Tag:

hari kiamat

Apakah Ada Sahabat Meminta pada Nabi agar Beliau Memberikan Syafaat pada Hari Kiamat? (1)

TANYA: Apakah ada riwayat yang menyatakan bahwa salah satu dari para sahabat telah meminta syafaat (yang berkaitan dengan hari kiamat, bukan dengan istighfar) kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- saat beliau masih hidup? Jawab: Pertama: Telah dinyatakan riwayatnya lebih dari satu para sahabat –radhiyallahu ‘anhum- bahwa mereka telah meminta syafa’at kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-: BACA JUGA: Syafaat Nabi untuk Pelaku Dosa Imam Ahmad (16076) telah meriwayatkan dari pembantu Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- laki-laki atau perempuan berkata: “Bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda kepada si pembantu: ( أَلَكَ حَاجَةٌ؟ ) قَالَ : حَتَّى كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللهِ ، حَاجَتِي قَالَ : ( وَمَا حَاجَتُكَ؟ ) قَالَ : حَاجَتِي أَنْ تَشْفَعَ لِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، قَالَ: ( وَمَنْ دَلَّكَ عَلَى هَذَا؟ ) قَالَ : رَبِّي قَالَ : ( إِمَّا لَا، فَأَعِنِّي بِكَثْرَةِ السُّجُودِ ) . قال الهيثمي في “مجمع الزوائد” (2/ 249) : ” رَوَاهُ أَحْمَدُ ، وَرِجَالُهُ رِجَالُ الصَّحِيحِ ” . وقال الألباني في “الصحيحة” (2102) : ” إسناده صحيح على شرط مسلم” . وصححه – أيضا – محققو المسند . “Apakah kamu membutuhkan sesuatu ?”, ia berkata; sampai pada suatu hari ia berkata: “Wahai Rasulullah, saya butuh…”. Beliau bersabda: “apa yang kamu butuhkan ?”, ia berkata: “Saya membutuhkan syafa’at Anda pada hari kiamat”. Beliau bersabda: “Siapa yang menunjukkanmu akan hal itu ?”, ia menjawab: “Tuhanku”, beliau menjawab: “Bisa jadi tidak, maka bantulah aku dengan banyak bersujud”. (Al Haitsami berkata di dalam Majma’ Az Zawaid: 2/249, HR. Ahmad, silsilah perawinya shahih). Albani berkata di dalam As Shohihah 2102: “sanadnya shahih sesuai dengan syaratnya Muslim. Dan telah ditashih juga oleh para peneliti kitab Musnad) Foto: Freepik Ahmad (24002) juga telah meriwayatkan, Ibnu Hibban (211), Thabrani di dalam Al Kabiir (134) dari Auf bin Malik Al Asyja’i berkata: “Pada suatu malam, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa salam- menghentikan perjalanan kami untuk beristirahat, maka setiap orang dari kami menggelar tikar tunggangannya, ia berkata: “saya telah sampai pada sebagian onta, ternyata onta betinanya Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- tidak seorang pun yang ada di depannya, ia berkata: lalu saya pergi mencari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- namun saya mendapati Mu’adz bin Jabal dan Abdullah bin Qais berdiri, saya berkata: “Di mana Rasulullah ?”, keduanya berkata: “Kami tidak tahu, hanya saja kami telah mendengar suara di atas lembah, seperti goyangan hewan berkata: “Berhentilah kalian sejenak, lalu Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- datang dan bersabda: إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتٍ مِنْ رَبِّي ، فَخَيَّرَنِي بَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِي الْجَنَّةَ ، وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ ، فَاخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ ) ، فَقُلْنَا : نَنْشُدُكَ اللهَ ، وَالصُّحْبَةَ لَمَا جَعَلْتَنَا مِنْ أَهْلِ شَفَاعَتِكَ ؟! قَالَ: ( فَإِنَّكُمْ مِنْ أَهْلِ شَفَاعَتِي ) ، قَالَ : فَأَقْبَلْنَا مَعَانِيقَ إِلَى النَّاسِ ، فَإِذَا هُمْ قَدْ فَزِعُوا ، وَفَقَدُوا نَبِيَّهُمْ ، وَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِنَّهُ أَتَانِي اللَّيْلَةَ مِنْ رَبِّي آتٍ، فَخَيَّرَنِي بَيْنَ أَنْ يَدْخُلَ نِصْفُ أُمَّتِي الْجَنَّةَ وَبَيْنَ الشَّفَاعَةِ ، وَإِنِّي اخْتَرْتُ الشَّفَاعَةَ ) . قَالُوا : يَا رَسُولَ اللهِ ، نَنْشُدُكَ اللهَ وَالصُّحْبَةَ لَمَا جَعَلْتَنَا مِنْ أَهْلِ شَفَاعَتِكَ ؟! قَالَ : فَلَمَّا أَضَبُّوا عَلَيْهِ قَالَ : ( فَأَنَا أُشْهِدُكُمْ أَنَّ شَفَاعَتِي لِمَنْ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا مِنْ أُمَّتِي )صححه محققو المسند ، وصححه الألباني في “صحيح الترغيب” (3637) . “Tadi malam ada yang datang dari Rabb ku, seraya ia memberikan pilihan kepadaku antara setengah umatku akan masuk surga atau syafa’at, maka aku telah memilih syafa’at”. Kami berkata: “Kami bersumpah atas nama Allah kepada anda?!, (kami ingin bersama anda, kenapa kami tidak dijadikan termasuk orang yang mendapatkan syafaat anda?! beliau bersabda: “Kalian termasuk yang mendapatkan syafa’atku”. BACA JUGA: 8 Amalan Penyebab Datangnya Syafaat Nabi ﷺ Ia berkata: “Lalu kami saling berangkulan, tiba-tiba mereka panik dan mereka kehilangan Nabi mereka, dan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Pada suatu malam ada yang datang dari Tuhanku, seraya ia memberikan pilihan kepadaku antara separuh umatku akan masuk surga atau syafa’at, dan sungguh saya telah memilih syafa’at”, mereka berkata: “Wahai Rasulullah, Kami bersumpah atas nama Allah kepada anda?!, dan kebersamaan ini anda akan menjadikan kami termasuk mereka yang mendapatkan syafa’at anda ?”, ia berkata: “saat mereka berpencar mencari beliau, beliau bersabda: “Maka saya bersaksi kepada kalian, bahwa syafa’atku berlaku kepada siapa saja dari ummatku yang tidak mensekutukan Allah dengan sesuatu”. (Telah ditashih oleh para peneliti Musnad, dan Albani di dalam Shahih Targhib: 3637) [] BERSAMBUNG | SUMBER: ISLAMQA

Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat (3-Habis)

MENGENAI hal ini, Kami tidak mengetahui dasar apa pun, sehingga tidak dapat dikutip sebagai dalil yang menguatkan (hujjah). Namun bisa saja setan mendatangi anak Adam ketika dia sedang sekarat, dan dia bisa muncul dalam wujud ini atau lainnya, untuk menyesatkannya. Abu Dawud (1552) dan an-Nasa’i [5531] meriwayatkan dari Abu’l-Yasar radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW biasa berdo’a: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَدْمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ ، وَالْحَرَقِ، وَالْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa reruntuhan dan aku berlindung kepada-Mu dari terjatuh dari tempat tinggi, aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam, terbakar dan dari pikun, aku berlindungkepada-Mu agar jangan sampai setan menggelincirkanku ketika aku akan mati, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati di jalan-Mu dalam keadaan lari dari medan pertempuran, dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang.” Dan digolongkan sahih oleh al-Albani dalam Sahih Abi Daud. BACA JUGA: Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat (1) Al-Khattabi rahimahullah berkata: Berlindung kepada Allah dari pengaruh setan menjelang ajal: yaitu bahwa menjelang ajal kematian, setan akan menguasai dirinya dan menjerumuskannya kedalam kesesatan,setan akan menghalanginya untuk bertaubat, dan menghalanginya untuk memperbaiki keadaannya. dan meninggalkan kezaliman yang dilakukannya terhadap orang lain, atau membuatnya berputus asa dari rahmat Allah, atau membuatnya membenci kematian dan bersedih jika meninggalkan kehidupan dunia, sehingga ia tidak akan rela dan ikhlas dengan apa yang telah Allah Subhanahu wa ta’ala tetapkan baginya berupa kematian dan perjalanan ke akhirat, sehingga semua itu menyebabkan dia mendapat akhir yang buruk (su’ul khatimah) dan bertemu Allah dalam keadaan Dia murka padanya. Foto: Google Image Dan diriwayatkan bahwa Setan tidak pernah memberikan godaan yang lebih besar pada anak Adam daripada pada saat menjelang ajal kematian, setan berkata kepada para pembantunya: Ini salahmu, jika kamu melewatkan hari ini, kamu tidak akan pernah menangkapnya.”( Ma’alim as-Sunan 1/296). Lihat juga: at-Tadhkirah (hlm. 185). Shalih ibnu Al-Imam Ahmad mengatakan: pada saat ayahku sedang sekarat, aku duduk disampingnya, dan ditangaku ada selembar kain, untuk mengikat kedua rahangnya (setelah dia meninggal). Dia mulai berkeringat, dan sulit bernapas, namun dia membuka matanya sembari memberi isyarat dengan tangannya seperti ini, (untuk mengatakan): Belum, belum – sampai tiga kali. Aku berkata: Wahai ayahku, apa yang baru saja kamu ucapkan? Beliau bertanya: Wahai anakku, apakah kamu tidak mengetahui? Aku berkata tidak. Dia berkata: Iblis – semoga Allah melaknatnya – berdiri di sampingku, sambil menggigit ujung jarinya dan berkata: Wahai Ahmad, aku kehilanganmu (tak sanggup menyesatkanmu)! Dan aku berkata: Tidak, tidak sampai aku mati!” ( Tabaqat al-Hanabilah 1/175). Foto: Freepik0 Aku mendengar syekh kami, Imam Abu’l-‘Abbas Ahmad ibn ‘Umar al-Qurtubi berkata, di pos perbatasan Alexandria: Aku bersama saudara syekh kami, Abu Ja’far Ahmad ibn Muhammad ibn Muhammad al-Qurtubi di Cordoba, saat dia sekarat. Dikatakan kepadanya: Ucapkan La ilaha illa Allah, dan dia berkata: “Tidak, tidak,” BACA JUGA:  Ini Pengertian Hari Kiamat dan Dalilnya dalam Agama Islam Ketika dia sadar, kami memberitahunya tentang hal itu, maka dia berkata: Dua setan datang kepadaku, satu di sebelah kanan dan satu lagi di sebelah kiriku. Salah satu dari mereka berkata: “Matilah sebagai seorang Yahudi, karena itu adalah agama yang terbaik.” Dan yang lain berkata: “Matilah sebagai seorang Kristen, karena itu adalah agama yang terbaik.” Dan saya berkata kepada mereka berdua: “Tidak, tidak.”, Saya yang menjawab ucapan mereka berdua (dua setan), bukan menjawab ucapan Anda. Dan Aku mengatakan: “Hal-hal seperti itu sering terjadi pada orang-orang shalih, dan jawaban mereka adalah (ditujukan) kepada setan, bukan kepada orang-orang yang mendorongnya untuk mengucapkan syahadat (talqin).” (A t-Tadhkirah hal . 187). Wallahu a’lam. [] SUMBER: ISLAMQA

Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat (2)

