Tag:

Garda Revolusi Iran

Takut akan Pembalasan Iran, ‘Israel’ Tutup Kedutaannya di Seluruh Dunia

TEL AVIV (Arrahmah.id) – Laporan media ‘Israel’ menyatakan bahwa ‘Israel’ akan menutup kedutaan besarnya di seluruh dunia di tengah ancaman dari Iran untuk menanggapi serangan yang terjadi awal pekan ini terhadap sebuah gedung yang terhubung dengan kedutaan besarnya di Damaskus, yang dianggap bertanggung jawab oleh ‘Israel’. Surat kabar Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa ‘Israel’ mengevakuasi 7 […]

Israel Tingkatkan Pertahanan Udaranya Khawatir Serangan Balasan Iran

Hidayatullah.com – Israel membatalkan cuti untuk semua pasukan tempur pada tanggal 4 April untuk mengantisipasi respon Iran usai serangan brutal terhadap konsulat Iran di Damaskus beberapa hari sebelumnya. “Sesuai dengan penilaian situasi … diputuskan untuk menunda sementara cuti unit-unit tempur,” kata pernyataan tentara Israel pada hari Kamis. “IDF sedang berperang dan masalah pengerahan pasukan terus ditinjau sesuai kebutuhan,” tambahnya. Pasukan penjajahan Israel (IDF) mengatakan sehari sebelumnya mereka meningkatkan pertahanan udaranya dan memanggil pasukan cadangan untuk menghadapi kemungkinan respon Iran setelah penghancuran konsulat Iran di Suriah oleh Israel dan pembunuhan beberapa pejabat. Saluran televisi berbahasa Ibrani, Channel 12, berspekulasi bahwa Iran bisa saja menanggapi serangan konsulat tersebut dengan meluncurkan rudal dari wilayahnya – dibandingkan dengan menggunakan “proksi” mereka di Libanon, Irak, atau Yaman, mengacu pada Hizbullah, perlawanan Irak, dan Ansarallah di Yaman. “Saya tidak akan terkejut jika Iran menembak langsung ke Israel,” kata mantan kepala intelijen militer Amos Yadlin kepada Channel 12. Beberapa pejabat Iran, termasuk Presiden Ebrahim Raisi dan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, telah bersumpah akan membalas Israel. Serangan udara tersebut meratakan konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, dan menewaskan beberapa orang, termasuk seorang perwira senior Korps Garda Revolusi (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi. Baca juga: Serangan Israel Ratakan Gedung Konsulat Iran di Damaskus, 8 Orang Tewas Perwira IRGC Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi juga tewas dalam serangan tersebut, bersama dengan lima penasihat dan pejabat lainnya. Israel “akan mendapat ganjaran” atas serangan udara Damaskus, kata Khamenei pada tanggal 3 April.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Iran “telah menahan diri [di masa lalu], tetapi sangat penting untuk mengakui bahwa ada batas-batas kesabaran,” duta besar Iran untuk PBB, Zahra Ershadi, mengatakan di Dewan Keamanan pada tanggal 2 April. Ia menambahkan, “Kejahatan ini secara terang-terangan melanggar prinsip dasar kekebalan diplomatik dan konsuler dan secara terang-terangan melanggar Konvensi Hubungan Diplomatik 1961, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler, dan Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan terhadap Orang-Orang yang Dilindungi Secara Internasional, termasuk Agen-Agen Diplomatik 1973.”

