Tag:
Hidayatullah Balikpapan
Hidayatullah.com
Ramadhan, Mahasiswa STIS Hidayatullah Ditugaskan Berdakwah ke IKN – Sibolga
Hidayatullah.com– Menyongsong bulan suci Ramadhan 1445 H, mahasiswa-mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah ditugaskan berdakwah di sejumlah daerah. Di antaranya di wilayah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Pada Ahad, 29 Sya’ban 1445 H, secara resmi dilakukan pelepasan keberangkatan para dai muda tersebut di Masjid Ar-Riyadh Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Kegiatan ini dirangkai dengan Tarhib Ramadhan 1445 H Ponpes Hidayatullah.
Pada Sabtu, 28 Sya’ban 1445 H (9/3/2024), lima orang mahasiswi dari Hidayatullah berangkat menuju IKN untuk melaksanakan Praktik Kuliah Dakwah (PKD). Sebelumnya beberapa mahasiswi sudah lebih dulu berangkat bertugas di daerah yang lain.
PKD ini adalah program rutin yang dilaksanakan setiap tahun oleh STIS Hidayatullah untuk mahasiswa semester 6. Tahun ini total 49 mahasiswi mendapat amanah PKD di 16 titik lokasi dakwah. Daerah terjauh yang menjadi tujuan dakwah PKD adalah Sibolga, Sumatera Utara.
“Program ini bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu dan mematangkan mental, sebagai bagian dari kontribusi ilmu kepada masyarakat,” ungkap Siti Solekhah selaku PJ PKD Putri sekaligus Ketua Bidang Perkaderan dan Kemahasiswaan STIS Hidayatullah putri.
Afifatus Saadah, mahasiswi semester 6 program studi Hukum Keluarga (HK), mengaku deg-degan menerima tantangan dakwah selama Ramadhan 1445 H.
“Tapi berharap semoga lancar, bisa membawa perubahan di tempat PKD, dan betah,” ujarnya seraya diaminkan oleh keempat temannya.
Rombongan lima mahasiswi tersebut dijemput di Gunung Tembak oleh Mursyid, Ketua Yayasan Hidayatullah Penajam Paser Utara (PPU). Keberangkatan mereka pun diiringi oleh adik-adik angkatan dengan penuh haru, bahkan beberapa pengiring sampai menangis sesegukan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“PKD ini seru, menambah pengalaman dan kepercayaan diri. Saya harus menyiapkan mental dan ilmu dari sekarang,” ungkap Soraya, mahasiswi semester 4 Prodi Hukum Ekonomi Syariah yang mengantar kakak angkatannya berangkat.
Sebagai informasi, STIS Hidayatullah telah membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru tahun 2024-2025. Selain memiliki Program Studi Hukum Keluarga dan Hukum Ekonomi Syariah, STIS juga telah berproses menuju alih status sebagai Institut Agama Islam (IAI) Hidayatullah Balikpapan.* (Mujtahidah/MCU)
Hidayatullah.com
Pimpinan Darul Istiqamah: Hidup Ber-Qur’an, Hidup Berkembang
Hidayatullah.com– Jelang bulan suci Ramadhan 1445 H, Pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqamah Maros, Sulawesi Selatan, KH Arif Marzuki, berpesan agar kaum Muslimin hidup ber-Qur’an.
Sebab, jelasnya, seorang Muslim yang ber-Qur’an, maka hidupnya akan berkembang.
Dalam kata lain, untuk menjadi manusia yang berkembang, maka harus ber-Qur’an.
“Hidup dengan Al-Qur’an adalah hidup yang berkembang,” ujarnya saat didaulat memberikan tausiyah di Masjid Ar-Riyadh, Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah di Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin bakda maghrib (26/2/2024).
Kalau hidup tidak berkembang, kata Kiai Arif Marzuki, sama saja dengan orang mati.
“Mari menjadi manusia Qur’ani,” pesan kiai penghafal 30 juz Al-Qur’an ini, maka, “Baca Al-Qur’an!”
Ia juga berpesan agar kaum Muslimin menjadi tujuan atau alamat untuk orang-orang mencari kebaikan.
