mereka dan lebih dari 35.000 orang tewas, kata Tlaib.Tlaib menambahkan, anak-anak kelaparan hingga mati dan seluruh penduduk Gaza berada di ambang kelaparan.Selain itu, kuburan massal dengan lebih dari 390 jenazah baru-baru ini ditemukan di rumah sakit Nasser dan Al Shifa, katanya.“Saat kami memperingati 76 tahun Nakba, kami menghormati semua nyawa yang hilang sejak dimulainya pembersihan etnis warga Palestina, dan warga Palestina yang dipaksa meninggalkan rumah mereka, dan diusir secara paksa dari tanah mereka,” ujar Tlaib.Ia menambahkan trauma warga Palestina yang sangat besar, termasuk kehilangan orang-orang yang mereka cintai dan koneksi dengan komunitas tempat mereka dibesarkan, perlu diakui.“Perdamaian sejati harus mencakup hadirnya keadilan,” ujar perempuan berdarah Palestina ini.Resolusi Tlaib, yang memperingati 76 tahun Nakba dan mendorong pendidikan dan pemahaman yang lebih baik mengenai peristiwa bersejarah yang terdokumentasi dengan baik, juga meminta Kongres untuk mengembalikan dukungan terhadap badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pengungsi Palestina (UNRWA).Resolusi tersebut disponsori oleh anggota Kongres Ilhan Omar, Cori Bush dan Andre Carson.[]Sumber: Anadolu-OANA
Hidayatullah.com
Kurang Tangkas Menjawab Soal Yahudi Rektor UPenn, Harvard dan MIT Didesak Mundur
Hidayatullah.com– Presiden University of Pennsylvania, hari Sabtu (9/12/2023), mengumumkan pengunduran dirinya setelah didesak mundur karena dianggap tidak tangkas ketika menjawab pertanyaan dari anggota Kongres AS perihal meningkatnya anti-Semitisme alias anti-Yahudi di kampus-kampus di Amerika Serikat. Rektor Universitas Harvard dan MIT juga didesak melakukan hal serupa.
Elizabeth Magill “secara sukarela mengajukan pengunduran dirinya,” kata Scott Bok, ketua board of trustees UPenn, dewan yang berwenang membuat keputusan-keputusan besar universitas swasta terkemuka itu.
Bok sendiri mengundurkan diri, kata seorang juru bicara universitas itu mengkonfirmasi kepada AFP Ahad (10/12/2023).
University of Pennsylvania atau populer dengan sebutan UPenn merupakan salah satu anggota dari Ivy League, sekelompok perguruan tinggi swasta di Amerika Serikat yang dikenal sangat unggul di bidang riset. Tujuh perguruan tinggi elit dan bergengsi lainnya yaitu Brown University, Columbia University, Cornell University, Dartmouth College, Harvard University, Princeton University dan Yale University.
Magill merupakan salah satu dari tiga rektor universitas terkemuka yang dihujani kritik menyusul keterangan yang mereka berikan di Kongres AS pada hari Selasa (5/12/2023) perihal unjuk rasa anti-Semitisme yang marak di kampus-kampus Amerika belakangan ini.
Tujuh puluh empat anggota Kongres AS menulis surat menuntut pemecatan segera Magill, rektor Universitas Harvard dan rektor Massachusetts Institue of Technology (MIT). Mereka dinilai memberikan penjelasan yang berbelit-belit dan jawaban tidak tegas ketika ditanya apakah mahasiswa yang menyerukan “genosida terhadap kaum Yahudi” di kampus mereka telah melanggar kode etik mahasiswa.
Menanggapi penjelasan Magill di Kongres ASl, Gubernur Pennsylvania yang merupakan politisi Partai Demokrat menyebut performa wanita itu “sangat memalukan”. Sementara seorang donatur besar perguruan tinggi itu mengatakan dia akan membatalkan hadiah $100 juta untuk salah satu fakultasnya, Wharton School of Business.
Dalam pertemuan di Kongres AS itu, politisi muda Partai Republik Elise Stefanik bertanya kepada masing-masing rektor UPenn, Harvard dan MIT apakah seruan genosida terhadap Yahudi melanggar aturan atau kode etik kampus.
“Kalau ujarannya berubah menjadi perilaku, itu bisa jadi pelecehan, ya,” jawab Magill, menurut transkrip pertemuan-pertemuan yang dimuat di situs kantor Stefanik.
