Tag:
Dunia Islam
Eramuslim.com
Kezaliman Israhell: Tolak Permintaan Evakuasi Warga Palestina dari Reruntuhan di Jalur Gaza Utara
ANTARA/Anadolu/py
eramuslim.com — Pejabat media badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Enas Hamdan mengungkapkan bahwa Israel menolak permintaan untuk segera mengevakuasi warga yang terjebak di reruntuhan akibat genosida yang berlangsung di Jalur Gaza utara.
Pernyataan ini disampaikan Hamdan pada Senin, di tengah kondisi kelaparan yang semakin parah di wilayah tersebut akibat kebijakan pembersihan etnis terhadap warga sipil Palestina.
“Selama dua pekan terakhir, kami kerap memperingatkan bahwa pengepungan ketat di Jabalia dan provinsi utara, secara umum, telah membuat situasi semakin buruk. Operasi militer Israel yang masih berlangsung membahayakan ratusan ribu warga sipil,” ujar Hamdan.Ia menambahkan bahwa serangan militer di Gaza utara telah memutus akses warga terhadap kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, termasuk air. Hamdan memperingatkan bahwa “kamp Jabalia telah dikepung selama lebih dari dua pekan, dan kami mendapat informasi tentang keluarga-keluarga yang terjebak di rumah mereka.”
“Dalam situasi ini, air dan makanan hampir habis, dan foto-foto yang diambil dari kamp tersebut memperlihatkan warga berlarian menyelamatkan diri tanpa tempat aman yang bisa dituju,” tambahnya.
(Sumber: WAFA/Fajar)
Eramuslim.com
Fethullah Gulen Wafat di Amerika Serikat
Recep Tayyip Erdogan dan Fethullah Guleneramuslim.com – Tokoh Muslim Turki Fethullah Gulen wafat dalam usia 83 tahun di Amerika Serikat, menurut laporan media Turki dan akun media sosial dari gerakan yang dekat dengannya.
Gulen, yang telah mengasingkan diri di AS selama bertahun-tahun, meninggal setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Pennsylvania, kata laporan tersebut seperti dilansir BBC Senin (21/10/2024).Terkadang digambarkan sebagai orang paling berkuasa kedua di Turki, Gulen adalah pemimpin spiritual Gulen Movement atau Hizmet, komunitas Islam yang kuat dengan pengikut di pelosok Turki dan di seluruh dunia.
Gerakannya – yang dikenal di Turki sebagai Hizmet atau “pelayanan” – dimulai dengan membuat sekolah, kemudian membuka lembaga pendidikan di seluruh Turki dan menyebar di seluruh dunia.
Gulen merasa bahwa kaum muda di Turki telah kehilangan arah dan pendidikan merupakan respons terbaik untuk mengatasi masalah tersebut. Lewat sekolah-sekolahnya dia mempromosikan Islam toleran yang menekankan altruisme, kesederhanaan, dan kerja keras.
Gulen dulunya merupakan penyokong Recep Tayyip Erdogan, bahkan bisa dikatakan Erdogan tersangkat namanya karena kedekatannya dengan Fetullah Gulen dan Hizmet, yang lebih dulu populer di kalangan masyarakat Turki.
Namun pada 2013, Erdogan bersumpah akan menutup ratusan sekolah Hizmet dan menyingkirkan dari lembaga-lembaga pemerintahan para pendukung Gulen (Gulenis), yang disebutnya sebagai “negara di dalam negara”.Ketika kasus-kasus korupsi di lingkungan pemerintahan diusut, yang di antaranya ada yang menyinggung nama anak Erdogan dan para sekutunya, anggota-anggota kepolisian pro-Gulen dituduh melakukan penggerebekan terhadap sekutu-sekutu politik Erdogan.
Perseteruan kubu Gulen dan Erdogan memanas hingga pemerintah Ankara pimpinan Erdogan secara resmi menyatakan Hizmet sebagai organisasi teroris pada Mei 2016.