Serangan Israel Ratakan Gedung Konsulat Iran di Damaskus, 8 Orang Tewas

Hidayatullah.com – Serangan Israel menghancurkan sebagian gedung konsulat Iran di Suriah pada hari Senin, menewaskan 8 orang dan melukai sejumlah orang lainnya. Saluran TV pemerintah Iran melaporkan bahwa seorang komandan Garda Revolusi termasuk di antara para korban tewas. Sumber keamanan Lebanon mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Mohammad Reza Zahedi, terbunuh dalam serangan Israel di Damaskus. Kelompok pemantau perang yang berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan bahwa delapan orang tewas ketika “rudal-rudal Israel … menghancurkan bangunan sebuah paviliun di kedutaan besar Iran”. Israel tidak segera mengomentari serangan mematikan di Damaskus yang terjadi pada saat ketegangan yang meningkat atas perang Gaza melawan militan Palestina, Hamas, dan meningkatnya kekerasan antara Israel dan sekutu-sekutu Iran. Mohammad Reza Zahedi adalah salah satu komandan paling senior di Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Sebelum dikirim ke Lebanon dan Suriah, ia adalah kepala pasukan udara dan pasukan darat IRGC. Namun, dia telah keluar masuk Lebanon sejak tahun 1980-an dan 1990-an, dan ditetapkan sebagai kepala IRGC di Lebanon, yang berarti … dia berkoordinasi sangat dekat dengan kelompok Hizbullah Lebanon. Dan pada tahun 2021… dia ditunjuk sebagai jenderal tertinggi IRGC di Lebanon dan Suriah. Dia sangat dihormati di dalam Iran, dan terutama di dalam hirarki kepemimpinan. Sebelumnya, Iran TV mengatakan beberapa diplomat termasuk di antara para korban tewas. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian menyerukan agar komunitas internasional bertindak setelah serangan Israel. Amir-Abdollahian, dalam sebuah percakapan telepon dengan mitranya dari Suriah, Faisal Mekdad, “menyalahkan konsekuensi dari tindakan ini pada rezim Zionis dan menekankan perlunya tanggapan serius dari masyarakat internasional terhadap tindakan kriminal semacam itu”, menurut sebuah pernyataan dari kementerian luar negeri Iran. Wartawan AFP melihat bangunan tambahan itu telah runtuh, dan layanan darurat bergegas untuk merawat yang terluka dan mencari korban di bawah reruntuhan, di distrik Mazzeh, Damaskus. Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan “serangan tersebut menghancurkan seluruh bangunan, menewaskan dan melukai semua orang yang berada di dalamnya, dan upaya-upaya sedang dilakukan untuk menemukan mayat-mayat dan menyelamatkan yang terluka dari reruntuhan”. TV pemerintah Iran mengatakan bahwa di antara mereka yang tewas adalah seorang komandan senior Korps Garda Revolusi Islam, Pasukan Quds, Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Observatorium kemudian mengatakan bahwa mereka telah “mengkonfirmasi pembunuhan seorang pemimpin tingkat tinggi yang menjabat sebagai pemimpin Pasukan Quds untuk Suriah dan Lebanon, dua penasihat Iran, dan lima anggota Garda Revolusi Iran”. Serangan di Damaskus merupakan serangan kelima dalam delapan hari terakhir yang menghantam Suriah, yang pemimpinnya, Bashar Al Assad, didukung oleh Iran, musuh bebuyutan Israel sejak lama di wilayah tersebut.* Baca juga: Israel Mengklaim Serangan Udara di Libanon yang Menewaskan Komandan Hezbollah

Berencana Sabotase, Empat Terduga Agen Mossad Dieksekusi Mati

Hidayatullah.com – Iran mengeksekusi mati empat orang agen dinas rahasia “Israel” Mossad. Keempatnya dijatuhi hukuman mati karena merencanakan sabotase, lapor media pemerintah. Kantor berita resmi IRNA mengatakan bahwa mereka ditangkap karena berencana untuk menargetkan sebuah pabrik milik kementerian pertahanan Iran pada tahun 2022 dan terlibat dalam pembuatan rudal dan peralatan pertahanan di pusat kota Isfahan. Operasi tersebut diduga dirancang oleh Mossad dan keempat orang tersebut dilatih oleh badan intelijen “Israel” tersebut di sebuah negara Afrika sebelum memasuki Iran, lapor IRNA. Keempatnya diidentifikasi sebagai warga negara Iran: Mohammad Faramarzi, Mohsen Mazloum, Vafa Azarbar dan Pejman Fatehi. Eksekusi dilakukan pada hari Senin setelah Mahkamah Agung negara itu menguatkan vonis mati mereka, yang dijatuhkan oleh pengadilan lain pada bulan September tahun lalu. Baca juga: Jaringan Spionase Internasional, Turki Tangkap 15 Agen Mossad Laporan tersebut tidak menyebutkan bagaimana hukuman mati itu dilaksanakan, tetapi di Iran, hukuman mati biasanya dilakukan dengan cara digantung. Pada tahun 2022, Iran mengatakan bahwa agen intelijennya membongkar sebuah kelompok yang terkait dengan Mossad yang diduga merencanakan operasi teror di dalam Iran, menangkap semua anggota kelompok tersebut dan menyita sejumlah besar senjata dan bahan peledak. Iran dari waktu ke waktu melaporkan penangkapan, pengadilan, dan eksekusi warga negaranya yang dituduh menjadi mata-mata untuk Mossad dan badan intelijen Barat lainnya. Baca juga: Hamas Bantah Klaim Iran tentang Motif “Operasi Taufan Al-Aqsha” Sering Tangkap Agen Mossad Akhir bulan lalu, media lokal memberitakan Iran mengeksekusi empat orang – tiga pria dan seorang wanita – dan menjatuhkan hukuman penjara kepada beberapa orang lainnya karena diduga memiliki hubungan dengan dinas keamanan Mossad. Sebelumnya pada bulan Desember, seorang pria lainnya dieksekusi dengan tuduhan membocorkan informasi rahasia kepada Mossad. Iran dan “Israel” telah saling menuduh satu sama lain melakukan kegiatan mata-mata dan melancarkan perang bayangan selama bertahun-tahun. “Israel” memandang Iran sebagai ancaman terbesarnya dan telah berulang kali mengancam akan mengambil tindakan militer untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Iran menyangkal bahwa mereka sedang mencari senjata semacam itu dan telah bersumpah akan memberikan respons keras terhadap agresi apa pun.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Pada tahun 2020, Iran mengeksekusi seorang pria yang dihukum karena membocorkan informasi kepada Amerika Serikat dan Israel terkait seorang jenderal Garda Revolusi Islam terkenal, Qassim Soleimani, kepala Pasukan Quds Iran, yang terbunuh oleh serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat pada bulan Januari tahun itu. Iran tidak mengakui “Israel” dan mendukung kelompok-kelompok anti-Israel di seluruh wilayah, termasuk kelompok Syiah Hizbullah Lebanon. Bulan lalu, seorang jenderal tinggi Garda Revolusi Iran terbunuh oleh serangan udara yang diduga dilakukan oleh “Israel” di Suriah.* Baca juga: Iran Bersumpah akan Balas Pembunuhan Komandan Tingginya

