Tag:
haedar Nashir
Suaraislam.id
Ketum Muhammadiyah Sampaikan Apresiasi dan Harapan untuk Presiden Prabowo-Wapres Gibran
Jakarta (SI Online) – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan selamat atas pelantikan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029.Haedar mendoakan agar keduanya dapat menjalankan mandat rakyat, bangsa, dan negara selama lima tahun ke depan sejalan dengan isi sumpah atas nama Allah yang telah dibacakan dalam Sidang Paripurna MPR, Ahad, 20 Oktober 2024.Terkait hal tersebut, Haedar menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi yang tinggi atas pidato Presiden Prabowo di hadapan sidang MPR-RI yang ia nilai mengandung komitmen, pandangan, dan sikap tegas untuk menjaga konstitusi, penegakkan hukum, pemberantasan korupsi, kedaulatan pangan, menghadapi kemiskinan, politik luar negeri yang bebas aktif, pengelolaan sumberdaya alam yang bertanggungjawab, dan menegakkan kadaulatan Indonesia.Demikian halnya ajakan agar berani menghadapi masalah, tantangan, ancaman, kesulitan, dan gangguan yang dihadapi Indonesia.“Presiden juga mengingatkan seluruh pejabat negara dan para pemimpin negeri agar membela kepentingan rakyat di atas segalanya, hidup bersih, menjaga persatuan dan kebersamaan, tidak saling mencaci dan membenci, serta menjadi teladan dalam perkehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkap Haedar dalam pernyataan tertulisnya, Ahad malam (20/10/2024).Tak hanya itu, Haedar juga mengapresiasi Presiden Prabowo atas keterbukaan dan ajakan untuk jujur menghadapi realitas dan masalah Indonesia. Para pejabat diingatkan bahwa kunci segala hal berada pada para pemimpinnya dan jangan sampai terjadi seperti pepatah “ikan busuk dimulai dari kepala”.“Penghargaan Presiden Prabowo atas jasa para pahlawan dan rakyat maupun prestasi para Presiden sebelumnya sejak Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo menunjukkan jiwa kenegarawanan beliau yang memiliki tradisi besar untuk saling menghargai antarpemimpin bangsa sesuai kiprahnya masing-masing yang spesifik dan penting dalam sejarah perjuangan kebangsan dan kenegaraan Indonesia,” kata Haedar.Haedar berharap agar pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden dapat mewujudkan kemajuan Indonesia sejalan “Asta Cita” seperti yang dicanangkan.“Perhatian Presiden Prabowo atas prinsip-prinsip kedaluatan Indonesia agar dapat terus dijaga dan menjadi komitmen politik yang berkesinambungan dalam memimpin Indonesia Raya,” kata Haedar.Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu juga berharap kepemimpinan nasional lima tahun ke depan menjadi kekuatan yang memimpin Indonesia dengan jiwa dan visi kenegarawanan tertinggi untuk menjaga persatuan, kemakmuran, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, serta menjadi suri teladan bagi seluruh rakyat Indonesia.“Utamakan kepentingan bangsa dan negara dari kepentingan diri dan kelompok sendiri. Diharapkan Kabinet terpilih benar-benar dapat membantu sepenuhnya kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden yang bekerja dan berkhidmat seutuhnya untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia,” harap Haedar. []
Suaraislam.id
Momentum Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, Ini Pesan Ketum Muhammadiyah
Yogyakarta (SI Online) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak umat Islam meneladani Nabi Muhammad Saw dengan terus menebarkan kedamaian dan jalan ihsan atau kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.“Bagi kaum Muslim sebagai mayoritas penduduk di negeri ini, mari kita praktikkan Islam sebagai agama rahmat semesta alam yang menebar kebaikan, keluhuran, perdamaian, persatuan dan nilai-nilai utama dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan kemanusiaan di ranah global,” kata Haedar Nashir dalam keterangannya di Yogyakarta, Senin (16/09/2024).Haedar mengatakan, momentum peringatan kelahiran Nabi Muhammad Saw selalu menjadi sumber nilai kebaikan, keutamaan dan keluhuran hidup bersama.