Tag:

dagestan

Pelaku Seragan Sinagog Dagestan Diduga Atlet MMA Sahabat Khabib Nurmagomedov

DAGESTAN (Arrahmah.id) — Seorang atlet seni bela diri campuran (MMA) dan yang juga rekan legenda MMA Khabib Nurmagomedov diduga termasuk di antara orang-orang bersenjata yang melakukan serangan terhadap sinagog dan gereja di Dagestan Rusia pada Ahad (23/6/2024), menurut pihak berwenang setempat. Dilansir TASS (25/6/24), mengutip lembaga penegak hukum, lima penyerang yang menargetkan kota Derbent dan […]

Polisi, Sinagoge dan Gereja di Republik Dagestan Jadi Target Serangan

Hidayatullah.com– Serangan terhadap petugas kepolisian, sinagoge dan gereja di Republik Dagestan menyebabkan sejumlah orang tewas. Sekelompok orang bersenjata melakukan aksi di kota Derbent dan Makhachkala ketika festival umat Yahudi Pantekosta digelar. Sedikitnya 15 polisi, satu pendeta dan satu petugas sekuriti tewas. Enam pelaku ditembak mati aparat, sementara lainnya masih dalam pengejaran. Dua gereja dan dua sinagoge menjadi target serangan yang dilakukan pada hari Ahad (23/6/2024) itu. Seorang pendeta Gereja Ortodoks di Makhachkala, kota terbesar di Dagestan, tewas. Pemimpin Dagestan Sergei Melikov menyebut 15 anggota kepolisian menjadi korban dari serangan itu, lansir BBC. Derbent sejak zaman dahulu dikenal sebagai kampungnya orang Yahudi. Di kota itu para pelaku melancarkan serangan di sebuah sinagoge dan sebuah gereja, yang kemudian dibakar. Sebuah kendaraan polisi diserang di desa Sergokal.  Polisi menangkap Magomed Omarov, kepala daerah distrik Sergokalinsky di dekat Makhachkala, setelah muncul laporan bahwa dua putranya ambil bagian dalam aksi penyerangan itu. Dagestan, salah satu bagian dari Federasi Rusia yang paling miskin, penduduknya mayoritas beragama Islam Antara 2007 dan 2017, sebuah organisasi bernama Caucasus Emirate, yang kemudian berganti nama menjadi Islamic Emirate of the Caucasus, melakukan serangan di Dagestan dan tetangganya Republik Chechnya, Ingushetia serta Kabardino-Balkaria. Tiga bulan lalu, dinas keamanan dalam negeri Rusia, FSB, melaporkan bahwa pihaknya berhasil menggagalkan serangan ISIS terhadap sebuah sinagoge di Moskow.*

Dagestan Membara, Sinagog dan Gereja Diserang Sejumlah Pria

DAGESTAN (Arrahmah.id) — Sejumlah pria tak dikenal menyerang sinagog dan Gereja Ortodoks di wilayah Dagestan, Rusia, Ahad (24/6/2024) waktu setempat. Penembakan yang terjadi di kota Makhachkala dan Derbent ini menewaskan enam polisi, seorang pendeta dan seorang anggota garda nasional. Komite Investigasi Rusia mengatakan pihaknya telah membuka penyelidikan kriminal atas “aksi” tersebut. Para pelaku juga terus […]

Imam Shamil Al-Naqsyabandi, Pejuang Legendaris yang Dijuluki ‘Singa Dagestan’

