Tag:

al azhar

Al-Azhar Serukan Persatuan Rakyat Suriah, Ingatkan Rencana Licik Memecah-Belah

Hidayatullah.com—Al-Azhar Asy-Syarif menyerukan persatuan rakyat Suriah dan mengecam eksploitasi Zionis atas konflik di Suriah. Dalam pernyataan resminya, lembaga keilmuan Sunni tertua di dunia ini ikut mendoakan stabilitas bangsa Suriah.Al-Azhar menyampaikan perhatian mendalam terhadap perkembangan situasi yang terjadi di Suriah. Dalam pernyataan resminya Al-Azhar menekankan pentingnya rakyat Suriah bersatu dan menjaga kekuatan di tengah berbagai tantangan.يتطلع #الأزهر إلى وعي الشعب السوري وأهمية تمسكه بوحدة بلاده ومقدَّراتها، والحفاظ على أرضها وحدودها، وأن يضع السوريون نصب أعينهم هدفًا واحدًا لا ثاني له هو وحدة الكلمة، وأن يحافظوا على ترابطهم، مَثَلهم في ذلك كمثل الجسد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمَّى.. pic.twitter.com/hpVP83O8lz— الأزهر الشريف (@AlAzhar) December 10, 2024Dalam pernyataan yang diunggah di akun X hari  Jumat (11/12/2024), Al-Azhar mengingatkan memperingatkan masyarakat Suriah terhadap rencana-rencana licik yang bertujuan untuk memecah belah negara mereka, menghancurkan kekuatan mereka, dan menenggelamkan mereka dalam rawa konflik dan perang saudara.“..bahwa beberapa kekuatan jahat tidak ingin Suriah menjadi stabil dan makmur, maka berhati-hatilah terhadap mereka, “ tulis pernyataan yang diunggah di akun الأزهر الشريف @AlAzhar.Al-Azhar juga mengimbau rakyat Suriah fokus memperkuat persatuan dan menjaga hubungan harmonis antar sesama. Al-Azhar juga mengingatkan agar warga Suriah tidak lengah terhadap upaya yang ingin menghancurkan stabilitas dan kemajuan bangsa mereka.Al-Azhar mengecam Zionis ‘Israel’ merampas wilayah SuriahTidak lupa Al-Azhar dengan tegas mengecam tindakan oportunis Zionis ‘Israel’ yang memanfaatkan situasi di Suriah dengan cara merebut tanah dan sumber daya negara tersebut.“Zionis terus melakukan perampasan wilayah dan eksploitasi sumber daya demi kepentingan mereka sendiri,” kata pernyataannya.Al-Azhar menyerukan kewaspadaan terhadap pihak-pihak yang berusaha menjerumuskan Suriah ke dalam konflik berkepanjangan dan perang saudara.“Serangan penjajah Zionis terhadap Lebanon tidak lain hanyalah bukti niat kriminalnya, dan upayanya siang dan malam untuk mengubah Timur Tengah menjadi arena perang, dan memperluas wilayahnya, ” demikian pernyataan Al-Azhar.Tak lupa, Al-Azhar juga  menyerukan negara-negara Arab untuk segera mengambil sikap tegas guna menghentikan agresi penjajah terhadap negara-negara di wilayah tersebut.*

