Tag:

influencer

Kampanye Efektif di Media Sosial

Kolaborasi antara influencer muda dengan merek menjadi salah satu strategi pemasaran yang efektif di media sosial. Namun, seringkali sulit untuk menilai seberapa besar pengaruh sebuah konten di media sosial.Oleh karena itu, hadirnya Kalkulator Engagement menjadi solusi bagi para brand manager dan influencer untuk mengukur seberapa efektif kampanye yang dilakukan.Kalkulator Engagement ini merupakan alat yang dapat menghitung tingkat interaksi dan keterlibatan pengguna terhadap konten yang diposting oleh influencer.Dengan menggunakan berbagai metrik seperti jumlah likes, comments, shares, serta jumlah followers, kalkulator ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa besar dampak konten tersebut di media sosial.Dengan demikian, brand manager dapat lebih mudah menilai apakah kolaborasi dengan influencer tersebut efektif atau tidak, serta dapat mengukur return on investment (ROI) dari kampanye yang dilakukan.Selain itu, kalkulator ini juga dapat membantu influencer untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang dimilikinya di media sosial, serta membantu mereka untuk meningkatkan kualitas konten yang mereka hasilkan.Dengan adanya Kalkulator Engagement ini, diharapkan kolaborasi antara influencer dan brand manager dapat menjadi lebih efektif dan transparan. Sehingga, kampanye yang dilakukan dapat memberikan hasil yang optimal bagi kedua belah pihak.Jadi, jangan ragu untuk menggunakan Kalkulator Engagement untuk mengukur seberapa besar pengaruh konten di media sosial Anda! [SR]

