Tag:

cair

CAIR serukan agar penganiaya demonstran pro-Palestina di AS dijatuhi hukuman

WASHINGTON (Arrahmah.id) – Kelompok advokasi dan hak-hak sipil Muslim Amerika Serikat, Council on American-Islamic Relations (CAIR), pada hari Kamis (18/4/2024) menyerukan dilakukannya investigasi kejahatan kebencian terhadap pemimpin pro-“Israel” atas dugaan serangan terhadap para demonstran di luar Kedutaan Besar “Israel” di Washington DC. Ezra Weinblatt, seorang anggota dewan Dewan Hubungan Komunitas Yahudi di Washington Raya, ditangkap […]

Komunitas Muslim AS Tolak Undangan Buka Puasa Biden

WASHINGTON (Arrahmah.id) – Pemerintahan Biden terpaksa mengubah rencananya untuk mengadakan makan malam buka puasa pada Selasa (2/4/2024) setelah sejumlah pemimpin komunitas Muslim menolak undangan untuk hadir, karena dukungan AS terhadap perang ‘Israel’ di Gaza. Gedung Putih pada awalnya akan menjadi tuan rumah acara tersebut dengan para pemimpin komunitas Muslim namun malah memutuskan untuk mengadakan pertemuan yang lebih […]

Tuntut Gencatan Senjata di Gaza, Tokoh Muslim AS Boikot Ifthar di Gedung Putih

Washington (SI Online) – Sejumlah tokoh komunitas Muslim di Amerika Serikat dan pendukung mereka berunjuk rasa dengan menggelar buka puasa mandiri di depan Gedung Putih demi menuntut gencatan senjata segera dan permanen di Jalur Gaza.Aksi tersebut mereka lakukan usai menolak undangan jamuan buka puasa dari Presiden Joe Biden yang telah menjadi tradisi tahunan Gedung Putih, Selasa (2/4) sore waktu setempat.“Saya pikir, sebagai bentuk solidaritas, kami akan tetap hadir di depan Gedung Putih, tempat mereka mengundang kami untuk jamuan Iftar, dan mengingatkan mereka apa yang kami tuntut,” kata Robert McCaw, petinggi organisasi advokasi Islam di AS Council on American-Islamic Relations (CAIR).“Mereka pun tahu apa yang kami minta. Kami mau gencatan senjata permanen sekarang juga. Kami mau transfer senjata AS ke Israel berakhir, dan kami mau bantuan kemanusiaan tersalurkan dengan lancar,” kata McCaw.Gedung Putih sebelumnya mengakui bahwa agenda yang direncanakan Selasa tersebut akan jauh lebih kecil dibanding perayaan Ramadhan dan Idul Fitri yang biasa mereka gelar beberapa tahun belakangan.Mereka menyebut, pemimpin Muslim AS kali ini justru meminta waktu berdiskusi dengan Joe Biden dan petinggi negara AS untuk membahas isu-isu penting komunitas Muslim AS.Juru Bicara Pemerintah AS Karine Jean-Pierre mengatakan bahwa Presiden AS akan tetap mengadakan jamuan buka puasa untuk pejabat Muslim di pemerintahan AS setelah diskusi dengan pemimpin Muslim itu berlangsung.Sementara itu, Mohamad Habbeh, pejabat organisasi American Muslims for Palestine menyebut, kurang dari 15 tokoh pemimpin Muslim AS mendapat undangan resmi untuk acara Gedung Putih itu.Kemudian, salah satu tokoh Muslim yang hadir dalam acara tersebut justru memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerahkan surat protes kepada Biden.“Memalukan sekali untuk seorang Presiden AS justru memilih menggelar acara rendahan seperti itu daripada menjawab tuntutan komunitas kami dan menghargai nyawa rakyat Palestina sebagaimana pantasnya,” kata Habbeh.[]Sumber: Anadolu

Islamofobia di AS meningkat hingga 180 persen sejak dimulainya genosida “Israel” di Jalur Gaza

WASHINGTON (Arrahmah.id) – Insiden Islamofobia dan diskriminasi terhadap Muslim dan warga Palestina di seluruh wilayah Palestina meningkat drastis sejak dimulainya serangan genosida “Israel” di Jalur Gaza, pada bulan Oktober 2023. Hal tersebut diumumkan oleh kelompok advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di AS, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), sebagaimana dilansir laman Truthout, pada Selasa (30/1/2024). CAIR merilis […]