Hamas Bantah Pernyataan Garda Revolusi Iran terkait Motif Banjir Al-Aqsa

GAZA (Arrahmah.id) – Pada Rabu (27/12), Hamas membantah pernyataan juru bicara Garda Revolusi Iran mengenai motif Operasi Banjir Al-Aqsa dan menekankan bahwa hal itu dilakukan sebagai respon terhadap pendudukan dan agresi yang terus berlanjut terhadap rakyat Palestina. Hamas mengatakan, dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka telah berulang kali menekankan motif dan alasan Operasi Banjir Al-Aqsa, terutama […]

Hamas Bantah Klaim Iran tentang Motif “Operasi Taufan Al-Aqsha”

Hidayatullah.com—Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) hari Rabu (27/12/2023) membantah pernyataan juru bicara Garda Revolusi Iran mengenai motif diluncurkannya “Operasi Taufan (Banjir) Al-Aqsha” pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023. Hamas menekankan operai itu dilakukan sebagai respons terhadap agresi dan penodaan penjajah terhadap Palestina yang terus berlanjut, sebagaimana alasan kelompok ini sejak awal 7 Oktober. “Kami telah berulang kali menekankan motif dan alasan “Operasi Taufan Al-Aqsha”, yang paling utama adalah bahaya yang mengancam Masjid Al-Aqsha,” demikian pernyataan resmi Hamas dalam sebuah pernyataan, dikutip Al-Jazeera, hari Rabu. Pernyataan terbaru Hams ini berbunyi; “Gerakan Perlawanan Islam Hamas menyangkal keabsahan pernyataan juru bicara Korps Garda Revolusi Islam, Brigadir Jenderal Ramadan Sharif, mengenai operasi Banjir Al-Aqsha dan motifnya.” Hamas menekankan bahwa “semua tindakan kelompok pembebasan Palestina terjadi sebagai respons terhadap kehadiran penjajah dan agresi berkelanjutan mereka terhadap rakyat (Palestina) dan tempat-tempat suci kami.” Sebelumnya, hari Rabu, juru bicara Garda Revolusi Iran Ramadan Sharif mengatakan bahwa “Operasi Taufan Al-Aqsha” adalah salah satu aksi balas dendam kelompok poros perlawanan atas pembunuhan Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani. Pejabat Iran itu juga sempat memperingatkan ‘Israel’ tentang kemungkinan serangan “7 Oktober kedua” sebagai tanggapan atas pembunuhan Brigadir Jenderal Garda Revolusi, Radhi Mousavi, yang tewas dalam serangan udara ‘Israel’ yang menargetkan Sayyida Zeinab di pinggiran Damaskus, Ibu Kota Suriah. Brigade Al-Qassam, cabang militer gerakan Hamas, melancarkan serangan terhadap pemukiman dan barak militer milik tentara ‘Israel’ di Jalur Gaza pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan kematian 1.200 warga ‘Israel’, menurut sumber-sumber ‘Israel’, dan penahanan lebih dari 200 tahanan. Dalam banyak pernyataanya Hamas berulangkali menyatakan aksi 7 Oktober dilakukan karena agresi dan penodaan penjajah ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsha yang tidak berhenti.*

