Tag:

Kisah Nabi

Ketika Nabi Ibrahim Perintahkan Nabi Ismail untuk Mengganti Istri

SUATU hari Nabi Ibrahim AS berkunjung ke rumah putranya, Ismail AS, yang saat itu telah beranjak dewasa dan telah memiliki seorang istri keturunan suku Jurhum.Kedatangannya diterima oleh menantunya yang menyatakan bahwa suaminya tidak berada di rumah. Akan tetapi, istri Ismail AS belum mengenal Ibrahim AS sebagai mertuanya. Ketika ditanya ke mana Ismail AS pergi, istrinya menjawab, “Dia pergi mencari nafkah untuk kami.”BACA JUGA: Nabi Ibrahim dan 4 Ekor BurungKemudian Ibrahim AS bertanya kepadanya tentang kehidupan sehari-hari mereka. Wanita itu menjawab, “Kami ini termasuk manusia kurang beruntung.” Kemudian menambahkan, “Kami selalu berada dalam kesusahan dan kesulitan,” adu istrinya kepada Ibrahim ASSetelah mendengar keluh kesah istri putranya, Ibrahim AS berpesan, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan bahwa aku memintanya untuk mengganti pintu rumahnya.”Sekembalinya Ismail AS ke rumah, istrinya langsung menceritakan perihal kedatangan tamu tak dikenal tadi. la juga menyampaikan pesan yang dititipkan kepadanya. Lalu, Ismail AS berkata, “Lelaki tadi adalah ayahku. Adapun maksud dari pesannya adalah agar aku menceraikanmu. Karena itu kembalilah kamu kepada keluargamu.”Waktu berlalu, Nabi Ibrahim AS kembali mengunjungi putranya. Sama seperti sebelumnya, Ismail AS tidak ada di rumah. la disambut baik oleh menantunya yang baru, wanita Jurhum, putri Mudzadz bin ‘Amr yang dinikahi Ismail ASKemudian Ibrahim AS menanyakan tentang kehidupan mereka. Istri Ismail tersebut menceritakan tentang kebaikan suami dan rumah tangganya. Ibrahim AS merasa lega karena putranya telah memilih pasangan hidup yang salehah.BACA JUGA: Mengapa Nabi Ismail Terpilih untuk Membangun Kembali Kabah bersama Ayahnya?Kemudian sebelum pulang ia berpesan kepada menantunya yang salehah, “Sampaikanlah kepada suamimu, sekarang ambang pintu rumahmu telah kuat. Jagalah ia baik-baik.” Ibrahim AS pun beranjak pergi dari kediaman putranya.Ketika Ismail AS pulang ke rumah, ia disambut oleh sang istri dengan baik, kemudian bercerita tentang kedatangan lelaki tua tidak dikenal dan menyampaikan pesan darinya. la pun menanyakan maksud dari pesan tersebut.Ismail AS pun menjelaskan, “Beliau adalah ayahku. Adapun yang beliau maksud sebagai ambang pintu rumah yang sudah kuat adalah dirimu. Aku telah benar memilih istri yang salehah dan aku disuruh untuk menjagamu.” []

Nabi Musa kepada Batu di Sungai: Kembalikan Bajuku!