Dua bulan kemudian, sebuah faksi di Angkatan Darat Turki berusaha menggulingkan Erdogan, konon katanya untuk melindungi demokrasi dari Presiden Turki itu yang dianggap semakin arogan dan otoritarian. Percobaan kudeta itu gagal karena tidak ada pihak lain yang mendukungnya.Pemerintah Ankara menuding Gulen sebagai otak kudeta. Ribuan orang ditangkap karena dituduh terlibat percobaan kudeta itu.
Menyusul peristiwa itu sejumlah tokoh politisi Turki yang dulu dikenal sekutu dekat Erdogan, seperti mantan presiden Abdullah Gul dan mantan menteri luar negeri Ahmet Davutoglu, semakin menjauh dari pemimpin partai AKP itu.
Fethullah Gulen senantiasa membantah bahwa dirinya mengetahui perihal kudeta tersebut.
Sebagian kalangan menduga kudeta itu memang sengaja “dirancang gagal” supaya bisa dijadikan alasan bagi kubu Erdogan untuk menyingkirkan rival-rival politiknya, terutama kalangan Gulenis. (sumber: Hidayatullah)
Eramuslim.com
Erdogan: Saya Memohon Rahmat kepada Allah untuk Yahya Sinwar
eramuslim.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan belasungkawa atas syahidnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan mendoakannya.
“Saya memohon rahmat kepada Allah untuk Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang baru-baru ini syahid,” kata Erdogan dalam sebuah pertemuan pejabat lokal Istanbul pada Sabtu.
Erdogan menyatakan rasa hormatnya kepada para pemimpin dan perlawanan Palestina. Presiden yang berusia 70 tahun itu menganggap para pejuang Palestina dan pemimpin mereka “telah menjadi legenda tidak hanya melalui perjuangan mereka, tetapi juga melalui kesyahidan mereka, dan untuk semua pahlawan yang telah membasahi tanah Gaza dengan darah mereka yang mulia.”Dalam kesempatan itu, Erdogan kembali menegaskan dukungan penuh negaranya untuk Palestina yang masih terus mengalami kekejaman dan penjajahan ‘Israel’.
“Turki, sebagai musuh para penindas dan pelindung kaum tertindas, mendukung Palestina dalam perjuangannya untuk mendapatkan kebebasan dan martabat melawan sistem genosida,” tegas Erdogan, lansir TRT World pada Ahad (20/10/2024).
Eks Wali Kota Istanbul itu menuding Barat dan PBB telah menjadi mainan di tangan Zionis ‘Israel’.
“AS, Eropa dan Dewan Keamanan PBB telah menjadi mainan belaka di tangan seorang pembunuh kejam yang dikenal dengan nama Netanyahu,” kata Erdogan, merujuk pada perdana menteri ‘Israel’.
Pertemuan dengan Petinggi Hamas
Sebelumnya, Menlu Turki Hakan Fidan juga telah menyampaikan belasungkawa atas syahidnya Yahya Sinwar kepada para pejabat Hamas dalam pertemuan di Istanbul. Fidan menerima kedatangan presiden Dewan Syura Hamas Mohammed Darwis dan anggota biro politik lain pada Jumat (18/10/2024) waktu setempat.Menurut kantor kementerian Kemenlu Turki, pertemuan tersebut juga membahas “kondisi negosiasi terkini untuk kesepakatan gencatan senjata yang memungkinkan pertukaran sandera dan tahanan.”
Menlu Hakan Fidan menegaskan komitmen Turki untuk menggunakan semua cara diplomatik untuk memobilisasi masyarakat internasional melawan bencana kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, tambah kementerian. (sumber: Hidayatullah)
Eramuslim.com
Yahya Sinwar Bertempur Langsung selama 18 Hari di Medan Perang sebelum Syahid
eramuslim.com – Pemimpin Hamas yang gugur di medan perang, Yahya Sinwar, memilih untuk bertempur melawan pasukan Israel yang menjajah tanah kelahirannya. Caranya menjemput ajal telah membuat warga Gaza bangga memiliki pemimpin seperti Sinwar.
Sinwar pernah berkata bahwa ia lebih suka mati di tangan Israel daripada terkena serangan jantung atau kecelakaan mobil, dan pilihan inilah yang dijalaninya dengan konsisten.
