Tag:
Kemerdekaan Palestina
Hidayatullah.com
Sambut Keluarga Gaza, Anies Baswedan: Kalian Datang di Negeri yang Sujud Mendoakan Palestina
Hidayatullah.com—Eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan hari ini, Selasa (17/9/2024) menemui dan menjamu anak-anak dan keluarga Gaza, Palestina di Pendopo Lebak Bulus, Jakarta Selatan.Ditemai sang istri, Fery Farhati Ganis, Anies Baswedan menyambut kedatangan anak-anak dan keluarga Gaza ini sebelum bertolak ke Yordania. Anies mengatakan ini sebuah kehormatan menyambut kedatangan keluarga Pejuang Palestina di rumahnya.Sebuah kehormatan, menerima keluarga-keluarga pejuang dari Gaza, Palestina, di rumah kami kemarin.Mendengarkan cerita tentang kondisi mereka di sana. Mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita supaya dukungan kepada mereka di Palestina terus mengalir, karena penindasan… pic.twitter.com/o7K8GLN7AR— Anies Rasyid Baswedan (@aniesbaswedan) September 18, 2024“Ketika ibu mendarat di bandara Cengkareng, yakinlah ibu, bahwa ibu datang di tanah orang bersujud mendoakan Palestina, di tanah, dimana kemerdekaan diraih lewat perjuangan, di tanah kebebasan bukan diraih lewat hadiah, tapi lewat perjuangan. Sesuatu yang kami sangat sadari persis, sedang dialami oleh Bangsa Palestina hari ini,” ujar Anies Baswedan dalam unggahannya di akun media sosialnya hari Kamis (19/9/2024).
Anies menambahkan masyarakat Indonesia akan selalu bersama dengan bangsa Palestina meski berbeda jarak. “Memang jarak badan kita sangat jauh tanah Palestina dengan tanah Indonesia ribuan kilometer bentangan jalannya tetapi hati, pikiran, perasaan, dan doa tidak pernah jauh jaraknya,” kata dia.
Anies mengatakan bahwa kunjungan mereka ke Indonesia dapat sekaligus melihat secara langsung simpati dan perjuangan yang begitu luas di masyarakat di Indonesia. “Kami di Indonesia InsyaAllah akan terus ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina,” pungkasnya.
Dalam silaturahmi ini, perwakilan keluarga Gaza Mahmud Khawaja berharap Anies terus memberikan pengaruh baik kepada warga Indonesia untuk terus mengingat kondisi keluarga Palestina yang terus dijajah.
“Kami benar-benar merasa senang diterima dengan baik kami merasa berada di rumah sendiri,” ucapnya.
Anies juga menulis momen-momen penting pertemuan istimewa itu di akun Instagramnya. “Sebuah kehormatan, menerima keluarga-keluarga pejuang dari Gaza, Palestina, di rumah kami kemarin,” tulisnya.
“Mendengarkan cerita tentang kondisi mereka di sana. Mengingatkan kembali kepada saudara-saudara kita supaya dukungan kepada mereka di Palestina terus mengalir, karena penindasan oleh zionis Israel masih terus berlanjut,” tambah dia.
“Kita akan terus bersama Palestina, membantu dengan segala daya upaya yang kita bisa lakukan, dan mendoakan saudara-saudara kita di Palestina, agar mereka segera bebas dari penindasan, mendapatkan kedamaian, dan keadilan,” tulis Anis.
