(Video): Kesaksian Tahanan Hamas:  Diperlakukan Baik, Seperti Tinggal di Rumah, Bukan di Terowongan

Share

Hidayatullah.com—Sebuah pemandangan menarik saat pelepasan 17 sandera pihak ‘Israel’ oleh Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) selama pelepasan kedua hari Sabtu (26/11/2023), sebagaimana yang telah disepakati dalam gencatan senjata antara penjajah dan Hamas yang ditengahi Qatar dan Mesir.  

Dalam video yang ditayangkan di televisi Al-Jazeera, para sandera itu dibawa menuju perbatasan Rafah sisi Mesir setelah meninggalkan Gaza. Anggota Al-Qassam menyerahkan para sandera tersebut kepada Komite Palang Merah Internasional.

Dalam video yang beredar, seorang tawanan wanita menggunakan alat bantu jalan diapit 4 pejuang Al-Qassam bersenjata. Saat perempuan ini masuk di salah satu kendaraan Palang Merah Internasional, sandera itu melambaikan tangan tanda perpisahan dengan pejuang Brigade Izzudin Al-Qassam dengan senyuman di wajahnya.

Begitu pula saat 4 tawanan Hamas asal Thailand dilepaskan. Para sandera tersenyum, mengacungkan jempol dan melambaikan tangan usai naik ke ambulans.

Tinggal di Rumah, Bukan di Terowongan

Adalah Roongarun Wichanguen, saudara perempuan Vetoon Phoome, seorang sandera asal Thailand berusia 33 tahun yang telah dibebaskan pihak Hamas. Semula ia tidak menyangka saudara kandungnya itu masih hidup.

Roongarun mengungkapkan rasa gembira dan ketidakpercayaannya bahwa saudara laki-lakinya, yang ditahan para mujahidin Al-Qassam selama berminggu-minggu, akhirnya akan kembali ke rumah.

Padahal dia mengira sauadaranya itu mungkin telah disiksa atau terbunuh di terowongan. “Itu di luar dugaan saya. Saya pikir dia termasuk di antara 16 orang yang ditembak mati. Keluarga kami sangat sedih,” ujarnya.

Kepada media ia menceritakan pertemuan dengan saudaranya setelah dibebaskan. “Wajahnya sangat bahagia, dan dia tampak baik-baik saja. Dia mengatakan bahwa dia tidak disiksa, atau diserang, dan telah diberi makanan (mujahidin Al-Qassam, red) yang baik. Dia dirawat dengan sangat baik. Bahkan katanya seperti hanya tinggal di rumah, bukan di terowongan,” ujarnya dalam video yang diunggah presenter Jaringan TV Aljazeera Hosam Yahia di akun media X, hari Ahad, 26 November 2023.

Roongarun Wichanguen mendapatkan kabar Vetoon Phoome akan pulang Sabtu pagi.  “Saya sangat senang karena harapan saya sangat redup, namun tiba-tiba ada harapan,” ujarnya kepada AFP.

Dia melihat foto Vetoon, yang pindah dari provinsi timur laut Nong Bua Lam Phu ke ‘Israel’ lima tahun lalu untuk bekerja di pertanian kentang, dan dia merasa tidak percaya. “Saya memperbesar (foto) dan menemukan saudara laki-laki saya di dalamnya,” katanya.

“Saya sempat video call dengan kakak saya dan wajahnya tampak bahagia,” imbuhnya.

Seorang pejabat Thailand mengkonfirmasi kepada AFP bahwa Vetoon dan Wichai termasuk di antara mereka yang dibebaskan mujahidin Al-Qassam. 

Mirip Yochved Lifshitz

Sementara itu,  Alon Ben David, koresponden khusus pertahanan dan militer di Channel 13 ‘Israel’, telah mengungkapkan kondisi sandera ‘Israel’ yang baru-baru ini dibebaskan oleh Hamas, meskipun ada larangan sensor pihak penjajah.

Dalam sebuah dialog Alon Ben David menyatakan, para tahanan ‘Israel’ itu diperlukan sangat baik oleh mujuahidin Al-Qassam. “Mereka tidak menjadi sasaran penyiksaan atau perlakuan buruk,” ujarnya.

Meski makanan para tawanan sangat langka, penting dicatat, Hamas menyediakan obat-obatan pada tawanan setiap harinya. “Hamas berusaha menyediakan obat-obatan setiap hari, meskipun tidak selalu berhasil,” tambah dia.

Menurut reporter militer di Radio IDF – Galey Tzahal – ini, kegiatan sehari-hari tawanan atau para sandera adalah menjaga rasa kebersamaan, mengingatkan pada kejadian di Kibbutz pada 7 Oktober.

Mereka juga dilaporkan terlibat dalam kegiatan kelompok, pertemuan, dan ceramah, yang memberi mereka kekuatan dalam kondisi bawah tanah (terowongan. Red).

Selain itu, ia menegaskan bahwa pernyataan yang dibuat oleh sandera lansia yang dibebaskan oleh Al-Qassam sebelumnya, Yochved Lifshitz, tentang pengalamannya adalah akurat. Hal ini sekaligus membantah tuduhan media ‘Israel’ sebelumnya.

Padahal, sebelumnya, rezim teroris ‘Israel’ menuduh Hamas telah mencuci otak Yochved Levishz dan para tawanan. “Tapi kata- averi yang diucapkannya (Yochved Levishz, red) benar, dan orang-orang ini membuat pernyataan yang sama. Karena mereka semua berada dalam kelompok yang sama,” tambah pria yang pernah bergabung di ‘Israel’ Broadcasting Authority (IBA) media siaran milik penjajah ‘Israel’.*

Sumber Klik disini

Table of contents

Read more

Local News