Tag:
Benjamin Netanyahu
Arrahmah.id
‘Israel’ Minta Penangguhan Penangkapan Netanyahu & Gallant
TEL AVIV (Arrahmah.id) — Pemerintah Israel mengajukan banding ke Pengadilan Kriminal Internasional (International Criminal Court/ICC) terkait surat perintah penangkapan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Dalam sebuah pernyataan, kantor PM Israel juga meminta ICC untuk menangguhkan surat perintah penangkapan sambil menunggu hasil banding tersebut. ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu […]
Suaraislam.id
Presiden Joe Biden Setujui Penjualan Senjata ke Israel
Washington (SI Online) – Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyetujui sementara penjualan senjata senilai 680 juta dolar AS (sekitar 10,7 triliun rupiah) kepada Israel.Dalam sebuah laporan pada Rabu (27/11) disebutkan, senjata yang dimaksud disebutkan termasuk amunisi presisi seperti peralatan JDAM serta bom berdiameter kecil.Beberapa AS baru-baru ini memberikan penjelasan kepada Kongres tentang proposal tersebut, seperti yang lazim dilakukan sebelum diumumkan ke publik, lapor Financial Times dengan mengutip seorang sumber.Kendati Kongres memiliki hak untuk menolak, menurut laporan tersebut, pengungkapan rencana penjualan itu terjadi ketika Israel dan Hizbullah mulai menerapkan gencatan senjata yang rapuh.Sebelumnya pada Selasa (26/11), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa mengisi kembali persediaan senjata Israel merupakan salah satu dari tiga alasan utama disepakatinya gencatan senjata dengan Lebanon.“Bukan rahasia bahwa terjadi banyak penundaan pengiriman senjata dan amunisi,” kata Netanyahu.“Hal ini akan diselesaikan segera. Kami akan menerima kembali pasokan senjata yang membuat tentara kami aman dan memberikan kami lebih banyak kekuatan untuk menyelesaikan misi,” ujarnya.Namun, pejabat AS yang berbicara kepada Financial Times membantah bahwa ada hubungan eksplisit antara penjualan senjata dengan perjanjian gencatan senjata.Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri menolak untuk mengonfirmasi ataupun mengomentari secara terbuka usulan atau rencana penjualan senjata yang tertunda.“Semua pengiriman peralatan pertahanan ke Israel diberikan sesuai dengan persyaratan Undang-Undang Pengawasan Ekspor Senjata, Undang-Undang Bantuan Luar Negeri, dan semua kewenangan dan pembatasan hukum yang berlaku”.“Hal itu juga berlaku bagi pengiriman ke semua penerima, peralatan tersebut akan digunakan untuk keamanan internal pembeli dan pembelaan diri yang sah,” kata juru bicara tersebut kepada Anadolu, dan berbicara dengan syarat anonim.1 2Laman berikutnya
Hidayatullah.com
Takut Jadi Sasaran Drone Hizbullah, PM ‘Israel’ Tunda Pernikahan Putranya
Hidayatullah.com – Gembong zionis Benjamin Netanyahu memutuskan untuk menunda pernikahan putranya karena khawatir akan menjadi sasaran serangan drone di tengah perang ‘Israel’ di Gaza dan Lebanon, menurut media lokal pada Rabu (30/10/2024).Pernikahan Avner Netanyahu awalnya direncanakan pada 26 November di wilayah Sharon, sebelah utara Tel Aviv.Perdana Menteri ‘Israel’ itu khawatir bila mengadakan pernikahan sesuai rencana dapat membahayakan keselamatan para undangan dan ingin menunda acara tersebut, seperti yang dikabarkan penyiaran publik KAN.Belum ada komentar dari Netanyahu terkait berita ini.Rumah Netanyahu dihantam dronePada 19 Oktober lalu, sebuah drone Hizbullah berhasil menembus pertahanan udara ‘Israel’ dan menghantam bagian kamar Netanyahu di rumahnya di Caesarea, ‘Israel’ utara.Sejak bulan lalu, penjajah ‘Israel’ telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon yang diklaimnya menyasar target Hizbullah. Sudah 2.700 orang terbunuh dan 12.500 lainnya terluka dalam serangan ‘Israel’ di Lebanon.*Baca juga: Kediaman Benjamin Netanyahu Dihantam Drone dari Lebanon
Hidayatullah.com
Banyak Sensor Konten Pro-Palestina, Ternyata Kepala Kebijakan Meta adalah Eks Penasihat Netanyahu
Hidayatullah.com – Meta, perusahaan induk Instagram dan Facebook, memiliki kebijakan penyensoran ketat terhadap konten pro-Palestina dengan dalih anti-semit. Ternyata, ada keterkaitan antara perusahaan itu dengan ‘Israel’.Adalah Jordana Cutler, kepala kebijakan ‘Israel’ dan Diaspora Yahudi di Meta, yang telah mendorong penyensoran konten pro-Palestina sejak awal perang genosida ‘Israel’ di Jalur Gaza. Cutler merupakan eks pejabat pemerintah ‘Israel’ dan bekas penasihat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Ia dilaporkan telah menandai unggahan sejumlah akun pro-Palestina di media sosial Instagram. Termasuk unggahan beberapa unggahan akun Student for Justice in Palestine, kelompok mahasiswa yang berperan penting menggelar aksi protes terhadap ‘Israel’ di kampus-kampus Amerika Serikat (AS), menurut The Intercept.