Diketahui, rombongan keluarga Gaza ini datang ditemani organisasi pengungsi Gaza Palestina di Yordania yakni Tim Peduli dan Islamic Charity for Society (ICC) serta iNews Media Grup.*
Hidayatullah.com
Pamitan, Menlu Retno Marsudi: Jangan Pernah Tinggalkan Palestina Berjuang Sendirian
Hidayatullah.com—Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi meminta anggota DPR RI untuk tidak meninggalkan bangsa Palestina berjuang sendirian di tengah hak-hak mereka yang dirampas oleh penjajah Zionis ‘Israel’.Ia menitipkan isu kemerdekaan bangsa Palestina ke Komisi I DPR RI saat menyampaikan perpisahan di ujung masa jabatannya dalam rapat kerja/rapat dengar pendapat di kompleks parlemen, Jakarta hari Kamis.Menlu Retno Marsudi menitipkan pesan menyentuh saat rapat kerja/rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI. Dalam rapat itu, ia menyampaikan agar Komisi I tidak meninggalkan bangsa Palestina hingga jangan pernah berhenti mencintai Indonesia. Menlu Retno juga menyempatkan diri… pic.twitter.com/p7qQWIXBWb— antaranews.com (@antaranews) September 12, 2024Menlu berharap Indonesia terus mendampingi perjuangan bangsa Palestina yang kini mengalami konflik kemanusiaan dengan Israel. Dalam isu tersebut, Indonesia sangat dihormati internasional.
“Karena konsistensi kita untuk membela keadilan dan kemanusiaan, terutama untuk masalah Palestina,” kata Retno usai menghadiri rapat.
Menurut dia, Indonesia perlu terus mendampingi Palestina karena konflik yang terjadi mengenai masalah keadilan dan kemanusiaan. Maka, jangan sampai Indonesia meninggalkan bangsa Palestina sendirian.
“Jangan tinggalkan bangsa Palestina sendirian di tengah hak-hak mereka dirampas,” kata dia.
Dirinya mengaku bersyukur bisa dipercaya selama dua periode pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengemban tugas sebagai menteri luar negeri.
“Saya sangat terhormat mendapatkan amanah dan tanggung jawab, menjadi kapten diplomasi Indonesia selama 10 tahun amanah tersebut. Sebentar lagi akan selesai sebagai warga negara biasa saya akan terus mencoba berkontribusi untuk Indonesia,” ujarnya.
Sejauh ini, menurut dia, Pemerintah dan DPR RI sudah saling memperkuat dan saling mendukung bagi kejayaan Indonesia di mata internasional.
Walaupun akan segera selesai, dia akan sebisa mungkin terus berkontribusi untuk Indonesia. Untuk itu, dia yakin anggota Komisi I DPR RI akan terus berkontribusi.
Saat ini sejumlah menteri kabinet Presiden Joko Widodo ramai-ramai menyampaikan perpisahan ketika rapat kerja bersama DPR RI di komisi mitranya masing-masing.
Kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo periode 2019—2024 akan berakhir pada tanggal 20 Oktober 2024 bersamaan dengan pelantikan pasangan calon terpilih pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024—2029.* ant
Hidayatullah.com
Ijtima’ Ulama MUI: Menlu Kabinet Prabowo Wajib Komitmen Perjuangkan Kemerdekaan Palestina
Hidayatullah.com—Ijtima’’ Ulama MUI yang diselenggarakan di Bangka Belitung juga membahas komitmen Indonesia untuk terus memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional (HLNKI) Prof Dr Sudarnoto menyampaikan bahwa saat ini gerakan Islamofobia mengalami peningkatan yang cukup drastis di beberapa negara.
“Sejak agresi antara ‘Israel’ dan Palestina yang semakin memanas, trend gerakan Islamofobia semakin meningkat dan meluas, khususnya di negara-negara Barat,” ujar Prof Dr Sudarnoto, Jumat (31/5/2024).
Dengan kondisi tersebut, Prof Sudarnoto mengingatkan, dalam kepemimpinan baru Indonesia harus tetap menjaga komitmennya dalam membela Palestina dan memerangi Islamofobia.
“Siapapun Menteri (Luar negeri) yang akan dipilih oleh kabinet baru, jangan sampai menteri yang berusaha untuk membuka ruang hubungan diplomatik Indonesia dan ‘Israel’,” kata dia.Selaras dengan hal tersebut, dalam hasil Ijtima’ Ulama ke VIII juga menyoroti poin terkait kecaman keras atas perlakuan genosida yang dilakukan ‘Israel’ terhadap Palestina.
Pada poin tersebut Ketua MUI Bidang Fatwa, Kiai Asrorun Ni’am menjelaskan bahwa genosida atau penjajahan atas suatu bangsa merupakan pengingkaran dan penghianatan terhadap komitmen kemerdekaan serta bertentangan dengan hukum internasional.
