Tag:

KH Ma'ruf Amin

KH Ma’ruf Amin: Ekonomi dan Keuangan Syariah Berkembang Pesat

<img width="650" height="427" src="https://muslimnews.id/wp-content/uploads/2024/12/kma-iseo-2025.jpg" class="attachment-jannah-image-post size-jannah-image-post wp-post-image" alt data-main-img="1" decoding="async" fetchpriority="high" srcset="https://i0.wp.com/suaraislam.id/wp-content/uploads/2024/12/kma-iseo-2025.jpg?w=650&ssl=1 650w, https://i0.wp.com/suaraislam.id/wp-content/uploads/2024/12/kma-iseo-2025.jpg?resize=300%2C197&ssl=1 300w" sizes="(max-width: 650px) 100vw, 650px" data-attachment-id="91298" data-permalink="https://suaraislam.id/kh-maruf-amin-ekonomi-dan-keuangan-syariah-berkembang-pesat/kma-iseo-2025/" data-orig-file="https://i0.wp.com/suaraislam.id/wp-content/uploads/2024/12/kma-iseo-2025.jpg?fit=650%2C427&ssl=1" data-orig-size="650,427" data-comments-opened="0"...

Tak Mau Pencitraan, Wapres Kiai Ma’ruf: Buat Apa, Tak Perlu Buat Kebohongan

Jakarta (MediaIslam.id) – Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin menyatakan, selama dirinya menjabat sebagai Wapres ia mengaku bekerja apa adanya dan tidak ingin dilebih-lebihkan. “Saya tidak ingin dilebih-lebihkan, apa adanya saja, saya tidak perlu harus dipoles-poles tidak perlu. Apa adanya saja,” kata Wapres Kiai Ma’ruf saat memberikan sambutan Silaturahmi dengan keluarga besar Sekretariat Wapres di Auditorium Istana Wapres, Jakarta, Kamis (17/10/2024). Kiai Ma’ruf menekankan, dirinya bukan sosok yang suka pencitraan dan tidak perlu membuat kebohongan-kebohongan dalam bekerja. “Kalau orang bilang itu harus di-personal branding, saya kira tidak perlu, buat saya apa adanya saja itu lebih enak. Kalau bahasa agama tidak perlu membuat kebohongan-kebohongan. Tidak ada yang lebih zalim daripada suatu yang membuat kebohongan kepada Allah, Jadi tidak perlu,” ungkap mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu. Dalam kesempatan itu, Kiai Ma’ruf juga menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada seluruh pegawai Setwapres. “Saya kira sekali lagi menyampaikan terima kasih dan mohon maaf apabila banyak hal yang saya tidak bisa memberikan dalam kepemimpinan saya yang terbaik, terbatas sesuai dengan kemampuan yang Allah berikan kepada saya, itu yang saya bisa kerjakan,” ujar mantan Rais Aam PBNU itu. Sebelumnya, Kiai Ma’ruf mengatakan akan kembali mengurus pesantren dan membangun Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) usai purna-tugas sebagai Wapres RI. “Saya pertama akan kembali ke habitat saya, pesantren,” kata Wapres memberikan keterangan pers usai menghadiri sidang promosi Doktor Bidang Kajian Stratejik dan Global Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10). Selanjutnya, Kiai Ma’ruf yang juga Ketua Dewan Syuro PKB itu menuturkan akan fokus untuk membangun partai tersebut ke depan. “Yang kedua ada tugas baru saya, saya Ketua Dewan Syuro PKB. Jadi, saya bagaimana membangun partai PKB ke depan,” tuturnya. []