KISAH orang-orang terdahulu selalu memberikan pelajaran bagi kita. Apalagi, bila kisah itu berasal dari para Nabi dan Rasul, juga orang-orang teladan. Salah satu contohnya adalah kisah mengenai Nabi Musa Alaihis Salam dan batu pencuri.Salah satu kebiasaan buruk Bani Israil adalah gemar mandi bersama dengan kaumnya tanpa menutup aurat. Hal ini terdapat dalam riwayat Bukhari dalam Kitabnya yang ke 5, kitab mandi bab ke 20, bab membahas orang yang mandi dalam keadaan telanjang ketika sendirian.BACA JUGA:  Kisah Nabi Musa Sakit GigiAbu Hurairah berkata bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Dahulu Bani Israil biasa mandi telanjang sehingga yang satu bisa melihat aurat yang lain. Adapun Musa mandi sendirian, sehingga mereka berkata, ‘Musa malu mandi bersama kami karena besar buah kemaluannya’.”Namun hal ini tidak mengubah kebiasaan Nabi Musa untuk memilih mandi sendiri. Meski sebenarnya, saat mandi sendiri Nabi Musa juga membuka auratnya. Hingga pada suatu ketika, Nabi Musa meletakkan semua pakaiannya di atas sebuah batu saat ia menyelesaikan mandi.Namun tiba-tiba, batu tersebut membawa lari baju Nabi Musa dan membawanya keluar dari pemandian ke arah orang ramai. Nabi Musa yang sedang tidak berbusana terpaksa mengejar batu tersebut sembari berteriak, “Kembalikan bajuku, hai batu,” kata Musa sembari mengejar batu itu.Namun batu tidak kunjung berhenti seolah ingin mempermalukan Nabi Musa. Setelah batu tersebut akhirnya berhenti, Nabi kemudian memukulnya. Abu Hurairah berkata, “Demi Allah, di batu itu ada tujuh atau delapan tanda bekas pukulan Nabi Musa AS.”BACA JUGA: Nabi Musa dan Nabi KhidirNamun karena kejadian itu semua orang jadi mengetahui jika Nabi Musa tidak berpenyakit apa-apa. Sehingga, Bani Israil dapat melihat (aurat) Nabi Musa. Lantas mereka berkata, ‘Demi Allah! Musa tidak berpenyakit apa-apa.’Kemudian turunlah ayat yang berkenaan dengan kisah ini, “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan dia adalah orang yang mempunyai kedudukan di sisi Allah,” (QS. Al-Ahzab: 69) (HR. Al-Bukhari no. 278 dan Muslim no. 2372). []

Nabi Musa dan Nabi Khidir

SUATU kali, Nabi Musa ditanya oleh salah satu pengikutnya dari Bani Israil, “Siapakah yang paling berilmu?”Nabi Musa menjawab, “Saya.”Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak sependapat dengan apa yang dikatakan Musa. Akhirnya Allah menegurnya dan memberitahukan bahwa ada seorang hamba yang memiliki ilmu lebih tinggi darinya. Hingga kemudian Musa memohon untuk dipertemukan dengannya.Allah pun mengabulkan permintaan Nabi Musa. Ia bertemu dengan Nabi Khidir. Nabi Musa memohon untuk berguru padanya. Tetapi, Nabi Khidir menjawab bahwa Nabi Musa tak akan mungkin mampu bertahan dengannya. Hanya saja, Nabi Musa tetap bersikeras. Hingga akhirnya, Nabi Khidir memperbolehkan ikut dengannya dengan syarat Nabi Musa tidak boleh bertanya apapun atas perbuatan yang Nabi Khidir lakukan, hingga ia sendiri yang memberitahukannya.BACA JUGA: Apakah Nabi Khidir Masih Hidup atau Sudah Meninggal?Akhirnya mereka melakukan perjalanan. Mereka menaiki sebuah perahu. Tetapi, di perjalanan Nabi Khidir melubangi perahu itu. Nabi Musa tak kuasa menahan tanya, hingga akhirnya ia bertanya kepada Nabi Khidir. Kemudian, Nabi Khidir menegurnya untuk ingat terhadap janjinya.Selanjutnya, sesampainya di daratan Nabi Khidir membunuh seorang anak. Nabi Musa pun tak bisa menahan rasa ingin tahunya, dan bertanya kepada Nabi Khidir. Hingga akhirnya, Nabi Khidir pun menegurnya dan mengingatkan akan janjinya. Nabi Musa pun meminta maaf dan berkata bahwa jika ia kembali bertanya maka pupuslah keinginannya untuk berguru pada Nabi Khidir.Setibanya di suatu wilayah, mereka merasa kelelahan dan hendak meminta bantuan pada penduduk sekitar. Hanya saja, sikap penduduk sekitar begitu dingin, tidak bersahabat dan tidak menerima kedatangan mereka. Kemudian Nabi Khidir melihat suatu rumah yang akan roboh. Ia memperbaiki rumah itu. Hingga akhirnya menimbulkan tanya pada benak Nabi Musa. Dari situlah Nabi Musa tidak bisa lagi mengikuti perjalanan bersama Nabi Khidir dan berguru padanya.Kemudian, Nabi Khidir menjelaskan atas perbuatan yang ia lakukan sebelumnya. Pertama tentang melubangi perahu. Dikatakan bahwa perahu itu milik seorang yang miskin. Dan di daerah itu tinggal seorang raja yang suka merampas perahu milik rakyatnya.BACA JUGA:  Kisah Nabi Musa Sakit GigiKedua, tentang pembunuhan seorang anak. Dikatakan bahwa anak tersebut merupakan anak dari kedua orangtua yang beriman. Setelah menginjak dewasa anak itu dapat membuat kedua orangtuanya menjadi tak beriman. Maka, Nabi Khidir membunuhnya. Dan Allah akan memberikan kembali seorang anak yang shalih yang akan lebih mengasihi kedua orangtuanya.Ketiga, tentang memperbaiki salah satu rumah di suatu diwilayah yang orang-orangnya tidak bersahabat. Dikatakan bahwa rumah itu milik anak yatim yang masih kecil. Di bawah rumah itu terdapat harta peninggalan dari ayahnya. Anak itu belum bisa merawat harta tersebut. Jikalau rumah itu roboh, maka orang lain akan tahu bahwa di rumah itu ada harta dan merampasnya. Itulah sebabnya Nabi Khidir memperbaiki rumah tersebut, agar kelak ketika anak itu sudah dewasa dapat mempergunakan harta tersebut.Nabi Khidir bisa mengetahui itu semua tiada lain datangnya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Itulah ilmu yang Allah berikan kepada Nabi Khidir. Ilmu yang tidak bisa dipelajari oleh sembarang orang. Bahkan Nabi Musa pun belum mampu untuk menguasai ilmu itu. Hanya orang-orang pilihan Allah sajalah yang mampu memiliki ilmu istimewa tersebut. []