Al Azhar Kutuk Pelecehan Agama dan Propaganda LGBT di Pembukaan Olimpiade

Kairo (SI Online) – Institusi keagamaan terbesar di Mesir, Al-Azhar, yang dipimpin Grand Syekh Prof Ahmed El Tayeb, mengutuk adegan pelecehan agama dan propaganda LGBT (lesbian gay biseks dan transgender) pada pembukaan Olimpiade Paris 2024.“Al Azhar mengutuk adegan yang tidak menghormati Nabi Muhammad SAW pada upacara pembukaan Olimpiade. Tidak menghormati Yesus Kristus atau sesama nabi adalah tindakan ekstremisme dan kebiadaban yang sembrono,” ungkap Al Azhar dalam akun Facebooknya, Senin (29/7/2024).Al-Azhar memperingatkan bahaya mengeksploitasi peristiwa global untuk menormalkan penghinaan terhadap agama dan mempromosikan homoseksualitas dan transgenderisme.Al-Azhar Al-Sharif juga mengutuk adegan-adegan yang ditampilkan dalam upacara pembukaan Olimpiade di Paris dan memicu kemarahan internasional yang meluas.“Adegan-adegan tersebut menggambarkan Yesus Kristus (saw) dalam sebuah gambar yang provokatif yang melibatkan penghinaan terhadap pribadi dan status kenabiannya yang tinggi, dengan cara yang biadab dan sembrono yang membuat jengkel orang-orang yang percaya pada agama-agama serta menentang moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur,” jelas Al Azhar.Al-Azhar menggarisbawahi penolakan permanennya terhadap semua upaya untuk tidak menghormati salah satu dari para nabi Allah. Para nabi dan rasul adalah ciptaan Allah yang terbaik. Dia memilih mereka dan mengutamakan mereka dari semua ciptaan lainnya untuk membawa pesan kebaikan ke seluruh dunia.Al-Azhar, dan hampir dua miliar Muslim di belakangnya, percaya bahwa Yesus (saw) adalah Rasulullah.Al-Quran menyatakan bahwa Yesus (Nabi Isa) adalah “Firman Allah yang disampaikan melalui Maryam dan ruh dari-Nya” (4: 171). Allah juga menggambarkannya dalam Al-Qur’an yang mulia sebagai “orang yang dimuliakan di dunia dan di akhirat, dan dia termasuk orang-orang yang paling dekat (dengan Allah)” (3: 45).Dia memasukkannya ke dalam golongan para rasul yang memiliki keteguhan hati. Umat Islam percaya bahwa menghina Isa (as) atau nabi lainnya adalah sebuah dosa dan aib bagi para pelaku pelecehan keji ini dan mereka yang menerimanya.Selain itu, Al-Azhar memperingatkan dunia akan bahaya mengeksploitasi kesempatan global untuk menormalkan penyalahgunaan agama dan mempromosikan penyakit masyarakat yang merusak dan memalukan, seperti homoseksualitas dan transgender.“Al-Azhar juga menyerukan persatuan yang diperlukan untuk menghadapi tren yang menyimpang dan rendah ini yang bertujuan untuk mengesampingkan agama dan menuhankan hasrat seksual yang rendah yang menyebarkan penyakit kesehatan dan moral, memaksakan gaya hidup kebinatangan yang bertentangan dengan fitrah manusia yang baik, dan dengan demikian secara paksa menormalkannya di masyarakat dengan segala cara dan metode yang mungkin dan tidak mungkin,” tandas mereka.red: adhila

Al Azhar Kecam Pelecehan Agama dan Propaganda LGBT di Pembukaan Olimpiade

Kairo (Mediaislam.id) – Institusi keagamaan terbesar di Mesir, Al-Azhar, yang dipimpin Grand Syekh Prof Ahmed El Tayeb, mengutuk adegan pelecehan agama dan propaganda LGBT (lesbian gay biseks dan transgender) pada pembukaan Olimpiade Paris 2024. “Al Azhar mengutuk adegan yang tidak menghormati Nabi Muhammad SAW pada upacara pembukaan Olimpiade. Tidak menghormati Yesus Kristus atau sesama nabi adalah tindakan ekstremisme dan kebiadaban yang sembrono,” ungkap Al Azhar dalam akun Faebooknya, Senin (29/7/2024). Al-Azhar memperingatkan bahaya mengeksploitasi peristiwa global untuk menormalkan penghinaan terhadap agama dan mempromosikan homoseksualitas dan transgenderisme. Al-Azhar Al-Sharif juga mengutuk adegan-adegan yang ditampilkan dalam upacara pembukaan Olimpiade di Paris dan memicu kemarahan internasional yang meluas. “Adegan-adegan tersebut menggambarkan Yesus Kristus (saw) dalam sebuah gambar yang provokatif yang melibatkan penghinaan terhadap pribadi dan status kenabiannya yang tinggi, dengan cara yang biadab dan sembrono yang membuat jengkel orang-orang yang percaya pada agama-agama serta menentang moral dan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur,” jelas Al Azhar. Al-Azhar menggarisbawahi penolakan permanennya terhadap semua upaya untuk tidak menghormati salah satu dari para nabi Allah. Para nabi dan rasul adalah ciptaan Allah yang terbaik. Dia memilih mereka dan mengutamakan mereka dari semua ciptaan lainnya untuk membawa pesan kebaikan ke seluruh dunia. Al-Azhar, dan hampir dua miliar Muslim di belakangnya, percaya bahwa Yesus (saw) adalah Rasulullah. Al-Quran menyatakan bahwa Yesus (Nabi Isa) adalah “Firman Allah yang disampaikan melalui Maryam dan ruh dari-Nya” (4: 171). Allah juga menggambarkannya dalam Al-Qur’an yang mulia sebagai “orang yang dimuliakan di dunia dan di akhirat, dan dia termasuk orang-orang yang paling dekat (dengan Allah)” (3: 45). Dia memasukkannya ke dalam golongan para rasul yang memiliki keteguhan hati. Umat Islam percaya bahwa menghina Isa (as) atau nabi lainnya adalah sebuah dosa dan aib bagi para pelaku pelecehan keji ini dan mereka yang menerimanya. Selain itu, Al-Azhar memperingatkan dunia akan bahaya mengeksploitasi kesempatan global untuk menormalkan penyalahgunaan agama dan mempromosikan penyakit masyarakat yang merusak dan memalukan, seperti homoseksualitas dan transgender. “Al-Azhar juga menyerukan persatuan yang diperlukan untuk menghadapi tren yang menyimpang dan rendah ini yang bertujuan untuk mengesampingkan agama dan menuhankan hasrat seksual yang rendah yang menyebarkan penyakit kesehatan dan moral, memaksakan gaya hidup kebinatangan yang bertentangan dengan fitrah manusia yang baik, dan dengan demikian secara paksa menormalkannya di masyarakat dengan segala cara dan metode yang mungkin dan tidak mungkin,” tandas mereka. [ ]