“Insya Allah seluruh warga Hidayatullah dan (Darul) Istiqamah akan selalu menjadi alamat, baik sekarang maupun yang akan datang,” ujarnya di depan ratusan warga dan jamaah Hidayatullah.
Kiai Arif Marzuki juga mengajak untuk terus mengambil ibrah dari para pendahulu, khususnya Pendiri Darul Istiqamah, KH Marzuki Hasan, dan Pendiri Hidayatullah, KH Abdullah Said. Di mana keduanya masih dirasakan hidup lewat warisan-warisan kebaikannya melalui kedua pergerakan Islam itu.
“(Para) Pendiri kini telah tiada tapi masih hidup,” ujar Kiai Arif Marzuki yang berceramah sembari duduk di atas kursi.
Ia menambahkan, lebih baik sudah tiada di dunia tapi masih hidup, “Daripada masih ada tapi sudah tiada.”
Orang hidup yang tapi sudah tiada, menurutnya, adalah orang yang tidak berkembang, yaitu orang yang tidak ber-Qur’an.
“Kunjungan Bersejarah”
Pantauan hidayatullah.com, Kiai Arif Marzuki tiba di Gunung Tembak pada Senin (26/2/2024) sekitar pukul 15.55 WITA. Dalam rombongannya, hadir pula Ustadz Muzayyin Arif (anak ke-8 dari Kiai Arif Marzuki) dan Dr Muthahhir Arif, imam masjid sekaligus Pimpinan Pesantren Nusantara di Amerika.
Kehadiran rombongan dari Ponpes Darul Istiqamah itu disambut hangat oleh para pengurus Hidayatullah.Kunjungan Pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqamah Maros, Sulsel (batik biru) di Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Senin (26/2/2024).* [Foto: Muh. Abdus Syakur/Hidayatullah.com]
Mulai dari Pemimpin Umum KH Abdurrahman Muhammad, Ketua Umum DPP Dr Nashirul Haq, Anggota Dewan Mudzakarah Ustadz Akib Junaid Kahar, Pembina Kampus Induk Hidayatullah Ustadz Abdul Latief Usman, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan Ustadz Hamzah Akbar, dan lain sebagainya.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Pada Selasa sore, rombongan Kiai Arif Marzuki bersilaturahim dengan para pengurus di Kantor YPPH.
Usai itu, silaturahim dilanjutkan di Masjid Ar-Riyadh. Rombongan Darul Istiqamah melaksanakan shalat maghrib berjamaah bersama ratusan warga Hidayatullah. Shalat magrib ini diimami oleh Dr Muthahhir.
Muzayyin Arif menceritakan profil singkat sosok Kiai Kiai Arif Marzuki yang dipanggilnya Abah.
Abah, katanya, bernama lengkap Muhammad Arif Marzuki, kelahiran Sinjai (16/2/1942). “Tiga tahun sebelum proklamasi Republik Indonesia.”
Ia juga mengatakan, Hidayatullah memiliki hubungan dan akar sejarah yang panjang.
“Kehadiran Abah saat ini adalah silaturahim bersejarah,” ujar pria yang juga Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan ini.*
Hidayatullah.com
Kecil-kecil Jadi “Abdurrahman bin Auf”
Hidayatullah.com | PAGI yang tampak tenang dipecahkan oleh keriuhan di dekat jalan raya. Sejumlah pria dewasa pun mencoba menenangkan situasi.
Keriuhan di Gunung Tembak itu tidak mengkhawatirkan sebenarnya. Karena yang terjadi bukan jual beli pukulan maupun tembakan, melainkan jual beli yang sebenarnya.
Hari itu, Sabtu, 14 Sya’ban 1445 H (24/2/2024), sedang berlangsung Market Day Santri Madrasah Ibtidaiyah Raadhiyatan Mardhiyyah (MI RM) Putra.
Ini adalah kegiatan jual beli laksana pasar. Saban pekan, para santri difasilitasi untuk berjualan makanan dan minuman. Mereka digilir per kelas per pekan, setiap Sabtu pagi.
Hari itu, sekitar pukul 09.00 WITA, usai pembelajaran di ruang-ruang kelas, para santri mulai meramaikan halaman madrasah. Saatnya bermain.