YANG dimaksud dengan “teman sejawat” adalah mereka yang sejenis dan semisal. Maka ulama kaum musyrik akan dikumpulkan dengan ulama kaum musyrik, orang-orang yang zalim akan dikumpulkan dengan orang-orang yang zalim, orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan akan dikumpulkan dengan orang-orang yang mengingkari hari kebangkitan, dan seterusnya. Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Kesepuluh: Kemudian setelah itu, Allah Subhanahu wa ta’ala akan menutup cahaya sehingga yang ada hanya kegelapan sesaat sebelum manusia mencapai Neraka – kita berlindung kepada Allah, Manusia akan berjalan mengikuti cahaya (pelita) yang diberikan, dan ketika ummat berjalan, termasuk didalamnya ada orang-orang munafik, dan ketika mereka (orang-orang munafik) ikut berjalan maka dipasang diantara mereka dinding (pemisah) sebagaiman diterangkan dalam firman-Nya: BACA JUGA: 10 Nama lain Hari Kiamat menurut Al-Quran فَضُرِبَ بَيْنَهُمْ بِسُورٍ لَهُ بَابٌ بَاطِنُهُ فِيهِ الرَّحْمَةُ وَظَاهِرُهُ مِنْ قِبَلِهِ الْعَذَابُ * يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ قَالُوا بَلَى.. الحديد/13-14 “Lalu, di antara mereka dipasang dinding (pemisah) yang berpintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di luarnya ada azab. Orang-orang (munafik) memanggil mereka (orang-orang beriman), “Bukankah kami dahulu bersama kamu?” Mereka menjawab, “Benar,..” Al-Hadid /13-14. Foto: Unsplash Ayat di atas menjelelaskan: adapun bagi orang-orang yang beriman, Allah Subhanahu wata’ala akan memberikan cahaya penerang sehingga mereka bisa melihat dan melewati sirath, sementara untuk orang-orang munafik maka Allah tidak akan memberi mereka cahaya penerang, sebaliknya mereka akan berdesak-desakan dengan orang-orang kafir, mereka akan berjalan (tanpa cahaya penerang) dan didepan mereka adalah neraka jahannam.(kita berlindung kepada Allah) . Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Kesebelas: Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam datang terlebih dahulu dan berdiri di atas sirath sambil berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta’ala untuk dia dan umatnya, lalu berkata: “Ya Allah, karuniai keamanan; Ya Allah, berilah keselamatan.” Kemudian dia shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan melintasi sirath, demikian juga umatnya, (keadaan) masing-masing saat melewati sesuai dengan amalnya, dan masing-masing akan diberi cahaya penerang (yang terangnya) sesuai dengan amalnya. Orang-orang yang mendapat ampunan Allah Subhahanu wa ta’ala, akan terus berjalan sampai mereka melewati sirath, dan sebagian orang dari golongan ahli tauhid atas kehendak Allah akan jatuh ke dalam Neraka dan mendapatkan siksa-Nya. Kemudian apabila teleh selesai melewati api neraka, maka mereka akan berkumpul di pelataran surga, maksudnya di hamparan-hamparan yang telah disediakan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala, agar orang-orang mukmin dapat saling membalas (melaksanakan qishas) diantara mereka untuk menghilangkan permusuhan (dendam) diantara mereka, sehingga mereka dapat masuk surga tanpa ada sedikitpun rasa dendam di hati mereka. Foto: Freepik Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Keduabelas: Dan golongan yang pertama masuk surga setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang-orang miskin dari kaum Muhajirin, kemudian orang-orang misikin dan kaum Anshar, kemudian orang-orang miskin dari kalangan ummat. Adapun golongan orang-orang kaya maka akan tertunda, karena masih ada perhitungan (hisab) antara mereka dengan orang lain, dan permintaan pertanggung jawaban atas kekayaan mereka . ”Sharh al-Tahawiyyah” (hlm. 542) dengan penomoran As-Shamilah / Oleh Syekh Saleh Ali-Sheikh, dengan sedikit editan. BACA JUGA:  48 Tanda Hari Kiamat yang Sudah Terjadi, Sekarang dan yang Akan Datang Kita tidak mengetahui adanya hadits shahih (satupun) yang menyatakan bahwa ketika seseorang akan meninggal, datang dua setan yang menyerupai kedua orang tuanya dan menyuruhnya untuk menganut agama Yahudi atau Kristen. Adapun apa yang dikatakan al-Qurtubi dalam at-Tadhkirah (hlm. 185): diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “bahwa ketika seseorang sedang sekarat, dua setan duduk bersamanya, satu di atas tubuhnya. kanan dan satu lagi di kirinya. Yang di sebelah kanannya mirip dengan ayahnya dan berkata kepadanya: Wahai anakku, aku berbelas kasih kepadamu dan aku mencintaimu, tetapi kamu harus mati dengan mengikuti agama Nasrani, karena itu adalah agama yang paling baik. Dan orang yang di sebelah kirinya menyerupai ibunya dan berkata kepadanya: Wahai anakku, rahimku adalah bejana bagimu, buah dadaku memberimu minum dan kamu berdiri di atas pahaku, tetapi kamu harus mati mengikuti agama Yahudi, karena itulah agama yang paling baik” – hal ini disebutkan oleh Abu’l-Hasan al-Qabisi dalam Sharh Risalat Ibnu Abi Zayd , dan hal serupa disebutkan oleh Abu Hamid dalam Kashf ‘Ulum al-Akhirah. [] SUMBER: ISLAMQA

Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat (1)

MENURUT Sebagian ulama bahwa urutan kejadian pada hari kiamat adalah sebagai berikut: Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Pertama: Pada saat manusia dibangkitkan dan bangkit dari kuburnya, mereka akan pergi ke padang masyhar, dan kemudian mereka akan berdiri dalam waktu yang lama di padang masyhar, yang membuat mereka dalam keadaan sangat susah dan haus, dan mereka akan merasakan ketakutan luar biasa di dalamnya; karena lamanya menunggu, dan menanti kepastian hisab mereka, dan apa yang akan Allah azza wa jalla putuskan (lakukan) terhadap mereka. Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Kedua: Jika masa tinggalnya diperpanjang, Allah azza wa jalla pertama-tama akan memunculkan untuk Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam telaganya yang akan didatangi (umat), telaga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam akan menjadi pusat yang didatangi orang di hari kiamat, karena terasa semakin berat dan susah saat mereka berdiri di depan Tuhan semesta alam, pada hari yang lamanya lima puluh ribu tahun. BACA JUGA:  5 Gambaran Hari Kiamat yang Diungkap Alquran Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan mengikuti sunnah Nabi, tanpa mengubah, menambahkan dan menggantinya, maka dia akan diperlihatkan telaga Nabi dan diberi minum darinya. Dan sebagai tanda pertama bahwa dia akan selamat adalah dia akan diberi minum dari telaga Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam, Kemudian setelah itu akan dikeluarkan untuk setiap Nabi telaganya masing-masing, dan orang-orang shaleh di antara para pengikutnya akan diberi minum dari telaga tersebut. Foto: Unsplash Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Ketiga: Kemudian orang-orang akan berdiri dalam waktu yang sangat lama, lalu datanglah syafaat yang agung – syafaat Nabi shallallhu ‘alaihi wasallam, yang memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, agar mensegerakan perhitungan bagi semua orang (umatnya). dalam hadis yang panjang dan terkenal disebutkan: mereka akan bertanya kepada Adam, lalu Nuh, lalu Ibrahim, dan seterusnya. Kemudian mereka mendatangi Nabi Muhammad shallallhu ‘alaihi wasallam dan berkata, Wahai Muhammad! Dan mereka akan menjelaskan keadaannya kepadanya, memohon kepadanya untuk memohon kepada Allah Subhanahu wa ta’ala, untuk meringankan kesulitan orang-orang dengan memberikan mereka hisab yang cepat. Setelah mereka bertanya kepadanya, Syafaatlah kami di hadapan Tuhanmu, Nabi Sallalahu’alaihi wa sallam bersabda: “Saya mampu untuk itu, saya mampu untuk itu.” Kemudian dia akan datang ke hadapan Arsy, lalu sujud dan memuji Allah Subhanahu wata’ala, dengan kata-kata pujian yang dengannya Allah Subhanahu wata’ala akan mengabulkannya. Kemudian akan dikatakan: “Wahai Muhammad, angkatlah kepalamu; mintalah, niscaya kamu akan diberi, dan bersyafaatlah, syafaatmu akan diterima.” Dan demikianlah syafaatnya yang besar (diberikan) agar hisab disegerakan. Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Keempat: Setelah itu tiba waktunya pemeriksaan catatan semua amalan Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang  Kelima:  Setelah dibuka semua catatan maka selanjutnya adalah penghitungan amalan (hisab) Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Keenam: Setelah hisab pertama, catatan-catatan amal akan bertebaran. Hisab yang pertama merupakan bagian dari pemeriksaan, karena didalamnya terjadi pengungkapan argumentasi dan alasan. Kemudian setelah itu catatan-catatan amal akan tersebar [kepada manusia]. Orang-orang dari golongan kanan akan menerima catatannya di tangan kanannya, dan orang-orang dari golongan kiri akan menerima catatannya di tangan kirinya. Kemudian akan dilakukan pembacaan buku catatan (kitab). Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang  Ketujuh: Setelah pembacaan buku catatan: maka dilakukanlah kembali perhitungan (hisab) agar tidak ada ruang untuk berdalih dan menetapkan pembuktian dengan membacakan apa-apa yang termaktub dalam buku catatan. Foto: Pixabay0 Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang kedelapan: Kemudian tahapan selanjutnya adalah penimbangan (mizan), maka akan ditimbang semua yang telah kami sebutkan (semua amalan yang ada dalam buku catatan). BACA JUGA: Mengimani Hari Kiamat Ala Syaikh Ramadhan al-Buthi Urutan Peristiwa pada Hari Kiamat yang Kesembilan: Setelah penimbangan (mizan), manusia akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan berpasangan (teman sejawat); berpasangan (teman sejawat) artinya masing-masing bentuk dengan bentuk-nya (kategori), kemudian akan didirikan panji-panji (panji para Nabi): ada panji Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, panji Nabi Ibrahim, panji Nabi Musa dan seterusnya, dan di bawah setiap panji-panji itu akan terdapat berbagai jenis orang, sesuai dengan kategorinya, masing-masing bentuk akan dikelompokan bersama dengan bentuk (kategori) yang sejenis. Demikian juga Orang-orang dzalim dan kafir, mereka akan dikumpulkan berpasangan, artinya orang-orang yang serupa akan dikumpulkan dalam satu golongan yang sejenis, sebagaimana firman-Nya: احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ * مِنْ دُونِ اللَّهِ الصافات/22-23 “(Lalu, diperintahkan kepada para malaikat,) “Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah. selain Allah. Lalu, tunjukkanlah kepada mereka jalan ke (neraka) Jahim.” As-saffat /22-23. [] SUMBER: ISLAMQA