Bekerja Sama dengan Al-Azhar Mesir, Kemenag Resmikan Pembangunan Markaz Tathwir

Hidayatullah.com – Universitas Al-Azhar dan Kementerian Agama (Kemenag) RI meresmikan pembangunan Markaz Tathwir Ta’lim At-Thullab Al-Wafidin Wa Al-Ajanib cabang Indonesia. Ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Mahasiswa Asing Al-Azhar, Profesor Dr. Nahla Sabry El Seidy, peresmian dilangsungkan di Auditorium HM Rasjidi pada Kamis (11/07). Peresmian Markaz Tathwir dihadiri oleh sejumlah pejabat dan tokoh kedua negara, seperti Secretary General of the Islamic Research Institute Al-azhar Prof. Dr Nadzir Muhammad Iyad, Wakil Dubes Mesir untuk Indonesia Osama Hamdy, Sekjen Kemenag Muhammad Ali Ramdhani serta perwakilan KBRI di Kairo. Prof. Dr. Nahla Sabry El Seidy mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Agama Republik Indonesia yang berinisiatif membuka cabang Markaz Tathwir di Indonesia. Ia menyampaikan bahwa Al-azhar selalu mengedepankan upaya maksimal untuk melayani para mahasiswa asing terutama dalam pendirian Markaz Tathwir di indonesia. “Markaz Tathwir adalah sebuah markaz yang sangat penting posisinya dalam hal penyiapan calon-calon mahasiswa yang akan belajar di universitas Al-Azhar,” ucapnya. Saat ini proses pendirian Markaz Tathwir sedang dalam tahap urusan persetujuan dari kedua negara. Setelah tahap tersebut selesai, markaz dapat segera melayani mahasiswa Indonesia di Al-azhar. Wakil Menteri Kemenag, Saiful Rahmat Dasuki, menyebut sudah selayaknya Indonesia menjalin hubungan kerja sama dengan Mesir yang notabene merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Republik Indonesia. Apalagi Mesir memiliki Universitas Al-Azhar yang menjadi salah satu destinasi pendidikan agama Islam para pelajar Indonesia. Wamenag mengakui bahwa Al-Azhar adalah kampus pencetak ulama yang memiliki pemahaman Islam moderat. “Saya mewakili Menteri Agama, menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada Yang Mulia Grand Syekh Al Azhar, Prof. Ahmed Mohammed Ahmed Al-Tayeb dan juga kepada Prof. Dr. Nadzir Muhammad Iyad, atas kesempatan silaturahmi dan hubungan yang baik ini.”