Kelebihan Nabi Harun yang Tidak Dimiliki oleh Nabi Musa

Nabi Harun merupakan salah seorang Nabi yang telah diminta langsung oleh Nabi Musa pada Allah dalam membantu memperkembangkan ajarannya. Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM dan ditugaskan untuk berdakwah kepada para Fir’aun Mesir dan Bani Israel di Sina, Mesir.Kelebihan yang dimiliki Nabi Harun adalah fasih dalam berbicara. Cara berbicaranya sangat lembut, tenang dan mudah dipahami. Ia juga pandai dalam menata perkataan, sehingga orang senang berbincang-bincang dengannya.Nabi Musa dan Nabi Harun berdakwah untuk menemui raja yang kejam yaitu Fir’aun. Berbagai adu argumen dilakukan menghadapi Fir’aun. Bahkan diadakan pertarungan ular. Fir’aun lagi-lagi kalah. Ular-ular penyihir habis ditelan ular besar oleh tongkat Nabi Musa.BACA JUGA: 4 Fakta Nabi Harun, Salah satunya tentang Sapi Betina SamiriTibalah dimana Nabi Musa telah diperintahkan oleh Allah SWT untuk pergi ke bukit Sinai untuk menerima wahyu. Semasa kepergian Nabi Musa, segala urusan telah diserahkan kepada saudaranya Nabi Harun.Selama ditinggal Nabi Musa, Nabi Harun juga diberikan amanah untuk mengawasi dan memimpin penduduk Bani Israel dari perbuatan mungkar, dan juga menyekutukan Allah dengan benda lain.Nabi Musa berkata kepada Nabi Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku dan perbaikilah, jangan kamu mengikuti jalan orang yang melakukan kerusakan.”Kepergian Nabi Musa selama 40 hari dan 40 malam.Kepergian Nabi Musa ternyata disalahgunakan dan dimanfaatkan orang bernama Samiri. Ia berniat memanfaatkan situasi tersebut untuk menyesatkan kaum Nabi Musa yang selama ini telah bersusah payah membentuk keimanan mereka.Samiri ini membuat patung terbuat dari emas untuk disembah kaum Musa. Mereka menyembah patung berbentuk hewan sapi itu setelah terkena tipu muslihat Samiri yang menjadikannya bisa berbicara.Nabi Harun sangat marah setelah melihat umatnya menyembah berhala. Lalu ia berusaha mencegah umatnya yang menyekutukan Allah agar kembali ke jalan yang benar. Tapi umatnya malah membangkang dengan memberi ancaman kepada Nabi Harun kalau ia terus melarang mereka menyembah patung tersebut.Pada akhirnya, Nabi Harun tidak dapat berbuat apa-apa dan mereka mereka terus menyembah patung itu.Setelah Nabi Musa kembali, ia terkejut karena kaumnya menyembah berhala. Dalam hal ini, Musa juga menyalahkan Nabi Harun.Dalam keadaan marah yang tidak dapat dikendalikan Nabi Musa menarik janggut Nabi Harun dan berkata: “Wahai Harun, apa yang menghalangi engkau dari mencegah mereka ketika engkau melihat mereka sesat? Apakah engkau tidak mengikuti aku atau engkau menduharkai perintahku?”Nabi Harun berkata: “Wahai saudaraku, janganlah engkau merenggut janggutku dan janganlah engkau menarik kepalaku, sesungguhnya aku takut engkau akan berkata, ‘engkau mengadakan perpecahan dalam Bani Israel dan engkau tidak memelihara perkataanku.’”Diriwayatkan, Nabi Musa yang menarik janggut Nabi Harun saat ia melampiaskan amarahnya membuat janggut yang dipegang oleh Nabi Musa telah bertukar menjadi putih dan janggut yang tidak kena tangan Nabi Musa tetap berwarna hitam.Sejak itu janggut Nabi Harun mempunyai dua warna yaitu putih dan hitam.BACA JUGA: Nabi Musa Berselisih Hebat dengan Nabi HarunPada akhirnya, Nabi Musa mengetahui siapa dalang dari semua ini. Ia mendapatkan Samiri sebagai perusak kaumnya.Nabi Musa mengusir Samiri beserta pengikutnya dan berjanji akan menghancurkan berhala-berhala yang dibuatnya dan akan dihanyutkan kedalam laut. Nabi Musa pun berkata: Samiri dan para pengikutnya yang kafir akan segera mendapat adzab dari Allah SWT.Nabi Harun hidup selama 122 tahun. Beliau wafat 11 bulan sebelum kematian Musa, di daerah al Tiih, yaitu sebelum Bani Israil memasuki Palestina. Setelah Nabi Harun dan Nabi Musa meninggal dunia, Bani Israel dipimpin oleh Yusyaâ bin Nun. Namun, setelah Yusyaâ wafat, lama-kelamaan sebagian besar mereka meninggalkan ajaran yang terkandung dalam Taurat.Malah, ada kalangan mereka yang mengubah hukum di dalam kitab tersebut. Sehingga menimbulkan perselisihan dan perbedaan pendapat dan akhirnya menyebabkan perpecahan Bani Israel. []