Uban di Hari Kiamat

HAMPIR setiap orang yang menginjak usia lanjut rambutnya bukan lagi berwarna hitam melainkan putih. Rambut berwarna putih atau uban memang tidak hanya terlihat pada orang tua saja. Mereka yang masih muda pun tidak jarang sudah beruban, meskipun tidak sebanyak orang tua mereka.Tidak jarang mereka para orang tua yang sudah beruban malah mencabuti ubannya. Mereka tidak ingin terlihat tua, maka dicabutlah uban-uban tersebut. Tahukah Anda, bahwa mencabut uban itu tidak baik untuk diri kita. Kenapa? Karena uban yang ada pada diri seorang muslim itu akan menjadi cahaya di hari kiamat.BACA JUGA: Apa Penyebab Tumbuhnya Uban?Uban menjadi cahaya bagi pemiliknya di hari kiamat jika ia seorang muslim, sebagaimana disebutkan dalam hadist-hadits shahih. Dalam Sunan At-Tarmidzi dan An-Nasa’i diriwayatkan dari Ka’b ibn Murrah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa beruban dalam keislaman, ubannya akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat.”Dalam Musnad Ahmad, Sunan At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibn Hibban diriwayatkan dari ‘Amr ibn ‘Abasah, yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Uban itu cahaya orang yang beriman. Setiap laki-laki yang beruban dalam keislaman, maka dengan setiap ubannya itu ia mendapat satu kebaikan dan diangkat satu derajat.”Hadits di atas diperkuat oleh hadis marfu’ dari Abu Hurairah, “Jangan cabut uban, karena itu adalah cahaya di hari kiamat. Siapa yang beruban dalam keislaman, maka dengan setiap satu uban, ia mendapat satu kebaikandan diangkat satu derajat.” (H.R. Ibn Hibban dengan sanad hasan) Ibn ‘Adi dan al-Baihaqi meriwayatkan dari Fadhalah ibn ‘Ubaid yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Uban itu cahaya di wajah seorang muslim. Siapa yang mau, silahkan cabut cahayanya.”BACA JUGA: Hukum Menyemir Rambut karena BerubanNabi berkata bahwa siapa yang ingin cahaya nya dicabut, maka silahkan cabut ubannya. Sebelumya kita tidak pernah tau bahwa uban segitu berharganya bagi kita di hari kiamat kelak. Jadi, masih mau cabut uban? []Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi

3 Macam Hisab pada Hari Kiamat

ADA beberapa macam hisab pada Hari Kiamat.Hisab pada Hari Kiamat yang Pertama.Siksaan dan kenikmatan kubur telah ada ketetapan dengan nash (Al-Qur’an dan hadits) dan Ijma’. Pada dasarnya, siksa dan nikmat dalam kubur itu terjadi pada roh. Terkadang roh itu menempel di tubuh, sehingga siksaan atau kenikmatan itu mengenainya.Sementara hisab (perhitungan) di dalam kubur tidak ada hisab (perhitungan). Akan tetapi ada siksaan dari sebagian perbuatan yang dikerjakannya. Atau kenikmatan dalam kubur bagi pelaku kebaikan. Sementara hisab (perhitungan) itu nanti terjadi di Mauqif (tempat penantian) Hari Kiamat.Hisab pada Hari Kiamat yang Kedua.Pada dasarnya, semua manusia akan dihisab pada tempat penantian di Hari Kiamat. Kecuali ada sekelompok manusia, atas karunia Allah kepada mereka, mereka akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa siksaan.Diriwayatkan oleh Tirmidzi (3357) dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turunnya ayat ini,ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنْ النَّعِيمِ“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur : 8).BACA JUGA: 19 Nama Hari KiamatOrang-orang mengatakan, ”Wahai Rasulullah, nikmat apa yang akan ditanyakan kepada kami? Sesungguhnya hanya ada dua barang hitam; air dan kurma, sementara pedang-pedang kami ada di leher-leher kami sementara musuh sudah ada. Lantas, nikmat apa yang akan ditanyakan kepada kami?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya hal itu akan ada.” (Dihasankan oleh Al-Albani dalam kitab Shahih At-Tirmidzi).Ibnu Katsir Rahimahullah mengatakan terkait dengan ayat ini, “Yakni kemudian kalian benar-benar akan dimintai pertanggung jawaban di hari itu tentang mensyukuri nikmat-nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kalian, seperti kesehatan, keamanan, rezeki, dan lain sebagainya, apakah kalian bersyukur dan beribadah kepada-Nya?” (Tafsir Ibnu Katsir, 8/474).Foto: Google ImageDiriwayatkan dai At-Tirmidzi (2417) dan dishahihkannya dari Abi Barzah Al-Aslami Radhiyallahu ’Anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Salam bersabda,لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُصححه الألباني في ” صحيح الترمذي“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada Hari Kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi).Ibnu Al-Qayyim Rahimahullah mengatakan, “Qatadah berkata, ‘Sesungguhnya Allah akan menanyakan kenikmatan dan hak-hak-Nya yang dititipkan.’ Kenikmatan yang akan ditanyakan itu ada dua, satu macam yang diambil dengan cara halal dan ditunaikan pada haknya, maka akan ditanyakan cara mensyukurinya. Dan satu macam yang diambil dengan cara tidak halal dan ditunaikan bukan pada haknya, maka akan ditanyakan tentang penggunaanya.” (Ighatsatul Lahfan, 1/84).Beliau juga mengatakan, “Masing-masing akan ditanyakan tentang kenikmatan yang diberikan padanya di dunia, apakah dia mendapatkannya dengan cara halal atau tidak? Kalau selamat dari pertanyaan ini, maka akan ditanyakan pertanyaan lainnya, apakah dia bersyukur kepada Allah Ta’ala sehingga dia gunakaan untuk ketaatan kepada-Nya atau tidak? Yang pertama ditanyakan tentang sebab penggunaannya dan kedua tentang tempat penggunaannya.” (Kitab Uddatus Shabirin, hal. 157).Hisab pada Hari Kiamat yang Ketiga.Hisab pada Hari Kiamat itu ada dua jenis.Jenis pertama adalah Hisab ‘Ardh (penampakan), hal ini khusus bagi orang Mukmin, ditanya tentang amalan, ilmu dan nikmat Allah yang diberikan kepadanya. Maka dia akan menjawab sesuai dengan keterbukaan dadanya dan meneguhkan argumennya serta akan langgeng nikmat Allah atasnya.Ketika ditunjukkan dosa-dosanya kepadanya, dia akan mengakuinya, kemudian Allah menutupi dan memaafkannya. Hal ini bukanlah hisab munaqasyah, tidak memperinci serta tidak mempertegasnya. Dia akan mengambil catatan amalnya dengan tangan kanannya, dan akan kembali kepada keluarganya dalam kondisi bahagia karena dia selamat dari siksaan dan beruntung dengan pahalanya.Dirwayatkan oleh Al-Bukhari (6536) dan Musim (2876) dari Aisyah Radhiyallahu ’Anha dari Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda,مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ عُذِّبَ قَالَتْ قُلْتُ أَلَيْسَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : ( فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا ) ؟ قَالَ ( ذَلِكِ الْعَرْضُ)“Barangsiapa yang hisabnya dimunaqasyah, maka ia tersiksa”. Aisyah berkata, ‘Aku bertanya, ‘Bukankah Allah telah berfirman ‘Maka ia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Hal itu adalah Al-‘Ardh.’”Al-Hafidz Rahimahullah mengatakan, “Al-Qurthubi berkata, ‘Makna dari ungkapan ‘Sesungguhnya itu adalah Al-‘Ardh (penampakan),’ yaitu hisab yang disebutkan di ayat tak lain adalah amalan-amalan orang Mukmin ditampakkan kepadanya sampai dia mengetahui anugerah Allah kepadanya ketika Allah menutupi dosa-dosanya di dunia dan diampuninya di akhirat.”Diriwayatkan oleh Ahmad (24988) dari Aisyah berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam tentang hisab yang ringan. Saya berkata, “Wahai Rasulullah, apa itu hisab yang ringan?” Maka beliau bersabda,الرَّجُلُ تُعْرَضُ عَلَيْهِ ذُنُوبُهُ ثُمَّ يُتَجَاوَزُ لَهُ عَنْهَا إِنَّهُ مَنْ نُوقِشَ الْحِسَابَ هَلَكَ صححه الألباني في “ظلال الجنة” (2/128“Seseorang ditunjukkan dosa-dosanya, kemudian ia dimaafkan oleh Allah. Barangsiapa yang dimunaqasyah hisabnya, maka ia akan binasa.” (Dishahihkan Al-Albani dalam kitab Zhilalul Jannah, 2/128).BACA JUGA:  7 Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah di Hari KiamatSyaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullah mengatakan, “Orang Mukmin itu dihisab, akan tetapi bukan hisab munaqasyah. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ’Alaihi wa Sallam,من نوقش الحساب هلك -أو قال- عذب لكنه حساب عرض انتهى من “اللقاء الشهري (1/378)“Siapa yang dihisab munaqasyah, dia akan binasa,” atau mengatakan, “disiksa.” Akan tetapi hisab Al-‘Ardh (penampakan).” (Al-Liqa’ As-Syahri, 1/378).Foto: PinterestAl-Bukhari (2441) dan Muslim (2768) meriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda,إِنَّ اللَّهَ يُدْنِي الْمُؤْمِنَ فَيَضَعُ عَلَيْهِ كَنَفَهُ وَيَسْتُرُهُ فَيَقُولُ أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا أَتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا ؟ فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ . حَتَّى إِذَا قَرَّرَهُ بِذُنُوبِهِ وَرَأَى فِي نَفْسِهِ أَنَّهُ هَلَكَ قَالَ : سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ فِي الدُّنْيَا وَأَنَا أَغْفِرُهَا لَكَ الْيَوْمَ. فَيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ . وَأَمَّا الْكَافِرُ وَالْمُنَافِقُونَ فَيَقُولُ الْأَشْهَادُ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى رَبِّهِمْ أَلَا لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ.“Sesunggunnya Allah ketika orang beriman didekatkan, lalu bagian sisi badannya diletakkan kemudian ditutup, Allah berfirman, ‘Apakah kamu mengenal dosamu yang begini? Apakah kamu mengenal dosamu yang begini?’ Orang beriman itu berkata, ‘Ya, Tuhanku.’ Hingga ketika sudah diakui dosa-dosanya dan dia melihat bahwa dirinya akan celaka, Allah berfirman, ‘Aku telah merahasiakannya bagimu di dunia dan Aku mengampuninya buatmu hari ini.’ Maka orang beriman itu diberikan kitab catatan kebaikannya. Adapun orang kafir dan munafik, Allah berfirman, ‘Dan para saksi akan berkata, ‘Itulah orang-orang yang mendustakan Tuhan mereka. Maka laknat Allah untuk orang-orang yang zhalim.’”Jenis kedua, Hisab Munaqasyah. Ini adalah hisab Allah kepada orang-orang kafir dan para pelaku maksiat dari kalangan orang-orang yang mengesakan Allah. Hisabnya akan panjang dan sulit sesuai dengan banyaknya dosa-dosa mereka. Para pelaku dosa dari kalangan orang yang mengesakan (Allah), Allah akan masukkan mereka ke dalam neraka dari orang yang dikehendakinya sampai beberapa waktu, kemudian dikeluarkan dan dimasukkan ke dalam surga selamanya.Diriwayatkan oleh Muslim (2968) dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’Anhu berkata, “Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kita akan melihat Tuhan kita pada Hari Kiamat?’ Beliau menjawab, ‘Apakah kaliah kesulitan melihat matahari di siang hari tanpa ada awan?’ Mereka mengatakan, ‘Tidak.’ Beliau berkata, ‘Apakah kalian kesulitan melihat bulan malam purnama yang tidak ada awan?’ Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Beliau bersabda,BACA JUGA:  5 Gambaran Hari Kiamat yang Diungkap Alquranفَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ إِلَّا كَمَا تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا ) ،قَالَ ( فَيَلْقَى الْعَبْدَ فَيَقُولُ أَيْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ وَأُسَوِّدْكَ وَأُزَوِّجْكَ وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَالْإِبِلَ وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ؟ فَيَقُولُ بَلَى قَالَ فَيَقُولُ أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلَاقِيَّ؟ فَيَقُولُ : لَا فَيَقُولُ فَإِنِّي أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي ، ثُمَّ يَلْقَى الثَّانِيَ فَيَقُولُ أَيْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ وَأُسَوِّدْكَ وَأُزَوِّجْكَ وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَالْإِبِلَ وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ؟ فَيَقُولُ : بَلَى أَيْ رَبِّ فَيَقُولُ أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلَاقِيَّ ؟ فَيَقُولُ لَا فَيَقُولُ فَإِنِّي أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي ، ثُمَّ يَلْقَى الثَّالِثَ فَيَقُولُ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ آمَنْتُ بِكَ وَبِكِتَابِكَ وَبِرُسُلِكَ وَصَلَّيْتُ وَصُمْتُ وَتَصَدَّقْتُ وَيُثْنِي بِخَيْرٍ مَا اسْتَطَاعَ ، فَيَقُولُ هَاهُنَا إِذًا قَالَ ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: الْآنَ نَبْعَثُ شَاهِدَنَا عَلَيْكَ ، وَيَتَفَكَّرُ فِي نَفْسِهِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْهَدُ عَلَيَّ؟ فَيُخْتَمُ عَلَى فِيهِ وَيُقَالُ لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ انْطِقِي ، فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ وَذَلِكَ لِيُعْذِرَ مِنْ نَفْسِهِ وَذَلِكَ الْمُنَافِقُ وَذَلِكَ الَّذِي يَسْخَطُ اللَّهُ عَلَيْهِ.‘Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya. Lalu Allah menemui hamba-Nya dan berkata, ‘Wahai Fulan! Bukankah Aku telah memuliakanmu, menjadikan engkau sebagai pemimpin, menikahkanmu dan menundukkan untukmu kuda dan unta, serta memudahkanmu memimpin dan memiliki harta banyak?’ Maka ia menjawab, ‘Benar.’ Allah berkata lagi, ‘Apakah engkau telah meyakini akan menjumpai-Ku?” Maka ia menjawab, ‘Tidak,’ maka Allah berfirman, ‘Aku biarkan engkau sebagaimana engkau telah melupakan-Ku.’ Kemudian (Allah) menemui orang yang ketiga dan menyampaikan seperti yang disampaikan sebelumnya. Lalu ia (orang itu) menjawab, ‘Wahai Rabbku! Aku telah beriman kepada-Mu, kepada kitab suci-Mu dan rasul-rasul-Mu. Juga aku telah shalat, bershadaqah,’ dan ia memuji dengan kebaikan semampunya. Allah menjawab, ‘Kalau begitu, sekarang (pembuktiannya),” kemudian dikatakan kepadanya, ‘Sekarang Kami akan membawa para saksi atasmu.’ Orang tersebut berpikir di dalam hati, ‘Siapa yang akan bersaksi atasku?’ Lalu mulutnya dikunci dan dikatakan kepada paha, daging dan tulangnya, ‘Bicaralah!’ Lalu paha, daging dan tulangnya bercerita tentang amalannya, dan itu untuk menghilangkan udzur dari dirinya. Itulah nasib munafiq dan orang yang Allah murkai.”Foto: FreepikSyekh Ibnu Utsaimin Rahimahullah mengatakan, “Para ulama Rahimahumullah berbeda pendapat tentang firman Allah,لتسألن يومئذ عن النعيم“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).” (QS. At-Takatsur : 8).Apakah maksudnya itu orang kafir ataukah maksudnya orang mukmin dan orang kafir? Yang benar adalah bahwa maksudnya adalah orang Mukmin dan orang kafir. Masing-masing akan ditanya tentang kenikmatan. Akan tetapi, orang kafir akan ditanya dengan pertanyaan bernada penghinaan dan kebencian. Sementara orang Mukmin akan ditanya dengan pertanyaan bernada pengingatan. Pertanyaan orang Mukmin adalah pertanyaan mengingatkan akan nikmat Allah Azza wa Jalla kepadanya. Sampai dia senang dan mengatahui bahwa nikmat yang diberikan di dunia dengan mendapatkan kemuliaan nikmat di akhirat. Sementara pertanyaan pada orang kafir adalah pertanyaan bernada penghinaan dan peringatan. (Diringkas dari Liqa’ Al-Bab Al-Maftuh, 9/98).Wallahu A’lam. []SUMBER: ISLAMQA

