Tag:

Italia

Buron Mafia Narkoba Italia Ditangkap Setelah Berpose di Kuburan Eskobar

Hidayatullah.com– Luigi Belvedere, buronan mafia narkoba Italia – yang berperan sebagai perantara geng narkoba Kolombia – telah ditangkap setelah hampir empat tahun melarikan diri di Amerika Selatan.Luigi Belvedere, salah satu buronan yang paling dicari aparat Italia, terlacak berada di kota Medellín, yang merupakan basis kartel narkoba terkenal pimpinan mendiang Pablo Escobar.Kepolisian Italia merilis gambar Belvedere sedang berpose di samping makam Escobar saat mengumumkan penangkapannya.Meskipun melarikan diri keluar Eropa guna menghindari dakwaan perdagangan narkotika, dia tetap aktif dalam mengatur pengiriman narkoba dari Amerika Selatan ke Eropa, kata pihak kepolisian seperti dilansir BBC.Belvedere, diyakini berusia sekitar 32 tahun, tercantum di dalam daftar buronan paling berbahaya pemerintah Italia.Berasal dari Caserta, di utara Naples, dia merupakan penyelundup narkoba spesialis kokain dan salah satu orang penting yang menjadi penghubung antara klan-klan mafia dan penghasil kokain Kolombia, kata Kepolisian Italia dalam pernyataan hari Jumat (25/10/2024).Di Italia di bekerja untuk Casalesi, yang merupakan bagian dari klan mafia Camorra yang terkenal.Belvedere buron sejak Desember 2020, ketika dia divonis hukuman penjara hampir 19 tahun karena terlibat perdagangan narkoba internasional.Europol, kepolisian Uni Eropa, bekerja sama dengan pihak penyidik Kolombia untuk melacak Belvedere di Medellín.Kota itu memiliki sejarah panjang geng narkoba, dan merupakan basis dari kartel Medellin yang dipimpin Pablo Escobar.Dibentuk pada tahun 1970-an, kartel narkoba Medellin diperkirakan menguasai 80 persen pasar kokain dunia di masa jayanya.Organisasi narkoba Escobar sangat canggih dan menghasilkan uang sangat banyak sehingga gembong narkoba itu tercantum di daftar miliarder dunia susunan Forbes selama tujuh tahun, sebelum akhirnya ditembak mati oleh polisi pada 1993.Saat masih berjaya memimpin kartel Medellin, Escobar pernah memamerkan dirinya sedang berpose di depan Gedung Putih, Washington DC.*

Melawan LGBT, Erdogan Dukung Keputusan PM Italia Larang Kehamilan Lewat Ibu Pengganti

