Tag:

dzikir

Dzikir Adalah Penjaga Lisan dari Keburukan

Al-Imam Ibnul Qayyim rohimahullahu Ta’ala berkata,أنَّه سبب اشتغال اللسان عن الغِيبة، والنَّمِيمَة، والكذب، والفحش، والباطل؛ فإنَّ العبد لا بدَّ له من أن يتكلم، فإن لم يتكلَّم بذكر الله تعالى وذكر أوامره، تكلَّم بهذه المحرمات، أو بعضها.ولا سبيل إلى السلامة منها ألبتة إلا بذكر الله تعالى.Berdzikir adalah sebab sibuknya lisan dari :– ghibah,– namiimah (adu domba),– dusta,– ucapan kotor, dan– ucapan batil.Sebab, seorang hamba pasti akan berbicara.Jika dia tidak berbicara dengan dzikir kepada Allah dan perintah-perintah-Nya, dia akan membicarakan sebagian atau semua hal-hal yang haram tersebut.BACA JUGA: Cara Dzikir Rasulullah ﷺTidak ada satupun jalan yang dapat menyelamatkannya dari hal-hal tersebut melainkan dengan berdzikir kepada Allah.والمشاهدة والتجربة شاهدان بذلك، فمن عوَّد لسانه ذكر الله، صان لسانه عن الباطل واللغو، ومن يبَّس لسانه عن ذكر الله تعالى، ترطَّب بكلِّ باطل ولغو وفحش، ولا حول ولا قوة إلا بالله.Kenyataan dan pengalaman cukup sebagai bukti.Barang siapa membiasakan lisannya untuk berdzikir kepada Allah, lisannya akan terjaga dari ucapan yang batil dan sia-sia.Sebaliknya, *barang siapa yang lisannya kering dari berdzikir kepada Allah, lisannya akan basah dengan ucapan batil, sia-sia, dan kotor.Tidak ada daya dan upaya melainkan dengan pertolongan Allah.(Al-Wabil Ash-Shoyyib, hlm 87) – Berbagi Al Ilmu———••♛♛♛••———-ISLAMPOS MEDIAIslampos Media merupakan WhatsApp Group yang berisikan informasi dan bahasan seputar Islam (sirah, fiqih, aqidah, motivasi, ibrah, hadist, dsj)Yuuk untuk teman – teman yang ingin bergabung di WhatsApp Islampos ini silahkan join di ↓↓↓↓https://chat.whatsapp.com/IpX9u3UsWpnJiRcbau17XESilakan untuk share, semoga menjadi amal kebaikan