“Komitmen kewarganegaraan kita dijamin oleh konstitusi. Jika ada institusi yang melakukan pendukungan terhadap aktivitas zionisme ‘Israel’, misalnya, dan juga segala bentuk institusi yang melakukan tindakan kejahatan itu adalah tindak penghianat terhadap konstitusi dan juga terhadap kemanusiaan,” jelas Niam.*
Hidayatullah.com
BKSAP DPR Dorong Komisi Palestina Lebih Aktif Suarakan Kemerdekaan Palestina
Hidayatullah.com—Anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Jazuli Juwaini berharap agar Komisi Palestina (Committee on Palestine) yang menjadi salah satu komisi di forum Asian Parliamentary Assembly (APA) dapat lebih aktif menyuarakan Kemerdekaan Palestina.
Diketahui, Komisi Palestina merupakan komisi yang baru terbentuk pada sidang Dewan Eksekutif APA, di Antalya, Turkiye, November 2023 lalu.
Komisi khusus terkait Palestina ini berfokus untuk melakukan upaya diplomasi parlemen untuk mendorong perdamaian, menghentikan perang, sekaligus investigasi atas tindakan kejahatan perang Israel, serta mendorong kemerdekaan Palestina.
“Kami berpandangan bahwa Komisi Palestina harus menjadi komisi terkuat di lembaga (APA) ini, dalam situasi seperti ini dan pernyataannya harus didengarkan dan lebih aktif dibandingkan komite lainnya dalam situasi seperti ini,” ujar Jazuli Juwaini, dalam Standing Committee on Political Affairs di Sidang Pleno APA ke-14 di Baku, Azerbaijan, Jumat (24/2/2023).
“Kami mengusulkan agar Komite Palestina bertahan sampai Palestina merdeka dari Israel,” tambahnya.
Hal ini, lanjut Jazuli, melihat bagaimana pembunuhan dan penghancuran terhadap Palestina terjadi setiap hari. Sehingga, setidaknya Komisi Palestina APA dapat mendahulukan kepentingan Palestina dibanding kepentingan lainnya.
“Karena pembunuhan terjadi setiap hari dan penghancuran terjadi setiap hari. Memang benar persoalan ekonomi, persoalan budaya, dan persoalan lainnya itu penting, namun dalam keadaan seperti ini persoalan Palestina harus kita dahulukan,” tekan Politisi Fraksi PKS ini.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Untuk itu, Anggota Komisi I DPR RI ini pun berharap Komisi Palestina dapar lebih aktif lagi bekerja secara konkret untuk mendorong segera kemerdekaan Palestina.
“Komite Palestina bukan sekadar komite yang dibentuk tetapi harus menjadi komite yang lebih aktif dibandingkan komite lainnya. Kami mengusulkan agar Komite Palestina bertahan sampai Palestina merdeka dari Israel,” harapnya.*
Hidayatullah.com
MUI: Keputusan ICJ atas Genosida ‘Israel’ Langkah Penting Bela Kemerdekaan Palestina
Hidayatullah.com—Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Dr Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan keputusan Mahkamah Internasional (International Court of Justice) terkait gugatan Afrika Selatan atas genosida ‘Israel’ sebagai langkah awal yang penting membela kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina.
“Ini adalah langkah awal yang sangat penting secara hukum internasional. Melalui Afrika Selatan, masyarakat dunia dan juga negara-negara pembela kemanusiaan dan kemerdekaan,” ujar Sudarnoto, Sabtu (27/1/2024).
“Keputusan ICJ semakin memperkuat keyakinan masyarakat global bahwa supremasi hukum harus tetap dikawal,” tambah dia.
MUI berharap kepada penjajah ‘Israel’ dan semua negara mitranya untuk menghormati, mentaati dan menindak lanjuti semua butir keputusan ICJ. “Jangan ada lagi pengkhianatan dan mempermainkan keputusan penting tingkat internasional apalagi ini menyangkut kedaulatan wilayah dan penduduk,” kata Sudarnoto.