Sementara santri yang kena giliran berjualan, mulai menyiapkan stan masing-masing. Stannya berupa meja-meja belajar yang dikeluarkan dari ruang kelas. Sejumlah guru pun turut membantu penyiapan barisan “tenant” jualan.
Deretan pedagang cilik kini sudah bersiap. Para santri lainnya sudah duduk manis di depan mereka. Pada sesi pertama, santri berbelanja secara bergiliran per kelas.
Singkat kemudian, seorang guru memberikan aba-aba.
“Kelas 1 (maju terlebih dahulu),” ujar salah seorang ustadz bernama Perdamaian, melalui pengeras suara.
Santri-santri kelas 1 pun berdiri dan maju untuk mulai berbelanja. Secara tertib mereka memilih satu per satu jualan yang dijajakan sesuai selera masing-masing.
“Ini berapa harganya?” “Beli 1!”“Ada uang kembaliannya kah?”“Bla! Bla! Bla!”
Transaksi demi transaksi pun berlangsung dengan uang tunai Rupiah.
Sabtu pagi itu giliran kelas 3 yang berjualan. Ibrahim, misalnya, menjual es kelapa seharga Rp 5.000 per bungkus. Ia menjajakan setermos besar yang dibawakan bapaknya jelang dibukanya lapak tersebut.
Temannya, Fawwaz, menjual sate mi telor herbal, seharga Rp 2.000 per item dan minuman manis yang dibekukan seharga sama.
Ada beragam jenis jajajan makanan dan minuman lainnya. Mulai dari nasi kuning, kue basah, roti, hingga buah elai. Semua itu dibawa oleh setiap pedagang dari rumah masing-masing. Ada yang memproduksi di rumah sendiri oleh orang tuanya, ada pula yang membelinya di tempat lain lalu dijual kembali.
Usai kelas 1, giliran kelas 2 yang maju. Begitu seterusnya. Setelah kelas 6 mendapatkan giliran, saatnya sesi belanja bebas. Pada sesi ini, semua santri dipersilakan berbelanja, tanpa peduli kelas berapa.
Tak pelak, mereka berbondong-bondong memborong makanan dan minuman kesukaan masing-masing.
Tetap tertib, pesan para guru.
Bukan cuma para murid yang boleh berbelanja. Guru-guru juga tak ketinggalan. Sebagian guru pun ikut mempromosikan jualan murid-muridnya. Ada juga yang membantu menghitungkan uang jualan santri.
“Berapa harganya ini?” tanya ustadz lainnya, Salman Alfarisi, kepada salah seorang santri pedagang cilik. Lalu sang guru berteriak-teriak layaknya pedagang di pasar betulan.
“Brownies, brownies!”
Saat itu hadir juga beberapa wali murid, tampaknya penasaran dengan suasana market day yang diprakarsai oleh MI RM Putra itu.
Seorang wali murid pun tak ketinggalan membeli sejumlah makanan dan minuman.
Abdullah, santri kelas 3, terlihat riang gembira setelah jualannya, nasi goreng, ludes diborong pembeli.
Kepala MI RM Putra, Arifuddin Syafar, ikut serta meramaikan suasana.
“Market day di MI RM Putra sudah dimulai sejak semester 1 tahun 2023,” ujar Arifuddin kepada hidayatullah.com yang menyaksikan bazar mini di dekat Jl Mulawarman, Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Kota Balikpapan itu.
Benih yang Tumbuh
Detik-detik jelang berakhirnya market day, sempat terjadi kehebohan. Yang bikin heboh ketika seorang santri “memborong” sebagian kue yang masih tersisa, lalu membagikan ke teman-temannya. Sontak saja, santri lainnya mengerumuni santri senior yang baik hati berbagi kue tersebut. Santri itu diketahui merupakan putra dari salah seorang pengusaha muda setempat.
Pemandangan ini mengingatkan kita sosok Abdurrahman bin Auf, Sahabat Rasulullah yang kaya raya sekaligus dermawan.
Rupanya masih ada beberapa kue yang belum terbeli. Kali ini Perdamaian turun tangan lagi.
“Yang mau risol gratis, merapat! Ayo merapat! Merapat!” ujarnya dengan suara agak lantang. Kue salah satu santrinya ia bayarin.
Santri-santri pun kembali berkerumun, ditraktir gitu loh….
