Tag:

Keadilan

Umar bin Khattab: Pemimpin yang Ditakuti Setan

“Seandainya ada Nabi lagi, itulah Umar,” kata Rasulullah Saw. Ya Umar ra memang lelaki pemberani. Kalau ia jalan, setan-setan ketakutan dan pada menyingkir. Dalam dirinya menyatu kesalehan, keberanian, kezuhudan, kecerdasan dan kepedulian.Umar jelas laki-laki yang shaleh. Shalat senantiasa ia lakukan dengan khusyuk. Perintah Rasulullah selalu ia jalankan. Bahkan ada ayat al Quran yang turun membenarkan Umar, ketika terjadi perbedaan pendapat antara Umar dengan Rasulullah.Keberaniannya sulit dicari bandingannya. Ketika ia masuk Islam, ia berani berdiri di hadapan kaum kafir menyatakan keislamannya. Tokoh-tokoh kafir tidak berani berkelahi dengan Umar. Umar salah satu tokoh yang ‘menyebabkan dakwah Rasulullah berpindah dari sirriyah (sembunyi-sembunyi) menjadi jahriyah (terang-terangan)’.Ketika menjadi khalifah menggantikan Abu Bakar, Umar dikenal kezuhudannya. Umar tidak mau istananya berlapis emas, seperti yang biasa dilakukan Raja Romawi dan Persia. Padahal dengan kekayaan negara yang dikelolanya ia mampu untuk membangun istana yang mewah. Seorang raja pernah melihat Umar tidur di bawah pohon dan ia memuji Umar bisa tidur nyenyak seperti itu karena keadilan yang dijalankannya. Ketika Umar memerintah ia melarang keluarganya mengambil harta dari Baitul Mal (Kas Negara).Sebagaimana Abu Bakar, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, Umar adalah pemimpin yang cerdas. Di masanya Mesir, Palestina dan lain-lain ditaklukkan. Al Quran dan Sunnah Rasulullah senantiasa menjadi pedomannya dalam mengambil keputusan-keputusan negara.Kepeduliannya kepada rakyat yang miskin luar biasa. Ia seringkali keluar malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Bahkan ia pernah memanggul sendiri sekarung bahan makanan, ketika melihat ada rakyatnya yang dilanda kemiskinan. Ia juga dengan segera menyelesaikan permasalahan ‘seorang wanita yang bersenandung sendiri’ karena ditinggal suaminya pergii berjihad. Saking peduli kepada rakyat dan negaranya, hingga ia pernah mengatakan bahwa kalau ada keledai terpeleset, maka itu tanggungjawabnya.Inilah kisah masuk Islamnya Umar. Suatu hari Umar terburu-buru keluar dari rumahnya. Raut wajahnya tampak garang dan tangan kanannya menggenggam sebilah pedang. Di tengah jalan dia bertemu dengan Nuaim bin Abdullah dari Bani Zahra. Dia memperhatikan muka Umar yang beringas sehingga meluncur pertanyaan dari mulutnya,”Hendak kemana engkau wahai Umar?”“Aku mau membunuh Muhammad,”jawab Umar.”Dia telah bertukar agama, mengacaukan aturan Quraisy dan telah memberi malu kepada agama kita dengan memaki-maki tuhan-tuhan Quraisy. Karena itu, aku hendak membunuhnya.”Mendengar jawaban Umar yang penuh emosi itu, Nuaim berkata,”Bagaimana engkau akan bisa selamat dari Bani Hasyim dan Bani Zahra kalau engkau membunuh Muhammad?”“Apa maksudmu? Apakah engkau juga sudah meninggalkan agama kita dan memeluk agama Muhammad/” kata Umar lagi.“Umar,”jawab Nuaim,”Maukah engkau kutunjukkan hal yang aneh? Ipar dan anak pamanmu, Said bin Zaid bin Amr, dan adikmu, Fatimah binti Khattab, sendiri sudah meninggalkan agama nenek moyang kita. Kurasa lebih baik jika engkau dapat mengurus saudaramu sendiri, wahai Umar.”Setelah mendengar ucapan Nuaim, darah Umar bagai mendidih. Dia bergegas pergi ke tempat saudara perempuannya. Begitu sampai, Umar mendengar seperti ada suara orang mengaji. Di tempat adiknya itu memang ada Khabab bin Art yang sedang mengajarkan mengaji kepada Fatimah dan suaminya. Mengetahui Umar yang datang, Khabab bersembunyi. Umar langsung menemui Fatimah dan suaminya.“Suara-suara bergumam apa yang kudengar tadi?” tanya Umar.“Cuma bicara-bicara saja,”jawab Fatimah.“Rupa-rupanya engkau sudah meninggalkan agama nenek moyangmu?”tanya Umar lagi.Iparnya berkata,”Kebenaran itu bukan yang selama ini menjadi peganganmu, hai Umar.”Ketika itu Umar sudah tidak dapat menahan diri lagi. Dia merenggut leher baju Said dan menghantamnya keras-keras. Fatimah datang bergegas menghalangi Umar yang akan memukul kembali suaminya. Melihat sikap Fatimah, Umar makin marah. Dia menampar wajah adiknya sampai biru lebam dan meneteskan darah. Dalam keadaan yang buruk ini, Fatimah berkata,”Memang kebenaran itu bukan yang selama ini menjadii peganganmu. Benar, kami telah memeluk Islam dan kami telah menyatakan keimanan kami kepada Allah dan RasuNya. Sekarang lakukanlah yang engkau inginkan, Islam tidak akan pernah pudar dari hati kami.”1 2Laman berikutnya