Buah Makrifatullah 

Makrifatullah merasakan kesertaan hadirnya Allah, sebab hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram Hidayatullah.com | KESERTAAN Allah pada diri manusia hanya dapat dirasakan oleh mereka yang beriman. Merasakan kesertaan Allah adalah sebagai hasil dari mengenal Allah (makrifatullah). Dengan mengenal-Nya, menghasilkan pemahaman dan pengenalan yang baik, lalu membuahkan hasil berupa sikap adanya keikutsertaan Allah Swt dalam setiap perbuatan manusia. Sehingga orang yang merasakan adanya kesertaan Allah hidupnya akan merasa tenang, nyaman dan tenteram. Selain itu, orang yang beriman akan semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Dengan ikhtiar, doa, dan tawakal kepada-Nya hidup menjadi lebih tenang. Tidak ada satu pun yang terjadi –seperti sehat dan sakit, susah dan senang, hidup dan mati, kaya dan miskin– kecuali atas kehendak-Nya, dan seluruh alam semesta ini tunduk kepada-Nya. Dia pula yang menghentikan (menundukkan) alam semesta ini. وَسَخَّرَ لَكُم مَّا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا مِّنْهُ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ  “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS: Al-Jatsiyah: 13). Manusia yang mengenal Allah, dalam menghadapi permasalahan kehidupan, selain ikhtiar secara manusiawi juga selalu meningkatkan penghambaan kepada-Nya. Karena itu, dengan mengenal-Nya akan mendapatkan banyak kebaikan. Pertama, meningkatkan iman dan takwa. Hasil dari pengenalan kepada Allah adalah bertambahnya iman dan takwa sehingga mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Di antara kebahagiaan dunia adalah dapat memberikan ketenangan, keamanan, kebebasan, memperoleh keberkahan, mendapatkan kehidupan yang baik. Sedangkan kebaikan di akhirat adalah dimasukkan ke dalam surga dan mendapatkan keridhaan dari-Nya. Kedua, kemerdekaan dan rasa aman Mengenal Allah berarti menyerahkan diri dan semua urusannya kepada Allah. Dengan mengenal Allah akan timbul keyakinan kepada taqdir dan menjadikan diri hanya bergantung kepada-Nya. Dengan demikian kita menjadi bebas dari segala tuntutan hawa nafsu yang dapat membelenggu diri dan juga lepas dari segala ikatan yang membuat kita sangat tergantung dan menjadi tidak aman. Ketiga, ketenangan Mengenal Allah menuntut untuk ingat kepada-Nya melalui dzikir dan menjalankan ibadah. Ketenangan diperoleh dengan mengingat-Nya. Allah berfirman tentang orang-orang yang beriman akan mendapatkan ketentraman hati. ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ ٱللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ ”(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS: Ar-Ra’d [13]: 28). Keempat, keberkahan hidup. Allah akan melimpahkan keberkahan kepada manusia yang beriman dan bertakwa, ini merupakan janji-Nya. Iman dan takwa hanya diperoleh dari pengenalan seseorang kepada Allah dan kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga meraih keberkahan dalam hidup. وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96). Kelima, kehidupan yang baik Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang tenang meskipun tidak memiliki kecukupan materi, merasakan kedamaian hati, dan dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan dengan iman dan amal shaleh. مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ “Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS: An-Nahl [16]: 97). Keenam, masuk surga Kepentingan mengenal Allah juga mengantarkan seseorang ke surga-Nya. Dengan amal saleh dan ibadah maka kita akan masuk surga sebagai bagian dari kehidupan di akhirat kelak nanti. (QS:  Yunus [10]: 25). Ketujuh, keridhaan Allah Allah akan ridha apabila kita ridha menjalankan semua perintah-Nya. Hanya individu yang mengenal Allah yang akan ridha menjalankan perintah-Nya. Dengan demikian balasan bagi orang yang ridha kepada-Nya adalah keridhaan Allah, di antaranya dimasukkan ke dalam surga. (Q.S. Al-Bayyinah [98]: 8). Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar senantiasa dapat mengenal-Nya dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan-Nya sehingga hidup menjadi lebih tenang dan meraih kebaikan yang dijanjikan. Amin.*/Imam Nur Suharno, pendidik di Pesantren Husnul Khotimah Kuningan