“Hadiah terbaik yang bisa diberikan oleh musuh dan penjajah kepada saya adalah membunuh saya dan saya pergi sebagai syuhada di tangan mereka,” katanya.
Menurut sebuah sumber dalam gerakan perlawanan itu, selama 18 hari Sinwar bertempur melawan pasukan penjajah di Gaza sebelum ia menjadi martir.Pada Jumat, 18 Oktober 2024, Hamas mengumumkan bahwa pemimpinnya di Gaza dan Kepala Biro Politik Yahya Sinwar telah syahid di garis depan karya besarnya, Operasi Banjir Al Aqsa, melawan musuh Israel.
Sinwar, bertentangan dengan klaim Israel bahwa ia bersembunyi di terowongan dan menggunakan tawanan sebagai perisai manusia, berada di sebuah rumah dengan beberapa pejuang lainnya, ia mengenakan pakaian militer, termasuk rompi, granat, amunisi, dan senapan serbu.
Dilansir Al Mayadeen, menurut sumber tersebut, setelah ditunjuk sebagai kepala Biro Politik Hamas, Sinwar disarankan untuk tetap berada di luar medan perang. Tetapi ia menolak dan bersikeras untuk tetap melawan, bertempur, dan mati di garis depan.
“Dia tidak ingin menjauh dari medan perang, dia ingin mati dalam pertempuran. Dia telah bertempur melawan Israel di Rafah selama 18 hari dan terlibat dalam pertempuran dengan empat rekannya pada hari kematiannya, sebuah pertempuran yang berlangsung sekitar dua jam,” kata sumber tersebut.
Mengungkapkan beberapa detail konfrontasi, sumber tersebut mengatakan kepada surat kabar Turkiye bahwa Sinwar sendirian di dalam gedung setelah rekan-rekannya berusaha mengalihkan pasukan pendudukan darinya. Dia memilih untuk membungkus wajahnya dengan kafiyeh untuk menghindari pengenalan kecerdasan buatan ketika pasukan Israel mengirim drone untuk merekamnya.Dengan hanya sebuah tongkat di tangan, duduk di sofa, ia berusaha melemparkannya ke arah pesawat tak berawak Israel, yang kemudian mundur sebelum rumah yang ia tempati dibombardir sekali lagi, yang berujung pada kematiannya sebagai seorang martir.Laman berikutnya
Halaman: 1 2
Eramuslim.com
Israhell Serang Sekolah di Gaza, 22 Warga Tewas
eramuslim.com – Serangan udara Israel di sebuah sekolah di wilayah Gaza utara menewaskan puluhan warga sipil pada pada Sabtu (21/9).Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 22 orang meninggal dunia dan 30 lainnya luka-luka imbas serangan di sebuah sekolah yang terletak di kawasan Zeitoun, Kota Gaza.Menurut pernyataan militer Israel, serangan tersebut menargetkan pusat komando dan kendali kelompok Hamas yang beroperasi di dalam kompleks sekolah.
Militer Israel menuduh Hamas melanggar hukum internasional dengan sengaja menggunakan infrastruktur sipil, seperti sekolah, sebagai basis operasi mereka.
Perang Israel-Hamas yang meletus pada awal Oktober telah memicu serangan tanpa henti di Gaza. Banyak sekolah, yang menjadi tempat perlindungan bagi ribuan warga Palestina yang terlantar akibat serangan udara dan perintah evakuasi, menjadi sasaran serangan militer Israel.
Militer Israel berulang kali menuduh Hamas bersembunyi di balik infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan fasilitas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).Sebelumnya, pada awal bulan ini, serangan udara Israel juga telah menghantam sebuah sekolah di kamp pengungsi Nuseirat, menewaskan 14 orang. Militer Israel lagi-lagi berdalih serangan tersebut menargetkan militan Hamas yang merencanakan serangan dari dalam sekolah tersebut.Perang yang berlangsung sejak 7 Oktober dipicu oleh serangan mendadak Hamas di Israel selatan menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sementara itu, serangan balasan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 41.000 warga Palestina tewas.