Hidayatullah.com – Masyarakat di wilayah Kaukasus saat ini tengah memperingati kehidupan Imam Shamil Al-Daghestani al-Naqshbandi yang wafat pada tanggal 4 Februari 1871. Namun, siapakah sebenarnya pejuang perlawanan Muslim yang legendaris ini? Imam Shamil adalah salah satu tokoh perlawanan Muslim di abad ke-19. Dia menyatukan umat Islam di Kaukasus (sekarang Dagestan dan Chechnya) dengan mengobarkan perlawanan bersenjata selama 25 tahun melawan pemerintahan imperialis Rusia yang menindas pada pertengahan abad ke-19. Namun, ia bukan hanya seorang pemimpin yang terampil dan pejuang yang tak kenal takut dalam gerakan gerilya yang berjuang dalam jihad demi kebebasan rakyatnya; ia juga seorang yang terpelajar dan sangat saleh. Pada akhirnya, perlawanannya dihancurkan oleh Rusia dan ia sendiri dipenjara oleh Tsar. Namun, warisan keberanian, kehormatan, dan perjuangannya melawan rintangan yang luar biasa, serta keberhasilannya mengawinkan spiritualitas dengan jihad, telah bertahan lebih lama dari keberadaan duniawinya. Kehidupan awal Lahir pada tahun 1797 dari sebuah keluarga Muslim di desa Gimry, sekarang Dagestan, Imam Shamil awalnya bernama Ali. Namun, karena seringnya ia jatuh sakit saat masih kecil, namanya diganti menjadi Shamil (lengkap) dengan keyakinan bahwa nama tersebut akan memberikan kesehatan yang baik baginya. Meskipun secara fisik lemah, anak laki-laki itu sangat cerdas. Ia menghabiskan masa remajanya untuk mempelajari tata bahasa Arab, logika, hukum, retorika, dan filsafat di bawah bimbingan syekhnya, Jamaluddin al-Ghumuqi, dari tarekat Sufi Naqshbandi atau Naqsyabandiyah. Dia pergi ke Damaskus sebagai seorang pemuda untuk belajar dari Syekh Khalid Al-Baghdadi, Syekh ke-31 dari tarekat Naqshbandi, dan menjadi sangat terdidik dalam ilmu-ilmu agama. Ceritanya, teman-teman sekelasnya menjadi iri dengan keunggulan akademisnya dan merundung Shamil yang sakit-sakitan dengan memukuli dan melukainya dengan pisau. Babak belur dan terluka, dia merangkak ke hutan di mana dia menggunakan tanaman herbal untuk menyembuhkan luka-lukanya dan bertekad untuk melatih dirinya sendiri untuk menjadi pria yang tangguh dan kuat. Dia pun mulai melatih fisiknya dengan sangat keras demi meningkatkan kekuatan dan staminanya. Hingga beberapa tahun kemudian, orang-orang mengatakan bahwa tidak ada orang yang bisa berenang, berlari dan menunggang kuda secepat Imam Shamil. Kehebatan fisik ini terbukti sangat berharga dalam jihad melawan imperialis Rusia. Perlawanan di Kaukasus Pada saat kelahirannya, Rusia telah menginvasi Dagestan. Selama perang Rusia-Turki (1787-1791), orang-orang di wilayah Kaukasus berperang melawan Rusia bersama sekutu Muslim mereka, Turki Utsmaniyah. Namun, Rusia muncul sebagai pemenang dan menandatangani perjanjian damai dengan para pemimpin Ottoman (sebutan lain Utsmaniyyah), dan pada 1813, Rusia secara resmi mencaplok Dagestan dari Kekaisaran Persia. Namun, perlawanan dan pemberontakan terhadap penaklukan dan penindasan Rusia di wilayah Kaukasus semakin meningkat selama beberapa dekade berikutnya. Imam Shamil kembali ke rumah dari Damaskus untuk berpartisipasi dalam gerakan perlawanan yang dipimpin oleh teman masa kecilnya, Ghazi Muhammad, yang merupakan Imam pertama dari suku-suku Kaukasia Timur. Jihad merupakan hal yang terpenting