Kunjungi ‘Israel’, Influencer dan Tokoh Muda Maroko Banjir Kecaman

Hidayatullah.com – Sekelompok tokoh muda dan influencer Maroko banjir kecaman dari masyarakat usai mengunjungi ‘Israel’. Mereka bahkan terekam dalam sebuah video sedang menari-nari bersama orang ‘Israel’ di sebuah hotel di Yerusalem sementara warga Palestina di Gaza menderita. Kemarahan masyarakat Maroko tidak hanya ditujukan kepada mereka, namun juga kepada pemerintah Maroko termasuk Raja karena tidak meminta mereka pulang sebagai bentuk protes atas perang di Gaza. Akhir pekan lalu, sekelompok pemuda Maroko yang terdiri dari dua puluhan orang mengunjungi ‘Israel’ sebagai upaya nyata “mendorong perdamaian.” Di sana mereka bertemu dan berbicara dengan para diplomat ‘Israel’, termasuk Ketua Parlemen Israel, Amir Ohana. Menurut Middle East Eye pada Rabu (16/07), para influencer dan tokoh muda itu juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Yerusalem dan Tepi Barat yang diduduki, serta mengunjungi daerah-daerah di ‘Israel’ selatan yang terkena dampak serangan 7 Oktober. Meski pertemuan itu hanya menarik sedikit perhatian dari warga ‘Israel’ dan Palestina, namun menimbulkan kemarahan di Maroko, di mana sentimen anti-Israel terus meningkat akibat serangan berdarah Zionis ‘Israel’ selama sembilan bulan di Gaza. Beberapa warga Maroko, termasuk seorang narasumber yang memiliki hubungan dekat dengan Raja Mohammed VI, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa mereka marah atas kunjungan delegasi tersebut yang dilakukan di saat dunia menekan ‘Israel’ untuk melakukan gencatan senjata segera. “Kunjungan itu seharusnya dibatalkan, dan media Israel seharusnya tidak mengiklankannya dengan gencar seperti yang mereka lakukan,” kata pejabat politik itu kepada MEE dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media. “Peristiwa itu [terjadi] pada saat seruan-seruan yang berkembang, baik di tingkat regional maupun internasional, untuk gencatan senjata. Aksi ini tidak akan membantu citra Maroko baik di dalam negeri maupun di tingkat regional,” tambahnya. Beberapa video dari perjalanan delegasi tersebut menjadi viral di media sosial, menambah bahan bakar terhadap api kemarahan yang telah menyebar di antara masyarakat Maroko yang menolak normalisasi dengan ‘Israel’.A Moroccan delegation consisting of professionals and influencers gathered with Israelis at a hotel in Jerusalem. The trip to Israel, which was aimed at “fostering peace," has caused a major backlash in Morocco. pic.twitter.com/q65mh07Dqs— Middle East Eye (@MiddleEastEye) July 17, 2024Salah satu video menunjukkan delegasi bernyanyi dan menari dengan warga ‘Israel’ di sebuah hotel, sementara video lainnya menunjukkan kelompok tersebut mengunjungi pasar makanan di Yerusalem, di mana mereka terlihat memuji masyarakat ‘Israel’ atas kehangatan dan toleransi. Media ‘Israel’ mengklaim bahwa pesta tersebut “spontan” dan “tidak direncanakan,” namun seorang akademisi di Maroko, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa video-video semacam itu merupakan upaya nyata dari kelompok-kelompok yang didukung oleh pemerintah Zionis ‘Israel’ untuk membentuk kembali narasi hubungan kedua negara di tengah-tengah meningkatnya solidaritas global untuk perjuangan Palestina. “Tujuan dari perjalanan ini tidak akan menguntungkan kerajaan karena jumlah korban jiwa terus meningkat di Gaza,” kata akademisi yang pernah menjadi penasihat istana kerajaan itu kepada MEE. Pemerintah Maroko yang harus disalahkan Media ‘Israel’ ramai-ramai memberitakan kunjungan delegasi Maroko tersebut, dan secara khusus memuji hasil kerja para penyelenggara, yaitu LSM ‘Israel’ Sharaka. Didirikan setelah perjanjian normalisasi tahun 2020, Sharaka menjelaskan bahwa mereka bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara ‘Israel’ dan negara-negara Muslim. Namun, beberapa anggota kelompok tersebut, yang berasal dari negara-negara termasuk Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Maroko, telah menghadapi kritik baru karena keengganan mereka untuk membahas atau mengutuk pendudukan ‘Israel’ selama 76 tahun di wilayah Palestina, termasuk situasi politik dan keamanan yang memburuk di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat. Pada hari Senin, Jerusalem Post melaporkan bahwa dua anggota delegasi Maroko telah dijauhi oleh teman-teman dan anggota keluarga mereka karena kemarahan yang ditimbulkan oleh kunjungan tersebut di negara asalnya. Hassan Bennajeh, seorang penulis dan aktivis yang telah membantu memelopori protes solidaritas pro-Palestina, menuding makhzen (istilah yang digunakan oleh orang Maroko untuk menyebut raja dan punggawa istana yang berkuasa serta badan-badan keamanan) bersalah atas terjadinya perjalanan tersebut dan penyebab kemarahan. “Kunjungan ke entitas fasis dan kriminal seperti itu sama saja dengan berpartisipasi dalam kejahatannya, mendukungnya, dan mendukung tindakan genosida,” kata Bennajeh kepada MEE. “Pihak berwenang Maroko memikul tanggung jawab penuh, baik secara politik, administratif, dan keamanan. Kunjungan ini menggarisbawahi keterlibatan mendalam pihak berwenang Maroko dalam proses normalisasi, yang secara langsung menentang pandangan rakyat Maroko, yang telah menyatakan penolakan mereka selama sembilan bulan melalui aksi duduk, pawai, pernyataan, kampanye boikot, kampanye media, petisi, dan pertemuan massa.” Zionis berusaha perbaiki citra Sejak perang meletus, pihak berwenang Maroko telah berusaha memenuhi tuntutan masyarakat dengan menyerukan de-eskalasi di Gaza, akses ke bantuan kemanusiaan, dan perlindungan warga sipil sesuai dengan hukum internasional. Namun, foto-foto dan video pertumpahan darah, kantong-kantong mayat, gedung-gedung yang hancur, dan anak-anak yang berlumuran darah akibat kekejaman Zionis ‘Israel’ terus menyebar luas di situs-situs media sosial dan aplikasi perpesanan WhatsApp. “Entitas Zionis, bersama dengan beberapa orang Maroko, berusaha keras untuk melawan arus dengan mengorganisir kunjungan ke Israel dan menjadi tuan rumah bagi delegasi di Maroko,” kata Abdel Samad Fathi, presiden Komisi Maroko untuk Mendukung Masalah Bangsa, kepada MEE. “Tujuan mereka adalah untuk memperluas cakupan normalisasi populer dan memperbaiki citra Zionis yang ternoda, yang semakin ternodai oleh perang yang sedang berlangsung di Gaza dan seluruh Palestina. “Kami menegaskan bahwa langkah-langkah seperti itu akan tetap terisolasi, ditolak secara luas oleh rakyat, dan dikutuk oleh semua kekuatan pro-Palestina,” tambahnya.*