“Jauhi sikap ekstrem (ghuluw) menebar benih saling membenci, menghujat, dan memusuhi. Lebih-lebih merasa diri paling benar dan bersih sendiri. Sikap naif seperti itu tidaklah mencerminkan akhlak mulia dan misi kerisalahan Nabi,” ujar dia.Haedar mengajak umat Islam menjadikan sifat welas asih dan rahmat bagi semesta alam sebagai inti dalam membangun peradaban mulia sesuai risalah Nabi Muhammad Saw.“Kami percaya ketika kaum Muslimin menjadi umat yang berada di garda depan dalam mewujudkan nilai-nilai kebaikan, keluhuran, kebenaran, keadilan, kesatuan dan keutamaan dalam kehidupan, maka otomatis kaum Muslim menjadi pengikut Nabi Muhammad yang meniru dan meneladani uswah hasanah,” kata dia.Nabi Muhammad Saw, menurut dia, telah memberi teladan pula untuk hidup maju di segala bidang kehidupan guna membangun peradaban alternatif yang mencerahkan semesta.Dia berharap umat Islam mampu menjadikan figur Nabi Muhammad Saw sebagai role model untuk menghadirkan kehidupan yang lebih beradab, lebih bermoral, dan menjunjung tinggi nilai-nilai utama.Bangsa Indonesia yang sejatinya berbasis pada kebudayaan luhur diharapkan mampu mewujudkan cita-cita luhur untuk membangun kehidupan yang lebih baik.“Kaum Muslimin harus mengembangkan kecerdasan yang murni, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memanfaatkan segala potensi yang dianugerahkan Tuhan dalam memahami segala ciptaan-Nya, serta melahirkan peradaban yang utama bagi kehidupan di alam semesta ini,” kata dia. [ANTARA]
Hidayatullah.com
Lazismu PCIM Mesir Salurkan Bantuan Alkes untuk Rumah Sakit Palestina
Hidayatullah.com – Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir mensalurkan bantuan alat kesehatan untuk Rumah Sakit Palestina di Mesir.
Penyerahan bantuan itu dilaksanakan di tengah acara pembukaan Musyawarah Cabang Istimewa (Musycabis) ke-10 PCIM dan ke-9 PCIA Mesir di Grand Royal Palace (Qasr El-Maliki), Nasr City, Kairo, pada Selasa (09/07/2024).
“Lazismu PCIM Mesir telah memberikan bantuan alat medis berupa dua buah alat defibrillator dan satu buah alat diathermy senilai $32,710 ribu,” ujar Ketua Lazismu PCIM Mesir, Muhamad Khairul Hakim.
Menurut Khairul Hakim, sejak awal peperangan, Lazismu telah secara aktif mengirim bantuan untuk rakyat Palestina dan Gaza. Ia merinci, Lazismu telah memberikan dua alat medis berupa alat cuci darah merk Gambro AK 98 senilai $25,000 ribu USD serta dua kontainer bantuan makanan pokok dan obat-obatan.
“Selama Ramadan, Lazismu juga telah memberikan bantuan paket buka puasa dan sahur kepada warga Palestina,” imbuhnya, lansir pwmu.co.
Khairul lantas berterimakasih kepada masyarakat Indonesia yang telah mempercayakan bantuan tersebut kepada Lazismu.
Musycabis Cabang Istimewa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah
Diketahui, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) cabang pada Selasa (09/07) menggelar Musycabis sebagai forum musyawarah tertinggi dalam organisasi tingkat cabang. Musyarawah tersebut juga berfungsi sebagai evaluasi terhadap kebijakan dan realisasi program yang ditetapkan dalam satu periode.
Dalam Musycabis ke-10 PCIM dan ke-9 PCIA turut digelar pemilihan Ketua PCIM dan PCIA untuk periode 2024-2026.
Fathi Fathurrahman Saputra resmi terpilih menjadi ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir periode 2024-2026, menggantikan Hidanul Achwan.
Sementara, Dian Nafi’ El Hammami terpilih menjadi ketua Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Mesir periode 2024-2026, menggantikan Hilma A’yunina.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir turut menyampaikan amanat dalam Musycabis tersebut. Tokoh yang juga merupakan guru besar di Universitas Muhammadiyah menyampaikan selamat atas pelaksanaan Musycabis PCIM dan PCIA Mesir.
“Jadikan Musycabis ini sebagai momentum untuk bermuhasabah atas program dan kebijakan periode lalu, serta memperbaharui dan mengembangkan program serta kebijakan baru di periode yang akan datang,” ujar cendekiawan berusia 66 tahun itu.
“Kami percaya PCIM Mesir akan semakin maju dan dinamis, sehingga dapat merepresentasikan Cabang Istimewa Muhammadiyah yang berdiri di garis depan dalam kemajuan PCIM di seluruh negara.”