“Makan minum sambil duduk yah!” Terdengar suara guru mengingatkan peserta didiknya agar terus menjaga adab makan dan minum.
Sekitar sejam berlangsung, market day berangsur selesai. Meja-meja yang telah usai dipakai, segera dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula. Sampah-sampah sejak tadi dikumpulkan di tempat yang telah ditentukan.
Sementara santri, guru, dan wali murid mulai pulang. Begitu pula Kepala MI tersebut. Ia patut berbahagia atas berjalan lancarnya market day itu, dengan harapan tujuannya bisa tercapai. Mencetak kader-kader pengusaha.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Salah satu tujuannya adalah untuk menanamkan jiwa entrepreneurship kepada siswa sejak dini, membangun pengalaman siswa yang positif, melatih keberanian, komunikasi, kejujuran, dan mengenalkan nilai mata uang kepada peserta didik,” urai Arifuddin kepada hidayatullah.com usai kegiatan itu.
Benih harapan yang dipupuk itu perlahan mulai tumbuh. Seperti yang dirasakan Farida, ibunya Fawwaz. Ia gembira menyaksikan market day tersebut meskipun lebih banyak memantau dari jarak agak jauh. Kegembiraannya bertambah setelah mengetahui putranya, kelas 3 A MI RM Putra, sukses berbisnis hari itu. Semua jualan Fawwaz ludes tak tersisa.
“Ini keuntungannya, ditabung yah!” ujar Farida setelah menghitung laba yang diperoleh anak sulungnya itu. Beberapa lembar uang Rp 2.000-an ia sisihkan.
“Ini modalnya disimpan, diputar lagi, nanti dipakai modalnya (oleh) Musyawir,” tambah sang ibu laksana seorang manajer, menyisihkan uang lainnya. Nama terakhir yang disebut adalah adiknya Fawwaz.
Sabtu pekan depan, katanya, giliran Musyawir dan teman-temannya santri kelas 2 MI RM Putra, untuk berjualan di arena market day yang sama. Musyawir sudah bersiap-siap jadi pengusaha cilik berikutnya.
Mau jualan apa?
“Sama kayak Abang (Fawwaz)”, katanya sambil bermain, Sabtu siang.
Laksana Abdurrahman bin Auf, semoga kelak para santri kita itu menjadi pengusaha-pengusaha Muslim yang sukses dunia akhirat. Aamiin!*
Hidayatullah.com
Kecil-kecil Jadi “Abdurrahman bin Auf”
Hidayatullah.com | PAGI yang tampak tenang dipecahkan oleh keriuhan di dekat jalan raya. Sejumlah pria dewasa pun mencoba menenangkan situasi.
Keriuhan di Gunung Tembak itu tidak mengkhawatirkan sebenarnya. Karena yang terjadi bukan jual beli pukulan maupun tembakan, melainkan jual beli yang sebenarnya.
Hari itu, Sabtu, 14 Sya’ban 1445 H (24/2/2024), sedang berlangsung Market Day Santri Madrasah Ibtidaiyah Raadhiyatan Mardhiyyah (MI RM) Putra.
Ini adalah kegiatan jual beli laksana pasar. Saban pekan, para santri difasilitasi untuk berjualan makanan dan minuman. Mereka digilir per kelas per pekan, setiap Sabtu pagi.
Hari itu, sekitar pukul 09.00 WITA, usai pembelajaran di ruang-ruang kelas, para santri mulai meramaikan halaman madrasah. Saatnya bermain.
Sementara santri yang kena giliran berjualan, mulai menyiapkan stan masing-masing. Stannya berupa meja-meja belajar yang dikeluarkan dari ruang kelas. Sejumlah guru pun turut membantu penyiapan barisan “tenant” jualan.
Deretan pedagang cilik kini sudah bersiap. Para santri lainnya sudah duduk manis di depan mereka. Pada sesi pertama, santri berbelanja secara bergiliran per kelas.
Singkat kemudian, seorang guru memberikan aba-aba.
“Kelas 1 (maju terlebih dahulu),” ujar salah seorang ustadz bernama Perdamaian, melalui pengeras suara.