Pengaruh Dzikir terhadap Perkembangan Otak

ADA pengaruh dzikir yang sangat luar biasa terhadap perkembangan otak manusia.Otak hanyalah aktivitas-aktivitas bio-elektrik yang melibatkan sekumpulan saraf yang dipertanggungjawabkan untuk melakukan tugas-tugas tertentu untuk memungkinkan ia bekerja dengan sempurna.Setiap hari 14 juta saraf yang membentuk otak ini berinteraksi dengan 16 juta saraf tubuh yang lain.Semua aktivitas yang kita lakukan dan pemahaman atau ilmu yang kita peroleh adalah natijah dari aliran interaksi bio-listrik yang tidak terbatas.“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan tenteram hati mereka dengan zikrullah, ketahuilah hanya dengan mengingat Allah itu, hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d, ayat 28)BACA JUGA: 4 Dzikir Penghapus DosaOleh itu, apabila seorang itu berzikir dengan mengulangi kalimat-kalimat Allah, seperti Subhanallah, beberapa kawasan otak yang terlibat menjadi aktif.Foto: Abu Umar | IslamposIni menyebabkan satu aliran bio-listrik di wilayah saraf otak tersebut.Bila zikir disebut berulang-ulang kali, aktivitas saraf ini menjadi bertambah aktif dan turut menambah tenaga bio-listrik.Lama-kelamaan kelompok saraf yang sangat aktif ini mempengaruhi kelompok saraf yang lain untuk turut sama aktif. Dengan itu, otak menjadi aktif secara keseluruhan.Otak mulai memahami hal baru, melihat dari sudut perspektif berbeda dan semakin kreatif dan kritis, sedang sebelum berzikir otak tidak begini.Otak yang segar dan fit secara tidak langsung mempengaruhi hati untuk melakukan kebaikan dan menerima kebenaran.Hasil penelitian laboratorium yang dilakukan terhadap subjek ini dimuat dalam majalah Scientific American, edisi Desember 1993.Satu penelitian yang dilakukan di Universitas Washington dan tes ini dilakukan melalui tes pemindaian PET yang mengukur kadar aktivitas otak manusia secara tidak sadar.Dalam penelitian ini, sukarelawan diberikan satu daftar kata benda. Mereka diharuskan membaca setiap kata tersebut satu persatu dan menghubungkan kata-kata dengan kata kerja yang terkait.Foto: FreepikKetika sukarelawan melakukan tugas mereka, beberapa bagian berbeda otak menunjukkan peningkatan aktivitas saraf, termasuk di bagian depan otak dan korteks.BACA JUGA: 7 Keutamaan Dzikir Laa Ilaaha IllaallahMenariknya, apabila sukarelawan ini mengulangi daftar kata yang sama berulang-ulang kali, aktivitas saraf otak merebak pada kawasan lain dan mengaktifkan kawasan saraf lain.Ketika daftar kata baru diberikan kepada mereka, aktivitas saraf kembali meningkat di daerah pertama.Ini sekaligus membuktikan secara ilmiah bahwa kata yang diulang-ulang seperti perbuatan berzikir, terbukti meningkatkan kebugaran otak dan menambah kemampuannya.Subhanallah, “maka nikmat tuhanmu manakah yang kamu dustakan?” []