Cegah Kekerasan di Pesantren, Kiai Ma’ruf Amin Usulkan Pembentukan Dewan Kiai

Bogor (MediaIslam.id)- Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan, ciri pesantren adalah tempat untuk mendidik bukan sebagai tempat kekerasan. “Pesantren itu tentu kita awasi dengan dekat ya, sebenarnya kan pesantren yang ada seperti itu kasus ya, bukan ciri pesantren,” kata Kiai Ma’ruf Amin di Rawagede, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (13/10). Kiai Ma’ruf juga menyampaikan, pesantren merupakan tempat untuk mencetak seseorang menjadi berakhlak mulia. Jika ada tindak kekerasan di pesantren, kata dia, maka bukan bagian dari santri yang hendak memajukan pesantren. “Ketika ada kasus itu, itu penyimpangan. Ini berarti bukan orang pesantren, membangun pesantren, bukan santri dia. Kalau santri kan tidak punya watak seperti itu, jadi itu ada penyelundupan. Penyelundupan, penyelewengan, orang bukan santri menggunakan pesantren menimbulkan masalah,” ujar mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu seperti dilansir ANTARA. Oleh sebab itu Wapres meminta agar nantinya ada semacam Dewan Kiai yang bertugas untuk mengawasi pesantren agar tidak terjadi tindak kekerasan. “Nah ini kita minta nanti juga, nanti ada semacam Dewan Kiai untuk mengawasinya, jangan sampai terjadi hal-hal yang seperti itu,” kata dia. Lebih lanjut, mantan Rais Aam PBNU itu menegaskan, keberadaan pesantren sampai saat ini masih penting guna menciptakan orang-orang yang paham agama. “Kenapa pondok itu perlu? Karena memang pesantren itu tempat mencetak orang-orang yang paham agama, bahasa yang biasa kita gunakan menyiapkan orang yang paham agama. Karena apa? Karena orang yang paham agama itu orang yang melanjutkan perjuangan, karena para ulama ini tidak semuanya hidup selamanya, dia akan meninggal satu-satu, harus ada penggantinya,” tuturnya. []

Pemikiran Kiai Hasyim Asy’ari Relevan Hadapi Tantangan Zaman

Jakarta (MediaIslam.id) – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan, pemikiran pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari tetap relevan dalam menghadapi tantangan zaman. “Beliau menegaskan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan kesalehan pribadi, tetapi juga menjadi pedoman moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Wapres Kiai Ma’ruf saat membuka secara daring Muktamar Nasional II Pemikiran Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Pesantren Tebuireng (IKAPETE) Jumat, 4 Oktober 2024. Kiai Ma’ruf menegaskan, semangat jihad perang melawan penjajahan yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari tersebut didasari semangat cinta Tanah Air atau hubbul wathan minal iman. Namun lebih penting lagi, lanjutnya, KH Hasyim Asy’ari juga terus mengedepankan jihad perbaikan secara berkelanjutan. Menurut mantan Rais Aam PBNU itu, semua itu dilakukan demi melindungi tujuan besar syariat Islam atau maqashidil kubra lis syari’atil Islamiyyah, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, menjaga harta, dan termasuk pula menjaga tanah air. “Apa yang telah dilakukan Hadratussyaikh di dalam rangka membangkitkan bangsa ini untuk menjaga, mengawal, dan memajukan bagian daripada muḥāfaẓatu maqashidil ammah atau maqashidil kubra lis syari’atil Islamiyyah,” katanya. Dalam kesempatan tersebut, Wapres juga menegaskan perlunya terus menggaungkan ajaran Islam wasathiyyah yang memiliki tiga pilar utama, yaitu persaudaraan sesama Muslim (ukhuwwah Islamiyyah), persaudaraan sebangsa (ukhuwwah wathaniyyah), dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwwah insaniyyah). Wapres menilai tiga pilar itu menjadi dasar penting untuk menciptakan kerukunan dan perdamaian di antara masyarakat yang beragam di Tanah Air. “Dengan berpegang pada ajaran ini, dibarengi dengan pemikiran Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari yang menekankan moderasi, kebijaksanaan, dan antifanatisme, kita optimis akan mampu menghadapi tantangan zaman demi keutuhan bangsa Indonesia,” ucap Wapres. Oleh karena itu, ia meminta IKAPETE untuk terus menggali dan membumikan pemikiran KH Hasyim Asy’ari untuk kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara pada masa mendatang. More pages: 1 2