Santri-santri kelas 1 pun berdiri dan maju untuk mulai berbelanja. Secara tertib mereka memilih satu per satu jualan yang dijajakan sesuai selera masing-masing.
“Ini berapa harganya?” “Beli 1!”“Ada uang kembaliannya kah?”“Bla! Bla! Bla!”
Transaksi demi transaksi pun berlangsung dengan uang tunai Rupiah.
Sabtu pagi itu giliran kelas 3 yang berjualan. Ibrahim, misalnya, menjual es kelapa seharga Rp 5.000 per bungkus. Ia menjajakan setermos besar yang dibawakan bapaknya jelang dibukanya lapak tersebut.
Temannya, Fawwaz, menjual sate mi telor herbal, seharga Rp 2.000 per item dan minuman manis yang dibekukan seharga sama.
Ada beragam jenis jajajan makanan dan minuman lainnya. Mulai dari nasi kuning, kue basah, roti, hingga buah elai. Semua itu dibawa oleh setiap pedagang dari rumah masing-masing. Ada yang memproduksi di rumah sendiri oleh orang tuanya, ada pula yang membelinya di tempat lain lalu dijual kembali.
Usai kelas 1, giliran kelas 2 yang maju. Begitu seterusnya. Setelah kelas 6 mendapatkan giliran, saatnya sesi belanja bebas. Pada sesi ini, semua santri dipersilakan berbelanja, tanpa peduli kelas berapa.
Tak pelak, mereka berbondong-bondong memborong makanan dan minuman kesukaan masing-masing.
Tetap tertib, pesan para guru.
Bukan cuma para murid yang boleh berbelanja. Guru-guru juga tak ketinggalan. Sebagian guru pun ikut mempromosikan jualan murid-muridnya. Ada juga yang membantu menghitungkan uang jualan santri.
“Berapa harganya ini?” tanya ustadz lainnya, Salman Alfarisi, kepada salah seorang santri pedagang cilik. Lalu sang guru berteriak-teriak layaknya pedagang di pasar betulan.
“Brownies, brownies!”
Saat itu hadir juga beberapa wali murid, tampaknya penasaran dengan suasana market day yang diprakarsai oleh MI RM Putra itu.
Seorang wali murid pun tak ketinggalan membeli sejumlah makanan dan minuman.
Abdullah, santri kelas 3, terlihat riang gembira setelah jualannya, nasi goreng, ludes diborong pembeli.
Kepala MI RM Putra, Arifuddin Syafar, ikut serta meramaikan suasana.
“Market day di MI RM Putra sudah dimulai sejak semester 1 tahun 2023,” ujar Arifuddin kepada hidayatullah.com yang menyaksikan bazar mini di dekat Jl Mulawarman, Gunung Tembak, Kelurahan Teritip, Kota Balikpapan itu.
Benih yang Tumbuh
Detik-detik jelang berakhirnya market day, sempat terjadi kehebohan. Yang bikin heboh ketika seorang santri “memborong” sebagian kue yang masih tersisa, lalu membagikan ke teman-temannya. Sontak saja, santri lainnya mengerumuni santri senior yang baik hati berbagi kue tersebut. Santri itu diketahui merupakan putra dari salah seorang pengusaha muda setempat.
Pemandangan ini mengingatkan kita sosok Abdurrahman bin Auf, Sahabat Rasulullah yang kaya raya sekaligus dermawan.
Rupanya masih ada beberapa kue yang belum terbeli. Kali ini Perdamaian turun tangan lagi.
“Yang mau risol gratis, merapat! Ayo merapat! Merapat!” ujarnya dengan suara agak lantang. Kue salah satu santrinya ia bayarin.
Santri-santri pun kembali berkerumun, ditraktir gitu loh….
“Makan minum sambil duduk yah!” Terdengar suara guru mengingatkan peserta didiknya agar terus menjaga adab makan dan minum.
Sekitar sejam berlangsung, market day berangsur selesai. Meja-meja yang telah usai dipakai, segera dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula. Sampah-sampah sejak tadi dikumpulkan di tempat yang telah ditentukan.