MUI berharap negara-negara Barat yang selama ini menggaungkan demokrasi dan HAM berhenti melakukan aksi kemunafikan dalam kasus Palestina. “Saya serukan agar hentikan kemunafikan yang selama ini telah ditunjukkan secara kasat mata tanpa rasa malu. Kembalilah ke jalan yang benar yaitu jalan yang menghormati nilai-nilai kemuliaan universal; yang menghentikan seluruh bentuk diskriminasi, rasisme, rasialisme dan supremasisme. Junjung dan lindungi kemanusiaan, kedaulatan, perdamaian dan kesejahteraan, dan tegakkan hukum internasional,” ujarnya.
“Hentikan semua bentuk kebijakan politik untuk melindungi negara jahat dan teroris dan jangan menjadi negara yang melakukan kejahatan kepada negara manapun dan komunitas apapun,” tambahnya.
MUI juga Menyerukan kepada semua pihak untuk secara terus menerus mengawal keputusan ICJ ini agar bisa diterapkan secara efektif sehingga Palestina memperoleh perlindungan maksimal, tidak ada korban lagi sebagai akibat pembunuhan massal yang dilakukan penjajah.
MUI juga mengingatkan agar Negara anggota OKI segera melakukan langkah-langkah politik. “Semua pihak perlu kepastian bahwa semua butir keputusan ICJ benar-benar dipatuhi oleh Israel. Karena itu, khususnya bagi negara-negara anggauta OKI perlu melakukan langkah-langkah politik penting untuk mengawal keputusan ICJ ini,” Sudarnoto Abdul Hakim.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Tak lupa MUI menyampaikan terima kasih kepada Afrika Selatan yang telah dengan sangat meyakinkan dan optimis menyampaikan gugatan kasus genosida Israel terhadap warga Palestina di ICJ.
“Langah berani ini sangat penting pada saat ketidak adilan global dan konspirasi jahat Israel-Amerika dan para mitra negara-negara Barat sedang gencar dilakukan dengan penuh kecongkaan,” tambahnya.*
Hidayatullah.com
Hamas Tolak Solusi Dua Negara Buatan Barat di Tanah Palestina
Hidayatullah.com—Kepala Biro Politik Hamas Luar Negeri, Khaled Misy’al, mengungkapkan penolakan gerakannya dan rakyat Palestina terhadap istilah Solusi Dua Negara yang dirancang Barat. Ia menekankan bahwa rakyat Palestina menuntut hak merdeka, pencabutan penjajahan, dan berdirinya negara Palestina.
“Barat mengatakan bahwa pertempuran 7 Oktober membuka cakrawala bagi isu visi politik, dan dari sini mereka kembali ke komoditas lama mereka, yaitu Solusi Dua Negara, “ ujarnya
Ia men menjelaskan bahwa Hamas tidak menerima istilah Solusi Dua Negara, karena itu berarti bangsa Palestina memiliki negara yang dijanjikan pada waktu yang diperlukan. “Untuk mengakui legitimasi negara lain, yaitu entitas Zionis, dan hal ini ditolak mentah-mentah,” ujar Misy’al dikutip Palestina Information Centre (PIC), hari Rabu (17/1/2024).
Misy’al menyatakan bahwa posisi Hamas dan posisi mayoritas rakyat Palestina, terutama setelah 7 Oktober memperbarui impian dan harapan bagi Palestina dari laut hingga sungai dan dari utara ke selatan.
Ia mengatakan, bahwa Hamas dan rakyat Palestina tidak akan menerima solusi akhir yang mengindikasikan perbatasan tahun 1967, dan menjelaskan bahwa 21% penduduknya merupakan seperlima dari wilayah Palestina “jadi hal ini tidak dapat diterima.”
Misy’al menekankan bahwa konsensus Palestina atau kuasi-konsensus Palestina, seharusnya dari laut hingga sungai, menjelaskan bahwa harus dari wilayah Ras Naqoura hingga wilayah Umm Rashrash atau Teluk Aqaba, dan “ini adalah hak kami.”
