Tag:

diskriminasi

Sebut perang “Israel” genosida, perawat di New York dipecat

NEW YORK (Arrahmah.id) – Sebuah rumah sakit di kota New York memecat seorang perawat Muslim Amerika keturunan Palestina setelah ia menyebut perang “Israel” di Gaza sebagai genosida dalam sebuah pidato penerimaan penghargaan atas karyanya untuk para ibu yang berduka karena kehilangan anak mereka selama kehamilan dan persalinan. Seorang juru bicara rumah sakit, NYU Langone Health, […]

Diskriminasi dan serangan anti-Muslim di AS mencapai rekor tertinggi di 2023

WASHINGTON (Arrahmah.id) – Laporan diskriminasi dan serangan terhadap Muslim dan orang Palestina mencapai rekor tertinggi di AS pada 2023, didorong oleh meningkatnya Islamofobia dan bias ketika perang “Israel” di Gaza berkecamuk di akhir tahun, data dari sebuah kelompok advokasi menunjukkan pada Selasa (2/4/2024). Jumlah pengaduan mencapai 8.061 pada 2023, meningkat 56 persen dari tahun sebelumnya […]

MUI Bali apresisasi putusan BK DPD RI yang pecat Arya Wedakarna

BALI (Arrahmah.id) – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali mengapresiasi putusan Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang secara resmi memutuskan pemecatan Arya Wedakarna dari jabatan anggota DPD dari Bali. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Harian Bidang Hukum MUI Bali Agus Samijaya pada Jumat (2/2/2024). “Sudah dipecat ya sudah itu kewenangan BK, kalau dibilang […]

Buntut lontarkan ucapan diskriminasi terhadap wanita berhijab, Arya Wedakarna resmi dipecat dari DPD RI

JAKARTA (Arrahmah.id) – Arya Weadkarna secara resmi dipecat dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI karena dinilai melanggar tata tertib dan kode etik senator terkait ucapan diskriminasi yang dilontarkannya terhadap wanita berhijab. Pemecatan Arya Wedakarna itu berdasarkan Pasal 48 ayat 1 dan ayat 2 Peraturan DPD RI Nomor 1 Tahun 2021. Keputusan itu dibacakan oleh […]

Muslimah Swedia Gugat Klinik Kesehatan Usai Dipaksa Lepas Hijab

Hidayatullah.com – Ombudsman Kesetaraan Swedia memutuskan untuk mendukung gugatan seorang Muslimah yang dipaksa untuk melepaskan jilbabnya oleh seorang dokter di sebuah klinik kesehatan di pusat kota Uppsala bulan Maret lalu. Dengan mengatakan bahwa pusat kesehatan tersebut tidak memberikan penjelasan yang masuk akal atas tindakan dokter tersebut, ombudsman memutuskan pada hari Selasa bahwa mereka telah melakukan diskriminasi terhadap wanita tersebut. “Penting bahwa setiap orang yang mencari perawatan merasa aman bahwa mereka akan diperlakukan dengan cara yang tidak diskriminatif,” tambahnya, lapor TRT World (31/01/2024). Sebagai akibatnya, ombudsman memerintahkan wilayah Uppsala untuk membayar 70.000 Krona Swedia (Rp 106 juta) sebagai kompensasi kepada muslimah tersebut.* Baca juga: Memaksa Karyawan Muslim Lepas Jilbab, Restoran Chipotle DigugatDakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Baca juga: Polisi Prancis Tembak Wanita Berjilbab di Stasiun Kereta Paris