Sementara santri, guru, dan wali murid mulai pulang. Begitu pula Kepala MI tersebut. Ia patut berbahagia atas berjalan lancarnya market day itu, dengan harapan tujuannya bisa tercapai. Mencetak kader-kader pengusaha.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/“Salah satu tujuannya adalah untuk menanamkan jiwa entrepreneurship kepada siswa sejak dini, membangun pengalaman siswa yang positif, melatih keberanian, komunikasi, kejujuran, dan mengenalkan nilai mata uang kepada peserta didik,” urai Arifuddin kepada hidayatullah.com usai kegiatan itu.
Benih harapan yang dipupuk itu perlahan mulai tumbuh. Seperti yang dirasakan Farida, ibunya Fawwaz. Ia gembira menyaksikan market day tersebut meskipun lebih banyak memantau dari jarak agak jauh. Kegembiraannya bertambah setelah mengetahui putranya, kelas 3 A MI RM Putra, sukses berbisnis hari itu. Semua jualan Fawwaz ludes tak tersisa.
“Ini keuntungannya, ditabung yah!” ujar Farida setelah menghitung laba yang diperoleh anak sulungnya itu. Beberapa lembar uang Rp 2.000-an ia sisihkan.
“Ini modalnya disimpan, diputar lagi, nanti dipakai modalnya (oleh) Musyawir,” tambah sang ibu laksana seorang manajer, menyisihkan uang lainnya. Nama terakhir yang disebut adalah adiknya Fawwaz.
Sabtu pekan depan, katanya, giliran Musyawir dan teman-temannya santri kelas 2 MI RM Putra, untuk berjualan di arena market day yang sama. Musyawir sudah bersiap-siap jadi pengusaha cilik berikutnya.
Mau jualan apa?
“Sama kayak Abang (Fawwaz)”, katanya sambil bermain, Sabtu siang.
Laksana Abdurrahman bin Auf, semoga kelak para santri kita itu menjadi pengusaha-pengusaha Muslim yang sukses dunia akhirat. Aamiin!*
Hidayatullah.com
Lakukan Minimal 4 Persiapan Ini Menyambut Ramadhan 1445 H
Hidayatullah.com– Ramadhan 1445 Hijriyah yang sudah di depan mata harus disambut sebaik mungkin oleh kaum Muslimin. Oleh karena itu, umat Islam perlu melakukan berbagai persiapan.
Tentu banyak persiapan penting dalam menyambut Ramadhan. Setidaknya ada empat hal sebagaimana disampaikan oleh Majelis Penasehat Hidayatullah, H. Amin Mahmud.
Pesan itu disampaikan pada acara Tarhib Ramadhan 1445 H di Masjid Ar-Riyadh Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan, Ahad, 8 Sya’ban 1445 H (18/2/2024) bakda subuh.
Berdoa
Persiapan pertama, kata Pembina Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan itu, adalah menyambut Ramadhan dengan berdoa.
Yaitu meminta kepada Allah agar memberikan kesempatan untuk kembali menjalani bulan Ramadhan secara optimal.
“Ya Allah! Berikan barakah kepada kami, keluarga kami, di bulan Sya’ban ini. Dan sampaikanlah kami dengan sehat dan kuat untuk bisa sampai di bulan Ramadhan,” doa sang ustadz tersebut seraya diaminkan hadirin.
“Mudahan-mudahan tarhib Ramadhan kita ini dapat barakah,” doanya pula.
Bergembira
Persiapan kedua menyambut Ramadhan adalah dengan bergembira. Yaitu mengondikasikan jiwa (batin) agar berbahagia kedatangan bulan suci Ramadhan.
“Kita harus gembira, senang, bahagia dengan akan datangnya Ramadhan,” pesannya.
Meskipun seseorang dalam kondisi yang sedang tidak stabil, tetap berupaya untuk berjiwa bahagia menyongsong Ramadhan.
Ia mengatakan, meskipun misalnya ekonomi sedang susah, harga-harga pada naik, tapi usahakan tidak bersedih. Sebab, kebahagiaan menyambut Ramadhan tidak diukur dari materi. Tapi kebahagiaan secara spiritual.
“Jangan menilai fadilah Allah dalam bentuk materi,” pesannya.
Namun demikian, ia mendoakan, “Mudahan-mudahan kita diberikan solusi dalam menghadapi persoalan hidup kita.”
Susun Program
Persiapan ketiga menyambut Ramadhan adalah menyusun program-program untuk kesuksesan Ramadhan.