Kesehatan Mental: Islam dan Praktik Hidup Sehat

Jika anjuran ibadah yang telah ditulis dalam Al-Quran dan hadis dilaksanakan dengan baik, sesungguhnya umat Islam otomatis telah menjaga pola hidup sehat, termasuk masalah kesehatan mental Hidayatullah.com |  PIKIRAN  yang sehat secara umum dapat dipahami melalui kemampuan individu tentang kemampuan diri, mampu menangani stres dengan baik, mampu bekerja secara produktif dan mampu berkontribusi pada masyarakat. Tidak ada satu orang pun yang memiliki seluruh karakteristik kesehatan mental yang baik sepanjang waktu. Hal ini sangat bergantung pada faktor individu, sosial dan lingkungan. Beberapa faktor sosial, psikologis, dan biologis diilai menentukan tingkat kesehatan mental seseorang pada suatu waktu. Kesehatan mental seseorang juga dapat dipengaruhi oleh masalah sosial ekonomi, perubahan kondisi lingkungan dan sosial. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, terdapat lebih dari 19 juta penduduk Indonesia usia lebih dari 15 tahun memiliki gangguan mental emosional. Selain itu, sebanyak lebih dari 12 juta penduduk dengan rentang usia sama diketahui mengalami depresi. Data Sistem Registrasi Sampel yang diimpun Badan Litbangkes 2016 menemukan, ada sekira 1.800 orang yang melakukan bunuh diri setiap tahunnya. Angka tersebut jika dirata-rata terdapat lima orang bunuh diri setiap tahunnya. Mirisnya pelaku bunuh diri tersebut diketahui sekitar 47,7 persennya memiliki usia 10-39 tahun. Golongan ini masuk dalam kategori usia anak remaja dan usia produktif. Mengutip laman Sehat Negeriku Kemenkes, Indonesia memiliki prevalensi orang dengan gangguan jiwa kurang lebih 1 dari 5 orang.  Jika dikaitkan dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, jumlah mereka yang rentan mengalami masalah gangguan jiwa mencapai 20 persen dari populasi penduduk di negeri ini. Masalah kesehatan mental yang terdeteksi antara lain masalah emosional dan perilaku, termasuk gangguan stres akut, depresi, kecemasan, kelelahan, dan perilaku bunuh diri. Dari statistik tersebut juga dapat dengan mudah disebutkan bahwa hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat mengkhawatirkan. Psikolog dan pakar medis telah menyarankan berbagai tindakan pencegahan dan perbaikan yang perlu diambil secara proaktif dalam mencegah masalah kesehatan mental menjadi lebih buruk. Islam dan Kesehatan Mental Sehat berasal dari bahasa Arab “Ash-Shihhah” yang berarti sehat, tidak sakit, atau aman. Secara harafiah, “sehat” diartikan sebagai keadaan sehat, baik jasmani maupun rohani. Dalam bahasa Arab terdapat sinonim dari kata ash-shihhah yaitu al-‘afiah  berarti ash-shihhah at-tammah (sehat yang sempurna ). Kedua kata ash-shihah dan al-afiah sering digabung digabung menjadi satu yaitu ash-shihhah wa al’afiah, artinya sehat secara sempurna. Islam sebagai agama yang sempurna dan utuh sangat memperhatikan masalah kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu nikmat terbesar yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, kita sebagai hamba Allah hendaknya mensyukuri nikmat sehat yang diberikan-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya. “Ada dua nikmat yang banyak ditipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR Bukhari). Hidup Sehat, Berpikir positif & Hindari Konflik Menjalani pola hidup sehat juga perlu dilakukan dengan melakukan olah raga, rekreasi atau melakukan aktivitas fisik yang dapat membuat kita merasa bahagia, dapat bersosialisasi dengan keluarga dan teman serta memenuhi hobi atau aktivitas favorit kita. Demikian pula Islam juga memberikan pedoman yang berbeda mengenai persoalan dan permasalahan ini. Secara umum, proses penyembuhan gangguan jiwa juga dapat diobati dan dicegah secara spiritual. Di bawah ini dapat dilihat sebagai salah satu alternatif terbaik untuk mengobati gangguan mental ini dengan cara yang islami :Menjaga Pola MakanIslam  menetapkan berbagai prinsip untuk menjaga keseimbangan tubuh manusia agar tetap dalam kondisi sehat. Upaya menjaga kesehatan jasmani salah satunya dapat dilakukan dengan menjaga pola makan dan minum yang baik. فَلۡيَنۡظُرِ الۡاِنۡسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖۤۙ  “Maka hendaklah manusia memperhatikan makanannya.” (QS. ‘Abasa 80: 24). كُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ “Makan dan minumlah, namun jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebihan.” (QS: al-A’raf 7: 31). Ada banyak cara untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan spiritual atau mental. Bahkan banyak amal dan ibadah yang dianjurkan Islam sesungguhnya berdampak pada kesehatan mental pelakunya.Memperbanyak Membaca Al-Quran;Selain muktizat, sesungguhnya isi kandungan Al-Quran adalah obat bagi jiwa jiwa yang sakit, yang hatinya galau, resah atau gunda gulana. Sebuah studi di Universitas Salford, Inggris menemukan  orang-orang yang membaca dan melantunkan Al-Qur’an menjadi lebih rileks dan tenang dibanding mereka yang membaca buku biasa. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam Surah Ar-R’ad ayat 28. الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ “Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS: Ar-R’ad; 28).Sholat dengan sempurna dan banyak berdoa;Allah Swt sendiri dalam Al-Quran telah berjanji, bahwa shalat mencegah perbuatan buruk. Karena itu bagi yang sholatnya benar dan sungguh-sungguh, pasti jaminan Allah Swt ini akan terbukti mencegah hal hal buruk. Allah Ta’ala telah bersabda mengenai hal ini dalam Firma-Nya. إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ “Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.. (QS:. Al-‘Ankabut Ayat 45). Dampak umum dari melaksanakan Shalat dengan benar seharusnya menjadi mereka yang disinggung ke dalam sebuah ayat Al Qur’an. اِنَّ الْاِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًاۙ اِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًاۙ وَّاِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًاۙ اِلَّا الْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَلٰى صَلَاتِهِمْ دَاۤىِٕمُوْنَۖ “Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir, kecuali orang-orang yang melaksanakan Shalat”. [Al Maarij 19-23).Menghadiri majelis-majelis ilmu(ulumuddin);Banyak orang stres, depresi, justru larinya ke diskotik, minum alcohol (Miras), yang justru dilarang agama, dan yang berangkutan tetap saja tidak bisa menyelesaikan masalah. Yang terjadi hatinya tetap saja galau. Padahal, Allah Swt telah benyak memberikan resepnya. Salah satunya menghadiri majelis ilmu (ulumuddin), ikut kajian agama, pengajian dll. Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699).Banyak berdzikir dan bershalawat;فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِى وَلَا تَكْفُرُونِ Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS: Al-Baqarah: 152). وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن فعل ذلك كنتُ له شهيدًا وشفيعًا يومَ القيامةِ. (رواه البيهقي) Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat dan malam Jumat. Barang siapa yang melakukan hal itu, aku akan menjadi saksi baginya dan memberikan syafaat padanya di hari kiamat,” (HR Imam Baihaqi).Tidur yang Dianjurkan Islam dan Al-QuranKurang tidur dan gangguan tidur adalah masalah kesehatan yang paling umum namun sering diabaikan dan mudah diobati. Diperkirakan 50 hingga 70 juta orang Amerika secara kronis menderita gangguan tidur dan terjaga, yang menghambat fungsi sehari-hari dan berdampak buruk pada kesehatan dan umur panjang (NHLBI, 2003). Gejala utama kurang tidur adalah rasa kantuk yang berlebihan di siang hari, namun gejala lainnya termasuk suasana hati yang tertekan dan daya ingat atau konsentrasi yang buruk (Dinges et al., 2005) Kualitas tidur sama pentingnya untuk kesehatan seperti halnya diet dan olahraga. Tidur yang baik meningkatkan kinerja otak, suasana hati, dan kesehatan Anda. Sebaliknya, kurang tidur berkualitas secara teratur meningkatkan risiko berbagai penyakit dan gangguan. Mulai dari penyakit jantung dan stroke hingga obesitas dan demensia. Tidur nyenyak lebih dari sekadar waktu yang dihabiskan di tempat tidur, kata Dr. Marishka Brown, pakar tidur di NIH. “Tidur yang sehat mencakup tiga hal utama,” jelasnya. “Salah satunya adalah seberapa banyak Anda tidur. Hal lainnya adalah kualitas tidur—yaitu Anda mendapatkan tidur yang tidak terganggu dan menyegarkan. Yang terakhir adalah jadwal tidur yang konsisten.” Dr. Maiken Nedergaard, yang mempelajari masalah tidur di Universitas Rochester menemukan,  bahwa otak memiliki sistem drainase yang menghilangkan racun saat tidur. “Saat kita tidur, fungsi otak berubah total,” jelasnya. “Ini menjadi hampir seperti ginjal, membuang limbah dari sistem.”Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Dr. Kenneth Wright, Jr., peneliti tidur di University of Colorado. “Ada proses perbaikan tertentu yang sebagian besar terjadi di dalam tubuh, atau paling efektif, saat tidur,” jelasnya. “Jika Anda tidak cukup tidur, proses tersebut akan terganggu.” Meski demikian, ada waktu waktu tidur yang justru menyehatkan, tapi ada waktu tidur yang justru berbahaya bagi kesehatan. Setidaknya, Islam telah melarang 4 waktu untuk tidur. Pertama, Tidur pagi hari (setelah shalat Subuh) Dalam riwayat lainnya, Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila engkau telah selesai salat Subuh janganlah kamu tidur tanpa mencari rezeki,” (HR. Thabrani). Kedua, tidur setelah shalat Ashar – Maghrib Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, Rasulullah ﷺ  bersabda yang artinya, “Barangsiapa yang tidur setelah salat Asar lalu akalnya hilang, maka janganlah dia mencela (menyalahkan) kecuali dirinya sendiri.” Ketiga,  Tidur sebelum shalat Isya Dalam hadits tersebut Rasulullah ﷺ  bersabda, حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَعَبْدُ الْوَهَّابِ قَالُوا: حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ أَبِي الْمِنْهَالِ سَيَّارِ بْن سَلَامَةَ, عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمَى قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَحِبُّ أَنْ يُؤَخِّرَ الْعِشَاءَ وَكَانَ يَكْرَهُ النَّوْمَ قَبْلَهَا وَالْحَدِيثَ بَعْدَهَا. [صحيح: الروض ٩١٥, الثمر المستطاب:ق] Dari Muhammad bin Basyar, dari Yahya bin Sa’id, Muhammad bin Ja’far, dan Abdul Wahab, dari Auf dari Abu Minhal Sayyar bin Salamah, dari Abu Barzah al-Aslami, ia berkata, “Rasulullah ﷺ  suka mengakhirkan shalat Isya, dan beliau tidak suka tidur sebelumnya, juga tidak berbicara setelahnya.” (Shahih: ar- Raudhun Nadhiir, No. 915, ats-Tsamarul Mustathab: Muttafaq ‘alaih) Keempat, Tidur setelah makan Hadis riwayat Aisyah mewanti-wanti hal tersebut sebagaimana berikut. أذِيبُوا طَعامَكُمْ بِذِكْرِ الله والصَّلاةِ وَلَا تَنامُوا عليه فتقسوا قلوبكم “Cernalah makanan kalian dengan (terlebih dahulu) berzikir pada Allah dan shalat. Janganlah kalian tidur dalam keadaan kenyang, karena itu dapat membuat hati Anda keras.” (HR Ibnu Suni dan Abu Nu‘aim). Kelima,  Tidur sepanjang hari (tidur terlalu lama) Rasulullah ﷺ  selalu mengkhawatirkan akan menjangkitnya penyakit tersebut (banyak tidur) kepada umatnya. Sabdanya, أخشى ما خشيتُ على أمتى: كَبِرُ البطنِ, ومُداوَمَةُ النوم والكسَلُ وضَعْفُ اليقيــنِ “Hal-hal yang paling aku khawatirkan melanda umatku ialah besar perut, banyak tidur, pemalas, dan lemah keyakinan.” (HR Daruquthni dari Jabir) Kesimpulannya, Islam mendorong umatnya untuk menjadi generasi yang tangguh, sehat dan semangat dalam menghadapi segala tantangan hidup yang sangat membebani jiwa dan emosi. Walluhua’lam.*  