Grand Syekh Al Azhar: Umat Islam Berutang Jasa pada Muhammadiyah

Jakarta (SI Online) – Grand Syekh Al Azhar, Mesir, Syekh Ahmad Al Thayyeb mengatakan, umat Islam sangat berutang jasa kepada Muhammadiyah.Karena itu, Muhamadiyah disebut sangat berhak atas penghargaan Zayed Award Human Fraternity (ZAHF) di bidang persaudaraan kemanusiaan.Grand Syekh Al Azhar mengatakan, dirinya bangga atas pencapaian Muhammadiyah itu. Menurutnya, penghargaan itu lebih kecil daripada apa yang seharusnya didapatkan oleh Muhammadiyah.“Mengingat kontribusinya dalam hal pendidikan, sosial, dakwah, dan mempromosikan perdamaian dunia,” ujarnya.Dia berharap Muhammadiyah dapat terus memberikan pencerahan kepada dunia, khususnya umat Islam, untuk menegakkan sunnah dengan sebaik-baiknya, guna mewujudkan umat Islam yang bermanfaat bagi sesama dan lingkungannya, sesuai Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.Muhammadiyah kembali mendapat kunjungan Grand Syekh Al Azhar Mesir Ahmad Al Thayyeb dan berkesempatan dialog bersama jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, serta para tokoh agama lainnya.Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafiq Mughni mengatakan, Muhammadiyah telah menerima Zayed Award Human Fraternity (ZAHF) di bidang persaudaraan kemanusiaan.Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan penghargaan yang tinggi dan terima kasih kepada keluarga besar Al Azhar yang telah menjadi contoh bagi Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan dan penyebaran Islam sebagai agama yang membawa nilai nilai kemajuan, peradaban, dan inspirasi.“Al Azhar bagi kami dan bahkan bagi umat Islam bangsa Indonesia sudah lekat dalam sejarah perjalanan dunia karena kami yakin dan kami tahu belajar dari sejarah bahwa Al Azhar adalah salah satu dari tonggak peradaban Islam,” kata Haedar.Haedar pun menyampaikan kelekatan Muhammadiyah dan Al Azhar. Dia menyebut, Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah yang belajar dan menyerap ide ide dari Muhammad Abduh tokoh Al Azhar. Prof Kahar Muzakir, pahlawan Nasional, juga menempuh pendidikan di Al Azhar dan menjadi diplomat setelah Indonesia Merdeka.Bahkan, lanjut dia, tokoh Muhammadiyah Buya Hamka pada 1958 bahkan mendapat gelar dari Al Azhar setingkat doktor Honoris Causa.Oleh karena itu, dia menilai kunjungan Grand Syekh Al Azhar memberi muatan bagi Muhammadiyah dan Al Azhar untuk terus menyebarluaskan nilai-nilai moderasi keislaman.Selain itu, dia memberi apresiasi atas atas kiprah Grand Syekh Al Azhar yang telah mempromosikan nilai-nilai moderasi keislaman di kancah internasional, serta bersama Paus Fransiskus terus mempromosikan moderasi di tengah dinamika global.[]

Grand Syekh Al-Azhar Apresiasi Ponpes Darunnajah dalam Majukan Pendidikan Islam

Jakarta (SI Online) – Grand Syekh Al-Azhar, Syekh Ahmed Al Tayeb, mengapresiasi upaya Pondok Pesantren Darunnajah dalam memperkuat pendidikan Islam di Indonesia.“Al-Azhar dan Darunnajah memiliki visi yang sama dalam mencetak generasi Muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan siap menghadapi tantangan global,” kata Syekh Al Tayeb saat mengunjungi Pondok Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan, Kamis (11/07/2024).Grand Syekh mengatakan kunjungannya kali ini merupakan wujud nyata dari persaudaraan Islam yang melampaui batas negara.Pimpinan Pondok Pesantren Darunnajah KH Sofwan Manaf menyambut baik kunjungan Grand Syekh Al-Azhar ke Pondok Pesantren tersebut.“Kami merasa sangat terhormat atas kunjungan Grand Syekh ke pesantren kami. Ini merupakan bukti nyata eratnya hubungan antara Darunnajah dan Al-Azhar, serta komitmen bersama dalam memajukan pendidikan Islam,” ujarnya.Menurut Sofwan, selama bertahun-tahun, kedua institusi tersebut telah menjalin kerja sama yang erat di bidang pendidikan Islam, yang ditandai dengan pertukaran pelajar dan pengakuan akademis.Salah satu pencapaian penting dalam hubungan kedua institusi ini, lanjut dia, adalah diterimanya piagam muadalah (penyetaraan) oleh Darunnajah dari Universitas Al-Azhar.“Hingga kini, tercatat tidak kurang dari 300 alumni Darunnajah telah melanjutkan studi mereka di Universitas Al-Azhar, Kairo,” tambahnya.Piagam tersebut, ungkap Sofwan, memberikan pengakuan resmi bahwa kurikulum dan standar pendidikan di Darunnajah setara dengan yang diterapkan di Al-Azhar.Oleh sebab itu, lanjutnya, hal ini membuka peluang lebih besar bagi para santri Darunnajah untuk melanjutkan studi ke Al-Azhar atau universitas-universitas terkemuka lainnya di Timur Tengah. []