Wakaf Berperan dalam Penurunan Kemiskinan

Jakarta (MediaIslam.id) – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan sektor wakaf nasional dapat menjadi katalis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan mobilisasi dan pengelolaan yang tepat. “Sebagai negara dengan penduduk mayoritas Muslim, sektor wakaf Indonesia berpotensi menjadi katalis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui mobilisasi pengumpulan dan pengelolaan yang tepat, wakaf dapat membuahkan kemaslahatan berlipat,” ujar Kiai Ma’ruf dalam sambutannya secara daring pada acara “12th Global Waqf Conference 2024”, Selasa (24/09/2024). Kiai Ma’ruf mengatakan, pemerintah telah menaruh perhatian pada pengembangan sektor wakaf di Indonesia sejak pertama kali regulasi tentang perwakafan tanah milik diterbitkan. Menurutnya, sejak 2004 silam, pemerintah menegaskan bahwa bentuk wakaf tidak hanya sebatas tanah, tetapi juga harta benda lainnya, termasuk uang. “Seiring dengan perkembangan wujud wakaf, pemanfaatannya juga makin meluas. Jika dahulu wakaf berbentuk bantuan sosial, sekarang wakaf justru diarahkan agar bersifat produktif dan mendukung pemberdayaan masyarakat,” jelasnya. Ketua Wantim MUI itu menjelaskan, konsep wakaf baik yang bersifat sosial maupun produktif, sangat relevan dengan strategi besar pemerintah dalam penurunan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. Meski demikian Kiai Ma’ruf memiliki catatan, dibandingkan dengan dana sosial lainnya, seperti zakat, infak, dan sedekah (ZIS), kesadaran dan literasi masyarakat untuk berwakaf masih relatif terbatas. Untuk itu, ia berpesan kepada semua pihak terkait untuk bisa mengoptimalkan potensi wakaf nasional. Pertama,ia meminta seluruh unsur pemerintah agar memperkuat kerja sama guna merumuskan mekanisme pengembangan wakaf yang efektif dan inklusif. Dia mengatakan penguatan landasan hukum dan pengawasan perlu didukung guna memastikan wakaf dikelola secara amanah dan sesuai dengan ketentuan syariah demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga wakaf. “Kesadaran berwakaf juga hendaknya tumbuh hingga mencakup lintas generasi dan lintas profesi, termasuk pelaku ekonomi dan akademisi,” tuturnya.

Pamitan, Wapres Kiai Ma’ruf Amin Minta Maaf

Jakarta (MediaIslam.id) – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin pamitan sekaligus memohon maaf atas segala kekurangan selama dia menjabat sebagai Wapres di hadapan beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala daerah. “Karena pemerintahan periodenya Pak Jokowi, saya ini tinggal menghitung hari bukan menghitung bulan, tetapi menghitung hari maka sekaligus kesempatan ini saya juga menyampaikan permohonan maaf pamit sampai 20 Oktober nanti kita sudah selesai, berakhir,” ucap Wapres saat memberikan arahan pada Rapat Koordinasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Penyerahan Dana Insentif Fiskal Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024 di Auditorium Setwapres, Jakarta, Rabu (18/09). Wapres pun mengharapkan selama lima tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo bersama dirinya dapat berakhir dengan baik. “Semoga akhirnya husnul khatimah dan mohon maaf atas segala kekurangan selama ini dan terima kasih atas kerja samanya sehingga kemiskinan ekstrem itu bisa nyaris 0 persen,” ujar Wapres. Dalam arahannya itu, Wapres menyampaikan bahwa pada 2024 ini, pemerintah telah menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem mendekati 0 persen di Indonesia. “Kita optimis target ini bisa tercapai mengingat tingkat kemiskinan ekstrem yang semula 1,12 persen pada Maret tahun lalu, sudah turun hingga 0,83 persen pada Maret tahun ini, mendekati 0 persen,” ucap Wapres. Kendati demikian, ia mengatakan pencapaian tersebut tentu masih dihadapkan oleh beberapa tantangan,seperti akurasi data sasaran, konvergensi program, kualitas pelaksanaan program, penyesuaian standar garis kemiskinan ekstrem hingga regulasi pelaksanaan penghapusan kemiskinan ekstrem yang akan berakhir di 2024 ini. “Kita perlu menjaga agar tren penurunan ini terus berlanjut melalui kolaborasi dan kerja seluruh pemangku kepentingan termasuk kinerja dan peran aktif seluruh kepala daerah,” kata Wapres.[]