Hidayatullah.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung keputusan Perdana Menteri Italia Giogia Meloni untuk melindungi konsep keluarga tradisional.Nyawa bukanlah komoditasIbu pengganti adalah perbudakan modernMelalui panggilan telepon, pada Selasa (22/10/2024) Erdogan mengapresiasi keputusan Meloni yang telah mendukung konsep keluarga yang bertentangan dengan para pendukung LGBT. Italia baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang melarang surrogate mother atau ibu pengganti, sebagai upaya untuk menindak tegas pasangan sesama jenis yang mencoba mengadopsi. Undang-undang baru Italia ini tidak membedakan antara pasangan sesama jenis dan heteroseksual, atau antara ibu pengganti yang altruistik atau berbayar, namun akan memberi dampak yang besar pada komunitas LGBT. Italia sudah melarang pasangan gay untuk mengadopsi anak. Tahun lalu negara ini mulai menghapus nama ibu lesbian dari beberapa pendaftaran kelahiran jika mereka bukan orang tua kandung. Banyak pemerintah daerah telah mengubah pencatatan kelahiran dengan hanya mencantumkan “ibu” dan “ayah” daripada “orang tua 1” dan “orang tua 2”, yang diterima secara luas di seluruh Uni Eropa. Italia adalah salah satu negara Eropa Barat terakhir yang melegalkan hubungan sesama jenis, yang dilakukan pada tahun 2016, tetapi tidak mengakui pernikahan sesama jenis. Nyawa bukanlah komoditas Italia telah memperluas larangannya terhadap praktik kontroversial surrogate mother atau ibu pengganti, di mana embrio ditanamkan ke dalam rahim wanita yang tidak memiliki hubungan biologis dengan janin yang dikandungnya. Keputusan ini disambut baik para ahli yang menyebutnya sebagai langkah penting dalam melindungi hubungan ibu-anak dan melindungi wanita yang kurang mampu agar tidak menjadi sasaran ekploitasi. Awalnya Italia hanya melarang praktik ibu pengganti di negara itu, namun pada pekan lalu Senat mensahkan UU yang melarang warga Italia mencari ibu pengganti di negara lain. Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni memuji pengesahan UU tersebut, menyebutnya sebagai “aturan akal sehat yang menentang komodifikasi tubuh perempuan dan anak-anak. Nyawa manusia tidak memiliki harga dan bukan komoditas.” Meskipun beberapa negara Eropa lainnya seperti Prancis, Jerman, dan Spanyol juga memiliki UU yang melarang ibu pengganti, namun sebagian besar tidak memiliki regulasi yang mengaturnya. Dalam dua tahun terakhir, industri ibu pengganti telah berkembang dari $4 miliar (Rp 62,5 triliun) menjadi $14 miliar (Rp 218,7 triliun). Dalam banyak kasus, wanita yang hidup dalam kemiskinan di negara-negara seperti Ukraina setuju untuk menyewakan rahim mereka kepada pasangan kaya yang ingin memiliki anak. Ibu pengganti adalah perbudakan modern Para pengamat juga menunjukkan “penelitian dan realitas ilmiah tentang trauma seumur hidup yang diakibatkan oleh luka mendalam akibat pemisahan bayi yang baru lahir. … Data menunjukkan bahwa ketika bayi dipisahkan dari ibu kandungnya saat lahir, hal itu membawa konsekuensi negatif yang berlangsung lama.” Terlepas dari banyaknya bahaya ibu pengganti, tidak ada hukum federal yang melarang praktik ini di AS. Saat ini, 47 negara bagian “mengizinkan dan mengatur ibu pengganti atau tidak secara tegas melarangnya.” Kurangnya peraturan yang konsisten mengenai perlindungan hukum bagi ibu pengganti dan tidak adanya batasan jumlah kompensasi yang dapat mereka terima “membuat khawatir beberapa ahli bioetika, yang khawatir wanita berpenghasilan rendah dapat dipaksa menjadi ibu pengganti hanya karena kebutuhan finansial.” Mary Szoch, direktur Family Research Council’s Center for Human Dignity, memuji perluasan larangan ibu pengganti di Italia, dengan alasan bahwa praktik ini sangat merugikan ibu dan bayi dan harus dilarang di AS. “Ibu pengganti adalah bentuk perbudakan modern,” katanya kepada The Washington Stand. “Praktik tersebut memangsa wanita miskin, dan dengan begitu, menghancurkan hubungan yang paling sakral – hubungan antara ibu dan anak. Ketika seorang wanita menjadi ibu pengganti, setelah kelahiran anaknya, bayinya diambil darinya yang menyebabkan rasa sakit fisik dan emosional bagi ibu dan anak.” “Tidak ada harga yang bisa ditukar dengan nyawa seorang anak,” Szoch menyimpulkan. “Tidak ada jumlah uang yang dapat menyembuhkan rasa sakit yang merupakan hasil dari pemisahan seorang ibu dan bayinya. Larangan Italia terhadap ibu pengganti harus dipuji, dan AS – di mana tidak ada peraturan tentang ibu pengganti atau program bayi tabung – sebaiknya mengikuti contoh Italia.”

Italia Melarang Warganya Surogasi di Luar Negeri

Hidayatullah.com– Wakil rakyat di majelis tinggi parlemen Italia, hari Rabu (16/10/2024), memperluas larangan bagi warganya untuk melakukan surogasi ke luar negeri, mempidanakan orang yang melakukan surogasi di luar negeri sekembalinya mereka ke Italia.Legislasi itu diusung oleh Fratelli d’Italia, partainya Perdana Menteri Giorgia Meloni, yang mengkampanyekan nasionalisasi dan nilai-nilai keluarga tradisional. “RUU yang menjadikan penyewaan rahim sebagai kejahatan universal akhirnya menjadi undang-undang,” kata Meloni lewat platform X, menyebutnya sebagai “norma akal sehat yang menentang komodifikasi tubuh perempuan dan anak-anak”. Menteri Urusan Keluarga Eugenia Roccella berkata, “Manusia bukanlah objek, anak-anak tidak dapat dibeli dan Anda tidak dapat menjual atau menyewakan bagian tubuh manusia. Kebenaran sederhana ini sudah terkandung dalam sistem hukum kita, yang menghukum surogasi sebagai kejahatan praktik menyimpang, tidak bisa lagi dielakkan,” kata Rocella. Berdasarkan undang-undang tahun 2004, siapa saja yang terlibat surogasi (penyewaan atau peminjaman rahim) di Italia diancam dengan hukuman tiga bulan sampai dua tahun penjara dan denda mulai dari 600.000 euro ($650.000) sampai satu juta euro, lansir AFP. Guna menghindari pidana, warga Italia pergi ke negara di mana surogasi diperbolehkan, seperti Amerika Serikat atau Kanada. Menurut laporan banyak media, mereka yang melakukan surogasi adalah pasangan homoseksual yang tidak dapat bereproduksi sendiri tetapi ingin memiliki anak. Undang-undang ini akan menghentikan orang “pergi ke luar negeri untuk memesan seorang anak yang kemudian diakui di negara kita,” kata Lega per Salvini Premier, salah satu partai sayap kanan anggota koalisi pimpinan PM Meloni. Surogasi dilarang di banyak negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, dan Swedia. Meskipun surogasi legal di Kanada dan di banyak negara bagian Amerika Serikat, status orang tua sering kali tidak pasti saat mereka kembali ke Eropa.*