Ketegangan di kawasan tersebut semakin meningkat setelah serangan udara Israel di pinggiran kota Beirut, Lebanon, menewaskan 31 orang, termasuk komandan elit Hizbullah, Ibrahim Akil.
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Hizbullah melancarkan serangan roket besar-besaran ke wilayah Israel utara, yang sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Iron Dome.Sumber: rmol
Salam-online.com
Erdogan Serukan Bangun Solidaritas Regional untuk Hadapi Zionis
Terakhir Diperbaru 10 Sep 2024 17:03
Presiden Recep Tayyip Erdogan
SALAM-ONLINE.COM: Presiden Recep Tayyip Erdoğan menyerukan untuk membangun solidaritas regional dalam menghadapi meningkatnya agresi Zionis. Dia memperingatkan potensi ancaman penjajah itu.
Erdogan menyampaikan seruannya ini saat berbicara kepada wartawan di ibu kota Ankara usai rapat kabinet, Senin (9/9/2024), seperti dilansir Kantor Berita Anadolu. Erdoğan mengatakan semua negara di kawasan itu harus membangun apa yang disebutnya sebagai “garis solidaritas” terhadap Zionis “Israel”.
Ia memperingatkan, jika Tel Aviv (Zionis) tidak menghentikan serangannya, maka pendudukan/penjajahannya akan semakin meluas, sehingga menimbulkan ancaman langsung bagi negara-negara di kawasan itu.
Ia mendesak Organisasi Kerja Sama Islam OKI untuk segera mengadakan pertemuan para pemimpin dan menunjukkan sikap tegas dunia Islam terhadap agresi Zionis tanpa penundaan.
Erdoğan juga memuji hubungan Turki-Mesir yang membaik, dengan mengatakan bahwa kedua negara mengadakan konsultasi tentang Gaza, isu-isu mengenai Mediterania Timur dan Afrika.
“Kami mendukung otoritas Mesir terkait upaya mediasi mereka di Gaza,” kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa “Israel” penjajah berupaya memperluas invasinya hingga mencakup Masjid Al-Aqsha di Yerusalem.
Mengecam pembunuhan aktivis perdamaian Turki-Amerika, Ayşenur Ezgi Eygi, oleh “Israel”, Erdogan mengatakan Ankara akan mengambil semua langkah hukum untuk memastikan bahwa Tel Aviv (Zionis penjajah) dimintai pertanggungjawaban dengan mengajukan permohonan ke Mahkamah Internasional (ICJ).
Pada Ahad (8/9) lalu, Presiden Erdogan kembali menyerukan negara-negara Muslim untuk bersatu guna menghentikan serangan kekerasan terbaru “Israel” terhadap warga Palestina yang telah berlangsung hampir setahun.
Turki telah berupaya memobilisasi negara-negara Muslim dan Arab untuk menentang agresi dan genosida yang dilakukan Zionis penjajah terhadap warga Palestina. Selama ini Turki menjadi pendukung setia perjuangan Palestina. (S)Berita Lainnya
Eramuslim.com
UEA Batasi Khutbah Jumat dan Shalat hanya 10 Menit
eramuslim.com – Pihak berwenang Uni Emirat Arab (UEA) meminta para imam di seluruh negeri untuk memangkas durasi khutbah Jumat dan shalat jamaah menjadi paling lama 10 menit. Arahan ini mulai berlaku sejak hari Jumat 28 Juni sampai bulan Oktober.
Ekspatriat asal Suriah Mohammed Yaseen, yang biasanya mengikuti shalat Jumat di Dubai Sports City, menyambut baik arahan tersebut.“Belum lama ini saya terlambat ke masjid dan terpaksa shalat di bawah terik matahari,” katanya. “Rasanya rambut saya mau terbakar disebabkan sengatan panas. Saya berharap imam juga akan membacakan surat-surat pendek saja untuk memudahkan semua orang,” kata Yassen seperti dikutip Khaleej Times Kamis (27/6/2024).
Khutbah Jumat biasanya disampaikan selama 10-20 menit, tergantung khatib.
