Tag:

coca cola

Tak Laku Akibat Boikot Produk ‘Israel’, Coca Cola Turki Tebar Diskon Sampai 90 Persen

Hidayatullah.com – Coca-Cola İçecek (CCI), perusahaan minuman yang memegang lisensi produk minuman bersoda di Turki, mengambil langkah berani dengan menurunkan harga produknya hingga 90% buntut kampanye boikot produk “Israel”. Langkah mengejutkan ini dilakukan setelah merek ini berada di tengah-tengah boikot yang diprakarsai oleh berbagai kelompok di Turki, menyusul tindakan Israel di Gaza. Harga Coca Cola botol 2,5 liter, awalnya 50 Lira Turki, didiskon menjadi 5 Lira Turki. Kemasan produk juga telah mengalami perubahan, dengan produk-produk merek tersebut mengalami perubahan warna. Coca Cola, yang kini berada di bawah pengawasan atas dugaan hubungannya dengan “Israel”, dilaporkan telah menempatkan huruf ‘A’ dalam marketingnya untuk menunjukkan afiliasinya dengan Anadolu Group. Sejak serangan dan operasi intens yang dilakukan oleh penjajah Zionis di Gaza pada tanggal 7 Oktober, banyak kelompok pendukung Palestina di Turki telah berunjuk rasa menentang produk-produk “Israel”. Gerakan ini tidak hanya melibatkan merek-merek “Israel,” tetapi juga berbagai merek asing, terutama yang dianggap mendukung “Israel”. Baca juga: Ramai Seruan Boikot FamilyMart, Perusahaan Induk Buru-Buru Putuskan Hubungan dengan ‘Israel’ Coca Cola, yang dikenal dengan kehadirannya yang kuat di Turki, membela diri dalam sebuah pernyataan, mengaitkan boikot tersebut dengan misinformasi dan menegaskan bahwa mereka berasal dari Turki dan merupakan bagian dari Anadolu Group. Namun, masyarakat berpendapat bahwa penjelasan ini merupakan upaya terang-terangan untuk melemahkan kecerdasan rakyat Turki. Melansir Al Bawaba (05/02), Tuncay Özilhan, Ketua Dewan Direksi Anadolu Group, telah meluncurkan serangkaian langkah untuk melewati masa-masa sulit ini. Özilhan menyatakan komitmen mereka untuk menampilkan citra yang lebih jelas untuk melawan boikot dan menyarankan penempatan huruf ‘A’, simbol Anadolu Group, di depan visual Coca Cola.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Langkah ini telah menuai reaksi beragam dari para pengguna media sosial, dengan banyak yang mengekspresikan sentimen mereka tanpa memberikan komentar lebih lanjut. CCI (Coca-Cola İçecek) adalah perusahaan minuman multinasional yang beroperasi di 11 negara: Turki, Pakistan, Kazakhstan, Irak, Uzbekistan, Azerbaijan, Yordania, Turkmenistan, Kirgistan, Tajikistan, dan Suriah.* Baca juga: Presenter Berita Turki Dipecat Usai Live Sambil Tampilkan Gelas Starbucks

Boikot

(Arrahmah.id) – Izinkan saya sedikit berkisah di awal tulisan ini. Suatu hari saya menghadiri sebuah kajian yang disampaikan oleh seorang Syekh dari Palestina di Jakarta. Di tengah menyampaikan kajian, Syekh tersebut tersedak dan batuk-batuk. Panitia segera menyodorkan minuman merek tertentu. Tetapi anehnya Syekh tersebut tidak menyentuhnya dan terus mengisi sambil batuk-batuk. Setelah selesai, kami mengerumuni […]

Bisakah Boikot Membantu Perjuangan Palestina?