Politisi itu wanita itu menekan lebih lanjut, “Saya bertanya, secara khusus menyerukan genosida terhadap orang Yahudi, apakah itu termasuk perundungan atau pelecehan?”
“Jika terarah dan parah, menyebar luas, maka itu adalah pelecehan,” kata Magill.
“Jadi jawabannya adalah ya,” selidik Stefanik.
“Ini adalah keputusan yang bergantung pada konteks, ibu anggota Kongres,” jawab Magill.
Ketika Stefanik mendengar jawaban serupa dari dua rektor lain, dia langsung geram, “Itu tidak bergantung pada konteksnya. Jawabannya adalah ya, dan itulah sebabnya Anda harus mengundurkan diri.”
Menyusul pertemuan itu, Claudine Gay, rektor Harvard, meminta maaf karena kurang bersikap tegas dalam mengecam anti-Semitisme yang berkembang di kampusnya.
“Ketika kata-kata menambah beban stres dan rasa sakit, saya tidak tahu bagaimana Anda ada merasakan hal lain selain penyesalan,” kata Gay kemudian kepada koran Harvard Crimson.
Mengomentari pengunduran diri Magill, Bok mengatakan bahwa wanita itu membuat “satu kekeliruan langkah” sehingga merenggut karirnya.
“Dia bukan dirinya sendiri pada hari Selasa lalu,” kata Bok dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh surat kabar kampus The Daily Pennsylvanian.
“Terlalu siap dan terlalu banyak masukan mengingat forum [yang akan dihadapi] itu penuh ketidakramahan dan pertaruhan yang tinggi, dia justru memberikan jawaban yang bersifat legalistik terhadap sebuah pertanyaan moral, dan itu salah,” kata Bok, mengomentari jawaban-jawaban Magill dalam pertemuan dengan Kongres AS yang dinilainya kurang tangkas.
Menyinggung soal pengunduran dirinya sendiri Bok mengatakan, itu berlaku segera.
Wakilnya, Julie Platt, akan menempati jabatan yang ditinggalkan Bok untuk sementara waktu, kata komite eksekutif UPenn dalam pengumuman yang dirilis Sabtu malam (9/12/2023).
Menurut nota yang ditulis Bok kepada kampusnya, Magill akan menjadi pejabat sementara sampai rektor atau presiden UPenn yang baru ditunjuk. Sementara posisi Magill di fakultas hukum tidak terpengaruh.
Sementara Magill sudah menyatakan mundur, Stefanik mengarahkan pandangannya ke pimpinan Harvard dan MIT, mencolek akun keduanya di X (dulu Twitter).
“Lakukan hal yang benar,” kata Stefanik menyindir masing-masing rektor Harvard dan MIT. “Dunia menyaksikan,” imbuhnya.
Seiring pertempuran dan bencana kemanusiaan di Gaza, aksi anti-Semitisme dan aksi anti-Islam serta islamopfobia marak di sekolah-sekolah dan kampus-kampus di seluruh penjuru Amerika Serikat, yang selama ini membanggakan dan mengagung-agungkan kebebasan berbicara dan berekspresi.*
Hidayatullah.com
Kongres Amerika Loloskan Resolusi yang Sebut Anti-Zionisme adalah Anti-Semit
Hidayatullah.com – Kongres Amerika Serikat meloloskan resolusi yang menyamakan anti-Zionisme dengan anti-Semitisme dengan hasil suara 311 dibanding 14, lapor Al Jazeera pada Rabu (06/12/2023).
Para pendukung hak-hak Palestina menyebut resolusi itu bertujuan mengekang kebebasan berbicara dan mengalihkan perhatian dari pembantaian “Israel” di Gaza.
Resolusi simbolis tersebut dibingkai sebagai upaya untuk menolak “peningkatan drastis anti-Semitisme di Amerika Serikat dan di seluruh dunia”.
Namun, di dalamnya terdapat bahasa yang mengatakan bahwa Kongres “dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa anti-Zionisme adalah antisemitisme”.
Resolusi tersebut juga mengutuk slogan “From the River to the Sea”(Dari Sungai ke Laut), yang oleh para pembela hak asasi manusia dipahami sebagai seruan aspiratif untuk kesetaraan di Palestina yang bersejarah. Kongres, dalam resolusinya, menggambarkan slogan itu sebagai “ajakan untuk menghapuskan Negara Israel dan orang-orang Yahudi”.
Dalam resolusi itu, Kongres menyebut para aktivis yang menggelar aksi pawai mendukung Palestina dan menuntut gencatan senjata sebagai “perusuh”. Mereka “melontarkan bahasa yang penuh kebencian dan keji yang memperkuat tema-tema antisemit”, demikian dituduhkan dalam resolusi tersebut.