Demonstran Pro-Palestina di Roma Bentrok dengan Aparat

Roma (MediaIslam.id) – Aksi unjuk rasa mendukung Palestina di Roma, Italia, pada Sabtu (05/10) diwarnai bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan. Aksi yang digelar di lapangan Piazza Ostiense tersebut menentang aturan polisi yang melarang peringatan satu tahun agresi militer Israel di Jalur Gaza, Palestina. Para demonstran meneriakkan yel-yel yang menentang Israel dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni. Mereka menyatakan dukungan mereka kepada rakyat Palestina. Aksi tersebut berakhir dengan bentrokan dengan aparat keamanan ketika pengunjuk rasa meninggalkan lapangan itu, tetapi pintu keluar diblokir aparat. Polisi menyemprotkan gas air mata dan menembakkan meriam air untuk membalas lemparan botol pengunjuk rasa. Sedikitnya tiga pengunjuk rasa dan 30 aparat keamanan, termasuk 26 polisi, terluka, menurut media setempat. Kantor berita ANSA melaporkan sedikitnya empat demonstran ditangkap aparat. [Anadolu].

Protes Genosida di Palestina, Ribuan Orang Demonstrasi di Roma

Roma (MediaIslam.id) – Sekitar empat ribu massa pengunjuk rasa berbaris di pusat kota Roma pada Sabtu (21/09/2024). Ribuan massa itu mendesak Israel agar menghentikan genosida terhadap rakyat Palestina. Seperti dilaporkan kantor berita Anadolu, massa memprotes tindakan Israel di daerah pendudukan Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon. Para peserta aksi membawa bendera Palestina dan spanduk bertuliskan “Hentikan genosida,” sambil meneriakkan berbagai slogan seperti “Bebaskan Palestina” dan “Netanyahu pembunuh.” Para demonstran juga mengkritik pemerintahan Italia yang dipimpin Perdana Menteri Giorgia Meloni, dan menuduh pemerintah terlibat dalam tindakan Israel. “Hampir setahun genosida ini berlangsung, dan sekarang tampaknya mereka ingin menghancurkan bukan hanya Gaza, tetapi juga seluruh Tepi Barat, seluruh Palestina, dan bahkan Lebanon,” kata Michela, salah satu peserta aksi. Peserta lainnya, Sara, menekankan pentingnya terus melakukan protes. Ia bersumpah akan melakukan aksi itu selama diperlukan, sambil menegaskan bahwa “Palestina merdeka adalah sebuah hak.” []