Suaraislam.id
Grand Syekh Al Azhar: Umat Islam Berutang Jasa pada Muhammadiyah
Jakarta (SI Online) – Grand Syekh Al Azhar, Mesir, Syekh Ahmad Al Thayyeb mengatakan, umat Islam sangat berutang jasa kepada Muhammadiyah.Karena itu, Muhamadiyah disebut sangat berhak atas penghargaan Zayed Award Human Fraternity (ZAHF) di bidang persaudaraan kemanusiaan.Grand Syekh Al Azhar mengatakan, dirinya bangga atas pencapaian Muhammadiyah itu. Menurutnya, penghargaan itu lebih kecil daripada apa yang seharusnya didapatkan oleh Muhammadiyah.“Mengingat kontribusinya dalam hal pendidikan, sosial, dakwah, dan mempromosikan perdamaian dunia,” ujarnya.Dia berharap Muhammadiyah dapat terus memberikan pencerahan kepada dunia, khususnya umat Islam, untuk menegakkan sunnah dengan sebaik-baiknya, guna mewujudkan umat Islam yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya, sesuai Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.Muhammadiyah kembali mendapat kunjungan Grand Syekh Al Azhar Mesir Ahmad Al Thayyeb dan berkesempatan dialog bersama jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, serta para tokoh agama lainnya.Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq Mughni mengatakan, Muhammadiyah telah menerima Zayed Award Human Fraternity (ZAHF) di bidang persaudaraan kemanusiaan.Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih kepada keluarga besar Al Azhar yang telah menjadi contoh bagi Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan dan penyebaran Islam sebagai agama yang membawa nilai nilai kemajuan, peradaban, dan inspirasi.“Al Azhar bagi kami dan bahkan bagi umat Islam bangsa Indonesia sudah lekat dalam sejarah perjalanan dunia karena kami yakin dan kami tahu belajar dari sejarah bahwa Al Azhar adalah salah satu dari tonggak peradaban Islam,” kata Haedar.Haedar pun menyampaikan kelekatan Muhammadiyah dan Al Azhar. Dia menyebut, Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah yang belajar dan menyerap ide ide dari Muhammad Abduh tokoh Al Azhar. Prof Kahar Muzakir, pahlawan Nasional, juga menempuh pendidikan di Al Azhar dan menjadi diplomat setelah Indonesia Merdeka.Bahkan, lanjut dia, tokoh Muhammadiyah Buya Hamka pada 1958 bahkan mendapat gelar dari Al Azhar setingkat doktor Honoris Causa.Oleh karena itu, dia menilai kunjungan Grand Syekh Al Azhar memberi muatan bagi Muhammadiyah dan Al Azhar untuk terus menyebarluaskan nilai-nilai moderasi keislaman.Selain itu, dia memberi apresiasi atas atas kiprah Grand Syekh Al Azhar yang telah mempromosikan nilai-nilai moderasi keislaman di kancah internasional, serta bersama Paus Fransiskus terus mempromosikan moderasi di tengah dinamika global.[]
Suaraislam.id
Ketum PP Muhammadiyah Tegaskan Komitmen untuk Terus Majukan Indonesia
Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menegaskan sikap organisasi yang dipimpinnya untuk terus berkomitmen memajukan Indonesia.“Muhammadiyah dengan kemandiriannya telah dan terus berkiprah dalam mencerdaskan, menyejahterakan, mencerahkan, mempersatukan, dan memajukan bangsa Indonesia hingga ke pelosok terdepan, terjauh, dan tertinggal,” kata Haedar dalam keterangan tertulisnya, Ahad (30/06/2024).Haedar mengatakan, Muhammadiyah dalam lintasan sejarah yang panjang telah terbukti kiprah-pengkhidmatannya dalam kehidupan kebangsaan agar tegaknya perikehidupan berkemajuan di seluruh bidang kehidupan, yang dilandasi nilai-nilai Islam untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.Penegasan itu disampaikan Haedar dalam Apel Akbar Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dalam rangka Milad ke-8 Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) di Kompleks UMB, di Bandung, Ahad, 30 Juni 2024.Haedar mengatakan, di tengah dinamika kehidupan kebangsaan ataupun dinamika global yang kompleks saat ini, Muhammadiyah menegaskan komitmen, pandangan, dan kiprah perjuangan organisasi.