Meningkat Tajam, Kebencian Terhadap Muslim dan Palestina di AS Naik 180 Persen

Hidayatullah.com – Diskriminasi dan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat meningkat sekitar 180 persen dalam tiga bulan setelah 7 Oktober, menurut sebuah kelompok HAM pada hari Senin (29/01). Tak hanya kebencian terhadap Muslim, kelompok HAM tersebut juga mencatat adanya peningkatan bias anti-Palestina. Di antara insiden-insiden di AS yang menimbulkan kekhawatiran adalah penembakan pada bulan November di Vermont yang menewaskan tiga siswa keturunan Palestina dan penikaman fatal terhadap seorang anak Amerika keturunan Palestina berusia 6 tahun di Illinois pada bulan Oktober. Baca juga: Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak Gelombang kebencian Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menerima 3.578 pengaduan selama tiga bulan terakhir tahun 2023, di tengah apa yang mereka sebut sebagai “gelombang kebencian anti-Muslim dan anti-Palestina yang sedang berlangsung.” Angka tersebut meningkat 178 persen dari laporan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Keluhan tentang diskriminasi pekerjaan memimpin daftar tersebut dengan 662 kasus; kejahatan kebencian dan insiden kebencian dilaporkan sebanyak 472 kali; dan diskriminasi pendidikan sebanyak 448 kali, kata organisasi tersebut.Dakwah Media BCA - Green.notice-box-green { border: 2px solid #28a745; /* Green border color */ background-color: #d4edda; /* Light green background color */ padding: 15px; margin: 20px; border-radius: 8px; font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */ text-align: center; /* Center the text */ }Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/Awal bulan ini, Anti-Defamation League mengatakan bahwa dalam tiga bulan setelah 7 Oktober, insiden antisemit di Amerika Serikat meningkat 360 persen dibandingkan tahun sebelumnya.* Baca juga: Dilarang Sholat, Murid Muslim Gugat Pihak Sekolah di Inggris

Seorang Imam Masjid di Amerika Serikat Wafat Usai Ditembak

Hidayatullah.com – Seorang imam masjid di Newark, negara bagian New Jersey, Amerika Serikat, menghembuskan nafas terakhirnya usai ditembak orang tak dikenal, lapor pihak berwenang setempat. Jaksa Agung New Jersey Matt Platkin mengatakan pada hari Rabu bahwa kematian Imam Hassan Sharif akan dirasakan di seluruh negara bagian dan kota, dan menambahkan bahwa tidak ada bukti yang mengindikasikan bahwa penembakan tersebut dilatarbelakangi oleh bias anti-Muslim. Hassan Syarif tersebut sedang berada di dalam kendaraannya ketika ditembak beberapa kali di dekat masjid, kata Jaksa Penuntut Essex County, Ted Stephens, dalam sebuah konferensi pers.Kepolisian berusaha untuk mengidentifikasi dan menangkap pelaku penembakan. Mereka juga mengaku belum mengetahui motif di balik pembunuhan pemuka agama Islam tersebut, namun gubernur berjanji akan melakukan apa saja yang mungkin untuk melindungi rumah ibadah. Imam Hassan ditembak setelah pukul 6 pagi di luar masjid Masjid-Muhammad-Newark, Direktur Keamanan Publik Newark Fritz Frage mengatakan dalam sebuah pernyataan melalui email. Korban dibawa ke Rumah Sakit Universitas terdekat dalam kondisi kritis, kata pihak berwenang, tetapi kemudian meninggal karena luka-lukanya. Baca juga: Meningkatnya Islamofobia di Thailand di Tengah Serangan ‘Israel’ Ke Gaza Frage mengatakan bahwa penembakan tersebut sedang diselidiki, dan tidak ada informasi lain yang tersedia. “Pada saat komunitas Muslim prihatin dengan meningkatnya insiden bias dan kejahatan, saya ingin meyakinkan komunitas Muslim dan orang-orang dari semua agama bahwa kami akan melakukan segala daya kami untuk menjaga semua warga tetap aman, terutama di dalam atau di dekat rumah ibadah kami,” demikian pernyataan Gubernur Phil Murphy. Islamofobia di Amerika Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang New Jersey, organisasi hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika, mengatakan bahwa mereka sedang mengumpulkan informasi dan mendesak masyarakat untuk menghubungi polisi setempat. “Kami sangat prihatin dengan kejadian ini dan berdoa untuk kesembuhan imam tersebut,” ujar juru bicara CAIR-NJ, Dina Sayedahmed, dalam sebuah pernyataan. Serangan Islamofobia di Amerika Serikat telah meningkat sejak dimulainya perang brutal “Israel” di Gaza yang terkepung, di mana “Israel” telah menewaskan sedikitnya 22.313 warga Palestina dan melukai 57.296 orang ketika membombardir kota-kota besar dan kecil serta kamp-kamp pengungsi di daerah kantung tersebut. Pada bulan Oktober, Wadea Al-Fayoume, 6 tahun, seorang anak laki-laki Muslim, ditikam hingga tewas dalam sebuah serangan yang menargetkan dia dan ibunya karena agama mereka dan sebagai tanggapan atas perang “Israel” yang sedang berlangsung di Gaza.* Baca juga: Mantan Penasihat Obama: Meski Kami Bunuh 4.000 Anak-Anak Palestina, Itu Tidak Cukup