Uskup Agung Italia Pengkritik Paus Fransiskus Dikucilkan Vatikan

Hidayatullah.com– Carlo Maria Vigano, seorang uskup agung di Italia yang dikenal sebagai pengkritik vokal Paus Fransiskus, telah dikucilkan oleh Tahta Suci Vatikan. Carlo Maria Vigano dinyatakan bersalah melakukan schism – yang artinya dia dianggap telah menyimpang dari ajaran Gereja Katolik – setelah bertahun-tahun berselisih pendapat dengan Paus Fransiskus. Rohaniwan ultra-konservatif Katolik berusia 83 tahun itu sebelumnya menyerukan supaya Paus Fransiskus turun tahta, menuduhnya sesat dan mengkritik pendirian Fransiskus terkait imigrasi, perubahan iklim dan pasangan homoseksual. Vigano merupakan seorang rohaniwan senior Gereja Katolik, pernah menjabat sebagai utusan diplomatik Vatikan di Washington dari 2011 sampai 2016. Pada 2018 dia menyembunyikan diri setelah menuding Paus Fransiskus mengetahui perihal kejahatan seksual yang dilakukan oleh seorang kardinal Amerika Serikat tetapi bersikap diam dan tidak mengambil tindakan. Vatikan membantah tuduhan itu. Seiring dengan waktu, Vigano kerap menyuarakan komentar sejalan dengan kaum conspiracy theorists Amerika Serikat, menolak vaksin Covid dan pemikiran lain yang serupa dengan mereka. Hari Jumat (5/7/2024), kantor doktrinal Vatikan mengatakan penolakan Vigano untuk tunduk kepada Paus Fransiskus tampak jelas dari komentar-komentarnya yang diungkapkan ke publik. Vatikan dalam pernyataannya menyatakan bahwa Carlo Maria Vigano sudah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran berupa schism dan dia sudah dikucilkan – atau disingkirkan dari gereja. Uskup Agung Vigano didakwa melakukan schism dan menyangkal legitimasi Paus Fransiskus bulan lalu. Saat itu, dia menulis di platform X bahwa dia menganggap dakwaan itu sebagai “suatu kehormatan”. “Saya menyangkal, menolak, dan mengutuk skandal, kesalahan, dan ajaran-ajaran sesat Jorge Mario Bergoglio,” kata Vigano, menyebut nama asli Paus asal Argentina itu. Tahun lalu, Paus Fransiskus mengambil tindakan terhadap seorang rohaniwan ultra-konservatif lainnya, memecat Uskup Joseph E Strickland dari Texas, karena dia menolak mengundurkan diri menyusul investigasi oleh Vatikan.*

Migran China Diselundupkan ke Italia Pakai Mobil Mewah

Hidayatullah.com– Kepolisian Italia membongkar jaringan perdagangan manusia yang menggunakan mobil-mobil mewah untuk menyelundupkan migran China ke Italia. Penyelundup menyuruh para migran berpura-pura sebagai “warga negara Asia yang tidak mencurigakan, berpakaian bagus, hanya menenteng sedikit bawaan, bepergian dengan mobil yang mahal yang dikendarai oleh warga negara China yang sudah tinggal di Italia selama bertahun-tahun, kata polisi dalam sebuah pernyataan seperti dilansir AFP Rabu (26/6/2024). Penyelidik diberitahu tentang kemungkinan adanya jaringan penyelundupan manusia itu setelah seorang warga negara Tiongkok dihentikan di perbatasan antara Italia dan Slovenia pada bulan April saat petugasnya melakukan pemeriksaan rutin. Pengemudi mobil itu memberikan tumpangan empat orang China tak membawa dokumen. Pihak berwenang menemukan arus berkelanjutan migran China yang diterbangkan, dalam kelompok-kelompok kecil, ke negara-negara terluar Uni Eropa (biasanya Serbia), di mana selanjutnya orang-orang itu dimasukkan dengan pengecualian visa. “Dari sana, mereka dibawa naik mobil melintasi Bosnia, Kroasia dan Slovenia, sampai ke perbatasan negara Italia,” kata polisi dalam pernyataannya. Migran yang diselundupkan dibawa ke sebuah rumah persembunyian dekat Venesia. Mereka diinapkan di rumah tersebut satu atau dua hari sebelum dibawa ke daerah lain di Italia atau ke negara UE lain seperti Prancis dan Spanyol. Di rumah persembunyian paspor migran disita oleh penyelundup dan sejak itu pula mereka dieksploitasi dan mendapatkan perlakuan seperti budak guna membayar utang biaya perjalanan ke Eropa. Para migran tidak memiliki kehidupan bebas, mereka tidak mendapatkan layanan kesehatan, hanya diberi tempat tidur seadanya, tidak diberi pekerjaan yang jelas. Mereka diperlakukan seperti budak, kata polisi. Polisi menangkap sembilan tersangka anggota jaringan perdagangan orang dalam operasi tersebut dan mengidentifikasi 77 migran tidak berdokumen. “Banyak dari mereka adalah perempuan dan beberapa anak di bawah umur berusia antara 15 dan 18 tahun,” kata polisi.*

Italia mencegat pesawat Rusia di atas Laut Baltik

ROMA (Arrahmah.id) – Angkatan udara Italia mengatakan pada Jumat (29/3/2024) bahwa mereka mencegat pesawat tak dikenal yang terbang di atas perairan internasional di Laut Baltik, dan dua sumber pertahanan di Roma mengidentifikasinya sebagai pesawat Rusia. Kedua pencegatan tersebut dilakukan pada Kamis dan Jumat pagi oleh jet-jet Eurofighter Italia yang berbasis di pangkalan Malbork, Polandia, sebagai […]