“Muhammadiyah adalah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang kehadirannya senantiasa mengedepankan risalah Islam, berkemajuan dalam menghadapi kehidupan pada berbagai bidang dengan mengutamakan sebesar-besarnya kemaslahatan dan tercegahnya kemudaratan bagi hajat hidup bangsa,” ujarnya.Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini mengatakan, Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Berkemajuan terus bergerak demi tegaknya keadaban, perdamaian, kesejahteraan, persatuan, keadilan, kebaikan, dan kemajuan dalam kehidupan bangsa Indonesia maupun di ranah global yang rahmatan lil-‘alamin.“Muhammadiyah senantiasa prokehidupan dan tidak antikehidupan dalam segala lapangan untuk terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur,” ujar peraih penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 ini.Dia mengatakan Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan yang besar dan terpercaya senantiasa terus bergerak dalam memajukan kehidupan bangsa di bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan aspek kehidupan lainnya sebagai wujud pengkhidmatannya yang tinggi bagi bangsa dan negara Indonesia.“Muhammadiyah sesuai kepribadiannya senantiasa aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud islah dan pembangunan, yakni beramar-makruf nahi munkar disertai contoh teladan yang baik; serta bersifat adil dan korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana,” ujarnya.1 2Laman berikutnya
Mediaislam.id
Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir Ajak DDII Rancang Agenda Strategis Bersama
Jakarta (MediaIslam.id) – Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menghadiri acara Silaturrahim Idulfitri 1445 Hijriah yang digelar Pimpinan Pusat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) di Aula Masjid Al Furqan Dewan Dakwah, Jalan Kramat Raya 45, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (27/04).
Dalam tausiyahnya, Haedar Nashir mengajak Dewan Dakwah dan umat Islam merancang agenda strategis bersama untuk masa depan.
“Salah satu, misalnya, bisakah kita punya satu kalendar Islam global Hijriyah,” ujarnya. Haedar mengajak Dewan Dakwah dan seluruh elemen umat lainnya memulai dialog untuk mendiskusikan ini.
Agenda strategis lainnya, lanjut Haedar Nashir, adalah ikhtiar kesatuan politik.
“Bukan soal wadahnya, tetapi membuka dialog tentang perlunya negosiasi, adaptasi, akomodasi, dan moderasi dalam politik,” kata guru besar ilmu sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.
Lebih jauh sosok yang memimpin Muhammadiyah periode 2022 – 2027 tersebut menyerukan perlunya agenda bidang ekonomi, mengingat umat memerlukan kekuatan baru. Umat perlu diberi orientasi, menghargai orang yang berhasil atau sukses, karena Haedar menilai masih ada di kalangan umat yang mempersepsikan para aghniya (orang kaya) melulu secara negatif. Padahal, ujarnya, banyak sosok individu muslim yang memiliki kekayaan lewat cara halalan thayiban.
Terlebih lagi, tantangan umat yang ada saat ini jauh lebih besar dari kekuatan yang kita miliki.
“Jika ekonomi lemah, kita tidak bisa membangun peradaban,” tukas Haedar. Membangun ukhuwah, sebagaimana tema silaturrahim, menjadi dasar untuk membangun kekuatan.
Di awal acara yang diikuti lebih dari 350 peserta tersebut, Haedar Nashir menegaskan keinginannya menyambung silaturrahim antara Muhammadiyah dan Dewan Dakwah.
Ia mengungkapkan adanya irisan serta keterkaitan langsung antara Muhammadiyah dan Dewan Dakwah dalam rumpun umat Islam yang melahirkan Masyumi. Bahkan, lanjut Haedar, salah satu tokoh Muhammadiyah yang pernah menjadi Ketua Pengurus Pusat, KH Mas Mansyur, ikut mendirikan Masyumi.