Melakukan hukuman kolektif terhadap ‘Israel’ dan para pendukungnya dan tidak berbelanja dan mengkonsumsi produknya berarti ikut menantang status quo, dan mendukung pembebasan bangsa Palestina Oleh: Jinan Deena Hidayatullah.com | DALAM dua bulan terakhir, sejak kantor perusahaan Starbucks mengumumkan akan menuntut serikat pekerjanya karena memposting pernyataan pro-Palestina, akibat boikot yang kuat telah mengakibatkan kerugian hampir $12 miliar bagi perusahaan tersebut. Menurut beberapa laporan, bisnis sangat menderita di Maroko, dan banyak lokasi di negara-negara Arab, termasukdi Amerika, yang juga mengalami penurunan penjualan. Hal ini menunjukkan satu hal keberhasilan boikot. Sejak tahun 2005, Gerakan BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) resmi telah menjalankan upaya boikot terkoordinasi untuk membantu Palestina. Kelompok internasional ini memilih target boikot konsumen seperti SodaStream serta target divestasi terhadap perusahaan yang melanggengkan penjajah tanah Palestina oleh ‘Israel’. Selama hampir dua dekade, BDS telah menerapkan strategi ini sebagai cara untuk memotong sumber daya kepada pihak yang mendanai penjajah dan melakukan perubahan demi pembebasan dan kebebasan bangsa Palestina. Di seluruh Amerika Serikat, banyak kampus perguruan tinggi telah mengeluarkan resolusi untuk melakukan divestasi (pengurangan aset) dari perusahaan-perusahaan ini, sehingga menimbulkan boikot terhadap generasi baru, lebih muda, dan lebih energik. Sejak bulan Oktober, kampanye yang mendesak para pendukung Palestina untuk memboikot perusahaan seperti McDonald’s, Disney, Starbucks, Coca Cola dan lainnya telah menjadi viral di seluruh dunia. Di beberapa negara, restoran telah menghapus produk Coca Cola dan Pepsi. Di tempat lain, orang-orang telah membatalkan langganan Disney+ mereka, dan terdengar ada anak-anak kecil yang berkata bahwa mereka tidak akan makan McDonald’s karena McDonald’s membunuh anak-anak di Gaza – dan kita semua tahu betapa anak-anak sangat menyukai Happy Meals! Dengan setiap tindakan yang terkoordinasi, kami telah melihat akibat dari berkurangnya penjualan dan pendapatan. Beberapa boikot telah meluas hingga melampaui korporasi, karena semakin banyak orang yang sadar akan ke mana mereka membelanjakan uangnya. Di banyak kota besar, para aktivis telah menerbitkan daftar bisnis ‘Israel’ yang harus diboikot, dan juga membagikan bisnis Palestina yang harus mereka dukung. Perusahaan-perusahaan yang pemiliknya adalah sekutu perjuangan Palestina juga menerima dukungan tambahan, karena mereka menjadi sasaran karena mereka berani angkat bicara. Di negara-negara Barat, penata rias, pembuat konten, dan influencer menghadapi reaksi keras karena menganjurkan gencatan senjata dan mengakhiri penjajah. Pada gilirannya, banyak pendukung pro-Palestina telah bergerak untuk mendukung mereka, meskipun mereka tidak selalu sejalan dengan konten mereka yang biasa. Bahkan saya, dengan pengikut Instagram yang sederhana namun berpengaruh, telah melihat sepuluh kali lipat pengikut baru dibandingkan mereka yang berhenti mengikuti saya. Pesannya jelas – berbicara dengan integritas berarti berada di pihak yang benar dalam sejarah. Apa arti semua ini bagi ‘Israel’? Sudah terlalu lama pemerintah ‘Israel’ mengendalikan narasi publik dan menyebut dirinya sebagai korban. Namun, dengan pengaruh media sosial dan penyebaran informasi yang disampaikan dalam hitungan detik melalui ponsel kita, menghilangkan kebohongan pemerintah penjajah, menjadi lebih mudah. Semakin banyak orang yang angkat bicara di forum publik, dan dengan meningkatnya dukungan, akan lebih mudah untuk mengambil tindakan. Tidak ada orang yang suka menjadi satu-satunya orang yang bersuara, namun memboikot adalah cara yang lebih mudah untuk menunjukkan dukungan karena orang tersebut menjadi bagian dari suatu kolektif.  Kita saling menyemangati, saling bertanggung jawab, dan mengucapkan selamat atas kemenangan kecil dan besar. Hati nurani masyarakat mulai terbangun. Setelah lebih dari 75 tahun penjajah brutal terhadap bangsa Palestina, mereka menerobos tembok yang dibangun di sekitar mereka, merampas tanah, menembaki dan membantai pemilik atau sang penghuni asli. Kapitalisme telah membuat kita merasa bahwa tanpa fasilitas /modal tertentu, kita tidak berdaya. Bahwa jika kita memutuskan untuk menghilangkan kenyamanan dari hidup kita, kita akan terlihat ekstrem atau radikal dalam aktivisme kita. Namun memutus ikatan tersebut merupakan wujud cinta dan wujud ketahanan dalam menghadapi konsumerisme. Salah satu ujian terbesarnya adalah kampanye untuk memboikot semua pembelanjaan pada pendukung ‘Israel’. Penyelenggara dan aktivis Palestina di AS membahas tindakan ini dengan hangat. Pada akhirnya, mudah untuk menganggap hari itu sebagai taktik mengalihkan perhatian dari semua yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat. Selama kita terus melakukan dengan kesadaran, kita dapat merasa yakin bahwa kita telah melakukan semua yang kita bisa kita lakukan. Yakni untuk kebebasan rakyat Palestina! Apakah kita benar-benar membutuhkan perangkat elektronik lain (selain produk pendukung Israel)? Apakah kita benar-benar membutuhkan lebih banyak pakaian? Melepaskan diri dari konsumerisme pada dasarnya sebenarnya membebaskan diri kita sendiri. Ketika agresi dan pembantaian terus berlanjut dan tindakan kita mulai terasa kurang berdampak, dan ketika orang-orang sudah mulai kelelahan dan akan terganggu dengan musim liburan yang segera datang, akankah kita mampu mempertahankan momentum yang telah kita bangun ini? Saya ingin mengatakan ya, kita akan melakukannya. Karena kita telah melihat hasil yang sangat positif dari upaya ini. Pembantaian yang terus berlanjut terhadap saudara dan saudari kita di Gaza, di Tepi Barat dan bagian lain Palestina, telah menunjukkan kepada kita bahwa ketahanan adalah satu-satunya jawaban kita. Apa ketidaknyamanan kecil saat memilih merek minuman berkarbonasi lain, ataukah memilih layanan streaming lain (selain pendukung Israel), atau membeli kopi dari kafe lokal yang lebih baik di tengah genosida yang sedang berlangsung? Selama kita terus mengkonsumsi dan memilih semua itu dengan kesadaran, kita dapat merasa yakin bahwa kita telah melakukan semua yang kita bisa pada saat ini. Yakni, kebebasan rakyat Palestina bergantung padanya, tergantung kesadaran kita.* Jinan Deena, seorang aktivis dan kurator Kuliner Perhotelan Palestina, Bayti(Rumahku, dalam bahasa Arab). Artikel dimuat di laman TRTWorld