dalam tradisi tarekat sufi Naqshbandi di Dagestan. Tradisi ini menekankan pada kepatuhan terhadap hukum Syariah serta tugas seorang murid kepada guru. Jihad, atau ghazavat, sangat penting bagi spiritualitas Sufi Islam dan para pejuang perlawanan kemudian dikenal sebagai “Murid.” Identitas Islam yang berbeda dari negeri ini dan orang-orangnya terancam oleh penyerapannya ke dalam Kekaisaran Rusia. Maka, imamah, sebuah negara Islam yang masih muda, dibentuk untuk melindungi umat Islam di Kaukasus dengan menjamin kebebasan beragama dan otonomi. Kedua sahabat ini bertempur bersama dalam pertempuran Gimry, kampung halaman mereka, pada tahun 1832. Mereka dikepung di dalam benteng oleh tentara Rusia dan Ghazi Muhammad gugur sebagai martir. Itu adalah pertempuran sengit dan dari enam puluh orang Murid, hanya dua orang yang selamat – Shamil adalah salah satunya. Dia berhasil melarikan diri dan meskipun terluka parah, dia berjuang untuk keluar dan membunuh beberapa tentara Rusia. Menurut kesaksian seorang tentara Rusia, dalam pertempuran tersebut Imam Shamil ditusuk dengan bayonet. Setelah melompat dari tempat yang tinggi, ia melayang tepat di atas kepala barisan tentara yang akan menembaknya. Mendarat di belakang mereka, sambil mengayunkan pedang di tangan kirinya, ia menebas tiga orang dari mereka, namun tertusuk tentara keempat, baja itu menancap di dadanya. Dia merebut bayonet tersebut, mencabutnya dari tubuhnya sendiri, menebas pria itu, dan dengan lompatan lainnya, menembus tembok dan lenyap dalam kegelapan.” Ahli strategi militer dan pembaharu politik Shamil terpilih sebagai Imam Dagestan ketiga pada 1834, dan di bawah kepemimpinannya, ia menyatukan berbagai suku dan klan Muslim di seluruh Kaukasus. Dia memperkenalkan hukum Syariah serta reformasi administrasi yang luas pada imamah. Hal ini termasuk pembagian wilayah yang dikuasai oleh Murid menjadi beberapa provinsi di mana seorang pemimpin lokal, amir, mengawasi masalah agama dan sosial. Para bupati juga ditunjuk untuk mengumpulkan pajak dan mengawasi kavaleri Murid. Qadis (hakim agama Islam) ditunjuk untuk bertanggung jawab atas keamanan dan bertanggung jawab kepada para bupati. Dia membangun madrasah di setiap desa dari dana baitul mal untuk mendidik masyarakat Kaukasus dan mendorong para siswa berbakat untuk meninggalkan jihad dan mengejar pendidikan mereka dalam ilmu pengetahuan dan sastra Islam. Dengan cara ini, ia mampu memastikan pewarisan pengetahuan Islam kepada generasi berikutnya. Penyatuan klan dan etnis yang saling bertikai di bawah panji-panji Islam merupakan prestasi luar biasa. Imam Shamil mencapai menyatukan mereka dengan menekankan prinsip-prinsip Islam dan kesetaraan sosial untuk mendapatkan kepercayaan dari orang-orang yang berbeda. Dia juga dikenal karena keadilannya yang mutlak dalam menerapkan hukum Syariah. Ia bahkan pernah setuju untuk memberikan hukuman 100 cambukan kepada ibunya ketika dia berbicara tentang menyerah kepada Rusia. Namun, setelah dua cambukan, ia jatuh tersungkur di atas tubuh ibunya dan meminta untuk dicambuk sebagai gantinya, bersikeras agar sisa cambukan tidak dikurangi dengan cara apa pun. Murid-murid tumbuh dalam jumlah lebih dari 5.000 orang dan menjadi kekuatan militer yang terorganisir dengan baik, bahkan memproduksi amunisi mereka