“Menyusun program, program pribadi, program keluarga, dan program jamaah,” pesan Amin Mahmud.
“Sekarang kita sudah ada panitia (Ramadhan), programnya untuk kita semua. Diikuti (program tersebut)!” imbaunya.
Di antara program penting selama Ramadhan adalah membaca Al-Qur’an dan shalat.
Saling Memaafkan
Persiapan keempat dalam menyambut Ramadhan, menurut Amin Mahmud, yaitu saling memaafkan.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Memang sebelum-sebelumnya juga kita sudah saling memaafkan. Tapi menjelang Ramadhan kembali kita saling memaafkan.
“Kita saling berlapang dada, saling meminta maaf,” pesannya. “Sehingga (saat) Ramadhan, hati kita bersih, tidak ada ganjalan-ganjalan.”
Ia pun berpesan agar kaum Muslimin khususnya warga Hidayatullah bisa lebih fokus menggapai kesuksesan Ramadhan yaitu berpredikat taqwa.
“Di bulan Ramadhan kita lebih konsentrasi kepada akhirat kita,” ujarnya.
Tarhib Ramadhan 1445 H itu berlangsung sejak Sabtu bakda isya, 8 Sya’ban 1445 H (17/2/2023) hingga Ahad pagi.
Tahun ini, Panitia Ramadhan 1445 H Hidayatullah Balikpapan mengusung tema “Ramadhan Berkah Bersama Al-Qur’an”.*
Hidayatullah.com
Pemimpin Umum Hidayatullah Serukan Hindari Politik Uang
Hidayatullah.com- Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad menyerukan para calon pemilih agar menghindari politik uang. Seruan itu secara khusus disampaikan untuk warga Hidayatullah.
Pemimpin Umum Hidayatullah menegaskan, politik uang harus dihindari karena merusak tatanan kehidupan bermasyarakat.
“Politik uang ini merusak benar (sangat merusak, red)!” tegasnya, Sabtu (6/1/2024) pagi di Kampus Induk Pondok Pesantren Hidayatullah Gunung Tembak, Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Seruan itu dilontarkan saat ia menyampaikan arahan terkait perpolitikan nasional jelang Pemilu 2024.
Pemimpin Umum Hidayatullah pun mengingatkan warga Hidayatullah agar terus mengokohkan jati diri imamah jamaah.
Jangan sampai bergerak sendiri-sendiri di luar garis komando kepemimpinan. Hal ini untuk menghindari terjadinya ketidakstabilan gerakan dakwah.
Hidayatullah sendiri selama ini mengusung politik silaturahim.
Hidayatullah menjalin silaturahim dengan berbagai pihak, baik dari pemerintahan maupun oposisi.
“Silaturahim terus menerus,” ujar dai yang malang melintang di dunia dakwah ini.
Sebagai informasi, Hidayatullah pada Pemilu 2024 menugaskan sejumlah kadernya untuk maju sebagai kontestan pemilu.
Ada tiga kader dai Hidayatullah yang ditugaskan sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
Ketiganya adalah Naspi Arsyad (Dapil Kalimantan Timur, nomor urut 14), Tasmin Latif (Dapil Sulawesi Tenggara, nomor urut 15), dan Suhardi (Dapil Sulawesi Tengah, nomor urut 20).
“50 tahun arah dakwah Hidayatullah ke gunung-gunung, pelosok, dan pesisir negeri. Kini arah dakwah itu berarah ke Senayan,” ujar Pemimpin Umum Hidayatullah di Gunung Tembak beberapa waktu lalu (1/1/2024).* (SKR/MCU)
Hidayatullah.com
Jusuf Kalla Tutup Silatnas Hidayatullah 2023
Hidayatullah.com– Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Republik Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla (JK), menutup secara resmi acara Silaturrahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Ahad (26/11/2023) jelang siang.
Di depan 20.000 dai dan daiyah termasuk yang menyaksikan lewat siaran langsung, Jusuf Kalla mengucapkan apresiasi dan selamat atas perjuangan setengah abad Hidayatullah berdakwah memajukan masyarakat Indonesia.