Ketika Nabi Ibrahim Didatangi Malaikat Maut

SEJARAWAN dan pakar sirah mengisahkan: Tatkala Allah Swt. hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim a.s., Dia mengutus Malaikat Maut dalam rupa seorang lelaki tua renta. Ibrahim adalah orang yang sering memberi makan orang dan menjamu orang sebagai tamunya.Ketika dia sedang memberi makan dan menjamu tamunya, tiba-tiba ada seorang lelaki tua renta sedang berjalan dengan susah payah. Maka, Nabi Ibrahim mengirimkan seekor keledai untuk dia kendarai. Ketika lelaki tua itu tiba di hadapannya, Nabi Ibrahim menghidangkan makanan baginya. Lelaki tua renta itu pun mulai mengambil satu suapan.BACA JUGA:  Nabi Ibrahim Menasihati AyahnyaLalu, saat hendak memasukkannya ke mulut, justru makanan itu mengenai matanya satu kali, lalu telinganya satu kali. Lantas, ketika dia berhasil memasukkannya ke mulut dan menelannya, keluarlah makanan itu langsung dari duburnya.Nabi Ibrahim yang telah berdoa kepada Tuhannya agar nyawanya tidak dicabut sebelum dia sendiri yang memohon kematian, bertanya kepada lelaki tua renta itu, setelah melihat kondisinya, “Wahai orang tua, kenapa kondisimu seperti ini?”Orang tua itu menjawab, “Ini akibat usia tua, wahai Ibrahim.”Nabi Ibrahim bertanya, “Memangnya berapa usiamu?”Orang tua itu menjawab sekian-sekian. Nabi Ibrahim pun menghitung usianya dan ternyata orang tua renta itu hanya lebih tua dua tahun daripada dirinya.Nabi Ibrahim berkata, “Perbedaan usia kita hanya dua tahun. Apakah jika aku sampai pada usiamu, aku juga akan sepertimu?”BACA JUGA:  Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidupDia menjawab, “Ya.”Nabi Ibrahim pun berdoa, “Ya Allah, cabutlah nyawaku sebelum itu.”Serta-merta lelaki tua renta itu berdiri dan mencabut nyawa Nabi Ibrahim.Ternyata, lelaki tua renta itu adalah Malaikat Maut. Usia Nabi Ibrahim ketika itu tepat 200 tahun. Ada pula yang berpendapat 95 tahun. Dia dimakamkan di dekat makam Sarah, istrinya.23. []