Dedikasi MUI sebagai Pelayan Umat dan Mitra Pemerintah

Jakarta (Mediaislam.id) – Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin, menyoroti kiprah penuh dedikasi MUI selama hampir lima dekade dalam sambutannya pada perayaan puncak Milad ke-49 Majelis Ulama Indonesia (MUI). MUI didirikan pada 26 Juli 1975 sebagai wadah bagi ulama, zuama, dan cendekiawan Muslim untuk bersama-sama mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan ajaran Islam. Selama hampir lima dekade, MUI telah berperan aktif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari bidang keagamaan, sosial, hingga ekonomi. Dalam pidatonya, Kiai Ma’ruf, yang telah berkiprah di MUI selama berpuluh-puluh tahun, menyampaikan rasa syukur dan bangganya atas peran MUI di Indonesia. Ia menekankan bahwa MUI memiliki dua misi utama: sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan shadiqul hukumah (mitra pemerintah). “MUI itu khitahnya dua yaitu khadimul ummah, pelayan umat, dan shadiqul hukumah, mitra pemerintah. Ini relnya dua, ada dua rel karena itu tidak bisa dibelak-belokkan,” ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (26/7/2024). Kiai Ma’ruf Amin juga mengibaratkan MUI seperti kereta api yang akan tetap pada relnya. “MUI itu gerbongnya banyak di belakang, jadi tidak bisa dibawa ke mana-mana, ada khitahnya,” tambahnya. Sebagai khadimul ummah, MUI berkomitmen untuk menjaga dan melindungi umat dari berbagai penyimpangan akidah dan paham yang ekstrem. MUI juga berperan dalam mengembangkan ekonomi syariah untuk meningkatkan kesejahteraan umat. “Prinsip keumatan MUI itu adalah himayatul ummah wa wiqayatul ummah, menjaga umat melindungi umat,” ujarnya. Selain itu, MUI juga berperan dalam pemberdayaan umat agar tidak menjadi bagian yang lemah. Pemberdayaan ini meliputi aspek ekonomi agar umat Islam dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. KH Ma’ruf Amin menegaskan pentingnya pemberdayaan ekonomi umat. Sebagai shadiqul hukumah, MUI berperan aktif dalam mendukung program pemerintah, termasuk dalam upaya pemberantasan narkoba dan judi. “MUI mengambil peran-peran ikut sebagai Mitra pemerintah baik di dalam pemberantasan narkoba dalam pemberantasan judi,” ungkapnya. Kiai Ma’ruf juga mengapresiasi pembentukan Satgas Pemberantasan Judi Online yang merupakan hasil keputusan sidang kabinet. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memberikan kontribusi besar dalam mempersatukan umat, menjaga kerukunan, dan memberdayakan umat selama hampir lima dekade. Dengan dua misi utama sebagai pelayan umat dan mitra pemerintah, MUI terus berupaya untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan harmonis berdasarkan ajaran Islam. Milad ke-49 ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi dan memperbaiki langkah-langkah agar kiprah MUI semakin optimal dalam melayani umat dan bangsa. Sementara itu pada Jumat (26/7/2024), digelar puncak Tasyakur Milad ke-49 MUI. Acara Tasyakur Milad MUI kali ini mengusung tema “MUI Berkhidmat Untuk Kemaslahatan Umat dan Keharmonisan Bangsa”. Perhelatan ini dimulai sejak pukul 19.30 WIB yang dimeriahkan dengan serangkaian agenda, mulai dari Penyerahan Hasil Ijtima Ulama VIII Komisi Fatwa se-Indonesia Tahun 2024, Penyerahan Penghargaan kepada sejumlah Perwakilan Pimpinan MUI yang telah wafat, Penandatanganan Nota Kesepahaman antara MUI dengan Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), dan dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), hingga Launching Program Sosialisasi, Literasi, dan Pengembangan SDM Bidang Ekonomi Syariah. Dalam perhelatan ini, selain Ketua Umum MUI Anwar Iskandar, hadir pula sejumlah Duta Besar Negara Sahabat, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju, jajaran Kepala Lembaga Non Pemerintah, jajaran Pengurus MUI, Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Fadlul Imansyah, Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad, dan sejumlah Ketua Umum Ormas Indonesia. Sementara Wapres, selain bersama Ibu Hj Wury, juga didampingi oleh Staf Khusus (Stafsus) Wapres Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi, Stafsus Wapres Bidang Umum Masykuri Abdillah, Stafsus Wapres Bidang Ekonomi dan Keuangan Lukmanul Hakim, dan Asisten Stafsus Wapres Sholahudin Al Aiyubi. sumber: muidigital