Dia menunjukkan bahwa posisi ini dilakukan untuk memfasilitasi konsensus Palestina dan Arab pada tahap ini. Namun tanpa menyerahkan satu pun bagian dari hak atau tanah kami dan tanpa perlu mengakui pihak yang merampat alias penjajah.
“Hamas dan pasukan Palestina sejak awal, sebagaimana kami jelaskan dalam dokumen politik kami pada tahun 2017, bahwa untuk menjadi dasar bagi pertemuan bersama dan program nasional bersama dengan pasukan Palestina dan posisi Arab, kami menerima sebuah negara di perbatasan tahun 1967 dengan Al-Quds (Baitul Maqdis) sebagai ibu kotanya dengan kemerdekaan penuh dan hak untuk kembali tanpa mengakui legitimasi entitas Zionis,” katanya.*
Baca juga > > > Solusi Dua Negara Palestina, Tak Sesuai dengan Islam
Hidayatullah.com
Menlu Retno: Indonesia Akan Sampaikan Opini tentang Palestina di Mahkamah Internasional
Hidayatullah.com—Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, akan menyampaikan opini terkait masalah Palestina di Mahkamah Internasional pada 19 Februari 2024. Pada kesempatan tersebut, Menlu bakal menekankan konsekuensi hukum tindakan Israel di wilayah pendudukan Palestina, termasuk Jerusalem Timur.
“Tampilnya Indonesia di depan Mahkamah Internasional melengkapi berbagai langkah diplomasi untuk mendukung perjuangan bangsa Palestina,” ujarnya, Selasa (16/1/2024). Menurut Menlu, Indonesia tidak tinggal diam dan terus menggalang dukungan untuk Palestina dari tiga bulan sejak agresi meletus.
Ditambahkannya bahwa penyampaian pandangan hukum Indonesia kepada International Court of Justice (ICJ) adalah sesuai permintaan Majelis Umum PBB. Sebelumnya, Retno telah menyampaikan pandangan Indonesia secara tertulis di markas ICJ, Den Haag, Belanda, pada Juli 2023.
Untuk menyusun pandangan komprehensif dan sesuai hukum internasional, Kementerian Luar Negeri menggelar diskusi dengan para pakar hukum internasional.
“Tujuannya untuk memperkaya dan menajamkan pandangan hukum Indonesia yang akan disampaikan kepada Mahkamah Internasional, Februari mendatang,” kata Menlu dikuti RRI.
Menurut Retno, diplomasi Indonesia untuk Palestina masih belum selesai. “Harus terus berlanjut dari sisi politik, ekonomi, dan kemanusiaan, hingga bangsa Palestina dapat menikmati kemerdekaan sepenuhnya,” ujarnya.*
Hidayatullah.com
Mantan Perwira Angkatan Darat Prancis: Kehancuran ‘Israel’ Sudah Amat Dekat
Hidayatullah.com—Seorang mantan perwira Angkatan Darat Prancis meramalkan kehancuran ‘Israel’ sudah sangat dekat, mengingat peristiwa yang dialami Gaza sejak pecahnya “Operasi Taufan (Banjir) Al-Aqsha” pada 7 Oktober 2023.
Kolonel (Purn) Alain Corvais, mengatakan dalam klip video di media social baru-baru ini bawah peristiwa tragis yang terjadi saat ini di Palestina adalah awal dari berakhirnya ‘Israel’.
“Pembantaian yang tidak manusiawi hingga mencabut penduduk Gaza bahkan Tepi Barat menunjukkan bahwa negara tanpa hukum ini tidak punya masa depan sejak didirikan,” katanya dikutip laman Aljazeera.net. Mantan Perwira Angkatan Darat Prancis Kolonel (Purn) Alain Corvais :Masa depan “Israel’ segera berakhir. Setelah opini dunia mendukung ‘Israel’ kini berbalik tuntutan mendirikan Palestina menjadi tidak tertahankan@amansouraja pic.twitter.com/mFFoDjf1AS— Hidayatullah.com (@hidcom) December 21, 2023Tidak hanya itu, ia juga menambahkan, akhir dari masa depan ‘Israel’ sudah sangat dekat, karena jelas bahwa setelah opini publik dunia beralih dari mendukung ‘Israel’ menjadi mendukung Palestina, tuntutan untuk mendirikan negara Palestina menjadi tidak tertahankan untuk ditunda.