Nabi Sulaiman dan Kuda Bersayap

ADa kisah menarik tentang Nabi Sulaiman dan kuda bersayap.“Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at (kepada Tuhannya). (Ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, maka ia berkata: “Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan”. “Bawalah semua kuda itu kembali kepadaku”. Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu.” (Shaad: 30-33)Allah menyebutkan, bahwa Dia menganugerahkan kepada Daud putera bernama Sulaiman `alaihis salam. Allah memuji Sulaiman bahwa dia banyak kembali kepada-Nya, lalu Allah menyebutkan perkaranya tentang kuda.BACA JUGA: Kisah Nabi Sulaiman Memenjerakan Seluruh Iblis yang ada Dimuka BumiKisahnya bermula ketika Sulaiman `alaihis salam begitu cintanya kepada kuda untuk digunakan jihad di jalan Allah. Beliau memiliki kuda-kuda yang kuat, cepat dan bersayap. Kuda-kudanya berjumlah 20 ribu. Ketika ia memeriksa dan mengatur kuda-kuda tersebut, ia ketinggalan shalat Ashar karena lupa, bukan di sengaja.Saat ia mengetahui bahwa ia ketinggalan melakukan shalat karena kuda-kuda tersebut, ia pun bersumpah, ‘Tidak, demi Allah, janganlah kalian (kuda-kudaku) melalaikanku dari menyembah Tuhanku.’ Lalu beliau memerintahkan agar kuda-kuda itu disembelih.Maka beliau memukul leher-leher dan urat-urat nadi kuda-kuda tersebut dengan pedang. Ketika Allah mengetahui hamba-Nya yang bernama Sulaiman menyembelih kuda-kuda tersebut karena Diri-Nya, karena takut dari siksa-Nya serta karena kecintaan dan pemuliaan kepada-Nya, karena dia sibuk dengan kuda-kuda tersebut sehingga habis waktu shalat.BACA JUGA: Kisah Sedekah di Masa Nabi Sulaiman ASSebab hal tersebut, Allah lalu menggantikan untuknya sesuatu yang lebih baik daripada kuda-kuda tersebut, yakni angin yang bisa berhembus dengan perintahnya, sehingga akan menjadi subur daerah yang dilewatinya, perjalanannya sebulan dan kembalinya juga sebulan.Dan tentu, ini lebih baik daripada kuda. Karena itu, benarlah sabda Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, “Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah kecuali Allah akan memberimu (sesuatu) yang lebih baik daripadanya.” (HR. Ahmad dan Al-Baihaqi, hadits shahih). []Sumber: Kisah-Kisah Nyata Tentang Nabi, Rasul, Sahabat, Tabi`in, Orang-orang Dulu dan Sekarang/Penulis: Ibrahim bin Abdullah Al-Hazimi/Penerbit: Darul haq