“Saya ucapkan selamat untuk para pejuang-pejuang dakwah yang hadir di sini, yang luar biasa, yang datang dari seluruh Indonesia. Dari kampung-kampung, kota-kota dan gunung-gunung,” ujarnya.
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini mengingatkan para peserta Silatnas Hidayatullah untuk meresapi jasa-jasa dan mendoakan KH Abdullah Said (Pendiri Hidayatullah) bersama kawan-kawannya yang menjadi pelopor merintis Hidayatullah.
Jusuf Kalla yang juga Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong dakwah Hidayatullah juga memajukan kemakmuran masyarakat.
“Kita harus menyadari bahwa kebangkitan Islam di samping agamanya, yang harus dikembangkan itu ekonominya,” terangnya.
Menurutnya, di samping dakwah, Hidayatullah harus membangun program ekonomi. Puluhan ribu dai-dai yang dimiliki Hidayatullah juga harus dapat mengembangkan kemakmuran masyarakat di daerah.
“Organisasi ini harus digerakkan betul-betul dan diintensifkan semaksimal mungkin,” sarannya.
Jusuf Kalla menjelaskan bahwa masjid harus dimakmurkan, kemudian setelah masjid itu makmur dapat memakmurkan masyarakat sekitarnya.
“Saya menutup acara ini mengucap ‘Alhamdulillahi Rabbil alamin’, saya menutup acara Silatnas ini,” pungkas Jusuf Kalla menandakan berakhirnya secara resmi rangkaian acara Silatnas Hidayatullah 2023.
Silatnas Hidayatullah 2023 mengusung tema “50 Tahun Bersama Umat Membangun NKRI yang Beradab”. Ketua Panitia Silatnas, Dr Arfan, melaporkan, acara ini diikuti lebih dari 20.000 dai dan daiyah Hidayatullah dari seluruh Indonesia.
Perhelatan silaturrahim ini digelar di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur pada 23-26 November 2023.
Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin menyampaikan sambutannya pada pembukaan Silatnas (23/11/2023). Acara ini dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia, Saiful Rahmad Dasuki.*
Hidayatullah.com
Pembukaan Silatnas 2023, Pj Gubernur Kaltim Puji Kiprah Dai – Daiyah Hidayatullah
Hidayatullah.com– Penjabat (PJ) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik menyambut dan mengapresiasi atas terselenggaranya Silaturahim Nasional (Silatnas) Hidayatullah 2023.
“Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur saya mengucapkan selamat dan sukses atas dilaksanakannya Silaturahim Nasional Hidayatullah tahun 2023,” ujarnya dalam sambutannya pada pembukaan Silatnas Hidayatullah 2023 di Lapangan Aglasra, Ponpes Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan, Kamis (23/11/2023) sebagaimana dibacakan Andi Muhammad Ishak selaku Kepala Dinas Sosial Pemerintah Provinsi Kaltim.
Silatnas Hidayatullah 2023 mengusung tema “50 Tahun Bersama Umat Membangun NKRI yang Beradab”, diikuti oleh 20.000 dai dan daiyah Hidayatullah dari seluruh Indonesia.
PJ Gubernur Kaltim Akmal Malik turut mengapresiasi langkah Hidayatullah yang telah menjadi pelopor pembangunan manusia Indonesia.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur berharap Hidayatullah hadir menjadi suluh peradaban dan jadi agen perubahan,” tambahnya.
Menurutnya, Hidayatullah telah menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan pendidikan, kesejahteraan sosial, dan pengembangan potensi umat.
“Saya mengapresiasi langkah Hidayatullah yang senantiasa menjadi pelopor pembangunan spiritual, sosial kemasyarakatan dan juga pendidikan,” ujarnya.
“Saya yakin dengan semangat kebersamaan dan sinergi ini kita dapat mencapai lebih banyak prestasi memberikan manfaat lebih besar bagi bangsa dan agama,” tambahnya.
Pembukaan Silatnas Hidayatullah 2023 berlangsung meriah dengan atraksi para santri mulai dari berkuda hingga tarian tradisional. Perhelatan silaturahim dai dan daiyah Hidayatullah dari seluruh daerah Indonesia ini digelar pada 23-26 November 2023 di Kampus Induk Hidayatullah Gunung Tembak, Balikpapan.*