7 Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah di Hari Kiamat

HADITS yang patut direnungkan yaitu mengenai mereka yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.Yang dimaksudkan naungan di sini adalah naungan ‘Arsy Allah sebagaimana dikuatkan riwayatnya oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (2: 144).Hadits lengkapnya berbunyi sebagai berikut.عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُDari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari di mana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya:اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ(1) Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah: : imam yang adil,BACA JUGA:  Kengerian Hari Kiamatوَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh,وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ(3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid,وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ(4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya,Foto: Unsplashوَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ(5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, sertaوَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.” (HR. Bukhari, no. 1423 dan Muslim, no. 1031)Di Hari Kiamat, Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah yang Pertama: Pemimpin yang adil.Pemimpin ini bersikap adil. Dalam hal amanat ia benar-benar mengembannya dengan baik, tidak melampaui batas dan tidak meremehkan. Keadilannya tidak beralih pada harta dan tidak beralih pada kesenangan dunia. Itulah pemimpin yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.Di Hari Kiamat, Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah yang Kedua adalah pemuda yang tumbuh dalam ketaatan pada Allah.Kenapa disebut pemuda? Karena pemuda asalnya nafsunya begitu tinggi pada dunia dan kebanyakan itu lalai dari akhirat. Kalau ada pemuda yang rajin berjamaah di masjid, rajin menghadiri shalat fajar, akhlaknya pun bagus pada bapak-ibunya, dialah pemuda yang jadi harapan akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.Pemuda seperti itu sangat jarang kita temui saat ini karena kebanyakan pemuda itu lalai, di antara mereka lebih suka bersenang-senang dan berfoya-foya. . Untuk saat ini jarang sekali kita lihat pemuda yang mau sadar untuk ke masjid kecuali yang dirahmati oleh Allah subhanahu wa ta’ala.Maka pantas saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasukkan pemuda yang rajin ibadah dalam golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat.Di Hari Kiamat, Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah yang Ketiga adalah ada orang yang hatinya selalu terkait dengan masjid.Yang dimaksud di sini adalah laki-laki. Karena wanita lebih layak tempatnya di rumah. Sampai pun untuk shalat lima waktu, wanita lebih utama mengerjakannya di rumah dan pahalanya lebih besar. Sedangkan laki-laki, tempat shalatnya itu di masjid.Foto: UnsplashLaki-laki yang hatinya terkait dengan masjid adalah yang biasa menunggu shalat setelah shalat, misalnya ia menunggu waktu antara Maghrib dan Isya dengan berada dalam majelis ilmu dengan mendengar kajian Quran atau hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.BACA JUGA: Ini Pengertian Hari Kiamat dan Dalilnya dalam Agama IslamDi Hari Kiamat, Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah yang Keempat adalah dua orang yang saling mencintai di jalan Allah, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya.Yang dimaksud adalah mereka yang berteman karena Allah. Sehingga teman yang dipilih adalah karena tertarik pada keshalihan, bukan tertarik pada dunia dan harta. Pertemanan tersebut dibangun di atas iman sampai maut menjemput.Di Hari Kiamat, Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah yang Kelima, ada seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Aku benar-benar takut kepada Allâh.’Ada wanita yang kaya raya, terhormat dan begitu cantik. Ia menggoda dan mengajak laki-laki untuk berzina. Namun karena takut pada Allah, laki-laki tersebut tidak melakukannya.Hadits ini mengisyaratkan tentang kisah Nabi Yusuf ‘alaihis salam dengan permaisuri Raja Mesir yang menggodanya. Kalau tidak dengan pertolongan dan perlindungan Allah tentu Nabi Yusuf bisa saja terjerumus dalam zina.Maka kita bisa selamat dari maksiat hanya dengan pertolongan Allah. Ingatlah kalimat “Laa hawla wa laa quwwata illa billah”. Apa maksud kalimat tersebut?Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,لاَ حَوْلَ عَنْ مَعْصِيَةِ اللهِ إِلاَّ بِعِصْمَتِهِ، وَلاَ قُوَّةَ عَلَى طَاعَتِهِ إِلاَّ بِمَعُوْنَتِهِ“Tidak ada daya untuk menghindarkan diri dari maksiat selain dengan perlindungan dari Allah. Tidak ada kekuatan untuk melaksanakan ketaatan selain dengan pertolongan Allah.Di Hari Kiamat, Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah yang keenam yang nantinya akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat adalahوَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ(6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya.Maksudnya, sedekah yang paling utama adalah sedekah yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Lihatlah ibarat yang dinyatakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tangan kanan yang berinfak lantas tangan kiri tidak mengetahuinya. Ini menunjukkan bahwa yang paling dekat saja tidak mengetahui kalau ia bersedekah.Namun boleh saja seseorang bersedekah terang-terangan untuk memberikan contoh pada orang lain. Juga sedekah boleh dilakukan terang-terangan jika yang dimaksud adalah sedekah wajib (seperti zakat dan nafkah keluarga).BACA JUGA: 19 Nama Hari KiamatDi Hari Kiamat, Orang yang Mendapatkan Naungan dari Allah yangketujuh yang akan mendapatkan naungan Allah adalah,وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ(7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.Maksudnya adalah orang yang rajin berdzikir pada Allah dengan benar-benar menghayati, hingga terkadang air matanya menetes ketika menyendiri karena takutnya pada Allah.Dikatakan ia berdzikir seorang diri (ketika sepi) menunjukkan bahwa dzikir yang utama itu disembunyikan, karena lebih akan terjaga dari riya’.Semoga Allah menggolongkan kita masuk dalam tujuh golongan di atas yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. []SUMBER: RUMAYSHO