“Dan bahwa negara Palestina ini tidak bisa hidup berdampingan dengan Negara ‘Israel’. Hidup berdampingan antara dua negara di tanah ini sekarang benar-benar mustahil,” ujarnya.
“Tidak hanya itu, namun akhir dari hal ini sudah sangat dekat, karena jelas bahwa setelah opini publik dunia beralih dari mendukung ‘Israel’ menjadi mendukung Palestina, tuntutan untuk mendirikan negara Palestina menjadi tidak tertahankan untuk ditunda, dan bahwa negara Palestina ini tidak bisa hidup berdampingan dengan Negara ‘Israel’. “Hidup berdampingan antara dua negara di tanah ini sekarang benar-benar mustahil,” katanya dalam sebuah video yang dipublikasikan di platform TikTok awal November lalu.
Korviz mengatakan, dalam setiap propaganda sejak awal, ‘Israel’ telah mencoba menampilkan Hamas sebagai gerakan teroris. Namun secara fakta justru sebaliknya, teror ‘Israel’ sudah berlangsung lebih 75 tahun.
“Saya tidak ingin kembali ke rinciannya, tapi saya katakan ini adalah kebalikan dari fakta karena para teroris adalah orang ‘Israel’, dan ini telah menjadi praktik mereka sejak tahun 1947,” kata dia.
“Kami mengetahui detail perilaku dan perlakuan mereka sejak mereka menetap di tanah yang diberikan PBB. Mereka tidak berhenti memaksakan kendali mereka, menindas dan membunuh orang-orang Palestina,” kata Korviz.
“Sebagai seorang spesialis dalam pemikiran geopolitik, saya mengatakan bahwa perlawanan heroik rakyat Palestina terhadap rezim fasis Nazi ‘Israel’ adalah sebuah katalis yang akan memungkinkan terjadinya konflik di seluruh dunia, “ ujar Korviz.
“Dengan agresi baru ini, kita akan masuk ke dalam konflik yang baru ini, dunia multipolar yang akan mengakhiri dunia yang dikuasai Amerika Serikat dan Zionis di Tel Aviv.”
Lebih jauh Korviz mengecam dominasi narasi penjajah ‘Israel’ dan Amerika dalam agresinya saat ini di semua media Eropa, dengan mengatakan; “Jika dunia Barat saat ini menyedihkan, itu karena dunia Barat telah diduduki dan dikendalikan oleh kekuatan Zionis dan Amerika selama beberapa waktu,” ujarnya.
Ia aya yakin bahwa perjuangan rakyat Palestina hari ini untuk menghilangkan ketidakadilan yang telah mereka alami selama 75 tahun adalah faktor mendasar yang akan mendorong masyarakat tertindas lainnya, untuk keluar dari pemerintahan yang dibentuk oleh elit teknokratis yang kaya dengan miliaran dolar dan mengendalikan semua media.
“Sampai-sampai pada tingkat di mana saluran-saluran Prancis dan Eropa lainnya mulai mengulangi satu kalimat, yaitu bahwa ‘Israel’ memiliki hak untuk membela diri,” kata dia.
Dia menekankan, masyarakat harus menghadapi ketidakadilan yang dilakukan oleh media dan pemerintah Eropa, yang memutarbalikkan kebenaran demi kepentingan Amerika dan ‘Israel’.
“Saya tidak hanya takut, namun saya tahu bahwa ‘Israel’, dengan perilakunya sejak tahun 1948, dapat mencapai tujuan titik kehancuran total yang diharapkan, dan mereka tidak akan berhenti, terlepas dari reaksi internasional,” kata dia.
Ia mengakhiri pidatonya dengan mengatakan; “Amerika Serikat kehilangan kendali atas dunia, dan mereka mengetahui hal ini, dan mereka akan berusaha keras untuk mempertahankan kendali mereka, dan begitu pula ‘Israel’ di Palestina,” tutupnya.*