Keutamaan Dzikir

DZIKIR merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Secara kasat mata, dzikir seperti amalan yang ringan. Namun jangan salah, ternyata berdzikir mempunyai pahala yang sangat besar di sisi Allah.Sebenarnya banyak kalimat dzikir yang dicontohkan Rasul yang bisa kita amalkan. Tapi tahukan Anda tentang kalimat Dzikir yang ringan di mulut namun berat di timbangan amal kelak?BACA JUGA:  Perisai Diri dengan Dzikir SoreDari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Dua kalimat yang disukai oleh Allah SWT, ringan di lidah, namun berat di Mizan (timbangan amal di akhirat) yaitu, ‘Subhanallah wabihamdihi subhanallahiladzim’, yang artinya Maha suci Allah dan segala puji untukNya, maha suci Allah yang maha agung’.” (HR. Bukhari).Meski berpahala besar, dzikir di lisan adalah ibadah yang paling ringan. Oleh karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaknya lisanmu senantiasa basah dengan dzikir pada Allah.” (HR. Tirmidzi).BACA JUGA:  Hukum Berdzikir Bukan dengan Bahasa ArabDzikir ‘subhanallah wa bihamdih, subhanallahil ‘azhim’ sudah mengandung bacaan dzikir yang tiga: Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar. Ini semua menunjukkan konsekuensinya yaitu menauhidkan Allah yang terdapat dalam kandungan kalimat ‘laa ilaha illallah’.Mengingat Allah dengan berdzikir juga dapat menghindari kita dari melakukan maksiat. Karena saat berdzikir, tentu hati kita sedang berpaut terhadap Sang Pencipta. []