sendiri. Unit kecil pejuang kemerdekaan Muslim yang tangguh ini bertempur melawan pasukan Kekaisaran Rusia selama 25 tahun ke depan, menyebabkan banyak kekalahan pada musuh mereka yang jauh lebih kuat tanpa bantuan dari luar. Tsar Rusia, Nikolay I, beberapa kali menulis surat kepada Imam Shamil dan memintanya untuk menyerah dengan mengiming-imingi harta dan status, namun Imam Shamil menolak mentah-mentah tawaran tersebut. Ia berkata: “Saya Shamil, orang yang paling rendah di antara umat Islam yang berjuang untuk kemerdekaan dan kebebasan Kaukasus! Saya adalah seorang Muslim yang jujur yang bersumpah untuk tidak menukar perlindungan Allah dengan ketuhanan Tsar. ….. Dengan demikian, bahkan jika saya tahu bahwa tubuh saya yang fana ini akan dipotong-potong dan tanah tempat saya tinggal ini akan dihancurkan, saya tidak akan mengubah keputusan mutlak ini.”Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Setuju Berdamai dan Diasingkan Setelah berakhirnya Perang Krimea dengan Turki, Rusia mulai fokus pada Kaukasus. Sebuah pasukan terdiri dari 70.000 tentara dikirim untuk memerangi kaum Murid. Pasukan tersebut memaksa Imam Shamil dan para pejuang perlawanannya mundur ke pegunungan Gunip. Imam Shamil siap bertempur sampai mati dan bertanya kepada setiap muridnya apakah mereka akan melakukan hal yang sama. Namun, setelah mengalami kekalahan besar dan tanpa akses ke makanan atau amunisi, mereka menolak dan dia menandatangani perjanjian damai dengan Rusia. Syarat perjanjian itu termasuk kebebasan untuk mempraktikkan Islam, serta komitmen untuk menghentikan perekrutan orang-orang Kaukasus menjadi tentara Rusia. Imam Shamil sendiri diutus untuk menemui Tsar Alexander II di St Petersburg. Saat bertemu dengan pemimpin heroik yang telah berjuang melawan penindasan Rusia selama lebih dari seperempat abad ini, Tsar memperlakukannya dengan penuh kesopanan, bahkan di antara musuh-musuhnya. Dari sini, ia dikirim ke pengasingan di Rusia di mana ia diberi akomodasi yang cukup oleh Tsar. “Terima kasih kepada Allah yang telah memberikan saya orang-orang Rusia untuk berjihad bersama mereka ketika saya masih memiliki kekuatan, sehingga mereka dapat menghormati saya ketika saya sudah tua dan kekuatan saya sudah tidak ada lagi,” ujar Imam Shamil. Setelah sepuluh tahun, ia diizinkan untuk menunaikan ibadah haji dan melakukan perjalanan melalui Turki. Di Istanbul, banyak orang berbondong-bondong untuk melihat pemimpin perlawanan legendaris yang telah memerangi Kekaisaran Rusia demi Islam dan keadilan. Selama kunjungan ini, Imam Shamil ditanyai tentang kesedihan terbesarnya dan ia menjawab: “Penyesalan terbesar saya adalah tentang para pahlawan yang gugur di pegunungan, yang masing-masing dari mereka layak mendapatkan satu pasukan.” Setelah menunaikan ibadah haji, beliau melakukan perjalanan ke Madinah, kota Nabi Muhammad saw. Di sini ia berdoa dan menangis di makam Nabi (SAW) dengan penuh hormat. Dalam keadaan lemah karena kesedihan, ia meninggal beberapa minggu kemudian dan dimakamkan di pemakaman Jannatul Baqi di Madinah. Ada banyak hal yang dapat dipelajari dari kehidupan dan karakter Imam Shamil – ia adalah salah satu pemimpin perlawanan terbesar dalam Islam dan warisannya yang abadi adalah identitas Islam yang kuat yang masih ada di Kaukasus saat ini.*