Taubat Nabi Adam

KISAH pertobatan Nabi Adam ini disinggung dalam salah satu hadits Nabi riwayat At-Tirmidzi. Rasulullah ﷺ bersabda:إِنْ كُنْتَ صَـائِمًا شَهْرًا بَعْدَ رَمَضَانَ فَصُمْ الْمُحَرَّمَ، فَإنَّ فِيْهِ يَوْمًا تَابَ اللهُ فِيْهِ عَلَى قَوْمٍ، وَيَتُوْبُ فِيْهِ عَلَى آخَرِيْنArtinya, “Bila seseorang puasa sebulan setelah bulan Ramadhan, maka puasalah di bulan Muharram. Karena di bulan itu, hari-hari ketika Allah Swt menerima tobat suatu kaum, dan menerima tobat kaum-kaum yang lain.” (HR At-Tirmidzi)Berkaitan dengan hadits di atas, Ibnu Rajab al-Hambali dalam Lathaiful Ma’arif menyampaikan:صحَّ مِنْ حَدِيث أبي إسحاق عن الأسْوَد بن يَزيد أَنَّهُ قال: “سَألْتُ عُبَيد بن عُمَير عَنْ صِيَام يَوْمَ عَاشُورَاء؟ فقال: الْمُحَرَّم شَهْرُ الله الْأصَمّ فِيْهِ تيب عَلَى آدم عليه السلام فَإنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ لَا يَمُرَّ بِك إلّا صُمْته فَافْعَلْArtinya, “Ibnu Rajab telah mensahihkan sebuah hadis dari Abu Ishaq dari al-Aswad bin Yazid bahwasanya ia berkata: Aku bertanya kepada Ubaid bin Umair perihal puasa di hari ‘Asyura, ia menjawab: Muharram adalah bulan Allah yang penting (al-ashamm). Di dalamnya Nabi Adam diterima tobatnya. Bila kamu mampu untuk tidak melewatinya tanpa puasa, maka puasalah.” (Ibnu Rajab al-Hambali, Lathaiful Ma’arif, tanpa tahun: 54)BACA JUGA:  Pesan Allah sebelum Nabi Adam ke BumiDosa Nabi AdamSemua bermula ketika Allah swt murka kepada Iblis karena ia tidak mau bersujud kepada Adam sebagai bentuk hormat, padahal itu adalah perintah Allah. Akibat keangkuhannya inilah Allah mengusir Iblis dari surga.Rupanya Iblis tidak tinggal diam. Dia menaruh dendam kepada Adam yang menurutnya telah membawa sial. Iblis segera merencanakan jebakan untuk Adam dan Hawa agar keduanya melanggar aturan Allah dengan memakan buah Khuldi. Dengan begitu keduanya akan diusir dari surga.Tipu daya yang dilancarkan Iblis adalah dengan menjanjikan kenaikan pangkat kepada Adam dan Hawa jika memakan buah Khuldi. Kata Iblis, siapa yang memakan buah tersebut akan naik level menjadi sosok malaikat atau menjadi kekal berada di surga.Yang tidak kalah cerdas, Iblis membujuk Adam dengan bersumpah atas nama Allah. Dalam hemat Adam, orang yang bersumpah atas nama Allah pasti tidak berbohong. Akhirnya, Adam dan Hawa pun berhasil dikelabuhi oleh kelicikan Iblis dan tanpa ragu memakan buah Khuldi.Selesai memakan buah larangan itu, pakaian Nabi Adam dan Hawa yang selama ini menutup tubuhnya mendadak hilang. Keduanya sangat panik dan malu sehingga berusaha menutupinya dengan daun pohon yang ada di surga. Tipu daya Iblis pun berhasil. Kisah ini didokumentasikan dalam firman Allah berikut:فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٖۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتۡ لَهُمَا سَوۡءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخۡصِفَانِ عَلَيۡهِمَا مِن وَرَقِ ٱلۡجَنَّةِۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمۡ أَنۡهَكُمَا عَن تِلۡكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيۡطَٰنَ لَكُمَا عَدُوّٞ مُّبِينٞArtinya, “Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga.Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka, ‘Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: ‘Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?’” (QS. Al-A’raf [7]: 22)Adam dan Hawa sangat menyesali kecerobohan mereka dan segara bertobat kepada Allah swt. Kendati tobat keduanya diterima, Allah tetap memberi “hukuman” kepada mereka dengan menurukannya dari syurga sebagai konsekuensi logis atas dosa. (Abdul Karim Zaidan, al-Mustafâd min Qasâshil Qur’ânî: 1998, juz I, h. 24).Dikisahkan, saat Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, keduanya sangat bersedih. Dalam satu riwayat dikatakan keduanya menangis sejadi-jadinya. Andaikan tangisan seluruh manusia dan Nabi Daud dibandingkan dengan tangisan Adam dan Hawa saat itu, maka belum ada apa-apanya. Saking begitu merasa berdosa, keduanya tidak berani memandang ke arah atas selama 40 tahun.Dalam satu riwayat, Imam Jalaluddin as-Suyuthi menyampaikan saat Adam dan Hawa diturunkan di bumi, keduanya berthawaf mengelilingi Ka’bah selama tujuh hari dan melaksanakan shalat dua rakaat. Kemudian membaca doa tobat berikut:اللّهُمّ إِنّكَ تَعْلَمُ سِرِّيْ وَعَلَانِيَتِيْ فَاقْبَلْ مَعْذِرَتِيْ وَتَعْلَمُ حَاجَتِيْ فَأَعْطِنِيْ سُؤَلِيْ وَتَعْلَمُ مَا فِيْ نَفْسِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذَنْبِيْ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ إِيْمَانًا يُبَاشِرُ قَلْبِيْ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمُ أَنَّهُ لَا يُصِيْبُنِيْ إِلَّا مَا كَتَبْتَ لِي وَأَرْضِنِيْ بِمَا قَسَّمْتَ لِي“Ya Allah, sungguh Engkau tahu apa yang tersembunyi dan tampak dariku, karena itu terimalah penyesalanku. Engkau tahu kebutuhanku, maka kabulkanlah permintaanku. Engkau tahu apa yang ada dalam diriku, maka ampunilah dosaku.BACA JUGA: Nabi Adam Belajar Nama Benda, Bagaimana Implementasinya di Era Nabi Ibrahim?Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu iman yang menyentuh kalbuku dan keyakinan yang benar sehingga aku tahu bahwa tidak akan menimpaku kecuali telah Engkau tetapkan atasku. Ya Allah berikanlah rasa rela terhadap apa yang Engkau bagi untuk diriku.” (As-Suyuthi, Addurrul Mantsur, tanpa tahun: juz 1, h. 59)Salah satu pesan moral penting dari kisah di atas adalah setiap manusia memiliki potensi untuk berbuat dosa. Jangankan kita orang biasa yang hidup di muka bumi, sekelas Adam yang Nabi dan hidup di syurga saja masih bisa terjerumus dalam kesalahan yang membuatnya harus menanggung hukuman begitu berat. []SUMBER: UNISSULA