Cutler juga menandai video warga Palestina di Gaza yang bersorak-sorai menyambut serangan rudal balistik Iran pada 1 Oktober.
Tidak berhenti di situ, Cutler dilaporkan turut melobi untuk menyensor saluran berita pro-Iran Lebanon Al Mayadeen, menurut dokumen yang dilihat The Intercept, ketika saluran tersebut memposting konten yang bersimpati pada mantan sekretaris jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Al-Mayadeen sendiri telah dilarang di ‘Israel’, dengan pihak berwenang ‘Israel’ menutup kantor-kantor saluran tersebut di Tepi Barat yang diduduki.
Meta berdalih bahwa terlepas dari siapa yang menandai konten, kebijakanlah yang menentukan apa yang disensor, dengan tim terpisah yang membuat keputusan akhir.
“Siapa yang menandai konten tertentu untuk ditinjau tidak relevan karena kebijakan kami mengatur apa yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan di platform,” kata Meta kepada The New Arab.
Dalam sebuah wawancara dengan media ‘Israel’, Cutler mengklaim bahwa dirinya mewakili kepentingan ‘Israel’ di perusahaan tersebut.
Meta telah melakukan penyensoran bias terhadap postingan seputar perang genosida ‘Israel’ di Gaza, dengan sejumlah kata, frasa, dan unggahan dihapus oleh moderator perusahaan.
Kebijakan organisasi dan individu berbahaya perusahaan ini mencantumkan ribuan entitas ke dalam daftar kata dan konten yang dilarang di platform tersebut. Termasuk Hamas, Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, dan sejumlah organisasi lain di seluruh dunia.
Pada bulan Juli, dewan pengawasnya menghapus larangan terhadap kata Syahid, yang berarti martir, menyusul tinjauan selama satu tahun setelah ditemukan bahwa kata tersebut menyumbang lebih banyak penghapusan konten dibandingkan kata lainnya di situsnya.
Pada bulan Juli, Meta juga mengumumkan bahwa mereka akan mulai menghapus postingan yang menggunakan kata “Zionis” sebagai bagian dari perluasan kebijakan ujaran kebencian.*
Mediaislam.id
Gunakan Drone, Pejuang Lebanon Serang Kediaman Netanyahu
Caesarea (Mediaislam.id) – Sebuah pesawat tak berawak (drone) yang diluncurkan dari Lebanon pada Sabtu menghantam kediaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Israel utara, kata kantornya.
Kantor perdana menteri dalam sebuah pernyataan mengatakan pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Lebanon menargetkan rumah pribadi Netanyahu di Caesarea, Israel utara.
Ditambahkan bahwa perdana menteri dan keluarganya tidak berada di rumah pada saat serangan terjadi.
Sebelumnya, tentara Israel mengatakan bahwa tiga pesawat tak berawak ditembakkan dari Lebanon, dua di antaranya berhasil dicegat, sementara yang ketiga jatuh ke sebuah bangunan di Caesarea, Israel utara. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Sementara perang lintas batas antara pasukan Israel dan Hizbullah terus berlanjut sejak perang Gaza Oktober lalu, Israel meningkatkan serangannya di Lebanon akhir bulan lalu, menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan banyak komandan lainnya.
Serangan udara yang ekstensif, yang diikuti dengan invasi darat, telah merenggut lebih dari 1.500 nyawa dan membuat sekitar 1,2 juta orang mengungsi.
sumber: infopalestina
Hidayatullah.com
Kediaman Benjamin Netanyahu Dihantam Drone dari Lebanon
Hidayatullah.com – Sebuah ledakan terdengar di Caesarea pada Sabtu setelah satu dari tiga drone yang diluncurkan dari Lebanon menghantam kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kata Pasukan Penjajahan Israel (IDF).Menurut Al Jazeera pada Sabtu (19/10/2024), meski serangan drone menghancurkan rumah Netanyahu baik PM Israel tersebut maupun keluarganya tidak ada di rumah pada saat kejadian.
Militer ‘Israel’ telah memberlakukan sensor yang sangat ketat dan pembatasan terhadap media dan juga menutup daerah tersebut.
Sementara itu, sebuah video ramai dibagikan di media sosial memperlihatkan salah satu drone itu terbang di atas Akko.Footage depicts the failure of an Israeli Apache helicopter to locate and intercept the Lebanese drone over Akko, which continued all the way to Caesarea, where reports indicate that it struck Netanyahu's residence. pic.twitter.com/nHxpM0ZSAc— Quds News Network (@QudsNen) October 19, 2024Dua drone lain yang diluncurkan bersamaan dilaporkan berhasil dicegat ‘Israel’. Insiden ini memicu alarm di pangkalan militer Glilot, namun pihak militer kemudian memastikan bahwa drone tidak berada di area tersebut.
