PAZ Al Kasaw, Bermula dari Masjid Agung Al-Aqsha Klaten

Share

Jakarta (SI Online) – Penjenamaannya menarik. Membuat banyak orang bertanya-tanya. Tak sedikit pula yang mengritik. Baik dari kalangan medis maupun sebagian kecil kalangan ulama. Slogannya, “sehat tanpa operasi, tanpa alat, tanpa obat, dan tanpa jimat.”

Pengobatan Akhir Zaman Metode Al Kasaw disingkat PAZ Al Kasaw. Dikritik oleh kalangan medis, karena menurut mereka metode ini belum ilmiah. Belum ada jurnal yang membahasnya. Dikritik oleh ulama tertentu dari kelompok Islam tertentu karena teknik-teknik pengobatan yang diajarkan disebut terinspirasi dari ayat-ayat Al-Qur’an.

Menjawab berbagai penasaran mengenai pengobatan alternatif beragam penyakit manusia ini, selama dua hari dua malam, Suara Islam Online melakukan liputan mengenai PAZ Al Kasaw ke kantor pusatnya di Ayub Camp, Jl. KH Ahmad Dahlan, Belang Wetan, Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Hasil liputan Suara Islam Online, akan disajikan kepada pembaca budiman melalui empat serial. Selama membaca.


“PAZ itu adalah keterampilan, seperti bersepeda dan berenang. Teorinya bisa dipelajari satu dua jam. Agar sampai mahir harus tetap dilatih.”

Demikian adalah ungkapan sederhana dari Ustaz Haris Moedjahid, sapaan akrab dari pemilik nama asli Aris Hidayat, seorang aktivis pergerakan Islam yang bersekolah di Belanda, mengenai metode pengobatan yang ditemukannya. Haris sekaligus merupakan founder utama PAZ Al Kasaw.

Almarhum Ustaz Haris Moedjahid, founder utama PAZ Al Kasaw.

Sebelum sekolah ke Belanda, Haris, pria kelahiran Bandung, 9 September 1967 ini, disebut sempat masuk di Institute Teknologi Bandung (ITB). Tetapi, ia kemudian lolos seleksi pengiriman mahasiswa ke luar negeri, sehingga membuatnya belajar di Technische Universiteit Delft, jurusan aeronoutical enginering.

Haris lama tinggal di Belanda. Ia menjadi seorang pengusaha. Namun, kondisi kedua orang tuanya yang menderita sakit maka ia putuskan untuk kembali ke Indonesia. Sang ibu menderita stoke, dan ayah menderita sakit jantung. Haris sendiri sejak kecil sebenarnya juga sakit-sakitan.

Berbagai cara dilakukan untuk menyembuhkan penyakit kedua orang tuanya. Bukan hanya melalui jalur medis, ia sendiri akhirnya belajar banyak sekali metode pengobatan tradisional. Dalam dan luar negeri.

Anjrah Ari Susanto, satu dari tiga founder PAZ Al Kasaw saat berbincang dengan Suara Islam Online, akhir pekan lalu bercerita, Haris terdorong untuk belajar metode pengobatan alternatif itu karena didorong rasa prihatinnya terhadap sebagian besar masyarakat yang menderita penyakit seperti yang diderita kedua orang tuanya.

“Ini kalau yang sakit orang yang tidak berpunya, bagaimana nasibnya? Harus ada solusi yang lebih baik, lebih murah, lebih terjangkau. Dan Islam pasti punya solusi,” pikir Haris kala itu.

Singkat cerita, secara tak sengaja, Haris mendengar radio MQ FM Bandung mengenai pengobatan tradisional bekam. Dari metode inilah akhirnya Haris mengenal Metode Pengobatan Nabi (Thibun Nabawi) melalui buku yang telah ditulis oleh dua ulama terdahulu, Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah dan Imam As-Suyuthi.

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News