Kengerian Hari Kiamat

DI Hari Kiamat, kengeriannya disertai dengan rahmat Allah.Allah berfirman dalam Surah Thaha (20) ayat 108:يَوْمَىِٕذٍ يَّتَّبِعُوْنَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهٗ ۚوَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًاPada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.Siapa penyeru yang akan menyeru manusia pada Hari Kebangkitan? Ada yang mengatakan bahwasanya ia adalah malaikat Israfil. Setelah meniup sangkakala, ia akan mengajak seluruh makhluk ke Padang Mahsyar. Seluruh makhluk pun dengan sigapnya mengikuti suara si penyeru tersebut, tanpa ada satu pun di antara mereka yang berusaha atau mampu kabur, tanpa ada yang berbelok ke arah kiri atau kanan, semua akan menuju tempat masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah.BACA JUGA: 5 Gambaran Hari Kiamat yang Diungkap AlquranAllah berfirman dalam Surah Al-Qamar (54) ayat 8:مُّهْطِعِيْنَ اِلَى الدَّاعِۗ يَقُوْلُ الْكٰفِرُوْنَ هٰذَا يَوْمٌ عَسِرٌMereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata, “Ini adalah hari yang berat.”Allah juga berfirman dalam Surah Maryam (19) ayat 38:اَسْمِعْ بِهِمْ وَاَبْصِرْۙ يَوْمَ يَأْتُوْنَنَاAlangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami.Foto: PinterestKetika menyebutkan bahwa manusia di Hari Kebangkitan akan memenuhi seruan dengan penuh kesigapan dan ketundukan, Imam Ibnu Katsir mengomentari dengan mengatakan, “Duhai kiranya demikian sikap mereka terhadap seruan Allah di dunia.”Kemudian firman-Nya:وَخَشَعَتِ الْاَصْوَاتُ لِلرَّحْمٰنِ فَلَا تَسْمَعُ اِلَّا هَمْسًاDan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak akan mendengar kecuali bisikan saja.Allah menyatakan bahwa yang akan mereka dengar pada momen tersebut hanyalah هَمْسًا. Apa yang dimaksud dengan هَمْسًا? Ada yang mengatakan bahwa maksud dari هَمْسًا adalah suara samar dari derap langkah kaki mereka. Saking takut dan paniknya manusia saat itu, mereka benar-benar terdiam dan membisu hingga tidak ada yang terdengar oleh mereka saat itu selain langkah kaki mereka sendiri. Ath-Thabari mengartikan هَمْسًا sebagai suara langkah kaki unta.Ada pula yang mengatakan maksud dari هَمْسًا adalah suara bisikan. Seluruh manusia ketika itu akan terdiam membisu, dan kalau pun mereka berbicara, mereka hanya berbicara dengan bisik-bisik. Allah berfirman dalam Surah Hud (11) ayat 105:يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ اِلَّا بِاِذْنِهٖۚ فَمِنْهُمْ شَقِيٌّ وَّسَعِيْدٌDi kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia.Kedua makna ini benar-benar menunjukkan bahwa hari tersebut sangatlah mengerikan. Semua wajah tertunduk karena kedahsyatan hari tersebut, entah itu orang kaya, miskin, lelaki, wanita, orang yang merdeka atau budak; entah itu seorang raja ataupun rakyat jelata mereka semua terdiam tidak ada yang berbicara. Pada hari ini—di dunia—mayoritas orang suka berbicara, bersuara, dan berkomentar. Namun, pada hari tersebut, semuanya terdiam dan tidak ada yang berani untuk berbicara karena mereka dikumpulkan di tempat yang sangat mengerikan dan mereka semua bingung apa yang harus mereka lakukan. Mereka semua tidak tahu apa yang akan menimpa mereka, sekaligus pasrah karena tidak ada lagi usaha yang dapat mereka lakukan. Terlebih lagi, masing-masing akan sibuk dengan diri mereka sendiri sehingga tidak ada lagi waktu untuk mengurusi dan memedulikan orang lain, siapa pun dia. Allah berfirman dalam Surah Abasa ayat 34-37:يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ اَخِيْهِۙ (34) وَاُمِّهٖ وَاَبِيْهِۙ (35) وَصَاحِبَتِهٖ وَبَنِيْهِۗ (36) لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَىِٕذٍ شَأْنٌ يُّغْنِيْهِۗ (37)Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, (34) dari ibu dan bapaknya, (35) dari istri dan anak-anaknya. (36) Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (37)Namun, secercah besar harapan tetap menyinari hati kita karena Allah membawakan namanya, Ar-Rahman, pada ayat ini. Walau sedang menjelaskan kengerian dan kedahsyatan Hari Kiamat, Allah Yang Mahabaik tetap menyebut dirinya dengan Ar-Rahman pada ayat ini. Ini adalah kabar gembira bagi para hamba yang beriman bahwa, terlepas dari sekian kedahsyatan dan suasana Hari Kiamat yang sangat mencekam, Tuhan mereka adalah Allah Ar-Rahman.As-Sa’di menggambarkan rahmat Allah dalam tafsirnya tentang ayat ini: “Dan kita berharap kepada Allah yang Mahabaik, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, agar di hari tersebut kita dapat mendapatkan kebaikan, kemurahan, pemaafan, dan ampunan dari-Nya dengan kadar amat besar yang tidak akan mampu diungkapkan oleh lisan dan tidak akan bisa digambarkan oleh pikiran. Pada hari tersebut, semua orang berharap akan mendapatkan rahmat Allah karena kengerian dan kejahatan yang mereka saksikan. Maka, Allah pun mengkhususkan rahmat tersebut kepada orang-orang yang beriman kepada-Mya dan kepada para Rasul-Nya.Foto: FreepikBagaimana bisa kita berharap kepada Allah dengan harapan sebesar ini? Jawabannya adalah karena kita mengetahui bahwasanya rahmat Allah lebih mendominasi kemarahan-Nya. Karena kita juga mengetahui keluasan karunia-Nya yang meliputi seluruh makhluk. Karena kita juga menyaksikan limpahan rahmat-Nya yang tak terbatas pada diri kita dan selain kita selama di dunia…”As-Sa’di pun kemudian menyebutkan hadis yang menyatakan bahwa Allah memiliki 100 rahmat. Ia telah menurunkan satu rahmat di antaranya kepada hamba-hamba-Nya di dunia, yang mana dengan rahmat tersebutlah akhirnya mereka dapat saling mengasihi, saling bersikap lembut di antara mereka, bahkan induk hewan pun tahu untuk mengangkat kakinya dari anaknya agar jangan sampai ia menginjaknya.BACA JUGA: 19 Nama Hari KiamatLalu, pada Hari Kiamat, Allah akan memberikan seluruh rahmatnya itu, yang berjumlah 100 rahmat, kepada para hamba-Nya yang beriman. Syaikh As-Sa’di menyebutkan jika satu rahmat-Nya yang diturunkan ke dunia itu sudah sangatlah besar, lalu bagaimana lagi dengan seratus rahmat-Nya?Beliau kemudian melanjutkan, “Katakanlah sesukamu tentang rahmat-Nya. Sungguh rahmat-Nya jauh lebih baik daripada apa yang mampu engkau ucapkan. Berimajinasilah setinggi-tingginya tentang rahmat-Nya. Sungguh rahmat-Nya jauh lebih baik daripada apa yang mampu engkau imajinasikan.Mahasuci Allah yang merahmati dalam keadilan-Nya dan hukuman-Nya, sebagaimana Ia merahmati dalam karunia, kebaikan, dan pahala-Nya. Mahatinggi Allah yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, yang kebaikan-Nya menyentuh segala makhluk hidup. Mahamulia Allah yang Mahakaya, yang sama sekali tidak membutuhkan hamba-hamba-Nya namun sangat mengasihi mereka, sementara mereka benar-benar membutuhkan-Nya kapan pun dan bagaimana pun. Mereka tidak akan pernah tidak membutuhkan-Nya, walau selama sekejap mata.”Saudaraku, ketahuilah bahwa siapa saja yang pada hari tersebut tidak dirahmati oleh Allah Ar-Rahman maka sungguh dia benar-benar hamba yang melampaui batas selama di dunia dan benar-benar celaka.[]SUMBER: TAFSIR AT TAYSIR | PUSAT STUDI QURAN