Media ‘Israel’ melaporkan adanya pengerahan pesawat-pesawat tempur dan helikopter di Caesarea, yang terletak di sebelah utara Tel Aviv.
Para pebisnis dan politisi tinggal di daerah tersebut, di mana banyak kekuatan dan aset strategis terkonsentrasi, termasuk pangkalan militer dan kilang minyak.
Tidak ada sirene peringatan yang berbunyi di Caesarea, sementara sirene berbunyi di daerah-daerah sekitarnya, seperti Haifa.
Hizbullah menggunakan taktik meluncurkan drone dan roket secara bersamaan ke target yang berbeda, untuk menghindari deteksi apapun.*
Mediaislam.id
Macron Ingatkan Netanyahu: ‘Jangan Lupa, Israel Ada karena Keputusan PBB’
Jakarta (MediaIslam.id) – Presiden Prancis Emmanuel Macron mengingatkan Benjamin Netanyahu agar tidak melupakan sejarah bahwa entitas Israel yang dipimpinnya sekarang, dulu didirikan berdasarkan keputusan PBB.
Seperti dilaporkan media Prancis Le Parisien, Selasa (15/10), Macron merujuk pada resolusi Majelis Umum PBB pada November 1947 tentang pembagian Palestina menjadi dua negara: Yahudi dan Arab.
Karena itu, Macron menegaskan saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengabaikan resolusi-resolusi PBB.
Pernyataan Macron itu muncul di tengah ketegangan di Lebanon selatan, di mana pasukan Israel telah menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
Macron adalah salah satu pemimpin dunia yang menyerukan agar ekspor senjata ke Israel dihentikan. Prancis juga mengutuk tembakan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan.
Menanggapi pernyataan Macron itu, kantor Netanyahu membantah bahwa Israel tidak didirikan melalui keputusan PBB. Tetapi lewat “Perang Kemerdekaan”, klaim mereka.
Lewat unggahan di platform X, mereka mengatakan bahwa “dalam beberapa dekade terakhir, PBB telah menyetujui ratusan keputusan anti-Yahudi” terhadap Israel.
Tolak Gencatan Senjata
Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron lewat panggilan telepon bahwa Israel menentang gencatan senjata sepihak di Lebanon.
Dalam sebuah pernyataan, kantor Netanyahu mengatakan bahwa dia menentang gencatan senjata sepihak atau upaya penyelesaian lain yang “tidak akan mengubah situasi keamanan di Lebanon.”
Kementerian Luar Negeri Prancis pada 9 Oktober mengumumkan bahwa Macron akan menggelar konferensi internasional tentang konflik di Lebanon pada 24 Oktober di Paris.
More pages: 1 2
Hidayatullah.com
Benjamin Netanyahu Ancam Luluh Lantakkan Lebanon seperti Gaza
Hidayatullah.com – Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mengancam akan meluluh lantakkan Lebanon seperti Gaza jika rakyat Lebanon tidak “membebaskan” diri mereka dari Hizbullah.Ancaman itu dapat ditafsirkan sebagai peringatan untuk melakukan genosida kedua dan upaya adu domba rakyat Lebanon dengan Hizbullah.
“Kalian memiliki kesempatan untuk menyelamatkan Lebanon sebelum jatuh ke jurang perang panjang yang akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan seperti yang kita lihat di Gaza,” kata gembong Zionis itu dalam pidatonya, lansir MEMO pada Rabu (09/10/2024).
“Saya katakan kepada kalian, rakyat Lebanon: Bebaskan negara kalian dari Hizbullah agar perang ini berakhir,” hasut Netanyahu.
Entitas Zionis “Israel” kini berada di bawah penyelidikan Mahkamah Internasional (ICJ) atas genosida di Gaza. Lebih dari 42.000 orang Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah dibunuh oleh entitas penjajah.
Ancaman Netanyahu ini dilontarkan saat “Israel” meningkatkan serangan darat terhadap Hizbullah di bagian selatan Lebanon. Agresi “Israel” menyebabkan lebih dari satu juta warga Lebanon mengungsi.
Menurut MEMO, eskalasi ini menunjukkan bahwa “Israel” telah memilih untuk berperang secara regional daripada mencapai kesepakatan gencatan senjata dan mengembalikan para sandera “Israel”.
Sementara itu, perpecahan semakin membesar di jajaran militer “Israel” sendiri. Sejumlah laporan menyebutkan bahwa 130 tentara “Israel” menolak untuk bertugas kecuali pemerintah secara aktif mengupayakan kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza.
Para kritikus berpendapat bahwa tindakan “Israel” menunjukkan niat jelas untuk memprovokasi perang regional dengan melancarkan pengeboman di Tepi Barat, Yaman, Iran, Suriah, dan Iran. Di Lebanon saja, serangan “Israel” telah membunuh lebih dari 1.640 orang.*