Sahabat Muslimah yang dirahmati Allah SWT, semakin berkembangnya zaman, generasi muda terutama Gen-Z semakin mudah mengakses segala sesuatu yang ingin mereka ketahui karena adanya media sosial. Contohnya, komunikasi, informasi, peluang bisnis, silaturahmi bahkan hiburan.
Namun dengan kemudahan yang didapat ada dampak buruk untuk Gen Z ini yaitu rasa insecure (rasa tidak percaya diri, cemas dan ragu yang membuat seseorang merasa tidak nyaman) yang melanda, pasalnya dengan gampang dan gamblang setiap orang bisa tahu aktivitas dan kegiatan yang dilakukan setiap saat. Inilah salah satu penyebab insecure karena saat seseorang merasa orang lain bisa lebih dari dirinya di situlah timbul rasa itu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering merasa insecure ketika melihat orang lain memiliki kelebihan dibanding dengan diri kita. Kelebihan itu bisa yang sifatnya fisik seperti bentuk tubuh, kecantikan, kepandaian, atau bersifat materi seperti kekayaan, kedudukan, keturunan. Sementara kelebihan seseorang menjadi standar kebaikan atau kebahagiaan saat ini.
Bisa kita lihat fakta saat ini, sebagian besar masyarakat yang terbawa arus kapitalis sekuler akan berpikir, kemuliaan seseorang itu saat sudah memiliki kekayaan, kedudukan, bahkan kecantikan. Inilah yang membuat Gen-Z berlomba-lomba untuk bisa dalam posisi yang mereka anggap itu kebahagiaan.
Tak bisa dipungkiri kondisi ini juga membuat mereka melakukan segala sesuatu demi mendapatkan yang mereka inginkan, seperti open BO demi cepat mendapatkan uang dan bisa membeli barang-barang mewah hanya untuk terlihat mereka adalah orang berada. Tidak kalah mencengangkan, sekarang banyak wanita yang terbawa tren melakukan oplas demi kecantikan.
Hal semacam ini menjadi lumrah di kalangan Gen Z, mereka tak lagi memikirkan halal dan haram dalam setiap tindakan yang sejatinya akan ada pertanggungjawaban kelak di akhirat.
Karena itu sahabat Muslimah, penting bagi kita memiliki standar yang benar tentang kebaikan, kebanggaan, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga bisa menempatkan rasa minder pada porsinya tentunya dengan sudut pandang yang positif. Artinya kita bisa hilangkan rasa minder itu jika telah ada kebaikan kemuliaan dan kebahagiaan pada diri kita sesuai dengan standar Islam.
Sahabat Muslimah, Islam memandang kemuliaan seseorang tidak dari yang bersifat fisik atau materi, melainkan dari sisi ketakwaan seseorang. Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits, dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian akan tetapi dia meliat dari hati dan perbuatan kalian” (HR Muslim).
Harus kita sadari, menjadi seorang Muslim adalah sebuah kenikmatan. Karena hanya cukup dengan keislamaan dan ketakwaan, bisa membuat kedudukan kita mulia di sisi Allah SWT. Apalagi Allah menetapkan Islam sebagai satu-satunya agama yang di ridhainya.
Marilah berpikir, perkara yang tidak dihisab oleh Allah bukanlah fisik atau kekayaan duniawi. Oleh karenanya janganlah minder atau rendah diri dengan semua yang berbau duniawi karena yang paling mulia adalah yang paling bertakwa.
Fokuslah pada upaya peningkatan ketakwaan dan memperbaiki diri, karena itulah yang akan membawa kepada kemuliaan yang sejati di dunia dan akhirat. Lantas apa yang membuat kita menjadi insecure, padahal kemuliaan itu sudah disematkan oleh Allah kepada orang-orang yang beriman?
Seharusnya kita minder saat hukum-hukum Allah dicampakkan, lantas kita berdiam diri sementara ada pejuang-pejuang agama Allah yang merelakan waktu, pikiran dan tenaganya demi kemulian Islam dan kaum muslimin. Seharusnya kita minder saat harta yang kita miliki ditumpuk-tumpuk atau kita tahan, sementara ada Muslim yang dengan tangannya mengeluarkan harta untuk perjuangannya di jalan Allah tanpa berpikir Panjang. Seharusnya kita minder saat amal saleh kita tidak lebih banyak dari orang lain padahal kita semua diberi kesempatan dan waktu yang sama oleh Allah di dunia ini.
Sumber Klik disini