Baca juga: Amerika Serikat Kirim 15.000 Bom Berbobot 1 Ton ke ‘Israel’ untuk Hancurkan Gaza
Husam Marajda, seorang organisator dari Jaringan Komunitas Palestina AS (USPCN), mengatakan bahwa resolusi tersebut merupakan upaya untuk “membatalkan” para pembela hak-hak Palestina dengan menuduh mereka fanatik dan mencap kritik mereka terhadap kebijakan Israel sebagai ujaran kebencian.
“Ini sangat berbahaya. Ini menjadi preseden yang sangat, sangat buruk. Ini bertujuan untuk mengkriminalisasi perjuangan pembebasan kami dan seruan kami untuk keadilan, perdamaian dan kesetaraan,” kata Marajda kepada Al Jazeera.
Apa itu Zionisme?
Zionisme adalah ideologi nasionalis yang membantu mendirikan negara Israel pada tahun 1948. Ideologi ini berpendapat bahwa orang-orang Yahudi memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri di Palestina yang bersejarah, yang oleh kaum Zionis dianggap sebagai tanah air leluhur mereka.
Kebangkitan Zionisme pada akhir 1800-an sebagian merupakan respons terhadap anti-Semitisme di Eropa.
Apa itu anti Semit?
Menurut sejarawan Inggris keturunan Yahudi Irak, profesor Avi Shlaim, anti-semitisme adalah kebencian terhadap orang Yahudi, karena mereka orang Yahudi. Israel dan sekutunya, menurut Shlaim, sering menyamakan kedua istilah tersebut untuk mengecam kritik terhadap tindakan mereka.*
Baca juga: 42 persen Warga Jerman Tolak Islamophobia disamakan Anti Semit
Mediaislam.id
Minta AS Setop Danai Genosida, Demonstran Pro-Palestina Terobos Rapat Kongres
Jakarta (MediaIslam.id) – Puluhan massa pro-Palestina menerobos rapat Kongres Amerika Serikat yang tengah membahas bantuan dana untuk Israel di Capitol Hill pada Selasa (31/10/2023).
Dalam rapat itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin hadir mewakili Presiden Joe Biden untuk meminta Komite Anggaran Senat mengucurkan dana tambahan, salah satunya sekitar US$14,3 miliar atau sekitar Rp228 triliun untuk membantu Israel.
Dalam pemaparan Blinken dan Austin, Gedung Putih juga meminta restu Kongres untuk mengucurkan dana US$9 miliar (Rp143,5 triliun) bantuan kemanusiaan bagi Israel dan Palestina.
Saat rapat tengah berlangsung, puluhan pengunjuk rasa “Anti-Perang” masuk ke ruang rapat dan mengangkat telapak tangan mereka yang dicat merah darah ke atas.
Sebagian pemrotes turut berteriak “lindungi anak-anak di Gaza” hingga “hentikan pendanaan genosida” kepada para anggota Kongres, Blinken, dan Austin.
Blinken dan Austin tidak menanggapi pengunjuk rasa tersebut. Tak lama, polisi mengeluarkan mereka dari ruang rapat dan pertemuan tetap berjalan seperti biasa.
Saat rapat, Blinken menekankan bahwa AS masih menolak soal gencatan senjata antara Israel vs Hamas. Ia mengatakan gencatan senjata “hanya akan mengkonsolidasikan apa yang telah mampu dilakukan Hamas dan berpotensi membuat kejadian serupa terulang lagi” di masa depan.
Namun, Blinken menuturkan AS masih mempertimbangkan soal gencatan senjata untuk kemanusiaan atau “jeda kemanusiaan” di tengah gempuran Israel yang makin membabi buta ke Jalur Gaza.
“Kami yakin bahwa kami harus mempertimbangkan hal-hal seperti jeda kemanusiaan untuk memastikan bantuan dapat sampai kepada mereka yang membutuhkan dan masyarakat dapat terlindungi serta terhindar dari bahaya,” kata Blinken seperti dikutip Reuters.
Dalam rapat itu, Blinken juga menegaskan Jalur Gaza tidak dapat dikuasai Hamas di masa depan. Namun, ia juga menekankan Israel tidak bisa mengontrol Jalur Gaza.
Blinken lantas menilai solusi yang ideal adalah Jalur Gaza diperintah oleh sebuah “Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi”. []