Parlemen Turki Boikot Coca-Cola dan Nestle karena Dukung Agresi ‘Israel’

Hidayatullah.com – Parlemen Turki memboikot Coca-Cola dan Nestle karena kedua perusahaan tersebut diduga mendukung agresi Zionis ‘Israel’ ke Gaza, Palestina. Kedua perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar. Diputuskan bahwa produk-produk dari perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran-restoran, kafetaria dan kedai-kedai teh di lingkungan Parlemen, kata pernyataan itu. Boikot oleh parlemen itu dikonfirmasi oleh Ketua Parlemen sendiri, Numan Kurtulmus. “Di TBMM (Majelis Nasional Agung Turki), kami tidak akan menggunakan produk apa pun dari perusahaan-perusahaan yang mendukung agresi Israel,” kata Numan Kurtulmus dalam sebuah acara di provinsi Ordu, Turki utara, pada hari Selasa (07/11/2023). “Kami tidak akan membeli apapun dari sekarang dan kami akan membuang apa yang telah kami beli,” tambah Kurtulmus. Sebuah sumber di parlemen mengatakan bahwa minuman Coca-Cola dan kopi instan Nestle adalah satu-satunya merek yang dihapus dari menu. Sumber tersebut mengatakan bahwa keputusan tersebut diambil sebagai tanggapan atas permintaan publik. Kedua perusahaan tersebut telah disebutkan dalam postingan media sosial dalam beberapa hari terakhir oleh para aktivis Turki yang menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Zionis dan perusahaan-perusahaan Barat yang mereka anggap mendukung ‘Israel’. Pemerintah Turkiye telah mengkritik keras pemboman Israel atas Gaza dan dukungan Barat terhadap ‘Israel’. Israel telah membombardir Gaza sejak serangan Hamas ke Israel selatan sebulan yang lalu, ketika para pejuangnya menewaskan 1.400 orang dan menyandera 240 orang. Sedikitnya 10.328 warga Palestina, termasuk 4.237 anak-anak dan 2.719 wanita, telah terbunuh. Sementara itu, jumlah korban tewas dari pihak Israel mencapai hampir 1.600 orang, menurut angka resmi. Ratusan ribu warga Turki turun ke jalan untuk memprotes kebiadaban ‘Israel’ di Gaza selama sebulan terakhir, dan juga protes di media sosial.*

Dituduh Pro-Israel, Turki Boikot Coca Cola dan Nestle

ANKARA (Arrahmah.id) — Parlemen Turki dilaporkan memboikot produk Coca-Cola dan Nestle dari restoran-restoran di area gedungnya karena dugaan dukungan produsen produk tersebut terhadap Israel. Pernyataan parlemen Turki mengumumkan, produk-produk itu akan disingkirkan dari menu yang dijual di kantin, kafe, dan resto lembaga tersebut. “Diputuskan bahwa produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, […]