CAIR Sebut AS Fasilitasi Genosida Israel di Palestina

Gaza (SI Online) – Militer penjajah Israel menyerang dan menghancurkan kampus Universitas Al-Azhar di Gaza pada Sabtu (4/11). Serangan biadab itu menewaskan 15 orang, ketika kampus milik PBB itu difungsikan sebagai tempat penampungan pengungsi Jalur Gaza utara.Fasilitas PBB lainnya juga menjadi sasaran Israel. Lima puluh satu warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Maghazi. Israel telah membunuh hampir 10.000 warga sipil Palestina, termasuk ribuan anak-anak dan perempuan.Dewan Hubungan Amerika-Islam (The Council on American-Islamic Relations/CAIR), organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat (AS), geram dengan serangan itu dan menilai pemerintah AS memfasilitasi genosida Israel di Palestina.CAIR dalam pernyataannya, Sabtu (4/11), mengutuk pembantaian yang dilakukan pemerintah Israel terhadap warga sipil Palestina yang berada di jalan raya, rumah sakit, hingga kamp pengungsian. CAIR juga menekankan bahwa hukum perang internasional melarang penargetan fasilitas medis.Dalam sebuah pernyataan, Direktur Komunikasi Nasional CAIR, Ibrahim Hooper mengatakan, sangat penting bagi komunitas internasional untuk turun tangan menghentikan kampanye genosida rasis apartheid pemerintah Israel yang menargetkan rakyat Palestina.“Cakupan serangan Israel tidak pandang bulu terhadap kamp pengungsi, pengungsi yang melarikan diri, jurnalis, fasilitas medis, ambulans, masjid, gereja, infrastruktur penting, dan sekarang lembaga pendidikan,” kata Ibrahim Hooper di situs resmi CAIR.“Fakta bahwa negara kita memfasilitasi genosida ini merupakan noda moral yang akan tetap ada hingga generasi mendatang. Harus ada gencatan senjata sekarang,” lanjutnya.Awal pekan ini, CAIR mengutuk serangan berulang Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia di Gaza, yang menyebabkan sejumlah orang tewas dan terluka. CAIR juga mengaku “kehabisan kata-kata” untuk menggambarkan kekecewaan komunitas Muslim Amerika terhadap pemerintahan Joe Biden, yang menolak tuntutan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas.CAIR meminta Presiden AS Joe Biden untuk “menghentikan kegilaan” setelah pasukan Israel membantai lebih dari 100 warga Palestina dalam pemboman di kamp yang sama, menyiksa tahanan Palestina yang telanjang di depan kamera di Tepi Barat, memaksa seorang tawanan yang ditutup matanya untuk meneriakkan “hidup Israel,” dan menggunakan tank untuk meledakkan kendaraan sipil yang melarikan diri di Gaza utara.CAIR baru-baru ini juga menyatakan tidak bisa menerima apabila pemerintahan Joe Biden terus menolak mengupayakan gencatan senjata di Gaza meskipun terdapat fakta bahwa banyak pelancong dan sandera asal AS ikut terancam dalam aksi bombardir Israel yang menewaskan lebih dari 9.000 orang, termasuk ribuan anak-anak.CAIR sebelumnya menyebut serangan sembarangan pemerintah Israel terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil di Gaza sebagai “genosida”, setelah jumlah korban tewas warga Palestina mencapai 5.000 orang.CAIR juga mengatakan para pejabat AS akan terlibat dalam pembersihan etnis di Gaza kecuali mereka melakukan intervensi setelah pemerintah Israel mengumumkan bahwa warga sipil Palestina yang menolak meninggalkan rumah mereka di Gaza utara dapat diidentifikasi sebagai kaki tangan Hamas, dan mungkin menjadi sasaran pembunuhan oleh pasukan Israel.[]

Dewan Muslim AS ungkap kekecewaan setelah Biden tolak seruan gencatan senjata

WASHINGTON (Arrahmah.id) – Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pada Rabu (2/11/2023) mengutuk serangan brutal “Israel” terhadap kamp pengungsi Jabalia di Gaza dan menyatakan kekecewaannya atas penolakan pemerintahan Biden untuk menuntut gencatan senjata dalam konflik “Israel”-Hamas. “Kami kehabisan kata-kata untuk menggambarkan kekecewaan komunitas Muslim Amerika terhadap penolakan pemerintahan Biden untuk menuntut gencatan senjata,” kata Wakil Direktur Nasional […]