Tag:
bumi
Islampos.com
Kisah Nabi Adam dan Hawa Diturunkan ke Bumi
BAGAIMANA Nabi Adam diturunkan ke muka Bumi?
Allah telah menerima taubat Adam dan Hawa serta mengampuni perbuatan pelanggaran yang mereka telah lakukan. Ini melegakan dada mereka dan menghilangkan rasa sedih akibat kelalaian peringatan Allah SWT tentang Iblis sehingga terjerumus menjadi mangsa bujukan dan rayuannya yang manis namun berancun itu.
Adam dan Hawa merasa tenteram kembali setelah menerima pengampunan Allah dan selanjutnya akan menjaga jangan sampai tertipu lagi oleh Iblis.
BACA JUGA: Hari-Hari Terakhir Kehidupan Nabi Adam AS
Mereka akan berusaha agar pelanggaran yang telah dilakukan dan menimbulkan murka dan teguran Allah itu menjadi pengajaran bagi mereka berdua untuk lebih berhati-hati menghadapi tipu daya dan bujukan Iblis yang terlaknat itu.
Harapan untuk tinggal terus di syurga yang telah pudar karena perbuatan pelanggaran perintah Allah, hidup kembali dalam hati dan pikiran Nabi Adam dan Hawa. Mereka merasa kenikmatan dan kebahagiaan hidup mereka di Syurga tidak akan terganggu oleh sesuatu dan bahwa ridha Allah serta rahmat-Nya akan tetap melimpah di atas mereka untuk selama-lamanya.
Akan tetapi Allah telah menentukan dalam takdir-Nya apa yang tidak terlintas dalam hati dan tidak terpikirkan oleh mereka.
Allah SWT yang telah menentukan dalam takdir-nya bahawa bumi yang penuh dengan kekayaan untuk dikelolanya, akan dikuasakan kepada manusia keturunan Adam,
.Berfirmanlah Allah kepada mereka: ”Turunlah kamu ke bumi sebagian daripada kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain kamu dapat tinggal tetap dan hidup di sana sampai waktu yang telah ditentukan.”
Foto: Pinterest. Hanya Ilustrasi.
Turunlah Nabi Adam dan Hawa ke bumi menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di Syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali.
BACA JUGA: 5 Nasihat Nabi Adam kepada Putranya, Nabi Syits
Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.
Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain, saling membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas.
Sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia. Jalan yang menuju kepada ridha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat. []
SUMBER: RAYAMIFA
Islampos.com
Tempat Nabi Adam dan Hawa Pertama di Bumi
DALAM kitab Tarikh Ar-Rusul Wal Muluk karya Imam At-Thabari jilid 1 halaman 79 disebutkan, diriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata, “Adam as diturunkan di India dan Hawa di Jeddah. Lalu beliau mendatanginya dan bertemu di Muzdalifah (dekat Mekkah) dan bertaaruf lagi di Arafah dan karena itu lalu dinamakan tempat itu Arafah.
Disebutkan juga bahwa tempat turunnya Adam itu di Inda (Hind), namun tidak tepat persis dengan sebuah negara yang namanya India sekarang ini, melainkan wilayah Hind. Tepatnya di sebuah gunung yang paling tinggi di dunia. Para ahli sejarah lalu menafsirkan bahwa barangkali gunung yang dimaksud itu adalah Mount Everest, karena puncak itulah yang merupakan puncak gunung tertinggi di dunia (halaman 80).
BACA JUGA: 5 Wasiat Nabi Adam kepada Nabi Syits
Disebutkan juga oleh Ath-Thabari pada halaman 81 sebuah riwayat dari Nafi’ bahwa beliau mendengar dari Umar r.a. berkata bahwa Allah SWT mewayhukan kepada Adam yang saat itu ada di Hind untuk pergi haji ke Baitullah. Maka berangkatlah Adam dari Hind ke Baitullah dan bertawaf di sekelilingnya dan menjalankan manasik selengkapnya.
Sedangkan Ustadz Mahmud Syakir mengatakan bahwa Adam itu kuat diperkirakan ada di Barat Laut Asia kemudian di Jazirah Arabia. Meskipun ada juga yang berpendapat bahwa Adam itu di India atau di bagian utara Iraq. (lihat At-Tarikh Al-Islami oleh Mahmud Syakir jilid 1 halaman 29).
Kesemua pendapat ini kiranya tidak terlalu bertentangan, karena menunjukkan sebuah rentang wilayah yang relatif berdekatan. Karena kemudian Adam a.s. memang berkeluarga serta berketurunan di Jazirah Arabia atau di tempat di mana ka’bah berada.
Sedangkan riwayat pendirian ka’bah sebenarnya bukan didirikan oleh Nabi Adam, melainkan oleh para malaikat yang telah dikirim Allah jauh sebelum Adam diturunkan ke muka bumi. Sehingga ketika Adam diturunkan di Hind, beliau diperintahkan Allah SWT untuk pergi haji. Ini berarti memang ka’bah sudah ada lebih dahulu sebelum Adam. Di dalam Al-Quran disebutkan hal yang senada.
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. (QS Ali Imran: 69)
Foto: Pinterest
Dengan demikian, paling tidak kita bisa menerima teori yang menyebutkan bahwa awal mula peradaban manusia memang dari Jazirah Arabia atau tepatnya dari baitullah. Barangkali itulah hikmah adanya syariat pergi haji ke baitullah, yaitu sebagai perjalanan nostalgia bangsa manusia ke tempat asal muasal peradaban mereka.
Bahkan perintah haji itu tidak hanya kepada umat Islam saja, namun Allah SWT menggunakan panggilan kepada seluruh manusia. Dan Nabi Ibrahim diperintahkan untuk memanggil semua umat manusia untuk berkumpul di lembah di mana dulu nenek moyang mereka membangun peradaban pertama kali.
BACA JUGA: Ketika Nabi Adam Menghuni Syurga dan Iblis Mulai Beraksi
Dan PANGGILLAH MANUSIA untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. (QS Al-Hajj: 27)
Untuk lebih jelasnya, silahkan anda baca buku yang lumayan memberikan informasi seperti ini yaitu Athlas Tarikh Al-Anbiya War-Rusul susunan Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts terbitan Maktabatul Ubaikan. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi foto, peta dan skema/tabel yang penting tentang para Nabi dan Rasul termasuk foto peninggalan umat terdahulu lainnya. Semua ini bisa dijadikan bahan kajian. Yang jelas buku ini masih berbahasa Arab belum diterjemahkan.
Wallahu a’lam bishshawab. []
SUMBER: DINUL ISLAM BLOGSPOT