Iran Bersumpah akan Balas Pembunuhan Komandan Tingginya

Hidayatullah.com – Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) bersumpah untuk membuat Israel “menanggung akibat” setelah mengkonfirmasi bahwa Brigadir Jenderal Razi Mousavi, seorang komandan tinggi di IRGC, terbunuh dalam serangan udara “Israel” pada tanggal 25 Desember lalu di sekitar Damaskus. Dalam sebuah pernyataan, IRGC mengatakan bahwa Mousavi terbunuh “dalam serangan rudal kriminal oleh rezim Zionis yang palsu dan pembunuh anak-anak,” dan menambahkan bahwa Tel Aviv “tidak diragukan lagi akan menanggung akibat untuk kejahatan ini.” Komandan Pasukan Quds terbunuh dalam serangan udara terbaru “Israel” di dekat ibu kota Suriah, yang menargetkan sekitar daerah Sayyida Zeinab di pedesaan Damaskus. Menurut Al-Mayadeen, Mousavi adalah “salah satu komandan paling senior dan terkenal di Pasukan Quds […] dan salah satu komandan yang dipercayakan dengan urusan Suriah.” Media Iran menyebut komandan tersebut “bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan” aliansi militer antara Suriah dan Iran, sementara sebuah pernyataan IRGC mengatakan bahwa ia bertanggung jawab untuk memberikan “dukungan logistik kepada poros perlawanan di Suriah. Pernyataan itu menambahkan bahwa Mousavi adalah “pendamping” jenderal IRGC yang terbunuh, Qasem Soleimani, mantan kepala Pasukan Quds, yang tewas dalam serangan udara AS di Irak pada tahun 2020. Baca juga: Pejabat Tinggi Iran Tewas dalam Serangan ‘Israel’ di Damaskus Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa pembunuhan Mousavi merupakan tanda “frustrasi, ketidakberdayaan, dan ketidakmampuan Israel.” Mousavi dilaporkan telah selamat dari berbagai upaya pembunuhan selama beberapa tahun terakhir. Awal bulan ini, Teheran melaporkan bahwa serangan udara “Israel” menewaskan dua anggota IRGC di Suriah yang bertugas sebagai penasihat militer di sana. Beberapa tentara Suriah juga terluka selama serangan Israel bulan ini. Menurut laporan dari Jerusalem Post pada Maret 2022, Angkatan Udara “Israel” telah melakukan lebih dari seribu serangan udara terhadap target Suriah selama lima tahun terakhir. Para analis Barat menggambarkan serangan “Israel” ke Suriah sebagai “operasi antara perang,” dengan serangan udara ini sebagai persiapan untuk perang yang akan segera terjadi.*

Pejabat Tinggi Iran Tewas dalam Serangan ‘Israel’ di Damaskus

Hidayatullah.com – Seorang pejabat tinggi Garda Revolusi Iran tewas dalam sebuah serangan udara ‘Israel’ di luar ibukota Suriah, Damaskus pada hari Senin (25/12/2023), lapor media Iran dan sejumlah sumber keamanan. Sayyed Razi Mousavi, pejabat tinggi itu berada di Suriah sebagai penasihat senior untuk rezim Bashar Al-Assad. Dia dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan Qasem Soleimani, seorang tokoh Iran yang tewas dalam serangan drone AS. Sumber-sumber tersebut mengatakan kepada Reuters ia bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan aliansi militer antara Suriah dan Iran. Televisi pemerintah Iran menyela siaran berita regulernya untuk mengumumkan bahwa Mousavi telah terbunuh, dan menggambarkannya sebagai salah satu penasihat Garda Revolusi tertua di Suriah. Dikatakan bahwa dia telah menjadi “salah satu dari mereka yang menemani Qasem Soleimani”, kepala Pasukan Quds elit Garda Revolusi Iran, yang terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Irak pada tahun 2020. Mengomentari insiden tersebut, Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa Israel akan membayar karena membunuh Mousavi, yang berpangkat brigadir jenderal di Garda. “Tidak diragukan lagi, rezim Zionis perampas dan biadab akan membayar kejahatan ini,” kata Garda Revolusi Iran dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah. Tidak ada komentar segera dari militer Israel. Entitas Zionis ‘Israel’ telah bertahun-tahun melakukan serangan terhadap apa yang disebutnya sebagai target-target yang terkait dengan Iran di Suriah, di mana pengaruh Teheran telah berkembang sejak mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam perang yang meletus di Suriah pada tahun 2011. Awal bulan ini, Iran mengatakan bahwa serangan ‘Israel’ telah menewaskan dua anggota Garda Revolusi di Suriah yang bertugas sebagai penasihat militer di sana.* Baca juga: Ambil Sampel Tanah, Garda Revolusi Iran Tangkap Diplomat dan Warga Asing