MUI Diminta Terus Jaga Umat dari Bahaya Narkoba dan Judol

Jakarta (MediaIslam.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) harus terus menjaga dan melindungi umat agar terhindar dari bahaya narkoba dan judi daring (online). Wakil Presiden KH Ma’ruf dalam sambutannya saat menghadiri Milad ke-49 MUI di Jakarta, Jumat malam (26/07) mengingatkan fungsi MUI sebagai shadiqul hukumah (mitra pemerintah). “Kemudian juga memberdayakan umat dan kemudian juga mengambil peran-peran dalam rangka ikut sebagai shadiqul hukumah, mitra pemerintah baik di dalam pemberantasan narkoba, dalam pemberantasan judi,” kata Kiai Ma’ruf. Ia menekankan bahwa perlu langkah tegas untuk memberantas judi. Untuk itu, pemerintah juga telah membentuk Satgas Pemberantasan Perjudian Daring (judi online). “Kita memang belum bisa menghilangkan perjudian ini karena itu perlu ada langkah-langkah yang tegas, Alhamdulillah, sesuai dengan sidang kabinet bahwa untuk memberantas judi online ini dibentuklah satgas, Satgas Pemberantasan Judi Online dan kelihatan sudah mulai ada gerakan-gerakannya, tetapi kita tidak boleh berhenti sampai judi online tetapi sampai kepada hilangnya perjudian di Indonesia,” ujar Wapres. Dalam kesempatan itu, ia Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu menceritakan masalah perjudian dan minuman keras yang terjadi pada zaman dahulu di Madinah. “Umat Islam di Madinah waktu itu peminum, minumnya kalau di sana waktu itu bukan botolan, tetapi ber-qirbah-qirbah, qirbah itu kulit unta itu dijadikan tempat minuman, kalau kita di sini gentong. Jadi, minumnya di sana waktu itu bukan berbotol-botol tapi bergentong-gentong,” ungkap Wapres. “Bayangkan dan mereka penjudi banyak, tetapi kenapa ketika dikatakan, apakah kalian mau berhenti? Apa kata mereka, kami berhenti. Langsung berhenti itu khamr (minuman yang mengandung alkohol) dibuang sampai selokan-selokan di Madinah itu penuh oleh khamr. Apa kalian mau berhenti? Langsung berhenti,” katanya. Untuk itu, mantan Ketua Umum MUI itu pun menegaskan perlu adanya edukasi yang intensif untuk memberantas judi di tanah air. Peran MUI, kata dia, sangat dibutuhkan untuk melindungi dan menjaga umat agar terhindar dari ajaran-ajaran yang menyimpang. “Bahkan (di sini) sudah ada di satgas juga masih belum berhenti juga, kenapa? Karena ketika dipanggil itu tidak menyahut karena ada sifatnya yang buruk, maka perlu ada edukasi yang secara terus menerus,” kata dia. []