Hidayatullah.com– Uskup Australia Christopher Saunders didakwa dengan tuduhan pemerkosaan dan sejumlah kejahatan seksual lain yang terjadi di masa lampau termasuk pedofilia.
Rohaniwan Katolik berusia 74 tahun itu ditangkap hari Rabu (21/2/2024) di Broome, setelah dilakukan investigasi paralel yang diperintahkan oleh kepolisian di wilayah Western Australia dan Paus Fransiskus.
Saunders telah memberi isyarat bahwa dia akan membantah semua dakwaan.
Saunders saat ini sudah dikenai tuduhan dua kasus pemerkosaan, 14 serangan seksual, serta tiga dakwaan perbuatan cabul terhadap anak yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki otoritas atau kekuasaan.
Kejahatan-kejahatan seksual itu terjadi di sejumlah kota kecil di wilayah Western Australia Broome, Kununurra dan perkampungan Aborigin Kalumburu antara tahun 2008 dan 2014.
Hari Kamis (22/4/2024) dia dibebaskan dari tahanan dengan uang jaminan dan diperintahkan untuk tetap tinggal di rumahnya sampai persidangan dimulai pada bulan Juni, lapor Australian Broadcasting Corporation seperti dilansir BBC.
Dalam sebuah pernyataan hari Kamis, Australian Catholic Bishops Conference berjanji akan bekerja sama dengan pihak kepolisian.
“Adalah benar dan patut, serta memang diperlukan, bahwa semua tuduhan itu diselidiki secara menyeluruh,” kata Uskup Agung Perth Timothy Costelloe.
Pertama kali ditahbis sebagai rohaniwan Katolik pada 1976, Saunders menghabiskan sebagian besar masa karirnya di daerah terpencil Kimberley, wilayah paling pojok di barat laut wilayah Western Australia. Dia kemudian diangkat menjadi uskup Broome pada 1996.
Luas wilayah kerja keuskupannya sekitar 770.000 km persegi – areanya kira-kira setara dengan luas wilayah negara Turki – dan sebagiannya merupakan daerah paling terpencil.
Dikenal sebagai sosok yang pandai bersosialisasi dan mengayomi, Saunders kerap mendampingi anak-anak muda berkemah dan pergi memancing. Dia merupakan tokoh dan dan dianggap panutan dalam masyarakat, bahkan ada minuman bir yang diberi nama dengan mengambil namanya.
Tuduhan seksual pertama kali dilayangkan pada tahun 2020, tetapi penyelidikan oleh kepolisian yang kala itu masih tahap awal tidak ditindaklanjuti dan bahkan ditutup tanpa ada tuduhan sama sekali.
.notice-box-green {
border: 2px solid #28a745; /* Green border color */
background-color: #d4edda; /* Light green background color */
padding: 15px;
margin: 20px;
border-radius: 8px;
font-family: inherit; /* Use the theme font from WordPress */
text-align: center; /* Center the text */
}
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Saunders secara sukarela mengundurkan diri dari jabatannya sebagai uskup Broome pada tahun 2020, tetapi tetap mendapatkan status uskup emeritus.
Namun, setelah Paus Fransiskus mengeluarkan perintah pada tahun 2019 supaya kasus-kasus seksual yang melibatkan rohaniwan dan pejabat tinggi Gereja Katolik di seluruh dunia yang terjadi di masa lalu diselidiki kembali, yang dikenal sebagai Vos Estis Lux Mundi, pihak kepolisian bergerak untuk memulai penyelidikan baru.
Selain mendiang Kardinal George Pell, yang sempat dipenjara meskipun kemudian dicabut kasusnya, Saunders merupakan pemuka Katolik dengan jabatan paling senior di Australia yang pernah dijerat dakwaan pedofilia.*
Sumber Klik disini