Massa Menyerbu Bandara Dagestan Memburu Orang Israel dan Yahudi

Hidayatullah.com– Massa yang melakukan aksi unjuk rasa pro-Palestina di bandara Dagestan hari Ahad (29/10/2023) menerobos bandara untuk mencari orang-orang Israel dan Yahudi, setelah tersebar kabar kedatangan sebuah pesawat dari Israel.Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Puluhan demonstran, banyak di antaranya meneriakkan “Allahu Akbar”, menerobos pintu dan batas di bandara Makhachkala airport, beberapa di antara mereka bahkan masuk hingga ke landasan pacu, menurut rekaman video yang diunggah ke media sosial oleh media Rusia RT dan Izvestia seperti dilansir AFP. Tampak di dalam video seorang demonstran memegang tulisan berbunyi “Pembunuh anak-anak tidak punya tempat di Dagestan”. Video lain menunjukkan kerumunan orang di dalam terminal bandara mencoba mendobrak pintu ketika para staf berusaha menghalangi mereka. Website pelacak penerbangan Flightradar24 menunjukkan bahwa sebuah pesawat maskapai Red Wings dari Israel sudah mendarat di Makhachkala pada pukul 7:00 malam waktu setempat (1600 GMT). Media independen Rusia Sota mengatakan pesawat itu transit di Dagestan dan dijadwalkan bertolak lagi menuju Moskow dua jam kemudian. Tidak lama setelah para demonstran menerobos masuk, badan penerbangan Rusia Rosaviatsiya segera mengumumkan bahwa pihaknya telah menutup bandara untuk penerbangan masuk dan keluar dan bahwa pasukan keamanan telah tiba. “Situasinya terkendali,” kata pihak berwenang setempat melalui Telegram. Pernyataan dari Kementerian Kesehatan Republik Dagestan mengatakan ada korban luka, tetapi tidak merinci berapa banyak atau siapa yang terluka. Pada Ahad malam, Rosaviatsiya mengumumkan bahwa banda sudah “dibebaskan” dari kerumunan massa yang mengamuk dan akan ditutup sampai 6 November. Beberapa kanal lokal di Telegram menunjukkan foto-foto dan video puluhan orang menunggu di luar bandara untuk menyetop kendaraan. Gubernur Dagestan berjanji mereka yang terlibat dalam insiden itu akan dikenai hukuman, dan Kementerian Dalam Negeri beberapa waktu kemudian mengatakan bahwa 60 orang sudah ditangkap berkaitan dengan kerusuhan tersebut. “Lebih dari 150 partisipan aktif dalam kerusuhan itu sudah diidentifikasi, 60 dari mereka sudah ditangkap,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan Senin dini hari (30/10/2023). Aksi di bandara Dagestan itu, republik yang tergabung dalam federasi Rusia, mendorong Israel – yang sedang melancarkan serangan ke Gaza – meminta agar pemerintah Rusia melindungi warga Israel dan Yahudi. Lewat Twitter (sekarang X), juru bicara National Security Council di Gedung Putih Adrienne Watson berkata, “Amerika Serikat mengutuk keras protes antisemitisme di Dagestan, Rusia.” Gubernur Republik Dagestan Sergei Melikov, Sabtu malam, menulis pesan lewat Telegram, mengatakan, “Seluruh warga Dagestan berempati terhadap penderitaan para korban akibat tindakan orang-orang dan politisi yang biadab dan berdoa untuk perdamaian di Palestina.” “Namun, apa yang terjadi di bandara kita sangat keterlaluan dan harus mendapat tindakan yang tepat dari penegak hukum. Ini akan dilakukan,” imbuhnya, menegaskan bahwa tindakan hukum akan diambil terhadap orang yang terlibat dalam insiden di bandara itu. Pemerintah Dagestan meminta agar masyarakat tidak terprovokasi untuk “bertindak ilegal” dalam mengekspresikan kemarahan mereka terhadap pembantaian rakyat Palestina yang dilakukan oleh Israel. Pada Ahad pagi, Akhmed Dudayev, menteri informasi negara tetangga Chechnya, lewat Telegram menyeru agar masyarakat tidak terpengaruh”provokasi” dan tetap tenang di tengah menegangnya situasi di kawasan Kaukasus. Dagestan dan Chechnya berada di kawasan Kaukasus dan berpenduduk mayoritas Muslim. Sejak Uni Soviet bubar kawasan itu rawan konflik bersenjata. Dagestan merupakan wilayah paling selatan dan salah satu wilayah termiskin di Federasi Rusia Kantor berita Rusia RIA Novosti hari Ahad melapor bahwa sebuah pusat kegiatan Yahudi di di kota Nalchik di Kabardino-Balkaria, sebuah republik di kawasan Kaukasus Utara, dibakar orang.*

Pesawat dari ‘Israel’ Datang ke Dagestan, Ratusan Warga Pro-Palestina Serbu Bandara

DAGESTAN (Arrahmah.id) — Ratusan muslim pada Ahad (29/10/2023) menyerbu bandara utama di wilayah Dagestan, Rusia, dan masuk ke lapangan terbang untuk memprotes kedatangan sebuah pesawat yang datang dari Tel Aviv, demikian dilaporkan oleh kantor-kantor berita dan media sosial Rusia. Dilansir VOA (29/10), pihak berwenang menutup bandara di Makhachkala, ibu kota wilayah yang mayoritas penduduknya beragama […]