Meningkat Tajam, Kebencian Terhadap Muslim dan Palestina di AS Naik 180 Persen

Hidayatullah.com – Diskriminasi dan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat meningkat sekitar 180 persen dalam tiga bulan setelah 7 Oktober, menurut sebuah kelompok HAM pada hari Senin (29/01). Tak hanya kebencian terhadap Muslim, kelompok HAM tersebut juga mencatat adanya peningkatan bias anti-Palestina. Di antara insiden-insiden di AS yang menimbulkan kekhawatiran adalah penembakan pada bulan November di Vermont yang menewaskan tiga siswa keturunan Palestina dan penikaman fatal terhadap seorang anak Amerika keturunan Palestina berusia 6 tahun di Illinois pada bulan Oktober. Baca juga: Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak Gelombang kebencian Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menerima 3.578 pengaduan selama tiga bulan terakhir tahun 2023, di tengah apa yang mereka sebut sebagai “gelombang kebencian anti-Muslim dan anti-Palestina yang sedang berlangsung.” Angka tersebut meningkat 178 persen dari laporan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Keluhan tentang diskriminasi pekerjaan memimpin daftar tersebut dengan 662 kasus; kejahatan kebencian dan insiden kebencian dilaporkan sebanyak 472 kali; dan diskriminasi pendidikan sebanyak 448 kali, kata organisasi tersebut.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Awal bulan ini, Anti-Defamation League mengatakan bahwa dalam tiga bulan setelah 7 Oktober, insiden antisemit di Amerika Serikat meningkat 360 persen dibandingkan tahun sebelumnya.* Baca juga: Dilarang Sholat, Murid Muslim Gugat Pihak Sekolah di Inggris

Dilarang Sholat, Murid Muslim Gugat Pihak Sekolah di Inggris

Hidayatullah.com – Salah satu murid Muslim Michaela School menggugat pengelola sekolah ke Pengadilan Tinggi setelah sekolah di Wembley, Inggris tersebut melarang “ritual shalat” tahun lalu. Siswi tersebut, yang tidak dapat disebutkan namanya karena alasan hukum, mengatakan kepada Pengadilan Tinggi kemarin bahwa kebijakan tersebut diskriminatif dan melanggar haknya atas kebebasan beragama. Ia mengatakan bahwa peraturan tersebut telah “mengubah secara mendasar” perasaannya “sebagai seorang Muslim di negara ini” dan menggambarkan larangan tersebut sebagai “seperti seseorang yang mengatakan bahwa ia merasa tidak pantas berada di sini.” Mewakili siswa tersebut, pengacara Sarah Hannett KC mengatakan kepada pengadilan bahwa sekitar setengah dari 700 siswa di sekolah menengah tersebut beragama Islam dan kebijakan tersebut hanya berdampak pada Muslim untuk beribadah. Ia berpendapat bahwa murid-murid Muslim seharusnya diizinkan untuk salat sekitar lima menit pada waktu makan siang, namun tidak selama pelajaran berlangsung. Baca juga: Salah Satu Sekolah Terbaik di Wembley Inggris Larang Siswa Muslim Shalat Michaela School dipimpin oleh mantan menteri mobilitas sosial pemerintah Katharine Birbalsingh yang, menurut pengadilan, pertama kali memberlakukan “larangan shalat” pada bulan Maret tahun lalu. Pengadilan Tinggi mendengar bahwa Birbalsingh khawatir peliputan kasus ini akan menyebabkan risiko bahaya fisik yang serius. Pengacara sekolah bahkan berpendapat bahwa persidangan harus diadakan secara tertutup karena kekhawatiran atas “pelecehan di masa lalu,” yang membuatnya “menghadapi ancaman” dan “tipuan bom.” Pengadilan mendengar bahwa sekolah tersebut menjadi sasaran “ancaman kekerasan”, pelecehan, dan tuduhan Islamofobia yang “salah”. Namun, setelah argumen dari media, Justice Linden memutuskan bahwa sidang tersebut harus diadakan di depan umum dan mengatakan bahwa sekolah dan kepala sekolah dapat diungkapkan. Michaela Community School adalah sekolah berprestasi akademis yang terkenal dengan pendekatan disiplin yang ketat. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah paling terkenal di negara ini dan kepala sekolahnya, Katharine Birbalsingh, telah tampil di berbagai media.* Baca juga: Ratusan Muslim London Hadiri Buka Puasa Bersama di Stadion Wembley

Skorsing Murid Karena Memakai Simbol Palestina, Sekolah di London Digerudug Muslim London

LONDON (Arrahmah.id) — Sebuah sekolah dasar di London timur tutup lebih awal untuk liburan Natal usai didemo warga muslim setelah seorang anak laki-laki (8) dihukum oleh guru karena menolak melepas bendera Palestina dari mantelnya. Para pengunjuk rasa berkumpul di luar sekolah dasar Barclay pada hari Kamis (20/12/2023) meneriakkan “Barclay, Barclay, memalukan kamu,” dan “guru dan […]