Keadilan Tidak Bisa Dinegosiasikan: Mengapa “Israel” Tidak Mampu Hancurkan Perlawanan Palestina

Oleh Ramzy Baroud* (Arrahmah.id) – Gaza telah mengubah persamaan politik di Palestina. Terlebih lagi, dampak dari perang yang menghancurkan ini kemungkinan besar akan mengubah persamaan politik di seluruh Timur Tengah dan menjadikan Palestina kembali sebagai krisis politik paling mendesak di dunia pada tahun-tahun mendatang. Sejak berdirinya “Israel”, yang difasilitasi oleh Inggris dan dilindungi oleh Amerika Serikat […]

Sapa Rakyat Aceh, Anies Sampaikan Komitmennya Hadirkan Keadilan

Banda Aceh (SI Online) – Bakal calon presiden Anies Baswedan menyatakan komitmen untuk berjuang menghadirkan keadilan setara bagi masyarakat Indonesia, termasuk di Provinsi Aceh.“Saya datang ke sini untuk menyapa masyarakat Aceh dan kembali menyampaikan kami berkomitmen menghadirkan keadilan kesetaraan, khususnya untuk masyarakat Aceh,” kata Anies Baswedan saat berkunjung ke Lhokseumawe, Aceh, Rabu (01/11/2023) seperti dilansir ANTARA.Untuk diketahui, hari ini Anies Baswedan didampingi istrinya Fery Farhati kembali berkunjung ke Aceh untuk bersilaturahim dengan warga di Kota Lhokseumawe.Terakhir, bacapres dari Koalisi untuk Perubahan ini mengunjungi Banda Aceh pada Desember 2022. Kedatangan Anies kali ini di Serambi Mekkah didampingi Wakil Ketua Partai NasDem Ahmad Ali, Ketua DPW NasDem Provinsi Aceh Teuku Taufiqulhadi.Anies menyampaikan Aceh sudah memperjuangkan kemerdekaan sebelum negara ini merdeka. Bahkan, ketika Indonesia merdeka Aceh menjadi sebagai daerah modal untuk republik ini.“Aceh ini sebuah masyarakat yang memiliki kontribusi besar pada Republik Indonesia,” ujarnya.Aceh, lanjut Anies, merupakan provinsi yang kaya raya dengan sumber daya alamnya, tetapi sampai hari ini masih merasakan ketimpangan dalam kesejahteraan.“Justru di sini kita merasakan ada banyak pembangunan yang tidak berjalan cepat, pembangunan yang tidak dirasakan oleh semua. Jadi kami prioritaskan untuk mempercepat pembangunan di Aceh,” katanya.Dalam kesempatan ini, Anies menyatakan bahwa UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh (UUPA) perlu dilaksanakan sehingga program yang tertuang di dalamnya dapat terealisasi, termasuk soal Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh.“UUPA perlu dilaksanakan. Kami mengusahakan saja yang terbaik (soal Dana Otsus Aceh),” ujarnya.Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengucapkan terima kasih kepada sejumlah partai lokal di Aceh yang telah memberikan dukungan terhadap dirinya.“Saya berterima kasih kepada partai (lokal di Aceh) yang telah mendukung,” pungkasnya. []