Cantik dan Seksi dengan AI Influencer Virtual Mudah Dapat Pengikut

Hidayatullah.com– Di tengah revolusi kecerdasan buatan (AI) dan era media sosial, bermunculan idola-idola baru virtual yang sengaja dibuat secantik dan seseksi mungkin supaya menarik mata yang memandangnya sehingga mudah menarik jutaan pengikut. Alba Renai (@albarenai), content creator berusia 24 tahun yang tinggal di Madrid. Bertubuh molek dengan hobi melancong, dekorasi interior, dan fashion, Alba rutin memamerkan minatnya di Instagram. Baru-baru ini dia bahkan mengikuti acara pemberian penghargaan GenZ yang digelar oleh Mediaset España untuk mengapresiasi hasil kerja para content creator. Apa yang berbeda dari pemengaruh pada umumnya adalah Alba bukan gadis cantik yang memiliki daging dan darah, dia sosok digital atau avatar yang dibuat dengan teknologi AI. Sosoknya di dunia nyata nihil. Silvia Velasco, pendiri agensi Be a Lion, menjelaskan proses pembuatan Alba. “Pertama, kami mengembangkan model pelatihan dengan ChatGPT dan mengumpulkan informasi tentang preferensi dan minat Generasi Z (orang yang lahir setelah tahun 1995). Kami juga melakukan survei terhadap lebih dari 350 konsumen, menanyakan ekspektasi mereka terhadap sosok content creator ideal dan preferensi estetika mereka.”  Pada bulan Juni, Be a Lion mendirikan divisi khusus VIA (virtual influencer agency) untuk usaha ini. Aitana López (@fit_aitana) bukan model biasa, seperti halnya Alba dia diciptakan dengan bantuan AI. Dia menggambarkan dirinya sebagai penggemar kebugaran dan video game. Dia memiliki lebih dari 220.000 pengikut di Instagram. Aitana kerap membagikan foto dirinya menggunakan pakaian dalam di media sosial dan menawarkan akses “konten eksklusif” kepada para pengikutnya. Pembuat Aitana mengatakan pengikut “gadis seksi” itu kebanyakan lelaki, tulis jurnalis El Pais Rabu (13/12/2023). “Orang-orang tidak percaya bahwa Aitana itu bukan orang sungguhan! Dia mendapat sekitar 300 pesan setiap hari dari orang-orang yang ingin mengenalnya,” kata Rubén Cruz dan Diana Núñez, pendiri agensi The Clueless yang membuat sosok Aitana. Tidak jarang model virtual itu mendapatkan pesan bernada seksual. Rebeca Cordero, seorang profesor sosiologi di European University of Madrid, mengatakan seksualisasi model-model virtual “setara dengan minat khalayak umum di media sosial.” Begitulah cara mereka mendapatkan pengikut. Virtual influencer dibuat untuk mengurangi biaya promosi dan iklan dengan memangkas biaya yang selama ini dipakai untuk menyewa model-model asli, biaya transportasi, makanan dan akomodasi. “Model-model virtual dapat melakukan promosi di negeri-negeri yang jauh pada suatu hari, dan kemudian melakukan promosi pada hari berikutnya di belahan dunia lain – tanpa biaya tenaga kerja,” kata Cruz dan Núñez. Sebelum mendirikan The Clueless, keduanya bekerja di agensi komunikasi yang “membayar model atau influencer sungguhan” lebih dari $6.000 hanya untuk tiga cerita (story) di Instagram. Perusahaan-perusahaan China sudah menawarkan jasa semacam ini sejak 2022, menurut laporan MIT Technology Review. Perusahaan teknologi pemula dan besar sudah membuat virtual avatar untuk mempromosikan dan menjual produk mereka 24/7 alias tanpa henti di berbagai platform e-commerce seperti Taobao — dengan biaya keselurahan hanya $1,000. Salah satu pembuat konten digital paling terkenal adalah Lil Miquela (@lilmiquela), seorang wanita muda berusia 19 tahun yang diciptakan oleh agensi Brud di Los Angeles. Dia memiliki 2,7 juta pengikut di Instagram dan dan telah muncul di iklan perusahaan-perusahaan mewah seperti Prada dan BMW. Pada bulan September, Meta meluncurkan 28 chatbot AI yang menampilkan avatar selebriti seperti Kendall Jenner (Billie), Paris Hilton (Amber), dan Snoop Dogg (Dungeon Master). Saat ini, mereka hanya tersedia untuk uji coba di Amerika Serikat. Menurut Business Insider, selebritas yang telah memberikan hak citra mereka kepada Meta dilaporkan memperoleh sampai $5 juta untuk enam jam kerja selama periode dua tahun. Selebriti seperti Jenner, dengan hampir 300 juta pengikut di Instagram, menggunakan chatbots untuk berinteraksi dan memonetisasi penggemarnya. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, agen virtual bermunculan bersamaan dengan influencer dan selebriti. Agen-agen ini adalah asisten penjualan, presenter, pemengaruh media sosial multilingual yang tak kenal lelah yang dimanfaatkan untuk promosi produk barang maupun jasa. Menurut Lingyao Yuan, seorang profesor bidang sistem information di Iowa State University dan sudah melakukan riset perihal manusia digital lebih dari tujuh tahun, model-model virtual itu memiliki banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh model manusia asli. Mereka bisa dipekerjakan terus menerus tanpa henti, tanpa dibayar, dan bisa dibuat seelok mungkin untuk menarik minat pengguna media digital. Model-model virtual itu bisa diperlakukan bagaimana saja sesuai kebutuhan tanpa protes dan mogok.*