More pages: 1 2
Suaraislam.id
Haedar Nashir Ajak DDII Rancang Agenda Strategis Bersama
Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menghadiri acara Silaturrahim Idulfitri 1445 Hijriah yang digelar Pimpinan Pusat Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) di Aula Masjid Al Furqan Dewan Dakwah, Jalan Kramat Raya 45, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (27/04).Dalam tausiyahnya, Haedar Nashir mengajak Dewan Dakwah dan umat Islam merancang agenda strategis bersama untuk masa depan.“Salah satu, misalnya, bisakah kita punya satu kalendar Islam global Hijriyah,” ujarnya. Haedar mengajak Dewan Dakwah dan seluruh elemen umat lainnya memulai dialog untuk mendiskusikan ini.Agenda strategis lainnya, lanjut Haedar Nashir, adalah ikhtiar kesatuan politik.“Bukan soal wadahnya, tetapi membuka dialog tentang perlunya negosiasi, adaptasi, akomodasi, dan moderasi dalam politik,” kata guru besar ilmu sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.Lebih jauh sosok yang memimpin Muhammadiyah periode 2022 – 2027 tersebut menyerukan perlunya agenda bidang ekonomi, mengingat umat memerlukan kekuatan baru. Umat perlu diberi orientasi, menghargai orang yang berhasil atau sukses, karena Haedar menilai masih ada di kalangan umat yang mempersepsikan para aghniya (orang kaya) melulu secara negatif. Padahal, ujarnya, banyak sosok individu muslim yang memiliki kekayaan lewat cara halalan thayiban.Terlebih lagi, tantangan umat yang ada saat ini jauh lebih besar dari kekuatan yang kita miliki.“Jika ekonomi lemah, kita tidak bisa membangun peradaban,” tukas Haedar. Membangun ukhuwah, sebagaimana tema silaturrahim, menjadi dasar untuk membangun kekuatan.Di awal acara yang diikuti lebih dari 350 peserta tersebut, Haedar Nashir menegaskan keinginannya menyambung silaturrahim antara Muhammadiyah dan Dewan Dakwah.Ia mengungkapkan adanya irisan serta keterkaitan langsung antara Muhammadiyah dan Dewan Dakwah dalam rumpun umat Islam yang melahirkan Masyumi. Bahkan, lanjut Haedar, salah satu tokoh Muhammadiyah yang pernah menjadi Ketua Pengurus Pusat, KH Mas Mansyur, ikut mendirikan Masyumi.1 2Laman berikutnya
Suaraislam.id
Hadiri Silaturahim Idulfitri DDII, Ketum Muhammadiyah: Kita Ada Irisan
Jakarta (SI Online)-Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Profesor Haedar Nashir, menghadiri Silaturahim Idulfitri 1445 H Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) di Aula Masjid Al Furqan, Jl Kramat Raya 45, Senen, Jakarta Pusat, pada Sabtu pagi, 27 April 2024.Sebagai pembicara utama, Haedar menyampaikan pikiran-pikirannya mengenai dakwah Islam dan Ormas Islam di Indonesia. Terutama keterkaitan antara Muhammadiyah dengan DDII.DDII didirikan oleh Allahyarham Mohammad Natsir yang merupakan Ketua Umum Partai Masyumi periode 1949-1958 dan Perdana Menteri RI pada 1950-1951.Masyumi, kata Haedar, adalah wadah titik temu dan merajut kekuatan umat Islam di awal-awal negara Republik Indonesia berdiri. Termasuk di dalamnya para tokoh Muhammadiyah.“Kita ada irisan, keterkaitan langsung dalam rumpun umat Islam. Lalu ada Masyumi yang merupakan ikhtiar menyatukan kekuatan politik umat Islam,” kata Haedar.Sebagai informasi, banyak tokoh dan petinggi Muhammadiyah yang aktif sebagai pengurus atau pimpinan Partai Masyumi. Di antaranya Ki Bagus Hadikusumo, KH Abdul Kahar Muzakkir, KH Faqih Usman, Mr. Kasman Singodimedjo, Buya Hamka, dan H.A. Malik Ahmad.“Kita ada banyak titik temu,” kata Haedar yang merupakan Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu.Meski demikian, Haedar juga mengingatkan bahwa dinamika yang terjadi di internal Masyumi saat itu juga tidak semudah yang dibayangkan. Terutama saat beberapa elemen seperti NU dan PSII keluar.“Perlu kita selami kenapa itu terjadi. Ke depan kita harus belajar dari sejarah,” kata dia.Karena itu, Haedar mengajak untuk terus meningkatkan silaturahmi. “Silah itu mempertautkan, rahmi persaudaraan. Ada pula yang menyebut rahim, karena kita pernah satu rahim, keluar dari rahim yang sama,” jelasnya.Haedar menegaskan, silaturahmi bukan hanya mepertautkan hubungan yang telah tersambung, tetapi juga mempertautkan hubungan yang terputus. Baik di lingkungan keluarga, masyarakat, antarbangsa, golongan umat, dan lainnya.“Tapi nggak gampang. Karena mempertautkan yang terputus itu ada faktor psikososial. Ini yang tidak mudah,” jelasnya.1 2Laman berikutnya