Nabi Yusuf AS: Kisah dan Hikmah dari Kesabarannya

KISAH Nabi Yusuf AS adalah salah satu teladan terbesar dalam Alquran yang menggambarkan kekuatan sabar dan keteguhan iman dalam menghadapi berbagai ujian hidup.Nabi Yusuf, putra dari Nabi Ya’qub AS, mengalami perjalanan hidup yang penuh dengan tantangan luar biasa, mulai dari penjualan sebagai budak oleh saudara-saudaranya, fitnah istri penguasa Mesir, hingga penjara yang panjang.Menghadapi berbagai kesulitan, Yusuf tetap menunjukkan kesabaran dan keyakinan yang tinggi kepada Allah.Kesabarannya terbukti membuahkan hasil ketika ia diangkat menjadi penguasa Mesir dan mampu menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.BACA JUGA: Hadirnya Sosok Nabi Yusuf di Istana MesirHikmah dari kisah ini mengajarkan bahwa kesabaran dan kepercayaan kepada Allah dapat mengubah keadaan yang tampaknya mustahil menjadi peluang yang membawa berkah. Selain itu, kisah ini juga menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas dan tidak membalas keburukan dengan keburukan.Kisah Nabi Yusuf yang Penuh Lika-LikuKisah Nabi Yusuf as merupakan salah satu kisah yang penuh dengan mukjizat dan pelajaran berharga.Nabi Yusuf adalah salah satu dari 12 anak Nabi Yakub as. Beliau adalah satu-satunya anak Nabi Yakub yang mendapatkan tugas kenabian dari Allah SWT.Nabi Yusuf dikenal dengan ketampanan dan kesabarannya dalam menghadapi cobaan hidup. Salah satu mukjizat Nabi Yusuf adalah mimpinya yang bisa memprediksi masa depan, yang akhirnya terbukti benar.Dalam kisah hidupnya, Nabi Yusuf mengalami berbagai cobaan, mulai dari dijual sebagai budak hingga dipenjara tanpa alasan yang jelas.Namun, dengan kesabaran dan keimanan yang kokoh, beliau akhirnya mendapatkan kebahagiaan dan kejayaan dalam kehidupannya.Kisah Nabi Yusuf yang patut diteladani ini dapat memberikan pelajaran berharga bagi umat manusia, yaitu tentang kesabaran, keimanan, dan tawakal kepada Allah.Nabi Yusuf juga mengajarkan nilai-nilai kejujuran, kesabaran, dan pengampunan.Mukjizat Nabi Yusuf yang Luar BiasaKisah Nabi Yusuf adalah kisah yang penuh dengan banyak mukjizat. Mukjizat-mukjizat ini tidak hanya menunjukkan kekuasaan dan nikmat Allah, namun juga menjadi pelajaran penting bagi orang beriman.Dari kemampuannya yang luar biasa dalam menafsirkan mimpi hingga pertemuan kembali yang ajaib dengan keluarganya.Mukjizat Nabi Yusuf adalah bukti keimanan dan ketangguhannya yang tak tergoyahkan dalam menghadapi kesulitan.Selain itu, Nabi Yusuf adalah sosok yang cerdas dan jujur. Diketahui bahwa beliau menguasai banyak bahasa serta memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas.Nabi Yusuf tak hanya memiliki wajah yang tampan, tetapi juga semakin sempurna dengan karakternya yang sangat baik.Selain itu, ayah dari Nabi Yusuf pernah mengalami kebutaan sejak berpisah cukup lama dengan Nabi Yusuf.Atas izin Allah SWT, keduanya pun dipertemukan kembali. Nabi Yakub yang buta, akhirnya bisa melihat kembali setelah matanya diusap dengan pakaian Nabi Yusuf.Hikmah dari Kisah