Tag:

gaya hidup

Angka Diabetes Melitus Anak Meningkat,  Orang Tua Harus Awasi Konsumsi Kandungan Gula

Hidayatullah.com—Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Muhammad Faizi mengatakan kasus diabetes melitus tipe dua pada anak semakin banyak dilaporkan. Usianya pun semakin muda, hal ini berdasarkan dari laporan yang diterima oleh IDAI. Disebutkan laporan itu usia anak dengan diabetes melitus (DM) tipe dua ditemukan pada usia enam tahun. Menurutnya, DM tipe dua ini sangat berkaitan dengan gaya hidup. “Biasanya DM tipe dua ini ditemukan pada anak yang gemuk,” katanya. Oleh karena itu, peningkatan kesadaran dan pencegahan terhadap kebiasaan konsumsi gula berlebih menjadi sangat penting. Utamanya, kata dia, untuk menanggulangi lonjakan kasus PTM di Indonesia. Diabetes terjadi karena kebiasaan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kandungan gula. Misalnya, seperti susu kental manis ataupun susu berperisa lainnya, adalah pemicu kebiasaan makan yang keliru pada anak-anak. Tidak hanya beresiko terhadap obesitas dan diabetes, tapi juga tumbuh kembang anak dalam jangka panjang. Dokter spesialis anak RS Permata Depok, dr. Agnes Tri Harjaningrum, MSc., Sp.A, mengatakan paparan gula tinggi pada usia dini juga dapat mengganggu metabolisme tubuh anak-anak. Juga mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan mereka secara keseluruhan. Ia mengatakan, kebiasaan konsumsi gula tinggi juga dapat menyebabkan masalah. Seperti kecanduan minuman dan makanan manis. “Konsumsi gula tinggi pada usia dini dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2. Juga penyakit jantung, dan masalah kesehatan lainnya pada masa dewasa,” ucap dia. Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya orang tua membiasakan memperhatikan label gizi. Misalnya pada produk yang diberikan kepada anak-anak mereka. “Orang tua harus lebih bijak dalam memilih makanan dan minuman yang diberikan kepada anak-anak. Pengurangan konsumsi gula tinggi, termasuk susu kental manis, dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan di masa mendatang,” ucap dia. Menurutnya, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing anak-anak mereka. Misalnya tentang pola makan yang sehat. “Edukasi tentang bahaya memberikan gula berlebih pada anak tidak boleh diabaikan. Mengajarkan anak-anak untuk memahami pentingnya membatasi konsumsi gula,” katanya. “Serta membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang seimbang. Ini adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mereka.”Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Selain itu, ucapnya, penting bagi orang tua untuk menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Memilih makanan dan minuman yang sehat, serta membatasi konsumsi gula sendiri. “Ini dapat memberikan dampak yang positif dalam membentuk kebiasaan makan anak-anak. Tidak hanya itu edukasi tentang bahaya gula berlebih juga harus melibatkan pemahaman,” kata dia. Misalnya, lanjut dia, tentang label nutrisi pada kemasan produk makanan dan minuman. Orang tua perlu belajar untuk membaca label dengan cermat. “Juga memahami berapa banyak gula yang terkandung dalam produk. Apalagi yang mereka beli untuk keluarga mereka,” ucapnya.​* rri

Akibat Gaya Hidup, Penderita Diabetes Usia Produktif bahkan Remaja

Hidayatullah.com—Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes dari Universitas Indonesia Prof Dr dr Pradana Soewondo menyebutkan gaya hidup yang buruk menyebabkan pergeseran tren pengidap diabetes menjadi lebih muda. “Diabetes ini penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Menarik ya, genetik dari dulu kita sama, tapi kenapa diabetesnya baru banyak akhir-akhir ini?” katanya dalam siniar tentang diabetes yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (13/11/2023). Pradana menyebutkan pergeseran gaya hidup menjadi gaya hidup yang tidak sehat dipengaruhi berbagai faktor. Seperti asupan makanan, di mana pada zaman ini terdapat beragam jenis makanan dengan kalori yang berlebih. Selain itu, sambungnya, aktivitas fisik manusia di zaman ini juga cenderung berkurang, seperti anak-anak yang pada zaman dahulu berangkat sekolah menggunakan sepeda, namun saat ini terdapat anak-anak yang berangkat sekolah menggunakan kendaraan bermotor. “Belum lagi makanan siap saji yang mengandung kalori, garam, dan minyak yang cukup tinggi secara sekaligus, sehingga mengakibatkan kelebihan energi, yang disimpan di dalam tubuh menjadi lemak dan meningkatkan kadar gula dalam tubuh,” ujarnya yang juga merupakan anggota Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Pradana menyebutkan saat ini diabetes, khususnya diabetes melitus tipe dua, bukanlah penyakit yang secara eksklusif diderita oleh orang tua saja. Saat ini, banyak pula orang dengan usia produktif bahkan remaja dan anak-anak mengidap penyakit ini. Padahal, kata dia, diabetes melitus tipe dua bukanlah jenis diabetes yang diakibatkan oleh faktor genetik. Untuk itu, dia menganjurkan kepada masyarakat agar melakukan deteksi dini penyakit diabetes, untuk mencegah penyakit tersebut menyebabkan komplikasi penyakit lain yang lebih parah lagi. “Kalau usia di atas 40, atau memiliki tubuh yang gemuk, atau memiliki kebiasaan makan berlebihan, atau kurang olahraga, atau perokok, periksa. Dengan demikian kita tahu apakah kita mengidap diabetes atau tidak,” tuturnya dikutip laman Antara. Senada dengan hal tersebut, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI R.A. Adaninggar Primadia Nariswari mengatakan upaya deteksi dini dapat membantu mencegah penyakit tidak menular agar tidak semakin memburuk. “Jangan tunggu gejala, maka kalau tahu sudah ada risiko seperti merasa obesitas, atau memiliki keturunan yang memiliki penyakit diabetes dan hipertensi ada baiknya lakukan deteksi dini, gak usah tunggu lagi,” katanya secara terpisah. Untuk itu, dr Ningz, sapaan akrabnya menyatakan pencegahan penyakit melalui deteksi dini atau skrining di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat dapat menjadi salah satu kunci untuk mencegah terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes yang lebih parah.*