Tiga Pesan Penting Wakil Grand Syekh Al-Azhar

Jakarta (Mediaislam.id) – Wakil Grand Syekh Al-Azhar Kairo, Prof Dr Muhammad Ad-Duwaini berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia (MUI), Senin (24/06/2024). Dalam kesempatan tersebut, terdapat tiga poin penting yang disampaikan. Pertama, turos atau kitab-kitab klasik merupakan warisan keilmuan Islam “Al Azhar mempunyai pengalaman lebih dari 1000 tahun tanpa berhenti dalam menjaga, mengembangkan, dan menyebarkan warisan keilmuan Islam,” beber Syekh Ad-Duwaini dalam paparannya. Menurut dia, turos bukanlah sebab kemunduran umat Islam. Justru sebaliknya, ia bagian dari harta warisan paling berharga umat Islam Dalam menjaga jati diri dan menguatkan generasi penerus untuk terus berpegang teguh kepada pemahaman agama yang benar, yaitu kepada Alquran dan sunnah. Kedua, Al-Azhar dalam menjaga dan mengembangkan turos. “Pemahaman terhadap Turos harus juga dibarengi oleh kesadaran akan dinamika perkembangan keilmuan dan keadaaan umat saat ini,” tegas Wakil Grand Syekh Al-Azhar Kairo ini. Di hadapan pimpinan MUI serta para perwakilan ormas Islam tersebut, Syekh Ad-Duwaini menyampaikan pemahaman yang baik terhadap Turos sebagaimana yang dilakukan oleh Al-Azhar dapat melahirkan pandangan yang wasathi. Di samping itu, lahirnya kemampuan untuk bersinergi dan menghormati pendapat orang atau kelompok lain. Sebab, menurut dia wasathiyah bukanlah sebuah slogan dan pemanis bibir saja. Wasathiyah adalah konsep yang berakar kuat dari pemahaman yang benar, dijaga, dikuatkan, disinergikan dan disebarkan oleh para ahli yang mengaku wasathi. Adapun dalam konteks yang dimaksud adalah peran yang juga digawangi oleh MUI sebagai payung besar ormas Islam di Indonesia. Oleh karenanya, pemahaman para alim ulama terkait Turos sangatlah penting. “Ketiga, penyesuaian masa kini, berdasarkan keilmuan turos tersebut dengan melihat perkembangan yang terjadi sekarang,” jelasnya. Dalam kesempatan tersebut, turut menyambut Wakil Grand Syekh Al-Azhar tersebut yaitu Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis, serta Ketua MUI Bidang Fatwa Prof KH Asrorun Ni’am Sholeh beserta jajaran pimpinan MUI dan ormas Islam. Dalam kunjungan kali ini juga dilengkapi pula dengan sesi tanya jawab saat forum diskusi bersama Wakil Grand Syekh Al-Azhar. sumber: muidigital

Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Kunjungi Gontor

NGAWI (Arrahmah.id) – Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Kairo Mesir, Syaikh Dr Muhammad Abdurrahman Muhammad Adh-Dhuwaini mengunjungi Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 Mantingan, Ngawi. Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor KH Hasan Abdullah Sahal menjelaskan bahwa Al-Azhar Kairo Mesir telah memiliki kontribusi yang besar sekaligus menjadi inspirasi bagi Pondok Modern Darussalam Gontor. “Al-Azhar banyak menginspirasi […]