Nabi Yusuf yang Sarat PelajaranDibalik pahit getirnya kehidupan Nabi Yusuf, terdapat beberapa hikmah yang dapat menjadi inspirasi bagi kita.Pertama, kisah hidup Nabi Yusuf mengajarkan tentang cinta yang tulus dan kesetiaan yang kuat terhadap Allah.Meskipun mengalami cobaan dan kesulitan, Nabi Yusuf tetap setia dan taat pada perintah Allah.Kedua, kesabaran Nabi Yusuf dalam menghadapi cobaan merupakan pelajaran berharga bagi kita.Meskipun dianiaya oleh saudara-saudaranya dan dipenjara secara tidak adil, Nabi Yusuf tetap sabar dan tidak pernah mengeluh.Ketiga, pengampunan Nabi Yusuf terhadap saudara-saudaranya yang telah menyakitinya adalah contoh nyata tentang kebesaran hati dan kemurahan jiwa.Keempat, kisah keajaiban mimpi Nabi Yusuf yang kemudian menjadi kenyataan mengajarkan tentang kebesaran Allah dalam memimpin kehidupan manusia.Semua aspek kehidupan Nabi Yusuf juga menunjukkan bukti kebesaran ilmu pengetahuan dan keajaiban yang Allah anugerahkan kepadanya.Dengan memahami kisah kehidupan Nabi Yusuf, kita dapat mengambil banyak pelajaran dan inspirasi dalam menjalani kehidupan ini dengan keteguhan hati, kesabaran, cinta, pengampunan, dan kesetiaan terhadap Tuhannya.Pesan Moral Kisah Nabi Yusuf yang Tercantum dalam AlquranNabi Yusuf menghadapi banyak cobaan dan hujatan dari orang-orang di sekitarnya, namun dia tetap sabar dan mempertahankan imannya kepada Allah.Pesan moral ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menjaga keteguhan iman di tengah cobaan atau hujatan, dan selalu bersikap adil dalam setiap situasi.Contohnya, saat seseorang mengalami masalah di tempat kerja seperti dipecat atau di-bully oleh rekan kerja.Dia bisa mengambil contoh kesabaran dan keteguhan iman Nabi Yusuf untuk tetap tenang dan tidak putus asa.Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari, contoh dari pesan moral ini adalah dengan selalu bersikap adil terhadap semua orang, baik itu dalam memberikan pendapat, memperlakukan orang lain, maupun dalam memutuskan suatu permasalahan.Dengan mengambil contoh dari sisah Nabi Yusuf as dalam Alquran, kita dapat belajar untuk menjaga kesabaran, keteguhan iman, dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari.BACA JUGA: Kisah Nabi Yusuf Dibuang ke SumurKesimpulan: Kisah Nabi Yusuf Sebagai Inspirasi HidupKisah Nabi Yusuf AS memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan kesabaran dan keimanan dalam menghadapi cobaan hidup.Dari penjualan sebagai budak hingga puncak kejayaannya sebagai penguasa, Yusuf menunjukkan bahwa keteguhan hati dan kepercayaan kepada Allah dapat mengubah nasib seseorang.Hikmah dari perjalanan hidupnya mengajarkan kita untuk tetap bersabar dan berdoa, serta menjaga prinsip dan integritas meskipun menghadapi ketidakadilan atau kesulitan.Dengan demikian, kisah Nabi Yusuf AS merupakan sumber inspirasi yang menguatkan iman dan memberikan harapan bahwa setiap ujian adalah bagian dari rencana Allah yang lebih besar untuk kebaikan hamba-Nya.REDAKTUR: NISSA RAHMATILLAH | SUMBER: DREAM.CO.ID