Ayaz Housee, pendakwah yang berbasis di Dubai, mengatakan banyak orang bersemangat untuk mengikuti shalat Jumat dan mereka berusaha untuk menghadiri shalat berjamaah sekali sepekan itu meskipun masjid penuh.Pekerja migran asal Sudan Mohammed al Hassan juga senang dengan arahan tersebut.
“Terlebih suhu udara mencapai lebih dari 40 derajat, saya melihat banyak orang kesulitan untuk shalat di luar ruangan di bawah sengatan panas matahari,” ujarnya.
“Pengurangan waktu shalat menjadi hanya 10 menit akan sangat membantu terutama bagi mereka yang tidak mendapatkan tempat di dalam ruangan masjid… Ini merupakan perubahan kecil yang membuat perbedaan besar dalam hal kenyamanan dan kesejahteraan jamaah,” imbuhnya.
Kurun beberapa hari terakhir UEA mencatat suhu udara berkisar 48 dan 50 derajat Celsius. Temperatur panas di negara itu memecahkan rekor setengah abad pada 26 Juni. Puncak musim panas di negara itu biasanya antara Juli dan Agustus. Secara ilmu astronomi, musim panas berlangsung antara Juni sampai September.
Yaseen mengatakan jamaah tidak dapat langsung mengenakan alas kaki atau sepatu usai shalat apabila cuacanya panas.
“Ketika Anda meninggalkan sepatu di luar masjid atau tenda, sepatunya terpapar panas,” kata Yaseen. “Selesai shalat, Anda harus menunggu beberapa waktu untuk dapat mengenakan sepatu, terutama yang berbahan kulit. Jadi bisa dibayangkan bagaimana kesusahan orang yang shalat di bawah panas matahari. Menurut saya mempersingkat khutbah merupakan keputusan yang bijaksana.”
Arab Saudi pekan lalu mengeluarkan arahan serupa, mempersingkat khutbah Jumat dan shalat yang digelar di Dua Masjid Suci menjadi paling lama 15 menit sepanjang musim panas. (sumber: Hidayatullah)
Eramuslim.com
IDF Kewalahan Perang di Rafah, Hamas Gunakan Kamera, Terowongan dan Jebakan
eramuslim.com – Pasukan Israel (IDF) mengakui kewalahan melawan Hamas di medan pertempuran di Rafah.
Hal itu dikatakan oleh Yair Zuckerman, komandan Brigade Nahal.Zuckerman menggambarkan kondisi menantang di Rafah, di Gaza selatan.
Menurut Zuckerman, Hamas menggunakan banyak cara untuk bertempur melawan IDF.
Termasuk terowongan di Rafah menciptakan labirin besar dan menghubungkan lingkungan melalui dinding yang terdapat jalan masuk.Zuckerman menyoroti lambatnya kemajuan IDF saat melawan Hamas di Rafah, mengutip Palestine Chronicle.
Dan diakuinya pertempuran tersebut melelahkan.
Dia juga menjelaskan bahwa Hamas menggunakan banyak kamera di Rafah untuk mengatur pertempuran dari atas dan bawah tanah.
Selain itu terdapat tantangan lainnya yakni Hamas menggunakan rumah dan kamar untuk dijadikan jebakan.
Berkaca insiden baru-baru ini di mana empat tentara Israel tewas akibat ledakan di sebuah rumah yang awalnya tampa kosong.
Sejak 6 Mei, tentara Israel telah melancarkan serangan darat ke Rafah, yang mengakibatkan lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi karena kondisi kemanusiaan yang mengerikan.
Update Korban di Gaza
Warga Palestina yang tewas akibat serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober terus bertambah.
Dan kini jumlah itu mencapai 37.164 orang , kata Kementerian Kesehatan di wilayah Jalur Gaza pada Selasa (18/6/2024), mengutip Anadolu Agency.
Kemenkes di Gaza juga menyatakan dalam pernyataannya bahwa 84.832 orang juga terluka akibat serangan-serangan gencar Israel.
“Setidaknya 40 orang tewas dan 120 lainnya terluka dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir,” kata kementerian itu.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambah otoritas kesehatan di Gaza.
Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan
Sumber: Tribunnews